Unduh PDF Unduh PDF

Bukan kebetulan bahwa kebanyakan orang kaya berinvestasi di pasar saham. Meski Anda tetap bisa saja kehilangan uang, berinvestasi di pasar saham adalah salah satu cara terbaik untuk mencapai keamanan finansial, kemerdekaan, serta kekayaan yang akan bertahan selama beberapa generasi. Baik Anda baru mulai menabung atau sudah menyiapkan dana pensiun, uang Anda harus bekerja secara efektif dan rajin, sama seperti Anda ketika berusaha mendapatkannya. Akan tetapi, untuk berhasil dalam pasar saham, Anda harus mulai dengan pemahaman yang solid mengenai cara kerja pasar saham tersebut. Artikel ini akan menuntun Anda melalui proses membuat keputusan investasi dan menjalani jalur yang tepat untuk menjadi investor yang sukses. Artikel ini bertujuan membicarakan cara berinvestasi di dunia saham secara spesifik. Untuk panduan memperdagangkan saham dan dana gabungan, carilah artikel terkait.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menentukan Tujuan dan Harapan Anda

Unduh PDF
  1. Untuk menentukan tujuan, Anda harus memikirkan hal-hal atau pengalaman-pengalaman yang Anda inginkan dan akan membutuhkan uang. Contohnya, gaya hidup seperti apa yang ingin Anda miliki setelah Anda pensiun? Apa Anda hanya ingin hal-hal yang biasa saja? Gunakan daftar ini untuk membantu Anda menentukan target di langkah berikutnya. [1]
    • Membuat daftar juga akan membantu Anda jika Anda ingin menyimpan uang untuk kebutuhan anak-anak di masa depan. Contohnya, apa Anda ingin mengirim anak-anak Anda ke sekolah swasta atau universitas? Apa Anda ingin membelikan mobil untuk mereka? Apa Anda lebih memilih sekolah negeri dan menggunakan kelebihan uang Anda untuk sesuatu yang lain? Menentukan gambaran yang jelas akan apa yang Anda inginkan akan membantu mengeset target untuk menyimpan uang dan berinvestasi.
  2. Untuk membuat rencana investasi, Anda harus terlebih dahulu memahami mengapa Anda ingin berinvestasi. Dengan kata lain, target finansial seperti apa yang Anda inginkan, dan seberapa banyak yang harus Anda investasikan untuk dapat memenuhi target tersebut? Target Anda harus sespesifik mungkin, agar Anda tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapainya. [2]
    • Target-target finansial populer termasuk membeli rumah, membayar biaya pendidikan di universitas bagi anak Anda, mempersiapkan dana darurat, dan menabung untuk biaya pensiun. Alih-alih menentukan target yang umum seperti “memiliki rumah,” pilih target yang spesifik: “Menabung sebesar Rp600 juta untuk uang muka rumah seharga Rp3 M (kebanyakan rumah kredit mengharuskan pembayaran di muka sebesar 20 hingga 25% untuk mendapatkan suku bunga yang terbaik). [3]
    • Sebagian besar penasihat investasi akan menyarankan agar Anda menyimpan setidaknya delapan kali gaji untuk kebutuhan masa pensiun. Hal ini akan memastikan Anda bisa pensiun dengan dana sebesar 85% dari pendapatan tahunan Anda. [4] Contohnya, jika Anda pensiun dengan gaji sebesar Rp8 juta, Anda harus berjuang untuk setidaknya mengumpulkan Rp64 juta setiap tahun untuk menghidupi diri sendiri di masa-masa pensiun awal.
    • Gunakan kalkulator biaya kuliah untuk menentukan berapa uang yang harus Anda simpan bagi pendidikan anak, berapa biaya yang diharapkan bisa Anda kontribusikan, serta berbagai tipe bantuan keuangan yang mungkin bisa didapatkan oleh anak Anda - berdasarkan pendapatan serta total nilai aset Anda. Ingatlah, bahwa biaya-biaya ini akan sangat bervariasi, tergantung pada lokasi dan tipe sekolah yang Anda inginkan (misalnya swasta, negeri, dll.). Ingat juga bahwa pengeluaran di masa kuliah tidak hanya mencakup biaya pendidikannya, tetapi juga ongkos-ongkos lain, seperti biaya tempat kos, transportasi, buku, serta perlengkapan kuliah. [5] [6]
    • Perhitungkan faktor waktu saat menentukan target Anda. Hal ini terutama berlaku untuk proyek-proyek jangka panjang seperti dana pensiun. Contohnya: John mulai menyimpan uang pada usia 20 dengan menggunakan akun dana pensiun, dengan suku bunga sebesar 8%. Ia bisa menyimpan Rp30 juta setahun selama 10 tahun ke depan, lalu berhenti menabung tetapi tetap membiarkan uang di dalam akunnya tidak tersentuh. Saat ia berumur 65 tahun, total uangnya akan berjumlah Rp6,4 M. [7]
    • Banyak situs menyediakan “kalkulator tabungan” yang bisa menunjukkan kepada Anda mengenai pertumbuhan investasi dalam jangka waktu dan suku bunga tertentu. Meski situs-situs web ini bukanlah pengganti saran dari seorang profesional di bidang keuangan, kalkulatornya bisa memberikan gambaran kasar bagi Anda untuk memulai. [8]
    • Setelah Anda menentukan target, gunakan perbedaan posisi keuangan Anda di masa sekarang dan di masa depan yang Anda inginkan, untuk menentukan suku bunga yang diperlukan demi tercapainya target tersebut.
  3. Tindakan yang Anda ambil untuk mendapatkan bunga sama dengan risiko yang diperlukan. Faktor risiko Anda memiliki dua variabel: kemampuan Anda untuk mengambil risiko, dan kemauan Anda untuk melakukannya. [9] Ada beberapa pertanyaan penting yang harus Anda ajukan ke diri sendiri di tahap ini, misalnya: [10]
    • Pada tahap kehidupan mana Anda berada? Dengan kata lain, apa pendapatan Anda rendah atau lebih mendekati titik puncak dari potensi Anda?
    • Apa Anda mau menerima risiko yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak?
    • Berapa lama jangka waktu tujuan investasi Anda?
    • Seberapa likuid (likuiditas berbicara tentang hal-hal yang langsung bisa diubah menjadi uang) aset yang Anda perlukan untuk mencapai target jangka pendek serta mempertahankan tabungan dalam jumlah yang cukup? Jangan berinvestasi di pasar saham sebelum Anda punya tabungan dana darurat sebesar enam hingga dua belas bulan dari biaya hidup sehari-hari. Hal ini untuk berjaga-jaga jika Anda kehilangan pekerjaan. Jika Anda harus melikuidasi saham setelah menahannya dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, ini berarti Anda hanya berspekulasi, bukan berinvestasi.
    • Jika profil risiko dari sebuah investasi potensial tidak sesuai dengan tingkat toleransi Anda maka hal ini berarti tidak cocok dengan Anda. Lupakan saja.
    • Alokasi aset Anda akan bervariasi berdasarkan pada tahap kehidupan Anda. Contohnya, Anda mungkin memiliki persentase investasi yang lebih tinggi di pasar saham saat Anda muda. Selain itu, jika karier Anda stabil dan membayarkan gaji yang cukup baik, maka pekerjaan Anda akan menjadi seperti sebuah ikatan: Anda bisa mengandalkannya untuk mendapatkan pemasukan jangka panjang yang stabil. Hal ini membuat Anda bisa mengalokasikan lebih banyak dalam pasar saham. Sebaliknya, jika pekerjaan Anda tidak menghasilkan pendapatan yang stabil, misalnya Anda adalah pedagang saham atau broker investasi, Anda harus mengalokasikan lebih sedikit uang dalam pasar saham dan lebih banyak uang untuk mencapai stabilitas dari reksadana. Walau saham membuat aset Anda bertumbuh lebih cepat, saham juga menghasilkan risiko yang lebih besar. Seiring bertambahnya usia, Anda bisa berpindah ke investasi yang lebih stabil, seperti reksadana. [11]
  4. Luangkan sebanyak mungkin waktu untuk membaca tentang pasar saham dan dunia ekonomi secara luas. Dengarkan masukan serta prediksi para ahli untuk mengembangkan rasa akan keadaan ekonomi dan jenis-jenis saham yang berharga. Ada beberapa buku investasi klasik yang bisa membantu Anda untuk memulai:
    • The Intelligent Investor dan Security Analysis karya Benjamin Graham adalah buku investasi untuk pemula yang sangat baik.
    • The Interpretation of Financial Statements karya Benjamin Graham dan Spencer B. Meredith. Buku ini berisikan cara pendek dan cepat untuk membaca pernyataan-pernyataan keuangan.
    • Expectations Investing karya Alfred Rappaport, Michael J. Mauboussin. Buku yang sangat mudah dibaca ini memberikan perspektif baru dari analisis keamanan serta merupakan pelengkap yang cocok untuk buku-buku karya Benjamin Graham.
    • Common Stocks and Uncommon Profits (serta judul-judul lainnya) karya Philip Fisher. Warren Buffett pernah berkata bahwa ia terdiri dari 85 persen Graham dan 15 persen Fisher. Bisa jadi ia sedang mengecilkan pengaruh Fisher dalam membentuk gaya investasinya.
    • "The Essays of Warren Buffett," yang merupakan kumpulan surat tahunan Warren Buffet kepada para pemegang saham. Seluruh kekayaan Warren Buffet berasal dari investasi, dan ia memiliki banyak saran yang berguna bagi orang-orang yang ingin mengikuti jejaknya. Buffet menyediakan surat-surat ini untuk dibaca di internet dengan gratis: www.berkshirehathaway.com/letters/letters.html.
    • The Theory of Investment Value karya John Burr Williams, yang merupakan salah satu buku terbaik dalam hal membahas harga saham.
    • One Up on Wall Street dan Beating the Street , keduanya ditulis oleh Peter Lynch. Peter adalah seorang manajer keuangan yang sukses. Buku-buku ini mudah dibaca, informatif, dan menghibur.
    • Extraordinary Popular Delusions and the Madness of Crowds karya Charles Mackay dan Reminiscences of a Stock Operator karya William Lefevre. Kedua buku ini menggunakan contoh-contoh dari kehidupan nyata untuk memberikan gambaran tentang bahayanya reaksi emosional serta rasa tamak yang berlebihan dalam pasar saham.
    • Anda juga bisa mengikuti kursus-kursus investasi dasar atau pemula yang ditawarkan di internet. Terkadang, kursus-kursus ini tersedia secara gratis, ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan seperti Morningstar dan T.D. Ameritrade. [12] [13] Beberapa universitas tertentu, seperti Stanford, menawarkan kursus-kursus investasi daring. [14]
    • Pusat-pusat komunitas serta pendidikan bagi orang dewasa mungkin juga menyediakan kursus keuangan. Kursus-kursus yang mereka tawarkan biasanya gratis atau berbiaya rendah, dan bisa memberikan pandangan menyeluruh yang solid akan dunia investasi bagi Anda. Carilah daring untuk menemukan kursus di area tempat tinggal Anda.
    • Berlatihlah “di atas kertas.” Berpura-puralah membeli dan menjual kembali saham dengan menggunakan harga penutup setiap hari. Anda bisa benar-benar melakukannya di atas kertas, atau Anda bisa mendaftar untuk mendapatkan akun latihan daring gratis di situs-situs seperti How the Market Works. Berlatih akan membantu melatih strategi serta pengetahuan Anda, tanpa harus mengambil risiko untuk kehilangan uang sungguhan. [15]
  5. Baik Anda seorang profesional atau pemula, langkah ini sulit dilakukan, karena melibatkan aspek seni dan ilmu pengetahuan. Anda harus mengembangkan kemampuan untuk mengumpulkan data keuangan dalam jumlah yang besar tentang performa pasar. Anda juga harus mengembangkan “perasaan” akan apa yang ditunjukkan dan tidak ditunjukkan oleh data tersebut.
    • Inilah mengapa banyak investor membeli saham dari produk-produk yang mereka kenal dan gunakan. [16] Pertimbangkan produk-produk yang Anda miliki di rumah. Mulai dari apa yang ada di ruang tamu hingga di dalam kulkas, Anda tentunya sangat mengetahui produk-produk ini dan bisa menilai performanya dengan cepat serta intuitif, dengan membandingkan produk-produk sejenis dari para kompetitor.
    • Untuk produk-produk rumahan, cobalah membayangkan kondisi ekonomi yang bisa mencegah Anda membelinya, atau membuat Anda mencari produk yang berkualitas lebih baik/buruk.
    • Jika kondisi ekonomi memungkinkan orang-orang membeli produk yang Anda kenal, mungkin ini bisa dijadikan pertimbangan bahwa Anda bisa berinvestasi pada produk tersebut.
  6. Saat mencoba mengembangkan harapan umum mengenai kondisi pasar dan jenis perusahaan yang mungkin sukses di kondisi ekonomi sekarang atau masa depan, Anda harus membuat prediksi dalam beberapa area spesifik, termasuk:
    • Arah suku bunga dan inflasi, dan bagaimana kedua hal ini bisa memengaruhi pendapatan tetap atau pembelian dana ekuitas. [17] Saat suku bunga rendah, akan ada lebih banyak konsumen serta pebisnis yang memiliki uang. Konsumen punya uang lebih banyak sehingga bisa membeli lebih banyak barang. Hal ini membuat pendapatan perusahaan meningkat, sehingga perusahaan bisa berinvestasi untuk mengembangkan bisnisnya. Maka, suku bunga yang lebih rendah akan menghasilkan kenaikan dalam harga saham. Sebaliknya, suku bunga yang meningkat bisa mengurangi harga saham. Suku bunga yang tinggi membuat meminjam uang menjadi sulit atau mahal. Konsumen akan lebih berhemat dan perusahaan lebih punya sedikit uang untuk berinvestasi. Tingkat pertumbuhan mungkin terhenti atau menurun. [18]
    • Siklus ekonomi, termasuk pandangan makroekonomi yang luas. [19] Inflasi adalah kenaikan harga secara umum dalam suatu jangka waktu tertentu. Inflasi dalam tingkat sedang atau “terkontrol” biasanya dianggap baik bagi ekonomi dan pasar saham. Suku bunga yang rendah, yang dikombinasikan dengan inflasi tingkat sedang, akan menghasilkan efek positif pada pasar. Suku bunga yang tinggi dan deflasi biasanya akan mengakibatkan harga saham turun. [20]
    • Kondisi-kondisi yang diinginkan dalam sektor-sektor ekonomi spesifik, termasuk pandangan mikroekonomi. [21] Beberapa industri tertentu biasanya dianggap memiliki performa baik dalam periode pertumbuhan ekonomi, misalnya otomotif, konstruksi, dan penerbangan. Pada keadaan ekonomi yang kuat, konsumen lebih mungkin merasa yakin akan masa depannya, jadi mereka menghabiskan lebih banyak uang dan membeli lebih banyak barang. Industri-industri serta perusahaan-perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan “bersiklus.” [22]
    • Industri-industri lain akan memiliki performa yang baik dalam keadaan ekonomi yang buruk atau sedang menurun. Industri-industri serta perusahaan-perusahaan ini biasanya tidak dipengaruhi oleh keadaan ekonomi. Contohnya, perusahaan kebutuhan dasar dan asuransi, yang kurang terpengaruh oleh tingkat keyakinan konsumen akan masa depannya, karena toh mereka masih harus membayar biaya listrik dan asuransi kesehatan. Industri-industri serta perusahaan-perusahaan ini disebut sebagai perusahaan “defensif” atau “kontrasiklus.” [23]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mewujudkan Investasi

Unduh PDF
  1. Dengan kata lain, tentukan berapa banyak uang yang akan Anda gunakan dalam berbagai jenis investasi.
    • Tentukan berapa banyak uang yang akan diinvestasikan dalam saham, logam mulia, berapa banyak yang akan dialokasikan untuk alternatif-alternatif yang lebih agresif, serta berapa banyak yang tetap akan Anda pertahankan sebagai uang tunai serta ekuivalennya (misalnya sertifikat deposito, sertifikat harta karun, dll.). [24]
    • Tujuannya di sini adalah menentukan titik awal berdasarkan harapan akan pasar dan toleransi risiko. [25]
  2. Tujuan terkait "risiko dan hasil" Anda akan membantu mengeliminasi beberapa pilihan. Sebagai seorang investor, Anda bisa memilih membeli saham perusahaan individu, seperti Apple atau McDonalds. Inilah tipe investasi yang paling mendasar. Pendekatan bawah ke atas ( bottom-up ) terjadi saat Anda membeli dan menjual setiap saham secara independen berdasarkan proyeksi Anda akan harga serta dividennya di masa depan. Berinvestasi langsung di pasar saham tidak akan melibatkan ongkos seperti pada reksadana, tetapi membutuhkan lebih banyak usaha untuk memastikan adanya diversifikasi dalam tingkat yang baik.
    • Pilih saham yang paling memenuhi kebutuhan investasi Anda. Jika Anda termasuk orang berpenghasilan tinggi, hanya memiliki sedikit kebutuhan di masa sekarang/mendadak, serta memiliki toleransi risiko yang tinggi, pilih saham yang tidak atau hanya membagikan sedikit dividen, tetapi memiliki tingkat pertumbuhan yang diharapkan pada level di atas rata-rata.
    • Dana indeks berbiaya rendah biasanya lebih murah daripada dana terkelola aktif. [26] Dana ini menawarkan keamanan yang lebih karena model investasinya berdasarkan indeks-indeks yang sudah tepercaya serta dijadikan acuan. Contohnya, sebuah dana indeks mungkin memilih tingkat performa yang mengandung saham-saham dari perusahaan di dalam indeks S&P 500. Dana ini akan digunakan untuk membeli sebagian besar atau seluruh aset yang sama, sehingga hasilnya akan setara (tetapi tidak melebihi) performa pada indeks tersebut. Opsi ini dianggap cukup aman tetapi tidak terlalu menarik. Para penasihat saham aktif biasanya tidak menyarankan jenis investasi seperti ini. [27] Dana indeks bisa sangat cocok bagi para investor pemula. [28] Membeli dan menahan secara "no-load" pada dana indeks berbiayadengah dan menggunakan strategi rerata biaya telah terbukti berhasil memberikan hasil yang lebih baik daripada banyak dana mutual aktif dalam jangka panjang. Pilihlah dana indeks dengan rasio pengeluaran dan keuntungan tahunan terkecil. Bagi para investor yang memiliki kurang dari Rp1 M untuk diinvestasikan, dana indeks adalah salah satu cara terbaik untuk investasi jangka panjang. Akan tetapi, jika Anda punya lebih dari Rp1 M untuk diinvestasikan, saham individu biasanya menjadi pilihan yang lebih baik, karena semua dananya melibatkan ongkos yang proporsional terhadap ukuran aset Anda. Bahkan dana indeks berbiaya sangat rendah, yang hanya mengenakan ongkos 0,05% dari rasio pengeluaran tahunan, akan menghabiskan uang dalam jumlah yang banyak seiring dengan berjalannya waktu. Jika kita berasumsi keuntungan tahunannya 10%, rasio pengeluaran sebesar Rp10 M akan menghabiskan biaya sekitar Rp2,36 M dalam waktu 30 tahun (bandingkan dengan saldo investasi sejumlah Rp31,5 M setelah 30 tahun). Pelajari tentang cara menentukan membeli saham atau reksadana untuk mendapatkan informasi lebih lanjut apakah saham individu atau dana mutual lebih cocok untuk Anda.
    • Exchange-traded fund ( ETF ) adalah sejenis dana indeks yang diperdagangkan seperti saham. ETF tidak dikelola (sedangkan saham selalu dibeli dan dijual kembali dengan dana terkelola yang aktif) dan biasanya bisa diperdagangkan tanpa komisi. Anda bisa membeli ETF yang didasarkan pada sebuah indeks spesifik, atau pada industri atau komoditas spesifik, seperti emas. [29] ETF adalah pilihan lain yang juga cocok untuk investor pemula.
    • Anda juga bisa berinvestasi dalam dana mutual terkelola aktif. Dana ini mengumpulkan uang dari banyak investor dan menginvestasikannya dalam dua bidang utama: saham dan logam mulia. Para investor individual lalu akan membeli saham portofolionya. [30] Manajer dana biasanya membuat portofolio dengan target tertentu, misalnya pertumbuhan jangka panjang. Akan tetapi, karena dana-dana ini dikelola secara aktif (yang berarti para manajer selalu membeli serta menjual saham untuk mencapai target dananya), ongkosnya bisa lebih mahal. Rasio pengeluaran dana mutual bisa saja lebih besar daripada keuntungannya serta menghambat pertumbuhan keuangan Anda. [31]
    • Beberapa perusahaan menawarkan portofolio khusus untuk investor masa pensiun. Ini merupakan dana “alokasi aset" atau "tanggal target" yang akan disesuaikan secara otomatis berdasarkan usia. Contohnya, portofolio Anda mungkin lebih banyak mengandung ekuitas saat Anda lebih muda, dan akan secara otomatis dipindahkan lebih banyak ke reksadana pendapatan tetap saat Anda lebih tua. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan ini melakukan apa yang akan Anda lakukan untuk diri sendiri seiring dengan pertambahan usia. [32] Ketahuilah bahwa dana-dana ini biasanya menghasilkan pengeluarna yang lebih besar daripada dana indeks simpel dan ETF, tetapi menawarkan layanan yang tidak ditawarkan oleh kedua jenis investasi tersebut.
    • Anda harus memperhitungkan biaya serta ongkos transaksi saat memilih investasi Anda. Biaya dan ongkos bisa menghabiskan keuntungan serta mengurangi pertumbuhan keuangan Anda. Adalah hal yang penting untuk mengetahui biaya-biaya yang akan dikenakan saat Anda membeli, menahan, atau menjual saham. Biaya-biaya transaksi umum termasuk komisi, sebaran tawaran-pertanyaan, selipan, pajak khusus, [33] , serta pajak negara. Untuk opsi investasi dana, biayanya mungkin berupa ongkos manajemen, tenaga penjual, penebusan, biaya tukar, pengelolaan akun, serta pengeluaran operasional. [34]
  3. Nilai intrinsik adalah harga sebuah saham. Nilai ini bisa berbeda dari harga saham di masa kini. Harga yang tepat untuk membayar pada umumnya adalah sebagian dari nilai intrinsik, untuk memberikan margin keamanan/ margin of safety (MOS). MOS mungkin berkisar di antara nilai 20 hingga 60&, tergantung pada tingkat ketidakyakinan dalam perkiraan nilai intrinsik Anda. Ada banyak teknik yang digunakan untuk menilai saham:
    • Model diskon dividen: nilai saham adalah nilai saat ini dari semua dividennya di masa depan. Maka, nilai saham = dividen per bagian, yang dibagi dengan perbedaan antara nilai diskon serta tingkat pertumbuhan dividen. [35] Contohnya, PT A membayar dividen tahunan sebesar Rp10.000,00 per saham, yang diharapkan tumbuh 7% per tahun. Jika biaya modal awal Anda (tingkat diskon) adalah 12%, maka saham PT A bernilai Rp10.000,00/(.12-.07) = Rp20.000,00 per saham.
    • Model discounted cash flow (DCF): nilai saham merupakan nilai saat ini dari semua aliran uang di masa depan. Maka, DCF = CF1/(1+r)^1 + CF2/(1+r)^2 + ... + CFn/(1+r)^n, dengan CFn = aliran uang dalam jangka waktu tertentu, dan n serta r = tingkat diskon. Kalkulasi DCF pada umumnya memproyeksikan tingkat pertumbuhan aliran dana bebas (yang berarti aliran dana operasional dikurangi pengeluaran modal) selama 10 tahun ke depan, untuk memperhitungkan nilai pertumbuhan serta memperkirakan tingkat pertumbuhan terminal, setelahnya digunakan untuk memperhitungkan nilai terminal. Kedua nilai ini lalu dijumlahkan untuk mendapatkan nilai saham DCF. Contohnya, jika PT A memiliki FCF sebesar Rp20.000,00/saham, dengan pertumbuhan FCF yang diharapkan sebesar 7% selama 10 tahun ke depan dan 4% setelahnya, serta tingkat diskon 12%, sahamnya akan memiliki nilai pertumbuhan sebesar Rp15.690,00 dan nilai terminal sebesar Rp16.460,00 serta berharga Rp32.150,00 per saham.
    • Metode perbandingan: metode-metode ini menghargai saham berdasarkan harganya secara relatif terhadap pendapatan (P/E), nilai buku (P/B), penjualan (P/S), atau aliran dana (P/CF). Metode ini membandingkan rasio harga saham saat ini dengan tingkat tertentu yang pantas serta rasio historis rata-rata saham tersebut, untuk menentukan harga jual saham.
  4. Setelah Anda menentukan saham yang akan dibeli, saatnya mewujudkannya. Cari firma broker yang memenuhi kebutuhan Anda dan mulailah memesan.
    • Anda bisa membeli broker diskon, yang akan memesan saham yang ingin Anda beli. Anda juga bisa memilih firma broker berlayanan penuh, harganya mungkin akan lebih mahal, tetapi firma seperti ini akan menyediakan informasi serta bimbingan. [36] Lakukan bagian Anda dengan memeriksa situs mereka dan melihat penilaian daring orang-orang akan performanya untuk menemukan yang terbaik bagi Anda. Faktor terpenting yang harus dipertimbangkan di sini adalah berapa banyak komisi yang diminta dan ongkos lain apa yang mungkin ada. Beberapa broker menawarkan perdagangan saham secara gratis jika portofolio Anda mencapai nilai minimal tertentu (misalnya Merrill Edge Preferred Rewards), atau jika Anda berinvestasi pada sebuah daftar saham pilihan dengan perusahaan-perusahaan yang membayar biaya transaksinya (misalnya loyal3).
    • Beberapa perusahaan menawarkan rencana pembelian saham langsung (DSPP) yang memungkinkan Anda membeli saham mereka tanpa jasa broker. Jika Anda berencana membeli dan menahan rerata biaya, ini mungkin menjadi opsi terbaik Anda. Carilah daring atau hubungi atau tulis surat kepada perusahaan yang sahamnya ingin Anda beli, untuk mencari tahu jika perusahaan tersebut memiliki rencana DSPP. [37] Perhatikan jadwal biaya dan pilihlah rencana yang berongkos rendah atau sama sekali tidak berongkos.
  5. Lakukan diversifikasi di berbagai sektor, industri, ukuran perusahaan, dan gaya ("tingkat pertumbuhan" vs. "nilai").
  6. Hindari godaan menjual saat pasar sedang mengalami hari, bulan, atau tahun yang buruk. Arah jangka panjang dari pasar saham selalu meningkat. Sebaliknya, hindari godaan mendapat keuntungan (menjual) jika saham Anda telah naik 50 persen atau lebih. Selama kondisi fundamental perusahaannya masih baik, jangan jual (kecuali Anda benar-benar membutuhkan uangnya). Akan tetapi, Anda tetap bisa menjual saat harga saham benar-benar meningkat dalam persentase yang tinggi (lihat langkah 3 bagian ini), atau jika kondisi fundamental yang terlibat telah berubah secara drastis dibandingkan saat Anda membeli saham, sehingga perusahaannya kelihatan tidak akan untung lagi.
  7. Investasi rerata biaya mewajibkan Anda membeli dalam harga rendah dan menjual dalam harga tinggi. Cara ini adalah strategi simpel yang efektif. Tentukan sebuah persentase tertentu dari gaji Anda untuk membeli saham.
    • Ingatlah bahwa pasar yang turun berarti kesempatan membeli. Jika pasar saham lesu, setidaknya hingga 20%, ubah lebih banyak uang menjadi saham. Jika pasar saham turun hingga 50%, pindahkan semua uang dan logam mulia ke pasar saham. Hal ini mungkin terdengar menakutkan, tetapi pasar selalu berhasil bangkit kembali, bahkan saat masa resesi di antara tahun 1929 dan 1932. Para investor tersukses membeli saham saat saham tersebut "sedang diobral."
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Memonitor dan Mempertahankan Portofolio Anda

Unduh PDF
  1. Menentukan titik pencapaian yang tepat diperlukan agar Anda bisa mengukur performa saham jika dibandingkan dengan harapan Anda. Tentukan standar akan seberapa banyak pertumbuhan yang Anda butuhkan untuk setiap tipe investasi spesifik agar Anda tetap bisa mempertahankan investasi Anda. [38]
    • Biasanya titik-titik ini didasarkan pada performa dari berbagai indeks pasar yang beragam. Hal ini membuat Anda bisa menentukan apakah investasi Anda berperforma sebaik kondisi pasar secara umum. [39]
    • Mungkin hasilnya berlawanan dengan intuisi, tetapi hanya karena sebuah saham naik harganya, hal ini tidak berarti saham tersebut merupakan investasi yang baik, terutama jika kenaikannya lebih lambat daripada saham-saham serupa. Begitu juga sebaliknya, tidak semua investasi yang menurun berarti buruk (terutama saat investasi-investasi serupa lainnya berperforma jauh lebih buruk).
  2. Anda harus membandingkan performa setiap investasi dengan harapan yang Anda tentukan untuk menentukan seberapa berharganya pilihan Anda. Hal ini juga berlaku saat Anda ingin mengambil keputusan untuk alokasi aset lainnya.
    • Investasi yang tidak memenuhi harapan harus dijual agar uang Anda bisa diinvestasikan di tempat lain, kecuali Anda punya alasan kuat untuk percaya bahwa harapan Anda akan segera terpenuhi.
    • Sediakan waktu hingga investasi Anda berkembang. Performa satu atau bahkan tiga tahun tidaklah berarti bagi investor jangka panjang. Pasar saham adalah mesin voting dalam jangka pendek dan mesin penilai dalam jangka panjang.
  3. Setelah Anda membeli saham, Anda harus memonitor performa investasi Anda secara berkala. [40]
    • Keadaan dan opini selalu berubah. Kedua hal ini adalah bagian dari investasi. Kuncinya adalah dengan memproses serta menganalisis semua informasi baru dengan benar serta mengimplementasi perubahan yang dituliskan berdasarkan panduan pada langkah-langkah sebelumnya.
    • Pertimbangkan apakah ekspektasi pasar Anda benar. Jika tidak, mengapa? Gunakan jawabannya untuk memperbarui harapan serta portofolio investasi Anda.
    • Pertimbangkan apakah portofolio Anda berperforma dalam parameter risiko Anda. Mungkin saja saham Anda berperforma baik, tetapi investasinya lebih goyah dan berisiko daripada yang Anda harapkan. Jika Anda tidak nyaman dengan risiko ini, mungkin sudah saatnya Anda mengganti jenis investasi.
    • Pertimbangkan apakah Anda mampu mencapai tujuan yang telah Anda tetapkan. Mungkin investasi Anda bertumbuh dalam parameter risiko yang bisa diterima, tetapi terlalu lambat untuk memenuhi tujuan Anda. Jika ini kasusnya, saatnya mempertimbangkan investasi yang baru.
  4. Ingat, Anda adalah seorang investor, bukan penjudi. Selain itu, setiap kali Anda mendapat keuntungan, Anda harus membayar pajak negara. Jangan lupa juga bahwa setiap perdagangan akan memiliki biaya broker tertentu.
    • Hindari tips saham. Lakukan sendiri riset Anda dan jangan begitu saja memercayai tips saham mana pun, bahkan dari orang dalam. Warren Buffet mengatakan bahwa ia membuang semua surat yang dikirimkan kepadanya untuk menyarankan sebuah saham tertentu. Ia bilang para pemberi tips ini dibayar untuk mengatakan hal-hal yang baik tentang sebuah saham agar perusahaan pemiliknya bisa mendapatkan uang.
    • Jangan anggap serius liputan media tentang pasar saham. Berfokuslah untuk berinvestasi dalam jangka panjang (setidaknya 20 tahun), dan jangan sampai perhatian Anda teralihkan dengan perubahan harga jangka pendek.
  5. Jangan pernah berhenti belajar, dan lanjutkan membaca sebanyak mungkin buku serta artikel yang ditulis oleh para ahli, yang telah berhasil berinvestasi dalam jenis pasar yang menarik perhatian Anda. Baca juga artikel-artikel yang membantu Anda dalam aspek emosional serta psikologis, agar Anda bisa mengatasi naik turunnya partisipasi dalam pasar saham. Anda harus tahu cara memilih yang terbaik saat berinvestasi di dunia saham, dan bahkan saat Anda mengambil keputusan yang bijak, Anda tetap harus bersiap menghadapi kerugian yang mungkin terjadi.
    Iklan


Tips

  • Wall Street berfokus pada jangka pendek. Ini karena prediksi masa depan sulit dibuat, terutama dalam jangka yang sangat panjang. Kebanyakan analisnya memproyeksikan pemasukan hingga sepuluh tahun dan menggunakan analisis aliran kas diskon untuk menentukan harga target. Anda hanya bisa mengambil keuntungan dari pasar jika Anda menahan saham selama bertahun-tahun.
  • Tujuan penasihat keuangan/broker adalah mempertahankan Anda sebagai klien agar mereka tetap bisa menghasilkan uang dari Anda. Mereka akan menyarankan Anda untuk melakukan diversifikasi agar portofolio Anda mengikuti indeks Dow dan S&P 500. Dengan demikian, mereka akan selalu memiliki alasan mengelak saat harga saham Anda turun. Kebanyakan broker/penasihat keuangan hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang perekonomian di bisnis ini. Warren Buffet terkenal karena ia mengatakan, "Risiko hanyalah bagi orang-orang yang tidak mengetahui apa yang mereka lakukan."
  • Beli dari perusahaan yang tidak atau hanya memiliki sedikit saingan. Perusahaan penerbangan, retail, serta produsen otomotif biasa dianggap buruk untuk investasi jangka panjang, karena industrinya sangat kompetitif. Hal ini ditunjukkan dari margin keuntungan yang rendah dalam pernyataan pendapatan mereka. Secara umum, jauhi industri-industri musiman atau tren seperti retail dan industri ketat seperti perusahaan kebutuhan dasar dan penerbangan, kecuali pemasukan serta pertumbuhan pendapatannya konsisten dalam jangka panjang. Hanya ada sedikit yang seperti ini.
  • Informasi adalah garis hidup investasi yang sukses dalam pasar saham dan pendapatan tetap. Kuncinya adalah tetap disiplin dalam melaksanakan riset dan menganalisis performanya melalui pemonitoran dan penyesuaian.
  • Pertimbangkan bias Anda dan jangan biarkan emosi menuntun keputusan Anda. Percayai diri sendiri dan prosesnya maka Anda akan berada dalam jalur yang benar untuk menjadi seorang investor yang sukses.
  • Ingat, Anda tidak sedang memperdagangkan kertas dengan harga yang naik turun. Anda membeli saham dari sebuah bisnis. Hanya, kesehatan serta keuntungan bisnis dan harga yang akan Anda bayarkan harus menjadi dua faktor yang memengaruhi keputusan Anda.
  • Cari peluang membeli saham berkualitas tinggi saat harganya rendah. Inilah inti investasi.
  • Jangan lihat nilai portofolio Anda lebih dari sekali dalam setahun. Jika Anda terperangkap dalam emosi Wall Street, Anda hanya akan tergoda menjual investasi yang mungkin akan sangat menguntungkan dalam jangka panjang. Sebelum Anda membeli saham, ajukan pertanyaan ini ke diri sendiri, "Jika harganya turun, apa saya akan menjualnya atau ingin membeli lebih banyak?" Jangan membelinya jika jawaban Anda adalah yang pertama.
  • Pahami mengapa saham blue chip dianggap sebagai investasi yang baik: kualitasnya didasarkan pada pendapatan serta pertumbuhan pemasukan yang konsisten. Mengidentifikasi perusahaan dalam area ini sebelum orang lain akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi Anda. Pelajari cara menjadi investor bottom up .
  • Perusahaan bernama besar menjadi pilihan yang bagus. Contohnya, Coca-Cola, Johnson & Johnson, Procter & Gamble, 3M, dan Exxon.
  • Berinvestasilah pada perusahaan yang berorientasi pada pemegang sahamnya. Kebanyakan bisnis lebih memilih menghabiskan keuntungannya untuk membeli pesawat jet pribadi bagi CEO mereka daripada membayarkan dividen. Beberapa bukti yang menunjukkan bahwa suatu perusahaan berorientasi pada pemegang saham adalah kompensasi eksekutif jangka panjang, pengeluaran opsional saham, investasi modal yang baik, kebijakan dividen yang adil, serta EPS dan nilai buku per saham yang terus bertumbuh.
  • Pertimbangkan dan cari tahu tentang rencana-rencana keuangan legal yang bisa membantu Anda menghemat pajak.
  • Sebelum membeli saham, cobalah perdagangan "di atas kertas" untuk sementara waktu. Ini adalah simulasi perdagangan saham. Perhatikan nilai saham, dan catat tindakan beli serta menjual yang akan Anda lakukan jika Anda sudah benar-benar mulai berdagang. Periksa untuk melihat apakah keputusan investasi Anda berhasil. Setelah Anda menemukan sistem yang efektif dan kelihatan sukses serta Anda mulai nyaman dengan cara kerja pasar, cobalah berdagang saham sungguhan. [41]
Iklan

Peringatan

  • Hanya investasikan uang yang memang tidak terlalu dibutuhkan. Harga saham bisa turun drastis dalam jangka pendek, sehingga bahkan sebuah investasi yang terlihat pintar bisa berakibat buruk.
  • Dalam hal uang, orang-orang mungkin berbohong untuk menyelamatkan harga dirinya. Saat seseorang menawarkan tips yang menarik, ingatlah bahwa hal tersebut hanyalah sebuah opini. Pertimbangkan sumbernya.
  • Jangan mencoba menganalisis waktu pasar dengan menebak kapan saham akan berbalik arah. Tidak ada seorang pun (kecuali para pembohong) yang bisa melakukan hal ini.
  • Jangan lakukan perdagangan sehari, perdagangan mengayun, atau berdagang saham hanya untuk keuntungan jangka pendek. Ingat, semakin sering Anda berdagang, semakin banyak komisi yang Anda keluarkan, maka keuntungan Anda akan berkurang. Selain itu, keuntungan jangka pendek dipajaki lebih besar daripada jangka panjang (di atas satu tahun). Alasan terbaik untuk menghindari perdagangan jangka pendek adalah karena kesuksesan dalam dunia saham memerlukan keahlian, pengetahuan, serta keberanian dan keberuntungan yang besar. Perdagangan ini bukan untuk mereka yang tidak berpengalaman.
  • Jangan beli saham bermargin. Harga saham mungkin mengalami fluktuasi drastis tanpa peringatan, dan menggunakan peningkatan bisa membuat Anda tersingkir. Jangan sampai Anda membeli saham bermargin, lalu melihat harganya turun 50 persen atau lebih, sehingga Anda merugi, hanya untuk kembali untung saat harganya naik lagi. Membeli saham bermargin bukanlah investasi, hal ini adalah spekulasi.
  • Jangan bertransaksi dengan membabi buta. Dengan kata lain, jangan beli saham yang hanya memberikan sedikit keuntungan dan terlihat murah. Kebanyakan saham dihargai murah untuk suatu alasan. Hanya karena sebuah saham yang tadinya diperdagangkan pada harga di atas $100 sekarang berharga $1, bukan berarti harganya tidak bisa turun lebih dalam. Semua harga saham bisa turun hingga nol, dan banyak kasus seperti ini yang telah terjadi.
  • Tetaplah berinvestasi dalam dunia saham, dan hindari opsi serta derivatif. Hal-hal ini bersifat spekulasi, bukan investasi. Kemungkinan terbaik Anda untuk mendapatkan keuntungan adalah dengan saham. Anda lebih mungkin kehilangan uang melalui opsi serta derivatif.
  • Jangan gunakan analisis teknis, yang merupakan teknik bagi para pedagang, bukan investor. Efektivitasnya sebagai alat investasi telah lama diperdebatkan dengan sengit.
  • Jangan percayai saran investasi dari siapa pun begitu saja, terutama dari seseorang yang akan mendapatkan uang dari perdagangan Anda. Orang-orang ini termasuk broker, penasihat, serta analis keuangan.
  • Hindari "investasi momentum". Investasi ini adalah praktik membeli saham terlaris yang baru-baru ini berharga paling tinggi. Cara ini merupakan spekulasi murni, bukan investasi, dan tidak akan berhasil secara konsisten. Ajukan saja pertanyaan Anda sendiri kepada semua orang yang telah mencoba memperdagangkan saham perusahaan-perusahaan teknologi terlaris di akhir tahun 1990-an.
  • Jangan terlibat dalam perdagangan orang dalam. Jika Anda memperdagangkan saham menggunakan informasi orang dalam sebelum informasi tersebut diumumkan, Anda mungkin akan dituntut atas tindakan persekongkolan. Tidak peduli berapa banyak uang yang bisa Anda hasilkan, jumlahnya tidak sepadan jika dibadingkan dengan masalah legal yang bisa mengadang Anda. [42]


Iklan
  1. http://www.investopedia.com/articles/pf/07/risk_tolerance.asp
  2. http://money.cnn.com/retirement/guide/investing_basics.moneymag/index7.htm
  3. http://www.morningstar.com/cover/Classroom.html
  4. https://www.tdameritrade.com/educationoffer.html
  5. http://online.stanford.edu/course/rauh-finance
  6. http://www.howthemarketworks.com/trading/
  7. http://www.investopedia.com/financial-edge/1010/how-to-invest-in-everyday-products.aspx
  8. http://www.investopedia.com/articles/stocks/09/how-interest-rates-affect-markets.asp
  9. http://www.forbes.com/sites/mikepatton/2014/05/27/how-rising-interest-rates-could-affect-your-portfolio/
  10. http://www.colorado.edu/economics/courses/econ2020/section7/section7-main.html
  11. http://www.pimco.com/en/education/pages/inflationprimer.aspx
  12. http://www.investopedia.com/articles/economics/08/understanding-microeconomics.asp
  13. http://marketrealist.com/2014/02/investors-guide-cyclical-counter-cyclical-industries/
  14. http://marketrealist.com/2014/02/investors-guide-cyclical-counter-cyclical-industries/
  15. http://www.sec.gov/investor/pubs/assetallocation.htm
  16. http://www.sec.gov/investor/pubs/assetallocation.htm
  17. http://www.forbes.com/sites/thebogleheadsview/2013/05/23/index-funds-low-fees-arent-the-only-advantage/
  18. http://www.forbes.com/sites/mitchelltuchman/2013/07/12/what-is-an-index-fund-investing-basics/
  19. https://investor.vanguard.com/mutual-funds/index-funds
  20. http://www.forbes.com/sites/feeonlyplanner/2013/07/18/whats-the-difference-mutual-funds-and-exchange-traded-funds-explained/
  21. http://investor.gov/investing-basics/investment-products/mutual-funds
  22. http://www.sec.gov/answers/mffees.htm
  23. https://www.fidelity.com/mutual-funds/asset-allocation-funds/overview
  24. http://www.sec.gov/answers/sec31.htm
  25. http://www.sec.gov/answers/mffees.htm
  26. http://www.investopedia.com/terms/d/ddm.asp
  27. http://www.kiplinger.com/article/investing/T038-C000-S002-should-i-use-a-discount-broker-or-a-full-service-b.html
  28. http://www.forbes.com/sites/moneybuilder/2012/06/20/how-to-invest-using-direct-stock-purchase-plans/
  29. http://www.pimco.com/EN/Education/Pages/BenchmarksBasics.aspx
  30. http://www.pimco.com/EN/Education/Pages/BenchmarksBasics.aspx
  31. http://www.nd.gov/ndpers/forms-and-publications/publications/monitor-investment-performance.pdf
  32. http://www.investopedia.com/terms/p/papertrade.asp
  33. http://www.sec.gov/answers/insider.htm

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 14.178 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan