Apakah Kamu Mengalami Relationship Anxiety?

Cari tahu apakah kamu memiliki tanda-tandanya dengan mengikuti kuis ini.

Pernah merasa khawatir atau insecure terhadap hubunganmu? Sering bertanya-tanya apakah pasanganmu hanya berpura-pura sayang sama kamu? Ada banyak hal yang mendasari kecemasan dalam hubungan ( relationship anxiety ), misalnya gaya kelekatan cemas ( anxious attachment style ) atau harga diri yang rendah. Kondisi ini bisa berdampak buruk terhadap hubungan dan kesehatan mental kamu.

Untungnya, relationship anxiety bisa dikendalikan dan ditangani. Langkah pertama adalah mencari tahu apakah kamu mengalaminya. Kuis komprehensif ini bisa membantumu mengetahui apakah kamu mengalami relationship anxiety atau tidak, dan jika kamu memang mengalaminya, apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya.

Seorang wanita yang terlihat cemas berbaring miring dengan kepala menempel pada bantal, dan di belakangnya ada seorang pria yang sedang tidur nyenyak.

Kuis menjadi lebih menyenangkan bersama teman-teman

Bagikan kuis ini ke teman-temanmu dan bandingkan hasilnya

Ringkasan Pertanyaan

1. Apakah kamu sulit mengungkapkan keinginan dan kebutuhanmu ke pasangan?
  1. Sama sekali tidak. Aku dan dia bisa berkomunikasi dengan nyaman.
  2. Jarang. Komunikasi itu penting, tapi aku kadang merasa terlalu banyak menuntut.
  3. Ya, aku sering ragu-ragu mengungkapkannya. Aku nggak suka aja bilang itu ke dia.
  4. Selalu. Aku selalu mengkhawatirkan reaksi dia.
2. Pernahkah kamu takut ditinggal pasangan, walaupun tidak ada bukti jelas bahwa dia akan meninggalkan kamu?
  1. Kenapa harus takut? Aku percaya saat dia bilang bahagia bersamaku.
  2. Aku memang pernah kepikiran begitu, tapi aku tahu kalau itu tidak rasional.
  3. Aku pernah mengkhawatirkan hal itu dulu, dan aku tanya ke dia untuk memastikan.
  4. Aku selalu kepikiran ini, dan apa pun yang dia bilang, aku tetap begitu.
3. Apakah kamu selalu mendahulukan kebutuhan pasangan daripada kebutuhanmu sendiri?
  1. Aku memprioritaskan kebutuhan dia karena aku sayang dia. Namun, kebutuhanku juga penting.
  2. Aku akan berusaha melakukannya, jika memang penting. Aku tidak ingin membuatnya kecewa.
  3. Iya. Secara naluri aku cenderung memprioritaskan kebutuhannya daripada kebutuhanku sendiri hampir sepanjang waktu.
  4. Tentu saja! Jika aku tidak memprioritaskan kebutuhannya, dia bisa meninggalkan aku.
4. Apakah kamu khawatir tidak bisa menemukan pasangan ideal?
  1. Sama sekali tidak. Aku berusaha untuk tidak khawatir dengan hal-hal seperti itu dan membiarkan hubungan cintaku berjalan dengan alami.
  2. Sesekali, tapi aku tahu bahwa hubungan yang harmonis juga perlu usaha.
  3. Kadang-kadang. Aku cuma tidak suka menghadapi kenyataan bahwa aku belum bertemu dengan soulmate.
  4. Selalu. Bagaimana aku tahu kalau sudah menemukan orang yang tepat? Aku harus memastikannya dong.
5. Waktu kamu masih sendiri, apakah kamu enggan menjalin hubungan?
  1. Tidak. Menjalin hubungan itu mengasyikkan dan menyenangkan bagiku.
  2. Aku merasa agak gugup ketika ada yang mengajakku kencan, tetapi aku bisa mengatasinya dengan mudah.
  3. Ya, aku memang enggan menjalin hubungan. Namun, aku akan berupaya sebaik mungkin jika orang yang kusukai mengajakku berkencan.
  4. Bener banget. Aku pernah membatalkan kencan dulu karena terlalu gugup.
6. Apakah kamu sering bertanya kepada pasangan apakah dia benar-benar mencintaimu?
  1. Tidak. Aku jelas senang dengar dia bilang begitu, tapi aku tidak mau dia terus-menerus mengulanginya.
  2. Aku pernah melakukannya satu atau dua kali, tapi aku lebih suka jika dia bilang sendiri.
  3. Aku kadang melakukannya karena merasa perlu diyakinkan.
  4. Aku sangat sering melakukannya. Aku merasa tidak pernah yakin dengan perasaannya.
7. Pernahkah kamu merasa cemas ketika mood pasangan sedang buruk?
  1. Tidak. Tentu saja aku bersimpati dengan masalahnya, tapi aku tidak mengkhawatirkannya.
  2. Kadang-kadang, tapi aku ingat bahwa setiap orang pasti pernah menghadapi banyak masalah.
  3. Ya, pernah. Aku tahu bahwa itu bukan karena aku, tapi aku tetap khawatir.
  4. Selalu. Mau bagaimana lagi? Aku bisa panik dan bahkan bisa marah terhadap diri sendiri.
8. Pernahkah kamu menahan diri berpendapat karena takut pendapatmu dan dia berbeda?
  1. Aku tidak takut berdebat dengan sehat asal saling menghormati. Aku tidak memendam pendapatku.
  2. Di awal-awal dulu, aku akan menahan diri, tapi sekarang aku bisa mengungkapkannya dengan santai.
  3. Aku kadang memendam pendapatku. Ini lebih baik daripada bertengkar nantinya.
  4. Selalu. Aku tidak pernah mengungkapkan pendapat sampai aku tahu bagaimana perasaan pasanganku.
9. Apakah pasangan pernah bilang kekhawatiranmu terhadap hubungan kalian yang sebenarnya tidak beralasan?
  1. Tidak. Dia belum pernah membahas hal seperti itu denganku.
  2. Dia pernah melakukannya satu kali dulu, dan sejak saat itu aku berusaha keras untuk membuang pikiran yang tidak rasional.
  3. Dia kadang melakukannya. Biasanya kami bisa mengatasinya, tapi aku berharap hal itu tidak terjadi terus-menerus.
  4. Dia sering melakukannya dan bahkan sampai terlihat frustrasi. Namun, kekhawatiranku tetap tidak hilang.
10. Apakah rasa khawatir pernah membuatmu tidak nyaman secara fisik?
  1. Tidak, aku bisa menenangkan diri dengan mudah saat rasa cemas datang.
  2. Jantungku pernah berdebar kencang 1 atau 2 kali, tapi tidak ada yang serius.
  3. Kadang rasa tidak nyaman itu berubah menjadi sangat intens. Aku mengalami sesak napas dan jantungku berdebar kencang.
  4. Ya, aku memang didiagnosis menderita kecemasan dan sering mengalami serangan panik yang parah.
11. Apakah mantan pasanganmu pernah berselingkuh?
  1. Tidak, aku berpisah secara baik-baik dengan hampir semua mantanku.
  2. Tidak juga, tapi tidak semua hubunganku dengan mantan berakhir dengan baik.
  3. Ya, aku pernah mengalaminya dulu, dan itu sangat menyakitkan.
  4. Ya, itu terjadi berulang kali, dan aku takut mengalaminya lagi.
12. Apakah kamu sulit memercayai pasangan, walaupun dia terlihat bisa dipercaya?
  1. Tentu saja tidak! Aku percaya penuh sama dia.
  2. Pikiran yang mengganggu ini kadang muncul, tapi aku tetap percaya sama dia.
  3. Aku kadang cemas dengan hubungan kami, walaupun tidak ada alasan untuk mengkhawatirkannya.
  4. Ya. Aku selalu ingin tahu di mana dia berada dan apa yang dia lakukan, hanya untuk berjaga-jaga.

Quiz Lain

Apa kamu suka quiz ini?


Jika kamu merasa menderita kecemasan dalam hubungan, berkonsultasilah dengan dokter untuk mempelajari lebih lanjut masalah ini. Terapi dan pengobatan sangat efektif untuk mengendalikan kecemasan.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Berkomunikasi-dengan-Lebih-Baik-dalam-Sebuah-Hubungan"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengatasi-Rasa-Tidak-Percaya-Diri-Saat-Mulai-Berpacaran-Lagi"}],"link_data":[{"title":"Cara Berkomunikasi dengan Lebih Baik dalam Sebuah Hubungan","id":2147974,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Berkomunikasi-dengan-Lebih-Baik-dalam-Sebuah-Hubungan","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/d\/d7\/Communicate-Better-in-a-Relationship-Step-18-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Communicate-Better-in-a-Relationship-Step-18-Version-2.jpg","alt":"Cara Berkomunikasi dengan Lebih Baik dalam Sebuah Hubungan"},{"title":"Cara Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri Saat Mulai Berpacaran Lagi","id":2172207,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengatasi-Rasa-Tidak-Percaya-Diri-Saat-Mulai-Berpacaran-Lagi","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/6\/67\/Deal-with-Insecurity-in-a-New-Relationship-Step-13.jpg\/-crop-200-200-200px-Deal-with-Insecurity-in-a-New-Relationship-Step-13.jpg","alt":"Cara Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri Saat Mulai Berpacaran Lagi"}],"minimum":0},{"text":"Kamu mungkin mengalami relationship anxiety ringan.","meaning":"Walaupun kamu ingin menjalin hubungan dan menjalaninya dengan pola pikir yang sehat, terkadang kecemasanmu menjadi sangat kuat. Mungkin kamu merasa kurang yakin dengan stabilitas hubunganmu dan bahkan marah terhadap pasangan ketika kamu takut dia selingkuh atau tidak mencintaimu. Kuncinya adalah mengenali kecemasan tersebut sebelum kamu bertindak, dan berusaha memahami dari mana perasaan itu muncul. Setelah mengetahui penyebab yang membuatmu cemas, berusahalah untuk menghilangkan ketakutan tersebut.

Jika kamu merasa menderita kecemasan dalam hubungan, berkonsultasilah dengan dokter untuk mempelajari lebih lanjut masalah ini. Terapi dan pengobatan sangat efektif untuk mengendalikan kecemasan.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengatasi-Kecemasan"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menenangkan-Diri-Sendiri-Ketika-Panik"}],"link_data":[{"title":"Cara Mengatasi Kecemasan","id":2133040,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengatasi-Kecemasan","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/4\/4c\/Deal-With-Anxiety-Step-15-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Deal-With-Anxiety-Step-15-Version-2.jpg","alt":"Cara Mengatasi Kecemasan"},{"title":"Cara Menenangkan Diri Sendiri Ketika Panik","id":2132712,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menenangkan-Diri-Sendiri-Ketika-Panik","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/5\/51\/Calm-Yourself-During-an-Anxiety-Attack-Step-19-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Calm-Yourself-During-an-Anxiety-Attack-Step-19-Version-2.jpg","alt":"Cara Menenangkan Diri Sendiri Ketika Panik"}],"minimum":0},{"text":"Kamu mungkin mengalami relationship anxiety.","meaning":"Dari jawabanmu di kuis ini, kamu mungkin mengalami kecemasan dalam hubungan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari masalah harga diri sampai pengalaman traumatis saat menjalani hubungan toksik di masa lalu. Mungkin kamu ragu dengan perasaan pasangan, merasa seolah-olah dia akan meninggalkanmu setiap saat, dan memenuhi kebutuhannya secara berlebihan karena takut dengan konsekuensinya jika kamu tidak melakukannya.

Jangan khawatir, kecemasan hubungan sangat mungkin diatasi, terutama jika kamu ingin mengendalikan ketakutan yang tidak mendasar itu. Berusahalah menghadapi kecemasan ketika perasaan itu muncul, dan bicarakan hal itu dengan orang yang bisa mendukungmu (baik pasangan, teman, maupun konselor). Terapi dan pengobatan sangat efektif untuk mengendalikan kecemasan.","edit_links":[{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengatasi-Rasa-Cemas"},{"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menenangkan-Diri-Sendiri-Ketika-Panik"}],"link_data":[{"title":"Cara Mengatasi Rasa Cemas","id":2134188,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Mengatasi-Rasa-Cemas","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/b\/b7\/Overcome-Anxiety-Step-19.jpg\/-crop-200-200-200px-Overcome-Anxiety-Step-19.jpg","alt":"Cara Mengatasi Rasa Cemas"},{"title":"Cara Menenangkan Diri Sendiri Ketika Panik","id":2132712,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Menenangkan-Diri-Sendiri-Ketika-Panik","image":"https:\/\/www.wikihow.com\/images\/thumb\/5\/51\/Calm-Yourself-During-an-Anxiety-Attack-Step-19-Version-2.jpg\/-crop-200-200-200px-Calm-Yourself-During-an-Anxiety-Attack-Step-19-Version-2.jpg","alt":"Cara Menenangkan Diri Sendiri Ketika Panik"}],"minimum":0}]" class="quiz_results_data"/>\"Apakah<\/picture>","alt":"Test: Apakah Aku Naksir Dia?"},{"title":"Quiz: Zodiak Apa yang Cocok Jadi Pasangan Kamu?","id":2175828,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Zodiak-Apa-yang-Cocok-Jadi-Pasanganmu-quiz","image":"\"Zodiak<\/picture>","alt":"Quiz: Zodiak Apa yang Cocok Jadi Pasangan Kamu?"},{"title":"Test: Kenapa Aku Masih Sendiri?","id":2175662,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Kenapa-Aku-Masih-Sendiri-quiz","image":"\"Kenapa<\/picture>","alt":"Test: Kenapa Aku Masih Sendiri?"}],"number":1},{"text":"Aku sedang menjalin hubungan dengan seseorang.","result":"Bagus sekali! Kami punya beberapa kuis untuk kamu:","next_quizzes":[{"title":"Apa Bahasa Cinta Kamu? - Test","id":2175968,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apa-Bahasa-Cinta-Kamu-quiz","image":"\"Apa<\/picture>","alt":"Apa Bahasa Cinta Kamu? - Test"},{"title":"Quiz: Apa Bahasa Permintaan Maaf Kamu?","id":2176584,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Bahasa-Permintaan-Maaf-quiz","image":"\"Bahasa<\/picture>","alt":"Quiz: Apa Bahasa Permintaan Maaf Kamu?"},{"title":"Apakah Kamu Berpasangan dengan Orang Narsistik? - Test","id":2175981,"url":"https:\/\/id.wikihow.com\/Apakah-Kamu-Berpasangan-dengan-Orang-Narsistik-quiz","image":"\"Apakah<\/picture>","alt":"Apakah Kamu Berpasangan dengan Orang Narsistik? - Test"}],"number":2}]}" class="quiz_questionnaire_data"/>

Tentang Relationship Anxiety

Relationship anxiety atau kecemasan dalam hubungan ditandai dengan perasaan tidak pasti, kekhawatiran yang kuat, kekhawatiran mengenai kelangsungan hubungan, dan kebutuhan secara terus-menerus untuk memastikan bahwa pasangan tetap mencintai dan berkomitmen terhadap hubungan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, dan mengetahui penyebabnya akan sangat berguna agar kamu bisa mengatasinya. Beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya adalah:

Gaya kelekatan cemas. Gaya kelekatan berakar pada hubungan kamu dengan orang yang merawatmu di masa kecil dan bagaimana kamu membangun ikatan dengan orang tersebut. Berdasarkan hubungan di masa kecil ini, gaya kelekatanmu akan menentukan cara kamu berinteraksi dan membentuk hubungan dengan orang lain di kemudian hari.

Jika kamu memiliki gaya kelekatan cemas, kemungkinan besar kamu punya hubungan yang kurang baik dengan orang yang merawatmu di masa kecil. Mungkin dia baik dan penuh kasih sayang di satu waktu, tetap abai dan kejam di waktu yang lain, yang membuat kamu memiliki kecemasan mendalam terhadap hubungan dan kepercayaan. Orang yang memiliki gaya kelekatan cemas merasa insecure dan meragukan kemampuannya untuk menjadi pasangan yang baik. Dia sering kali merasa gelisah, dan mencari tanda-tanda bahwa hubungannya akan berakhir (walaupun tanda-tandanya tidak ada).

Hubungan negatif atau toksik di masa lalu. Jika hubunganmu berakhir karena pasangan berselingkuh, rasa sakit dan ketakutan itu akan sulit hilang, bahkan ketika kamu sudah menjalin hubungan yang sehat. Mungkin kamu juga pernah menjalin hubungan dengan pasangan toksik yang terus mengkritik kamu, yang membuatmu ragu dengan nilai dirimu sendiri, atau membuatmu kehilangan kasih sayang demi mendapatkan apa yang dia inginkan darimu. Perilaku pasangan seperti ini bisa terus membekas dan membuat kamu ragu dengan stabilitas hubunganmu.

Perasaan rendah diri. Harga diri yang rendah bisa membuatmu meragukan rasa cinta pasangan kepadamu. Jika merasa tidak dicintai, kamu akan sulit meyakini bahwa pasangan mencintaimu, walaupun dia mengatakan bahwa dia sangat mencintai kamu. Perasaan insecure juga bisa membuat kamu ragu dengan kesetiaan pasangan atau masa depan hubunganmu, walaupun tindakannya sama sekali tidak menunjukkan tanda bahaya apa pun.

Kurangnya komunikasi. Relationship anxiety terkadang disebabkan oleh komunikasi yang buruk. Kamu atau pasangan mungkin sulit bersikap terbuka, tidak bisa mengungkapkan perasaan, dan tidak pernah berdiskusi secara jujur mengenai perkembangan hubungan atau rencana masa depan. Kurangnya komunikasi secara transparan bisa membuatmu meragukan kesolidan hubungan kalian dan menimbulkan rasa cemas saat kamu berada di dekat pasangan.


Bagaimana cara mengatasi relationship anxiety?

Walaupun terlihat sulit, kecemasan hubungan masih bisa diatasi. Mengkhawatirkan pasangan dan perasaannya bisa berdampak buruk terhadap hubungan, dan secara mental pasti melelahkan. Untuk menghilangkan ketakutan ini, cobalah menjalankan strategi berikut:

Identifikasi dan hadapi sumber kecemasan. Jika kamu tahu apa yang membuatmu cemas di sepanjang waktu, kamu bisa mengidentifikasi dan menghadapi ketakutan yang tidak mendasar itu secara lebih mudah. Nanti ketika kamu merasa khawatir terhadap hubungan, bertanyalah kepada diri sendiri, “Kenapa aku merasa seperti ini? Dari mana datangnya kecemasan ini?” Sebagai contoh, mungkin kamu khawatir tidak bisa menjadi pasangan yang “cukup baik” karena kenangan menyakitkan dari hubungan yang gagal di masa lalu.

Setelah mengetahui sumber kecemasan, kamu bisa mengidentifikasi kekhawatiran yang mengganggu tersebut dan mencegahnya memengaruhi kamu. Jadi, jika kamu tahu bahwa ketakutan itu berasal dari hubungan yang menyakitkan di masa lalu, cobalah berkata kepada diri sendiri, “Itu cuma masa lalu, dan mantan yang membuatku merasa bersalah seperti itu, bukan aku.” Pada dasarnya, dengan memiliki alasan konkret untuk mengabaikan ketakutan, kamu bisa mengatasi kecemasan secara lebih mudah.

Berkomunikasi dengan pasangan. Pasangan bisa menjadi sumber dukungan dan dorongan yang kuat apabila kamu mau bersikap terbuka kepadanya. Dalam hubungan yang sehat, membicarakan berbagai hal penting bersama merupakan hal yang krusial, misalnya tentang kekhawatiran, harapan, dan rencana untuk masa depan hubungan. Jadi, saat kecemasan datang, ungkapkan perasaanmu kepada pasangan. Kepastian darinya akan membantumu menyingkirkan rasa takut sehingga kamu bisa mendapatkan kembali rasa aman terhadap hubungan kalian..

Jalani hidup saat ini. Kadang-kadang, kamu mengalami kecemasan hubungan terhadap hal-hal yang belum terjadi. Kamu mungkin menyusun strategi untuk mengantisipasi masalah yang tidak ada, atau khawatir jika terjadi sesuatu antara kamu dan pasangan di masa depan. Pada kenyataannya, masa depan tidak akan bisa diprediksi sehingga kekhawatiran itu hanya akan menghabiskan energi. Sebaliknya, berfokuslah untuk menikmati dan menjalani apa yang terjadi saat ini. Nikmati saja kebahagiaan yang kamu rasakan bersama pasangan saat ini, dan ingatkan diri sendiri apabila kamu mulai mengkhawatirkan sesuatu di masa depan yang mungkin tidak akan terjadi.

Jalani hubungan baru perlahan-lahan. Kecemasan bisa membuat hubungan baru menjadi sulit dijalani. Ingatlah bahwa sangat wajar jika kamu merasa agak gugup ketika menjalani hubungan baru! Kamu juga belum begitu mengenal pasangan, dan masih memahami satu sama lain. Itu sama sekali tidak masalah.

Jalani hubungan baru dengan beberapa langkah kecil yang tidak berpotensi memicu kecemasan. Sebagai contoh, cobalah bergabung dengan aplikasi kencan dan berkomunikasilah dengan calon pasangan hanya melalui chat atau telepon dalam beberapa minggu pertama. Jika ini terasa terlalu berat untukmu, jangan ragu untuk mundur. Kamu bisa kembali lagi jika merasa sudah siap.

Konsultasikan kecemasan kamu dengan praktisi kesehatan mental. Terapi sangat ampuh untuk mengatasi berbagai jenis kecemasan dan perasaan insecure . Jika kecemasan hubungan berdampak buruk terhadap hubunganmu, carilah psikolog atau konselor untuk mengendalikan ketakutan tersebut. Melalui terapi bicara, kamu bisa mempelajari beberapa cara baru untuk mengelola kecemasan dan membangun hubungan yang sehat dan bahagia di masa depan.