Unduh PDF
Unduh PDF
Sering kali pilek dan sakit tenggorokan akan pergi dengan sendirinya setelah seminggu atau lebih. Namun, kadang kondisi tersebut bisa menjadi lebih serius dan tidak hilang dengan mudah. Inilah kondisi saat Anda harus pergi ke dokter yang nantinya mungkin akan menganjurkan Anda untuk menjalani pemeriksaan kultur tenggorokan. Beberapa pemeriksaan perlu dilakukan untuk mengidentifikasi patogen penyebab infeksi. Salah satunya adalah kultur tenggorokan. Untuk mempelajari cara kultur tenggorokan dilakukan atau cara melakukannya sendiri, mulai dengan Langkah 1 berikut.
Langkah
-
Pastikan kembali pasien tidak menggunakan obat kumur dan antibiotik. Pasien yang menggunakan obat kumur atau antibiotik (atau obat-obat anti peradangan) sebelum melakukan kultur tenggorokan dapat membuat hasil kultur menjadi tidak akurat. Jika pasien menggunakan kedua obat ini, kebanyakan organisme di permukaan tenggorokan atau tonsil akan hilang sehingga memberikan sampel tidak akurat yang tidak cukup untuk dilakukan kultur dan analisis. [1] X Sumber Tepercaya Harvard Medical School Kunjungi sumber
- Pasien mungkin bertanya, “Kenapa organisme di tenggorokan tidak dibiarkan hilang atau mati saja? Bukankah itu tujuannya?” Memang benar, tetapi ingatkan mereka bahwa penggunaan kedua jenis obat tadi tidak kemudian menghilangkan infeksi yang sedang terjadi seluruhnya. Mungkin organisme tersebut hilang di permukaan, tetapi mereka masih ada di dalam tubuh yang berarti infeksi tersebut secara teknis belum hilang.
- Selain menghindari dua hal tersebut, tidak ada persiapan lain yang diperlukan. Pasien boleh makan dan minum sebagaimana biasanya.
- Pasien mungkin bertanya, “Kenapa organisme di tenggorokan tidak dibiarkan hilang atau mati saja? Bukankah itu tujuannya?” Memang benar, tetapi ingatkan mereka bahwa penggunaan kedua jenis obat tadi tidak kemudian menghilangkan infeksi yang sedang terjadi seluruhnya. Mungkin organisme tersebut hilang di permukaan, tetapi mereka masih ada di dalam tubuh yang berarti infeksi tersebut secara teknis belum hilang.
-
Beri label pada wadah. Wadah untuk menaruh hasil penyekaan yang akan dianalisis secara teknis disebut "penampang/medium agar darah". Tempelkan label dengan nama pasien sehingga tidak akan tertukar saat dikirim ke laboratorium. Tulis dengan jelas dan dengan spidol atau bolpoin permanen.
- Jika label kultur dialamatkan pada pasien yang salah, dia bisa mendapatkan pengobatan yang tidak tepat yang bisa mengakibatkan komplikasi serius. Ikuti petunjuk pengobatan yang diberikan dokter pada Anda atau pada pasien.
-
Letakkan alat penekan lidah di lidah pasien. Miringkan kepala pasien sedikit ke belakang dan minta mereka membuka mulutnya selebar mungkin. Kemudian, dengan menggunakan stik datar (hampir menyerupai stik es krim), letakkan stik ini di atas lidah dan dorong sedikit ke depan untuk mendapatkan gambaran mulut dan tenggorokan yang lebih jelas.
- Periksa adanya kemerahan atau area yang sakit di bagian dalam mulut dan tenggorokan pasien. Area inilah yang perlu diseka.
-
Siapkan pasien untuk proses kurang nyaman yang berlangsung sementara. Pasien mungkin merasa ingin muntah saat alat penyeka menyentuh tonsil atau bagian belakang tenggorokan mereka. Proses ini hanya akan berlangsung selama beberapa detik saja, sehingga rasa tak nyaman tidak akan berlangsung lama.
- Seperti telah disebutkan di atas, pada kondisi infeksi lebih berat yang berhubungan dengan demam, saat mulut dalam kondisi sangat meradang dan sakit, proses ini mungkin terasa sedikit nyeri. [2] X Teliti sumber Walaupun begitu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Rasa nyeri akan segera hilang.
Iklan
-
Ambil alat penyeka. Ambil lidi kapas atau kapas pentul steril dan gosokkan dengan lembut di area yang merah dan sakit serta di belakang tenggorokan pada area di dekat tonsil. Hal ini memastikan lidi kapas memperoleh cukup sampel dari nanah atau lendir yang keluar di area tersebut.
- Pada kasus anak-anak yang harus menjalani kultur tenggorokan, jaga dia di pangkuan Anda dan pastikan anak tersebut tetap dalam posisinya untuk memastikan pengambilan sampel yang benar di area yang tepat. Hal ini juga untuk mencegah kemungkinan cedera akibat gerakan tiba-tiba dari si anak saat prosedur dilakukan.
-
Lakukan kultur. Gulirkan lidi kapas dengan hati-hati pada permukaan penampang agar darah. Setelah prosedur selesai, buang lidi kapas dan alat penekan lidah di tempat khusus untuk sampah bahaya biologis ( biohazard ).
- Jika dokter sudah menyelesaikan proses ini, kirimkan penampang ke laboratorium mikrobiologi untuk dimasukkan ke dalam medium kultur khusus dan dianalisis oleh ahli mikrobiologi. Hasil pemeriksaan ini akan memberitahu dokter organisme mana yang menyerang pasien.
- Setelah proses analisis selama beberapa hari di laboratorium patologi atau mikrobiologi, Anda akan menerima hasil laporan yang menunjukkan mikroorganisme apa yang ada di pasien. Berdasarkan hasil ini, dokter akan menentukan pengobatan paling efektif untuk mengatasi infeksi yang disebabkan organisme tersebut.
-
Inkubasikan dan periksa konten, jika memungkinkan. Jika Anda menganalisis kultur sendiri, letakkan penampang agar darah dalam instrumen stoples lilin. Kemudian, letakkan stoples tersebut dalam inkubator dengan suhu 35-37° Celsius. Biarkan inkubator tersebut selama setidaknya 18 jam.
- Jika Anda mencari (pertumbuhan) jamur, periode inkubasi harus lebih lama. Dalam beberapa kasus, Anda belum akan melihat hasilnya dalam seminggu.
-
Setelah 18-20 jam, keluarkan stoples dan periksa koloni bakteri (kandungan beta hemolisis). Jika Anda menemukan jejak koloni bakteri maka hasil tes adalah positif dan pasien terinfeksi bakteri. Namun, pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui jenis bakteri yang ditemukan.
- Jika tidak ada yang tumbuh atau terlihat pada penampang maka hasil tes tersebut negatif. Jika negatif, pasien mungkin mengalami infeksi virus akibat patogen seperti Enterovirus, virus Herpes simpleks, virus Epstein-Barr, atau RSV ( respiratory syncytial virus ). Pemeriksaan kimia atau mikroskopis perlu dilakukan untuk menemukan jenis infeksi yang memengaruhi pasien.
Iklan
-
Ketahui kapan perlu dilakukan kultur tenggorokan. Hanya beberapa penyakit yang memerlukan pemeriksaan kultur tenggorokan. Jika Anda mengalami kondisi berikut, kultur tenggorokan dapat dilakukan:
- Sakit tenggorokan . Kultur tenggorokan dilakukan jika Anda ingin mengidentifikasi penyebab sakit tenggorokan. Walaupun biasanya sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, ada kalanya bakterilah yang menjadi pencetusnya. Kultur tenggorokan akan menunjukkan perbedaan antara infeksi yang disebabkan karena virus dan bakteri. Sangat penting untuk mengetahui apakah virus atau bakteri yang menyebabkan gejala sakit tenggorokan karena Anda bisa mendapatkan pengobatan yang lebih spesifik.
- Carrier . Carrier atau pembawa penyakit adalah orang yang terinfeksi, tetapi tidak merasakan karakteristik gejala. Identifikasi carrier diperlukan karena Anda bisa mengisolasi mereka dari orang lain yang sehat dan dengan demikian mencegah penyebaran infeksi.
-
Pahami pengertian kultur tenggorokan dan fungsinya. Kultur tenggorokan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi patogen yang menyebabkan infeksi tenggorokan akibat jamur atau bakteri. Kultur tenggorokan tidak dilakukan untuk mengidentifikasi infeksi virus. Virus sangat sulit untuk dikultur atau dibiakkan, pemeriksaan untuknya pun akan sangat mahal.
- Infeksi di telinga, hidung, atau tenggorokan menandakan bahwa berbagai mikroorganisme telah masuk ke dalam tubuh kita dan mendiami tempatnya sebagaimana darah dan ludah kita. Sebagai reaksi mekanisme pertahanan, tubuh kita secara alami akan melawan organisme-organisme tersebut. Hasilnya adalah terbentuknya nanah. Nanah pada dasarnya mengandung sel-sel pertahanan tubuh kita (terutama sel darah putih dan jenisnya) serta organisme yang menginfeksi.
- Lendir juga dibentuk dalam jumlah banyak selama terjadinya proses infeksi untuk menjebak organisme di dalamnya. Pada akhirnya, kita akan meludahkannya – tubuh kita mencoba membersihkan infeksi. Walaupun mikroorganisme yang mengisi lendir dan nanah berbau busuk, sering kali terasa sangat sakit dan berhubungan dengan demam, keduanya sangat berguna untuk mendiagnosis kondisi Anda dan untuk menentukan metode pengobatan yang paling tepat.
-
Ketahui apa yang bisa dideteksi dari kultur tenggorokan. Saat kultur tenggorokan dilakukan, patogen yang menyebabkan infeksi bisa jadi salah satu dari jenis berikut:
- Streptokokus Grup A. Bakteri ini menyebabkan berbagai penyakit, termasuk demam skarlatina , radang tenggorokan, atau demam reumatik.
- Candida albicans. Candida albicans adalah jenis jamur yang bisa menyebabkan semacam seriawan (kandidiasis oral), infeksi yang muncul di mulut dan di permukaan lidah. Kadang infeksi bisa merambat hingga ke tenggorokan.
- Neisseria meningitides
. Neisseria meningitides
adalah bakteri yang menyebabkan meningitis, inflamasi akut pada meninges
(membran protektif yang melindungi sumsum tulang belakang dan otak).
- Jika teridentifikasi adanya bakteri, Anda bisa melakukan pemeriksaan sensitivitas atau suseptibilitas – pemeriksaan yang akan menunjukkan antibiotik apa yang lebih efisien untuk mengatasi patogen.
-
Jika Anda mencurigai streptokokus Grup A sebagai penyebab infeksi, pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan rapid strep sebelum melakukan kultur tenggorokan. Anda bisa mendapatkan hasil pemeriksaan ini dalam 10 menit. Kultur tenggorokan memerlukan waktu 1 atau 2 hari untuk mendapatkan hasil. [3] X Teliti sumber Oleh karena itu, rapid strep sangat mudah dilakukan terlebih dahulu untuk mempersempit potensi penyebab infeksi.
- Kultur tenggorokan, sejauh ini, lebih akurat dibandingkan dengan rapid strep . Rapid strep juga bisa memberikan hasil negatif yang tidak akurat. Jika hasil pemeriksaan rapid strep positif, kultur tenggorokan tidak begitu diperlukan lagi, tetapi jika hasilnya negatif, kultur tenggorokan harus dilakukan.
Iklan
Tips
- Kadang, dokter meminta Anda berkumur dengan air garam dan meludahkannya ke dalam gelas yang kemudian akan dianalisis. Prosedur ini disebut "throat washout" atau "bilas tenggorokan".
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.health.harvard.edu/diagnostic-tests/throat-culture.htm
- ↑ http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003746.htm
- ↑ http://www.webmd.com/oral-health/throat-culture?page=2
- Dhingra’s Textbook of Otorhinolaryngology, 3rd edition, Elsevier publishers
- Lipincott & Williams’ Medical Microbiology Concepts handbook
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 11.059 kali.
Iklan