PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Rasialisme bisa menjadi masalah besar di sekolah. Sebagai seorang siswa, Anda mungkin harus menghadapi orang-orang yang membuat pernyataan menyakitkan terkait ras Anda atau teman. Pernyataan seperti itu tetap menyakitkan walaupun tidak benar. Namun, Anda bisa tidak sekadar menerima pernyataan seperti itu sebagai bagian dari hidup Anda. Dengan membela diri dan bersatu bersama orang-orang, Anda bisa membawa perubahan di sekolah.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menanggapi Pernyataan Rasialis

PDF download Unduh PDF
  1. Bela diri Anda . Jangan takut untuk membela diri (atau membela teman, bahkan orang asing) saat Anda melihat ada yang dirisak karena rasialisme. Perisakan berdasarkan rasialisme terkadang terus terjadi karena perisak melihat orang yang dirisak tidak membela diri atau menyuarakan perasaannya. [1] Hentikan siklusnya dan katakan sesuatu!
    • Anda tidak harus menjadi jahat. Tunjukkan saja bahwa Anda tidak akan membiarkan orang sembarangan membuat pernyataan tersebut. Anda bisa bilang, “Kenapa kamu ngomong gitu?” Atau, “Itu jahat banget.”
    • Jika orang yang dirisak melihat Anda membela diri, Anda mungkin menginspirasinya untuk membela dirinya juga.
  2. Saat seseorang mengatakan sesuatu yang rasialis kepada Anda, bantah perkataannya dan pastikan dia memahami Anda. Menanggapi pernyataannya dengan pengetahuan bisa membuat Anda merasa kuat. Pengetahuan juga bisa menjadi senjata untuk melawan pernyataannya. [2] Jika seseorang mengatakan sesuatu yang rasialis, tanggapi dengan kejadian, fakta, atau data statistik yang membantu Anda untuk mengedukasi orang yang mungkin tidak menyadari bahwa pernyataan seperti itu memengaruhi perasaan orang lain.
    • Beberapa pernyataan disampaikan karena ketidakpedulian. Walaupun begitu, perkataan tetap bisa menyakiti perasaan seseorang. Anda bisa mengatakan, “Pas ngejelekin orang pribumi, kamu kaya bilang kalo mereka lebih rendah dari kamu.”
    • Anda juga bisa menanggapi dengan, “Waktu kamu bilang orang Asia lebih jago matematika, kamu bikin stereotip untuk sekelompok orang dan itu nggak adil untuk mereka.”
  3. [3] Walaupun amat tidak menyukai pernyataan rasialis, Anda juga harus mendekati masalahnya dengan lebih riang, tetapi tetap lugas. Humor adalah cara yang bagus untuk mengomunikasikan sesuatu dengan kasual, tetapi masih menyampaikan bahwa pernyataan tersebut tidak pantas.
    • JIka seseorang mengejek logat daerah Anda, katakan, “Hei, gimana nilai pelajaran bahasa daerahmu?”
  4. Mikroagresi itu tindakan pembedaan yang kecil, tetapi signifikan, yang bisa memengaruhi perasaan orang secara mendalam. [4] Walaupun mikroagresi tidak semencolok teriakan dari seberang lorong, dampaknya bisa sama menyakitkannya. Sadarilah saat Anda dan teman terlibat dalam mikroagresi terkait ras dan pastikan Anda membela diri. Sering kali mikroagresi tidak bertujuan untuk menyakiti, tetapi tetap berdampak buruk.
    • Mikroagresi bisa sesederhana tidak mau menyentuh seseorang dari ras yang berbeda.
    • Jika Anda melihat seseorang mengernyitkan dahinya saat melihat seseorang dari ras yang berbeda darinya, katakan, “Kok gitu? Hanya karena dia dari ras berbeda, bukan berarti dia bukan manusia, ‘kan?”
    • Jika Anda bertanya kepada seseorang, “sesungguhnya” orang tersebut berasal dari mana, itu salah satu bentuk mikroagresi. Jika Anda penasaran dengan silsilah keluarga seseorang, katakan, “Aku penasaran sama silsilah budaya dan leluhurmu.”
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menciptakan Atmosfer yang Aman di Sekolah

PDF download Unduh PDF
  1. JIka Anda mengalami tindakan berbasis prasangka, rasialisme, atau diskriminasi, buat laporan tertulis dan laporkan kepada pihak yang berwajib (seperti guru, kepala sekolah atau dosen, atau bahkan polisi). [5] Itu cara penting guna memastikan tindakan seperti itu tidak terjadi secara diam-diam, alih-alih diketahui orang-orang dan ditindaklanjuti. Anda harus menunjukkan kepada orang lain bahwa tindakan seperti itu tidak baik dan tidak pantas untuk ditoleransi.
  2. Kemungkinan besar Anda bukan satu-satunya orang di sekolah yang merasa diasingkan karena ras. Anda mungkin satu-satunya orang Batak di sekolah, tetapi mungkin ada orang lain yang tidak termasuk ke dalam mayoritas seperti orang Papua. Bentuklah klub atau kelompok untuk orang-orang yang berasal dari beragam ras di sekolah. Satukan orang-orang yang merasa berbeda (dan mereka yang mau mendukung penyertaan dan keberagaman secara aktif) dengan bergabung bersama orang-orang yang mungkin memiliki pengalaman yang mirip dalam konsteks serupa, dan Anda bisa mulai membentuk identitas di dalam kelompok. [6]
    • Anda bisa membahas bagaimana kesalahpahaman orang lain memengaruhi hidup kalian, bagaimana kalian sama-sama pernah mengalami tindak rasialisme, dan cara kalian menanggapinya.
  3. Mengajarkan rasialisme di sekolah itu penting agar semua murid bisa belajar mengenai rasialisme, dampaknya yang menyakiti perasaan, dan cara untuk tidak menoleransinya. Minta guru atau bahkan kepala sekolah untuk memasukkan rasialisme ke dalam kurikulum. Ada banyak buku dan rancangan pembelajaran yang membahas rasialisme. [7]
    • Anda juga bisa meminta guru untuk memberikan buku dengan tema beragam.
  4. Mintalah sekolah Anda untuk merayakan sejarah budaya lain di sekolah. Semua orang sudah mengetahui syukuran 7 Bulanan yang dirayakan masyarakat Jawa, tetapi belum banyak yang mengetahui ritual Sipaha Sada yang merupakan tahun baru Umat Parmalim di Sumatera Utara, atau bahkan festival Qingming (Ceng Beng) yang dilakukan warga Tionghoa untuk menghormati para leluhur. Merayakan hari libur negara atau suku lain sembari mempelajari sejarah, budaya serta adatnya bisa menjadi menyenangkan.
    • Anda juga harus mengetahui musibah agar berwawasan dan tidak mengulangi kesalahan sejarah yang sama seperti, contohnya, Kerusuhan Mei 1998. Anda harus mengingat musibah seperti itu serta orang-orang yang merasakan dampak dan tewas pada musibahnya.
  5. Jika sekolah Anda tidak mencantumkan kedua hal tersebut pada pedoman perilaku atau kebijakannya, desak guru dan petugas administrasi untuk menerapkan kebijakan tersebut di sekolah. Sekolah harus memiliki panduan yang jelas terkait ras dan perlakuan orang-orang di lingkungan sekolah.
    • Penyertaan bisa berarti semua murid memiliki akses untuk pendidikan serta menerima dukungan, dan semua pihak di sekolah merasa aman dari marginalisasi dan gangguan. [8]
    • Kebijakan tanpa toleransi lazimnya mencakup pelarangan senjata dan narkotik, tetapi juga bisa mencakup perilaku seperti pernyataan rasialis dan kejahatan berbasis kebencian terkait ras. Sekolah bisa menerapkan kebijakan tanpa toleransi lebih aktif dengan memberatkan hukuman melalui kesepakatan bekerja sama dengan pusat penahanan anak nakal atau peradilan anak. [9]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Bertindak di Sekolah dengan Teman-teman

PDF download Unduh PDF
  1. Entah mengapa, rasialisme tidak menghilang hanya dengan menghindari pembahasan mengenainya. Ya, mungkin terasa tidak nyaman, tetapi kumpulkan teman dan rekan sekelas dan bahaslah rasialisme dan dampaknya di sekolah Anda secara terang-terangan. Saat membahas rasialisme, Anda sebenarnya menolong orang-orang untuk memiliki pemahaman dan toleransi yang lebih baik. [10]
    • Pasang plang di sekitar sekolah dan suarakan diskusi kelompok pada suatu sore sepulang sekolah. Dukung orang-orang untuk membahas pengalaman, ketakutan, bias, dan stereotip yang mereka alami. Buat suasananya aman dan nyaman sehingga pertanyaan apa pun bisa diajukan.
  2. Anda mungkin memiliki teman yang berasal dari suku yang berbeda dan kesal saat melihatnya diperlakukan secara tidak adil. “Tapi, aku dari dari kelompok mayoritas. Aku bisa apa?” Anda bisa menjadi sekutu. Gunakan posisi Anda sebagai seseorang yang berasal dari kelompok mayoritas untuk merangkul orang-orang yang kurang pengetahuan atau memilih untuk membuat pernyataan yang menyakitkan. Menjadi sekutu berarti Anda menggunakan posisi Anda untuk menolong orang lain. [11]
    • Jika seseorang mengatakan sesuatu kepada teman Anda, bela teman pada saat itu juga dan katakan, “Jangan bilang gitu dong. Itu rasialis.”
  3. [12] Anda bisa memulai klub di sekolah yang mendukung murid-murid untuk menjalin pertemanan dengan murid dari negara lain. Kini sudah semakin banyak sekolah yang berpartisipasi dalam program seperti ini. Mintalah guru atau kepala sekolah untuk membantu Anda guna berkomunikasi dengan murid dari negara lain.
    • Belajar dari murid lain yang usianya sama dengan Anda tentang kehidupannya, kegiatannya untuk bersenang-senang, dan tempat tinggalnya bisa menjadi menyenangkan. Walaupun ada hal-hal yang memang berbeda, ada banyak hal yang serupa.
  4. Hanyutkan diri dalam segala sesuatu yang merayakan keberagaman budaya. Sering kali rasialisme berakar pada kesalahpahaman atau tidakmauan untuk belajar. Jadi, bacalah buku mengenai Kwanzaa, Ramadhan, atau Imlek. Baca buku dan tonton film tentang anak-anak yang tinggal di negara berbeda. Apakah ada anak baru di sekolah yang berasal dari Aceh? Hampiri dan bicaralah dengannya. Ajukan pertanyaan kepadanya seputar budayanya dan perbedaannya dengan budaya Anda. Temui sebanyak mungkin orang dari sebanyak mungkin tempat sebisa Anda.
    • Bahkan jika tradisi seseorang berbeda dengan tradisi Anda, Anda harus menghormatinya. Jika seseorang menceritakan budayanya kepada Anda, hindari mengatakan, “Ihhh!” atau, “Aneh banget.” Ingatkan diri Anda bahwa budayanya berbeda dan itu tidak apa-apa.
    Iklan

Tips

  • Ada perbedaan antara mengadu dan menghentikan perisak.
  • Jangan mengabaikan suatu pernyataan. Bertindaklah dan ceritakan kepada orang dewasa yang Anda percayai.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.252 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan