PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Pendiaman atau silent treatment —sikap yang ditunjukkan saat seseorang enggan berbicara kepada Anda untuk melukai atau sekadar menghindari masalah yang ada—bisa membuat Anda merasa tak berdaya atau berada di luar kendali. Tangani taktik kekanak-kanakan dan manipulatif ini sebagai orang dewasa dengan memahami dan menghadapinya secara langsung. Ambil inisiatif untuk membuka jalan komunikasi secara tenang. Ajak ia untuk berbagi cerita dan dengarkan ucapannya. Terakhir, jangan biarkan Anda terperangkap dalam perasaan sendiri. Rawat diri dengan melakukan hal yang Anda sukai, berfokus pada relaksasi, atau mengakhiri hubungan yang ada jika memang tidak sehat.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Membuka Komunikasi

PDF download Unduh PDF
  1. Reaksi pertama Anda mungkin kekesalan, kemarahan, atau kekecewaan. Meskipun emosi-emosi tersebut memang valid, menanggapinya dengan agresi hanya akan memperburuk situasi. Yang terpenting, jangan balas perlakuannya dengan mendiamkannya. Masalah tidak akan terselesaikan jika Anda berdua makin menyerang satu sama lain. [1]
    • Saat berusaha untuk tetap tenang, Anda harus bisa mengendalikan diri sendiri.
    • Jika Anda mulai merasa terpancing atau marah, berfokuslah pada pernapasan. Tarik napas dalam-dalam hingga tubuh dan pikiran mulai terasa lebih tenang. [2]
  2. Ambil inisiatif untuk membahas masalah yang ada. Ini artinya Anda harus menjadi sosok yang lebih dewasa dan mendekatinya untuk menghadapi masalah. Tentukan waktu yang memungkinkan bagi kedua pihak agar Anda berdua tidak harus terburu-buru, kemudian ajak ia berbicara. Anda bisa mengatakan, “Apa kamu punya waktu? Aku ingin berbicara denganmu dan memahami masalah dari sudut pandangmu.”
    • Ia mungkin belum siap berbicara. Jika ia tampaknya belum siap, Anda bisa mengatakan, “Aku tahu kamu belum siap membahas masalah ini. Ayo bicara dan bahas masalah ini tiga hari lagi.”
    • Persiapkan obrolan dan rencana pertemuan sejak awal. Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Aku ingin bicara denganmu tentang masalah yang ada. Apakah kamu punya waktu pada hari Selasa?”. [3]
  3. Anda tidak bisa begitu saja membaca pikirannya atau menebak apa yang terjadi kepadanya. Ia bertanggung jawab mengungkapkan pikiran dan perasaannya sendiri. Jika Anda tidak tahu apa yang terjadi, Anda bisa mengatakan, “Aku merasa akhir-akhir ini kamu menjauh dariku. Ada apa?”.
    • Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Aku ingin tahu apa yang membuatmu diam. Maukah kamu menceritakan kepadaku apa yang terjadi?”. Jika ia menolak untuk bercerita, katakan, “Kita tidak bisa keluar dari masalah jika kamu tidak mau berbicara. Aku harus tahu apa yang terjadi dan aku membutuhkan kerjasama darimu.”
    • Jika ia tetap diam, katakan bahwa Anda mau membicarakan masalah yang ada di lain waktu.
  4. Berikan ia ruang untuk mengungkapkan apa yang ia pikirkan dan rasakan. Ia mungkin mau berbicara (atau tidak), tetapi tawarkan pilihan untuk menjelaskan apa yang terjadi dan dengarkan ia dengan saksama. Jangan beranggapan bahwa Anda mengetahui semuanya. Ajukan beragam pertanyaan terbuka untuk mendapatkan kejelasan darinya. [4]
    • Anda bisa mengatakan, “Aku ingin tahu apa yang membuatmu kesal, dan aku mau mendengarkanmu jika mau siap bercerita.”
    • Bantu bangun komunikasi yang sehat dan tunjukkan perilaku yang pantas dengan mengajukan pertanyaan dan membiarkannya berbicara tanpa memotong ucapannya.
    • Sebagai pilihan lain, tulis surat untuknya dan mintalah ia membalasnya. Terkadang, konfrontasi langsung dirasa terlalu berat jika ia terlalu banyak memendam perasaan atau emosi.
  5. Dengan tegas ceritakan dampak pendiamannya terhadap Anda. Beri tahu ia bahwa perilakunya menyulitkan Anda berdua untuk menyelesaikan masalah dan bisa merusak hubungan dengannya. Namun, sebisa mungkin jangan menyalahkannya (mis. dengan mengatakan, “Yang kamu lakukan hanya membebaniku” atau “Kamu berharap akulah yang harus menyelesaikan masalah ini sendiri”). Alih-alih demikian, awali pernyataan Anda dengan kata “aku” (mis. “Aku merasa kamu ingin aku bertanggung jawab sepenuhnya atas perasaanmu”).
    • Tetap ikuti fakta yang menunjukkan bahwa kurangnya komunikasi di antara Anda berdua membuat masalah tidak terselesaikan.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Bangkit dalam Hubungan

PDF download Unduh PDF
  1. Pendiaman sering kali memberikan kedua pihak waktu untuk masing-masing. Alih-alih membencinya atau merasa kesal dengan tindakannya, apresiasi ruang yang ada dan manfaatkan waktu untuk lebih terhubung dengan diri sendiri. Berfokuslah kepada diri Anda, dan bukan orang yang bersangkutan dengan menanyakan kepada diri sendiri, “Apa yang aku rasakan saat ini?”. [5]
    • Kenali dan penuhi kebutuhan-kebutuhan yang Anda miliki.
  2. Meskipun pendiaman memang mengesalkan, coba liha situasi dari sudut pandangnya. Mungkin ia tidak mengetahui cara mengungkapkan perasaannya. Perlakuan ini pun mungkin merupakan metode koping baginya, meskipun tidak efektif. Beri tahu ia Anda sadar bahwa ia sedang kesal dan Anda peduli dengan perasaannya. [6]
    • Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Aku tahu bahwa kamu marah, bahkan saat kamu tidak mengatakannya.”
  3. Jika Anda tahu Anda sudah mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyakitkan, akui kesalahan tersebut. Pendiamannya mungkin merupakan caranya mengungkapkan luka batin yang dirasakan tanpa kata-kata. Jika Anda tahu Anda bersalah, katakan sesuatu. Ini menjadi kesempatan bagi Anda untuk terhubung dengan perasaannya dan menunjukkan bahwa Anda sadar akan luka yang Anda buat. [7] Just feeling heard can soften their wall.
    • Sebagai contoh, jika Anda mengatakan sesuatu yang menyakitkan, katakan, “Aku minta maaf. Aku tidak sadar betapa terlukanya kamu saat aku mengatakan hal itu."
    • Namun, jangan lantas mengambil beban atau tanggung jawab atas sesuatu demi menyelesaikan masalah atau mengakhiri pendiamannya. Akui kesalahan Anda, tetapi jangan meminta maaf demi menyudahi pendiaman yang ia lakukan.
  4. Anda mungkin bisa mendapatkan maaf dengan mengikuti konseling bersama, terutama jika orang yang bersangkutan adalah anggota keluarga, kekasih, atau pasangan. Pendiaman merupakan bentuk penolakan komunikasi dan tidak akan memberikan kedekatan, kepercayaan, atau kebahagiaan ke dalam hubungan. Temui terapis untuk membantu Anda berdua memperbaiki komunikasi dan bentuk ekspresi diri. [8]
    • Cari terapis pasangan atau keluarga. Anda bisa menghubungi layanan asuransi atau rumah sakit terdekat, atau meminta rekomendasi dari teman, anggota keluarga, atau dokter.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Merawat Diri Sendiri

PDF download Unduh PDF
  1. Bicaralah kepada teman atau anggota keluarga yang suportif mengenai apa yang Anda alami. Jika Anda bingung atau tidak tahu apa yang harus dilakukan, ada baiknya Anda mencurahkan isi hati dan mendengarkan perspektif orang lain. Meskipun berbicara tentang masalah yang ada tidak lantas menyelesaikan masalah tersebut, setidaknya Anda bisa menjernihkan dan mengelola kembali pikiran. [9]
    • Cari teman yang suportif, bisa dipercaya, dan mampu menjadi pendengar yang baik.
    • Anda juga bisa berbicara dengan terapis jika menginginkan dukungan dan strategi koping.
  2. Jangan menenggelamkan diri dalam dampak yang ia buat. Alih-alih demikian, fokuskan diri pada hal-hal yang membuat Anda ceria. Luangkan waktu untuk aktivitas yang Anda sukai dan penting bagi Anda. Ini membantu Anda menunjukkan kepedulian terhadap diri sendiri, dan Anda pun tidak akan membiarkan tindakannya sampai merusak atau menghancurkan diri Anda. [10]
    • Sebagai contoh, Anda bisa bersepeda, mendengarkan musik, melukis, atau bermain dengan hewan peliharaan. Lakukan hal-hal yang membuat Anda ceria dan bersemangat.
  3. Menghadapi pendiaman memang memicu stres sehingga Anda perlu menghadapi stres secara berkala. Pastikan Anda meluangkan waktu untuk diri sendiri dan lakukan relaksasi. Coba kegiatan-kegiatan yang menenangkan setiap hari dan berusahalah untuk melakukannya selama 30 menit atau lebih. [11]
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Menangani Kekerasan Emosional

PDF download Unduh PDF
  1. Ingatlah bahwa ini merupakan salah satu bentuk kekerasan emosional, terutama jika ia sering melakukannya. Kekerasan emosional mungkin tidak mudah terdeteksi dibandingkan kekerasan fisik, tetapi tetap dapat merusak dan memengaruhi kepercayaan, kekukuhan, dan harga diri Anda. Jika Anda merasa terisolasi atau terhina sebagai dampak dari pendiaman yang ia lakukan, ia mungkin memanfaatkan pendiaman tersebut sebagai bentuk kekerasan emosional. [12]
    • Tunjukkan ketegasan dalam menghadapi pendiamannya. Anda bisa mengatakan, “Ini adalah kekerasan dan aku tidak akan diam saja.”
    • Anda tidak bisa mengubah seseorang. Jika ia sudah berjanji untuk berubah, tetapi tidak menunjukkan perubahan, ambil langkah untuk menangani sendiri kekerasan emosional yang ia lakukan. Dapatkan dukungan atau bantuan dari orang lain. Anda juga mungkin perlu mengakhiri hubungan dengannya.
    • Pikirkan apakah pendiaman ini terjadi secara berpola atau satu kali saja. Jika ia sering melakukannya, pendiaman tersebut merupakan sebuah kekerasan. Jika pendiaman terjadi satu kali saja, Anda mungkin perlu mengadakan obrolan lebih lanjut dengannya untuk memastikan sikapnya tidak terulang lagi.
  2. Ada kemungkinan ia tidak menerapkan batasan-batasan yang sehat sehingga Andalah yang bisa menegakkan batasan. Awali dengan mengenali batasan fisik, emosional, spiritual, dan mental sendiri. Pikirkan hal yang membuat Anda kesal atau tertekan, dan apa yang Anda tidak bisa toleransi dalam hubungan. Beri tahu ia batasan-batasan tersebut dan momen saat ia melanggarnya. [13]
    • Tunjukkan ketegasan saat menetapkan batasan. Anda bisa mengatakan, “Aku tidak mau terlibat dalam pendiaman ini. Gunakan pendekatan yang lain atau aku tidak mau lagi berurusan denganmu.”
    • Anda juga bisa mengatakan, “Kamu mungkin mendiamkanku, tetapi aku tidak. Kita harus membahas masalah ini.”
  3. Pada akhirnya, Anda tidak bisa mengubahnya, terlepas dari seberapa besar usaha Anda untuk memperbaiki keadaan. Jika hubungan sudah dipenuhi dengan kekerasan dan berbahaya bagi Anda, coba akhiri hubungan tersebut. Beri tahu ia bahwa Anda harus bangkit. Kesehatan fisik dan mental Anda lebih penting daripada meluangkan waktu dengan orang yang bahkan tidak takut untuk melakukan kekerasan emosional kepada Anda.
    • Jangan terima kekerasan emosional apa pun. Anda layak mendapatkan hubungan dengan orang-orang yang mau dan mampu berkomunikasi secara dewasa dan sehat.
    • Orang-orang yang memiliki riwayat panjang dengan perilaku ini biasanya tidak bisa “diperbaiki” dalam pertemanan atau hubungan Anda. Pada akhirnya, Anda akan merasa lebih bahagia dan memiliki lebih banyak waktu dan ruang dalam hidup bagi orang-orang yang memang siap menjalin pertemanan dan hubungan romansa dengan Anda.
  4. Perlakuan ini merupakan bentuk penarikan perhatian, kuasa, dan kendali atas orang lain, dan menjadi pendekatan pasif agresif dalam hubungan. [14] Seseorang mungkin menggunakannya sebagai cara menghindari konflik atau mengelak dari tanggung jawab. Terkadang, orang-orang mendiamkan seseorang untuk menghukumnya. Pada akhirnya, pelaku tidak memiliki kemampuan untuk mengomunikasikan perasaannya dengan baik dan tepat.
    • Sebagai contoh, ia mungkin ingin melemparkan kesalahan kepada Anda, alih-alih mengakui kesalahannya sendiri. Ia juga mungkin ingin memperbesar kesalahan Anda, alih-alih mengenali kesalahannya sendiri. Apa pun itu, pendiaman bisa membuat Anda merasa bersalah, dan bukan membuatnya menyadari kesalahannya.
    Iklan

Tips

  • Beri tahu ia bahwa Anda ada untuknya jika ia membutuhkan Anda, terutama saat ia melewati momen krisis pribadi.
  • Jangan mau mengikuti permainan si manipulator. Ia hanya mencoba mempermainkan dan mengendalikan Anda. Jangan biarkan ia melakukannya. Anda bisa mengatakan, “Saat kamu sudah siap untuk berbicara, beri tahu aku” dan tinggalkan ia hingga ia siap.
Iklan

Peringatan

  • Ingatlah bahwa saat Anda mengungkapkan apa yang dirasakan, ada kemungkinan si manipulator menganggap ini sebagai sebuah umpan. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk bersikap tegas, alih-alih membangun “umpan” emosional baginya. Jelaskan fakta yang ada dan dampak sikapnya terhadap Anda, tetapi pastikan Anda tidak harus sampai menangis hebat atau merendahkan diri. Jika pendiamannya merupakan kekerasan emosional yang ia lakukan, kisah atau ucapan Anda justru bisa ia manfaatkan untuk balik menyerang Anda.
  • Jika Anda masih berada di tahap awal hubungan dengan seseorang yang cenderung menunjukkan sikap seperti ini, tangani sikap tersebut sejak awal atau akhiri hubungan dengannya. Ia harus tahu bahwa Anda tidak akan diam saja.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.016 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan