PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Bangkit dari putusnya hubungan memang sulit, tetapi mungkin semakin sulit jika kamu masih mencintai mantan kekasihmu. Langkah pertama dan terpenting untuk bangkit dan putusnya hubungan adalah membatasi kontak dengan mantan kekasih. Carilah cara untuk menyibukkan diri dengan aktivitas-aktivitas yang membangun. Mungkin ada baiknya kamu mencoba secara bertahap menerima akhir dari hubunganmu, menutup lembaran hidup yang lama, dan memulai kisah yang baru. Ingatlah bahwa saat ini, situasi mungkin terasa sulit untuk dilalui. Namun, seiring berjalannya waktu, semuanya akan membaik.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menjauh dari Mantan Kekasih

PDF download Unduh PDF
  1. Agar bisa melupakannya, kamu perlu menjauh darinya. Oleh karena itu, tetapkan aturan untuk tidak menghubunginya. Sebetulnya, aturan ini dibuat bukan untuk menciptakan ketegangan atau membuatnya merindukanmu, tetapi memberikanmu kesempatan untuk memulihkan diri dan memulai lembaran hidup baru tanpanya. [1]
    • Jika dirasa terlalu sulit, carilah aktivitas untuk dikerjakan atau mintalah temanmu untuk membantumu menjauhi mantan kekasihmu. Kamu juga bisa memindahkan nomor telepon dan alamat surelnya ke daftar blokir untuk sementara. Setelah merasa lebih nyaman, kamu bisa membatalkan pemblokiran tersebut.
    • Jika terpaksa harus terhubung dengannya (mis. karena memiliki anak/hewan peliharaan, atau bekerja di tempat yang sama), tentunya kamu tidak bisa memutus kontak dengannya secara mutlak. Dalam situasi seperti ini, cobalah batasi kontak dengan mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan konteks tertentu (mis. proyek pekerjaan).
  2. Menelusuri halaman umpannya atau melihatnya dengan sosok yang baru tidak akan membuatmu bangkit dari kesedihan. Berhentilah mengikutinya agar kamu bisa berfokus kepada dirimu sendiri. Selain itu, kamu akan terhindar dari godaan untuk menghubunginya kembali. [2]
    • Kamu selalu bisa mengikutinya kembali nanti.
  3. Bertemu dengan mantan kekasihmu di bar atau kafe tidak hanya membuat situasi terasa canggung, tetapi juga memberikan “gangguan” pada proses pemulihan yang kamu jalani. Cobalah cari tempat baru untuk dikunjungi yang, tentunya, bukan tempat-tempat yang sering ia kunjungi atau tempat yang pernah kalian berdua kunjungi. [3]
    • Jika suatu saat kamu berpapasan atau bertemu dengannya, pastikan interaksimu dengannya tetap singkat. Sapaan singkat seperti “Hai!” sebelum meninggalkannya dirasa sudah tepat.
  4. Batasi renunganmu mengenai putusnya hubungan atau momen-momen indah bersamanya dengan membuang hadiah, barang-barang pribadi, atau benda lain yang membuatmu memikirkannya. Kirimkan kembali barang-barang yang mungkin ia inginkan, masukkan kenang-kenangan yang ingin kamu simpan ke dalam boks, dan sumbangkan atau buang barang-barang lain yang tersisa. [4]
    • Membuang atau menjauhkan hal-hal yang mengingatkanmu kepadanya tidak hanya membantumu untuk menjauh darinya, tetapi juga menjadi simbol untuk memulai kehidupan baru dengan hal-hal dan kenangan yang baru.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menyibukkan Diri

PDF download Unduh PDF
  1. Potongan rambut baru, kelas yang menarik, hobi yang mengasyikkan, atau tujuan yang memberikan motivasi dapat membantumu mengobarkan kembali api semangat dan kebahagiaan dalam hidup. Pikirkan aspek-aspek diri yang sempat terabaikan dalam hubungan, dan rawat atau tonjolkan kembali aspek-aspek tersebut. [5]
    • Sebagai contoh, jika mantan kekasihmu merasa bahwa impianmu untuk mengelilingi dunia adalah hal yang gila, mulailah rencanakan perjalanan yang sempat kamu lupakan tersebut. Jika mantan kekasihmu sering menentukan pakaian yang kamu kenakan, cobalah kembangkan gaya berpakaian atau koleksi pakaian yang baru.
  2. Manfaatkan jaringan dukungan untuk membantumu melupakannya. Isilah kalender sosialmu dengan aktivitas-aktivitas menyenangkan, seperti menghabiskan malam bersama teman-teman atau menikmati liburan mengasyikkan bersama keluarga. [6]
    • Jika kamu perlu meluapkan emosimu, beri tahu orang-orang yang kamu sayangi mengenai perasaanmu dan jelaskan apa yang bisa mereka lakukan untuk membantumu. Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, “Aku butuh pelukan saat ini.”
  3. Berlatihlah untuk merawat diri sendiri . Buatlah rutinitas baru yang menekankan perawatan dan rasa cinta terhadap diri sendiri. Tetapkan kebiasaan membaca atau menulis yang baru, lakukan latihan relaksasi untuk meredakan stres, atau buatlah keanggotaan di pusat kebugaran baru. [7]
    • Hubungan tentunya menuntut banyak waktu dan tenaga. Gunakan momen yang ada saat ini untuk berfokus kepada diri sendiri, tanpa merasa bersalah.
  4. Kamu mungkin merasa bahwa kamu tidak akan pernah menemukan sosok seperti mantan kekasihmu. Namun, bagaimana kamu bisa mengetahuinya jika tidak pernah bertemu sosok yang lain? Cobalah untuk tidak memaksakan diri mencari sosok “yang tepat” di awal dan cukup fokuskan diri untuk bertemu orang-orang baru yang menarik. [8]
    • Berkencan dengan orang lain bisa membuatmu merasa lebih atraktif dan diinginkan—kedua hal yang mungkin sulit untuk kamu rasakan setelah putusnya hubungan.
    • Meskipun kencan kasual terasa mengasyikkan, pastikan kamu tidak memanfaatkannya sebagai penutup luka batinmu. Kembalilah berkencan hanya jika kamu merasa sudah pulih dari putusnya hubungan dan bisa melanjutkan kembali hidupmu.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Berdamai dengan Akhir Hubungan

PDF download Unduh PDF
  1. Mungkin kamu terdorong untuk menepis luka batin dan pikiran-pikiran negatif dengan makanan rendah gizi, berbelanja secara berlebihan, atau mengonsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan. Namun, “perbaikan cepat” semacam ini tidak akan bertahan lama. Hal-hal tersebut hanya akan membuatmu kembali merasa terpuruk (bahkan jauh lebih terpuruk). [9]
    • Daripada menunjukkan kebiasaan-kebiasaan yang “merusak diri” untuk menangani perasaanmu, lakukan hal-hal yang bersifat membangun, seperti berolahraga, makan dengan sehat , dan bersandar kepada teman-temanmu.
  2. Memendam perasaan hanya akan menyulitkanmu untuk bangkit dari kesedihan. Cobalah berteriak, menangis, atau mengekspresikan perasaanmu ketika kamu mulai kewalahan dengan semua emosi yang ada. Biarkan dirimu merasakan emosi yang hadir. Selain itu, cobalah untuk tidak menghakimi dirimu sendiri. [10]
    • Tetapkan batas waktu untuk meratapi hubunganmu. Kamu bisa menetapkan waktu selama dua hari, dua minggu, atau dua bulan. Berikan “izin” pada diri sendiri untuk bersedih atau berduka sejenak. Pada momen ini, kamu bisa merasa marah, bingung, atau mungkin lega.
    • Setelah momen berduka berakhir, usahakan untuk kembali terhubung dengan kehidupanmu dan dunia luar. Sebagai contoh, kamu bisa melakukan hal sederhana seperti berkunjung ke rumah temanmu di sore hari.
  3. Catat sifat-sifat buruknya, serta berbagai alasan yang membuat hubunganmu dengannya harus diakhiri. Dengan begini, kamu bisa menghancurkan pandangan bahwa kamu telah kehilangan sosok terbaik. Hal ini juga membantumu menjaga sudut pandang yang objektif. [11]
    • Buatlah daftar sifat buruk yang dimiliki mantan kekasihmu agar kamu tidak hanya berfokus kepada hal-hal baik saja. Sebagai contoh, kamu bisa mencatat masa-masa sulit yang pernah dialami, seperti ketika ia berselingkuh, berbohong, atau tidak bisa mendukungmu.
  4. Kamu tidak bisa begitu saja melupakan seseorang yang sangat kamu sayangi sehingga jangan beranggapan bahwa cintamu kepadanya akan langsung menghilang. Daripada merasa kesal kepada diri sendiri karena masih mencintainya, arahkan rasa cinta tersebut secara positif. Kirimkan harapan baik kepadanya setiap kali teringat kepadanya. [12]
    • Sebagai contoh, jika kenangan tentangnya kembali terlintas, kamu bisa mengatakan dengan lantang, “Kuharap ia menjalani kehidupan yang sehat dan bahagia.” Tarik napas dalam-dalam, keluarkan, dan lanjutkan kembali aktivitasmu.
    • Jangan menyiksa diri jika kamu masih mencintainya, bahkan cukup lama setelah hubungan berakhir. Tidak masalah jika rasa cinta itu masih ada. Namun, hal ini tidak lantas berarti bahwa kamu harus tetap menjalani hubungan yang tidak akan berjalan baik.
  5. Jelaskan secara terperinci mengenai hal-hal yang memicu putusnya hubungan, apa yang kamu rasakan, dan hal-hal lain yang ingin kamu ungkapkan. Cobalah kenali “peran” yang kamu mainkan dan berusahalah untuk memaafkannya atas hal-hal yang ia lakukan. [13]
    • Kamu bisa mengirimkan surat tersebut jika mau, tetapi kamu juga bisa membakarnya atau merobeknya.
    • Berdamailah dengan hal-hal yang terjadi dalam hubungan agar kamu bisa melupakan masa lalu dan kembali melanjutkan hidup. Selain itu, penerimaan juga membantumu mempelajari hal-hal penting yang tidak boleh sampai terulang di masa mendatang.
  6. Melupakan seseorang yang dicintai tentunya membutuhkan waktu. Oleh karena itu, cobalah untuk tidak memaksakan diri. Cobalah jalani hari-hari dan ambil langkah satu per satu untuk memulihkan diri. Seiring berjalannya waktu, perasaanmu akan mulai membaik dan kamu bisa melihat masa depan dengan harapan dan pandangan yang lebih positif. [14]
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 204.695 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan