PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Muntah sesekali bisa menjadi sebuah hal yang normal pada kucing. [1] [2] Namun, jika kucing tidak biasa muntah (dan tiba-tiba muntah), mengalami penurunan berat badan, tampak sakit atau frekuensi muntahnya meningkat, hubungi dokter hewan. Beberapa metode sederhana berikut bisa dilakukan untuk membantu membuat kucing merasa lebih baik dan berhenti muntah.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menentukan Penyebabnya

PDF download Unduh PDF
  1. Keberadaan cacing (seperti cacing pita) dalam tubuhnya bisa menyebabkan kucing muntah. [3] Dengan memberinya obat cacing, Anda bisa membuat kucing berhenti muntah atau setidaknya menyampingkan cacingan sebagai penyebabnya. [4]
    • Jika dibolehkan untuk berburu, kucing harus lebih sering diberikan obat cacing.
    • Jika sudah lama tidak diberikan, segera berikan kucing obat cacing.
    • Banyak jenis obat cacing bisa dibeli di apotek.
    • Untuk cacing gelang, gunakan selamectin (Revolution). [5]
    • Milbemycin (Interceptor) bisa digunakan untuk membasmi banyak jenis cacing. [6]
  2. Banyak kucing mempunyai alergi, terutama terhadap protein. Kucing mungkin mempunyai intoleransi terhadap sebuah komponen makanan. Kenali dan hilangkan alergen tersebut dari makanannya. [7]
    • Tanyakan diet hipoalergenik pada dokter hewan.
    • Terapkan diet hipoalergenik pada kucing selama 8 minggu untuk memastikan bahwa alergennya telah hilang. [8]
    • Kenalkan kucing makanan baru secara perlahan, satu jenis dalam satu waktu, dan periksa jenis makanan yang membuatnya muntah
    • Saat alergen sampai di perutnya, kucing akan mengalami iritasi dan muntah. [9]
    • Beberapa kucing akan langsung muntah setelah memakan alergen. Namun, ada juga yang muntah beberapa jam setelah memakannya.
  3. Kucing sangat sensitif terhadap obat dan banyak obat mempunyai efek samping yang bisa menyebabkannya muntah. Perhatikan obat apa saja yang diberikan pada kucing dan periksa apakah obat tersebut mungkin menyebabkan kucing muntah atau tidak.
    • Dokter hewan akan bisa memberi tahu Anda penjelasan lebih lanjut tentang komplikasi obat.
    • Jika obat adalah penyebab kucing muntah, tanyakan alternatifnya pada dokter hewan.
    • Kucing sangat sensitif terhadap obat dan obat rumahan tidak boleh diberikan sembarangan.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengambil Tindakan Langsung

PDF download Unduh PDF
  1. Hairball umum ditemukan pada kucing dan merupakan hasil dari kebiasaannya dalam membersihkan bulu. Saat membersihkan tubuhnya, bulu bisa tertelan oleh kucing dan menyebabkannya muntah atau mengalami sakit perut. Dengan menyisir bulunya, Anda bisa meminimalkan jumlah bulu yang mungkin tertelan oleh kucing dan mencegah kucing muntah karena hairball .
    • Sisirlah bulu kucing setiap hari.
    • Kucing berbulu panjang dan pendek harus sama-sama disisir.
    • Gunakan sisir untuk menghilangkan bulu yang kusut.
    • Gunakan sisir karet untuk menghilangkan bulu yang rontok.
  2. Beberapa jenis makanan kucing yang dijual diciptakan untuk meminimalkan hairball . Coba pilihlah makanan kucing kering yang mengandung serat tinggi. [10]
    • Serat membantu agar bulu melewati sistem pencernaan.
  3. Jika kucing sering memuntahkan hairball , pertimbangkan untuk membeli pasta pelumas untuk kucing. Pelumas tersebut diciptakan untuk membantu kucing mengeluarkan hairball . [11]
    • Banyak produk tersebut seperti Lax-a-paste atau Katalax tersedia di pasar.
    • Banyak diantaranya terbuat dari parafin cair lembam dan sering kali diberikan perasa agar kucing mau menjilatinya.
    • Oleskan sekitar 2,5 cm pelumas pada kuku kucing sehari dua kali selama 2-3 hari agar kucing menjilatinya.
    • Pasta tersebut akan melapisi hairball dan membantunya keluar melalui feses.
  4. Beberapa kucing makan dengan cepat dan karenanya menelan banyak bulu. Hal ini bisa menyebabkan perut kucing iritasi dan muntah setelahnya. Hentikan perilaku ini dengan beberapa tindakan sederhana berikut:
    • Letakkan makanan kucing di dalam loyang muffin agar porsi makanannya lebih kecil dan kucing makan dengan lebih lambat.
    • Beberapa alat yang diciptakan untuk mengeluarkan makanan dengan perlahan juga sudah tersedia dan bisa dibeli.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Memutuskan Apakah Kucing Harus Dibawa ke Dokter Hewan atau Tidak

PDF download Unduh PDF
  1. Kucing yang muntah namun sehat tidak mengalami penurunan berat badan. Bawalah kucing ke dokter hewan jika kucing Anda muntah setidaknya 2-3 kali dalam satu minggu dan mengalami penurunan berat badan. Anda juga harus membawa kucing ke dokter hewan jika gejala-gejala disfungsi usus berikut muncul: [12]
    • Fesesnya lunak
    • Fesesnya berdarah
    • Fesesnya berlendir
    • Diare
  2. Perhatikan perilaku apa pun yang tidak biasa dilakukan kucing. Perilaku-perilaku tersebut bisa mencakup banyak hal, namun jika biasanya tidak dilakukan, bawalah kucing ke dokter hewan. Berikut adalah contoh hal-hal yang harus diperhatikan: [13]
    • Kurang berenergi, lelah, atau lesu.
    • Pendiam, menyendiri, atau letih.
    • Sering mengeong atau hiperaktif. [14]
  3. Perhatikan seberapa sering kucing makan dan minum. Perhatikan juga jumlah makanan dan air yang dikonsumsinya. Jika ada keabnormalan dalam nafsu makan atau minumnya, bawa kucing ke dokter hewan.
    • Hubungi dokter hewan jika kucing lebih sedikit makan atau minum dan mengalami penurunan berat badan.
    • Hubungi dokter hewan jika kucing lebih banyak minum dari biasanya.
  4. Penyebab kucing muntah tidak bisa selalu mudah diidentifikasi. Dokter hewan akan bisa mengidentifikasinya dan membantu menentukan apakah hal tersebut adalah gejala dari penyakit yang lebih serius seperti: [15]
    • Pankreatitis
    • Penyakit ginjal
    • Penyakit lever
    • Radang usus
    • Cacingan
    • Infeksi
    Iklan

Tips

  • Muntah, meskipun tampak menjijikan bagi manusia, bisa menjadi hal yang normal untuk kucing.
Iklan

Peringatan

  • Bawalah kucing ke dokter hewan jika gejala-gejala lain selain muntah muncul.
  • Jadwalkan pertemuan dengan dokter hewan jika Anda tidak yakin apakah perilaku atau kebiasaannya normal atau tidak.
Iklan

Referensi

  1. https://www.aspca.org/pet-care/cat-care/vomiting
  2. http://www.vet.cornell.edu/FHC/health_information/vomiting.cfm
  3. https://www.aspca.org/pet-care/cat-care/worms
  4. Plumb's Veterinary Drug Handbook. Donald Plumb. Publisher: Wiley-Blackwell
  5. Plumb's Veterinary Drug Handbook. Donald Plumb. Publisher: Wiley-Blackwell
  6. Plumb's Veterinary Drug Handbook. Donald Plumb. Publisher: Wiley-Blackwell
  7. Food hypersensitivity - new recommendations for diagnosis and management. Rosser. Consultations in Feline Internal Medicine. WB Saunder.
  8. Food hypersensitivity - new recommendations for diagnosis and management. Rosser. Consultations in Feline Internal Medicine. WB Saunder.
  9. Food hypersensitivity - new recommendations for diagnosis and management. Rosser. Consultations in Feline Internal Medicine. WB Saunder.
  1. Small Animal Internal Medicine. Nelson & Couto. Publisher: Mosby.
  2. Small Animal Internal Medicine. Nelson & Couto. Publisher: Mosby.
  3. https://www.aspca.org/pet-care/cat-care/vomiting
  4. https://www.aspca.org/pet-care/cat-care/vomiting
  5. Small Animal Internal Medicine. Nelson and Couto. Publisher: Mosby
  6. http://www.vet.cornell.edu/FHC/health_information/vomiting.cfm

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 12.819 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan