Unduh PDF Unduh PDF

Suatu kali teman Anda mengalami kesulitan. Sebagai sahabat sejati Anda perlu berusaha mendukungnya. Kadang-kadang kita merasa canggung ketika ada teman yang mengalami hal buruk karena tidak tahu harus berkata apa. Jangan khawatir soal itu. Hadir dan mendukung saja sudah cukup. Ada berbagai cara untuk membuat teman kita yang mengalami kesulitan merasa lebih baik.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Melakukan Hal yang Tepat

Unduh PDF
  1. Anda tidak membantu teman Anda jika malah mundur saat muncul masalah. Untuk menjadi teman yang baik, Anda perlu hadir ketika mereka butuh teman untuk bercakap-cakap atau menangis saat tengah malam. Bagi sebagian orang, kesulitan teman adalah gangguan. Teman sejati tidak berpikir begitu.
    • Bahkan jika mereka mengatakan ingin sendirian, setidaknya sampaikan tawaran. Namun, jangan paksa mereka bicara jika mereka belum siap. Beri mereka kesempatan untuk menyendiri seperti yang mereka inginkan, tetapi jangkaulah lagi. Beberapa kali. Jangan pergi. Kadang-kadang orang tidak tahu harus berkata apa ketika temannya kesulitan, maka mereka tidak mengatakan apa pun atau menciptakan jarak. Hal ini justru semakin menyakiti sahabat Anda.
    • Tujuan yang utama adalah menawarkan dukungan. Mengetahui seseorang bersedia mendengarkan, menawarkan saran atau perhatian bisa membuat perbedaan bagi teman yang sedang mengalami kesulitan. Telepon, kirim SMS atau pesan dan tanyakan, “Bagaimana kabarmu? Apa yang kamu butuhkan atau apa yang bisa saya bantu?”
    • Salah satu cara untuk menjangkaunya adalah senantiasa hadir. Tetap nyalakan ponsel, dan berbicaralah dengan mereka pada pukul 02.00 saat mereka sedang krisis. Jawab pesan pendek mereka. Jangan sibuk terus sehingga tidak sempat mendengarkan. Jangan merasa harus bersikap berbeda dengan mereka. Pilih saat yang tepat, dan jangan tiba-tiba memaksa mereka bicara jika mereka belum siap. [1]
    KIAT PAKAR

    Laura Horne, MPH

    Spesialis Pendidikan Kesehatan
    Laura adalah Direktur Program Active Minds, organisasi nirlaba Amerika yang mendukung pendidikan dan kesadaran kesehatan mental untuk pelajar. Sebelum bergabung dengan Active Minds, Laura memimpin Gerakan Kesehatan Masyarakat di Asosiasi Nasional Pejabat Kesehatan Kabupaten dan Kota (NACCHO) dan Tulane University. Dia meraih gelar Master dalam Kesehatan Masyarakat dari Tulane University. Laura mendapatkan sertifikat sebagai Spesialis Pendidikan Kesehatan dari National Commission for Health Education Credentialing.
    Laura Horne, MPH
    Spesialis Pendidikan Kesehatan

    Meskipun Anda tidak tahu apa yang harus dikatakan, jangan khawatir. Spesialis pendidikan kesehatan, Laura Horne, mengatakan: "Dalam banyak situasi, Anda tidak harus menjadi ahli untuk bisa membantu. Anda hanya perlu hadir di sana. Bercakap-cakaplah dengan teman Anda dan beri tahu mereka, 'Aku di sini untukmu.' Jika mereka membutuhkannya, Anda bisa juga memberi rujukan sumber dukungan lain.

  2. Jadilah batu karang di tengah badai yang bisa mereka andalkan, dan bayangkan Anda menawarkan jangkar kepada mereka. Jika Anda sama-sama bingung dengan kesulitan itu, jangan menunjukkannya.
    • Jangan tampak terkejut. Hal ini hanya akan membuat teman Anda merasa masalahnya sangat besar dan tidak bisa dipecahkan sehingga mereka semakin bingung. Ketahuilah, beberapa orang perlu meluapkan seluruh kesusahannya. Hal itu tidak apa-apa.
    • Walau perlu menunjukkan empati, kalau Anda tampak kasihan, mereka justru merasa lebih buruk.
    • Jangan melakukan tindakan impulsif yang memperburuk masalah teman Anda. Lagi pula, Anda tidak tahu benar apa masalah teman Anda. Bertanyalah kepada teman Anda sebelum melakukan tindakan yang bisa membantu mereka memperbaiki situasi. Lihat bagaimana perasaannya (kecuali mereka dalam bahaya atau mengalami pelecehan, maka Anda harus segera memberi tahu orang lain).
  3. Sebaiknya jadilah pendengar yang baik, tetapi baik juga jika Anda berbicara. Ketika mendengarkan dengan saksama, tunjukkan kontak mata yang empatik. [2]
    • Ceritakan kisah-kisah positif tentang pengalaman orang lain dan hasilnya serta kisah Anda sendiri jika Anda anggap hal itu membuat keadaan menjadi lebih baik. Namun, Anda pun perlu diam sejenak, dan pastikan Anda mendengarkan. Kadang-kadang orang butuh mengeluarkan dan meluapkan emosi.
    • Ingat, teman Anda sudah cukup terluka. Tetap positif, positif, positif. Oleh karena itulah mereka berpaling kepada Anda, yaitu untuk meminta bantuan. Biarkan mereka berbicara tak tentu arah sejenak. Barangkali mereka perlu mengeluarkan semua unek-unek. Bahkan mungkin Anda perlu mengangguk untuk menunjukkan pengertian dan simpati atau komentar, "Saya akan membantumu melewati semua ini. Kamu kuat" seperti ini bisa berguna.
  4. Tanggapan untuk orang yang sedang berduka akibat kematian orang terkasih sangat berbeda dengan tanggapan terhadap seseorang yang mengalami kesulitan keuangan, misalnya. Sempatkan untuk mencari tahu situasi mereka yang sebenarnya.
    • Kalau mereka punya masalah keuangan, bantu mereka membuat perencanaan anggaran, ajak mereka melihat pengeluarannya secara objektif, dan sarankan seorang konselor keuangan. Hati-hati jika hendak meminjamkan uang kepada keluarga atau teman. Hal itu bisa merusak relasi. [3]
    • Jika mereka berduka karena kematian atau kehilangan yang lain, ketahuilah bahwa para ahli percaya ada beberapa tahapan dukacita . Tahapan-tahapan itu adalah menyangkal, marah, tawar-menawar, depresi, dan akhirnya menerima. [4]
    • Hubungkan teman Anda dengan sumber informasi di luar yang tepercaya, di mana mereka bisa memperoleh lebih banyak bantuan dari seorang yang ahli atau terlatih menangani kesulitan mereka. [5]
  5. Atau sentuh lembut bahunya. Menunjukkan empati lewat sentuhan fisik cenderung membuat mereka merasa sedikit lebih baik atau setidaknya merasa diperhatikan.
    • Kadang-kadang yang mereka butuhkan hanya pelukan. Tak perlu mengatakan apa pun--cukup buka tangan Anda dan mereka akan memeluk Anda. Peluk selama mungkin karena hal ini menunjukkan bahwa Anda hadir bagi mereka. Buat mereka tertawa.
    • Nyanyikan lagu, menari, atau ceritakan kisah lucu. Begitu mereka mulai tertawa, mereka akan lebih mudah pulih dan bisa memikirkan apa yang sebaiknya mereka lakukan.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengucapkan Hal yang Tepat

Unduh PDF
  1. Tidak apa-apa menceritakan pengalaman diri sendiri jika Anda pikir pengalaman tersebut bisa menunjukkan empati atau menolong teman Anda, tetapi sebaiknya tetap fokus pada teman Anda, bukan Anda diri sendiri. Jadi tahanlah dorongan untuk menghibur mereka dengan cerita-cerita bagaimana Anda mengalami hal yang tidak menyenangkan.
    • Jangan mencoba menambah masalah mereka dengan masalah Anda sendiri. Mungkin pada malam hari Anda sering dikuntit oleh badut pembunuh yang memakai kacamata. Namun, kali ini fokusnya pada masalah teman Anda, misalnya soal pasangan atau karier mereka, atau apa pun yang sedang mereka alami.
    • Bukan berarti Anda tidak bisa mendapatkan kesamaan dengan mengingatkan mereka pada pengalaman pribadi Anda yang agak mirip dan bisa Anda atasi. Namun, tahanlah dorongan untuk menyatakan secara tidak langsung bahwa Anda tahu persis bagaimana perasaan mereka karena setiap situasi unik, dan Anda tak perlu mengumbar cerita diri sendiri.
  2. Kita semua pernah mendengar ungkapan klise seperti ini: “Saya mengerti bagaimana perasaanmu” (padahal Anda tidak benar-benar tahu) atau “kamu masih untung” ketika perasaan mereka sangat hancur. Alih-alih mengucapkan kata-kata klise, berbicaralah dari hati sesuai pengalaman pribadi mereka.
    • Menjalin persahabatan berarti tahu bagaimana menggunakan kejujuran dengan efektif. Ketika seorang teman mengalami masa sulit, timbanglah situasi dan prosesnya dengan pandangan pribadi Anda sendiri. Tempatkan diri pada posisi teman Anda, dan rasakan emosi yang mereka alami.
    • Katakan bahwa Anda ikut prihatin, dan biarkan mereka mencurahkan seluruh perasaan. Hindari mengucapkan kalimat klise dalam suatu situasi tertentu, karena mereka akan menganggap Anda tidak benar-benar peduli dan akhirnya semakin sedih. Realistis saja. Jangan mengatakan “tidak apa-apa” jika sebenarnya ada masalah. Alih-alih, beri inspirasi.
  3. Menegur teman dengan berkata seperti “Saya sudah bilang kamu mestinya melakukan ini lebih cepat” atau “sudah berapa kali saya katakan soal itu?” akan membuat mereka semakin terpuruk. Ketika percakapan hampir berakhir, Anda akan menyesali ucapan seperti itu.
    • Jika teman Anda terus mengulangi pola negatif, Anda bisa diam-diam menegur dengan menawarkan saran positif tentang cara membuat perubahan alih-alih menyampaikan dengan nada negatif dan menyalahkan. Jangan menghakimi. Itu sangat penting. Hal itu tidak membantu, dan bukan saat yang tepat.
    • Simpan dulu bahasan mendalam soal kesalahan x, y, atau z mereka. Bicarakan setelah mereka keluar dari krisis. Mereka perlu dihibur ketika semuanya memburuk, jangan malah membuatnya merasa semakin buruk. Jangan mengucapkan hal-hal kasar seperti “sudah saya bilang” atau “ini salahmu sendiri”.
    • Bayangkan ini. Anda adalah sahabat "Lindsay", dan orang tuanya akan bercerai. Sebaiknya jadilah teman dengan membiarkan dia menangis di bahu Anda dan menceritakan masalahnya, atau buatlah dia bahagia. Namun... Dia mungkin ingin menyendiri. Buat satu bingkisan kecil untuk menghiburnya berisi film, permen, dan hal-hal yang membuatnya tertawa. Jadilah teman baik, dan bantu dia melewati kesulitan ini seperti Anda ingin diperlakukan.
  4. Sampaikan cara-cara kepada teman Anda supaya dia dapat melewati kesulitannya, serta berikan dorongan emosional. Bantu mereka melihat sisi positif yang masih ada dalam hidup mereka. Ingatkan teman Anda bahwa mereka tidak sepantasnya mengalami apa pun yang terjadi ini.
    • Kalau memungkinkan, coba lakukan sesuatu yang bisa benar-benar mengubah kesulitan teman Anda. Jika Anda tidak tahu harus berbuat apa, cobalah berusaha dan lakukan hal lain yang membantu teman Anda. Misalnya, mungkin mereka terlalu sedih sehingga tidak sanggup menyiapkan makan malam. Bawakan mereka sepiring makanan. Tawarkan untuk mengasuh anak-anak mereka–atau lakukan hal-hal semacam itu.
    • Kendati Anda bisa menawarkan solusi yang membangun, akhirnya mereka sendirilah yang membuat keputusan mengenai tindakan yang akan diambil. Biarkan mereka mengambil kesimpulan dan membuat keputusan sendiri. Di sini kuncinya adalah menunjukkan dukungan yang tulus . Bicarakan hal praktis, jangan pernah membimbing mereka jika Anda tidak yakin. [6]
    • Sebaiknya tujuan utama Anda adalah mendengarkan, sambil sesekali memberikan solusi yang membangun dan positif, saran atau masukan. Anda bisa memberi ketiganya jika Anda memang sahabat dekat.
  5. Sebagai teman baik Anda menawarkan bimbingan dan saran, sambil menyadari bahwa teman Anda, kendati sangat dekat, mungkin tidak mau menerima dukungan Anda. Pada akhirnya orang harus menjalani semuanya sendiri–relasi yang buruk, masalah keuangan, kematian, dan lain-lain.
    • Pahami dan terima bahwa tindakan Anda mungkin tidak selalu memberikan hasil yang Anda harapkan. Sebagai orang yang mendukungnya, Anda jangan kecewa atau putus asa karena hal ini.
    • Bantulah mereka untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan tunjukkan dengan tepat kemungkinan-kemungkinan pertolongan bagi mereka. Pakailah pengalaman Anda, naluri, dan saran orang lain. Katakan, "Ini hidupmu. Lakukan apa yang kamu anggap terbaik. Tidakkah kamu pikir bahwa ____ akan menjadi ___? Mungkin kamu bisa ___? Namun, terserah kamu." Sebaiknya tidak mengatakan, "Itu ide yang buruk, kamu mestinya ___."
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengambil Tindakan Lain

Unduh PDF
  1. Laporkan kekerasan [7] atau masalah lain yang memengaruhi keselamatan teman Anda. Tidak semua kesulitan sama. Jika kesulitan yang dialami teman Anda mengancam keselamatannya--katakanlah relasi yang penuh kekerasan fisik atau ancaman menyakiti diri sendiri [8] – Anda harus bertindak.
    • Dorong teman Anda untuk melaporkan kepada pihak berwenang yang lebih tahu cara mengatasinya, misalnya petugas penegak hukum, terapis, pemimpin agama, atau orang tua. Kalau teman Anda menolak, dan masih terjadi kekerasan, sampaikan sendiri hal itu kepada pihak berwenang.
    • Kalau teman Anda usianya di bawah umur, sampaikan kepada orang tuanya bahwa dia mengalami kekerasan, termasuk perundungan . Perundungan [9] adalah kekerasan emosional, dan sebaiknya jangan mengatasi hal seperti itu sendirian. Jangan coba-coba menghadapi pelaku kekerasan karena Anda bisa terancam bahaya juga. Ceritakan kepada orang dewasa.
  2. Jangan paksa mereka untuk ceria atau marah jika mereka tidak bisa mengatasi keterpurukannya. Mereka sedang terluka. Kadang-kadang mereka hanya butuh waktu. Namun, jika kesedihan mereka berlarut-larut, sebaiknya cobalah respons lain.
    • Kadang-kadang Anda perlu menunjukkan sayang dengan bersikap lebih keras atau Anda menjadi orang yang membiarkan hal negatif. Kapan? Ketika setelah sekian lama berlalu, dan kesedihan, kedukaan, atau depresi mereka mulai menularkan efek negatif ke aspek hidup yang lain seperti pekerjaan atau sekolah.
    • Mulanya tenggelam dalam kesedihan itu wajar. Namun, jangan sampai larut terlalu lama, meskipun setiap individu memiliki batas yang berbeda-beda. Pada satu titik, arahkan mereka untuk memikirkan solusi.
  3. Jika Anda butuh berjarak dari masalah itu karena mereka belum pulih dan setiap percakapan hanya membahas hal yang sama dari bulan ke bulan, Anda bisa menyarankan intervensi yang lebih tegas.
    • Kenali tanda-tanda depresi klinis [10] , dan jika teman Anda menunjukkan gejala seperti itu, sarankan dia untuk meminta bantuan tenaga profesional, seperti terapis atau dokter.
    • Ingatkan mereka bahwa Anda bukan seseorang yang dilatih untuk memberikan terapi. Anda juga tidak bisa selamanya berbagi beban dengan mereka. Sampai pada titik tertentu, sedikit tindakan keras dengan memberi sebuah solusi yang konstruktif atau memberikan pengakuan yang jujur berdasarkan pengamatan Anda bisa lebih membantu mereka.
  4. Cari cara untuk mengalihkan perhatian mereka dari masalah untuk sementara waktu. Mungkin Anda bisa mengajak mereka menonton film. Dengan demikian, mereka akan keluar rumah dan melupakan sejenak masalah mereka.
    • Pengalihan perhatian membantu seseorang mendapatkan cara pandang yang benar. Namun, seimbangkan antara memberi mereka ruang untuk sendiri dan mengajak mereka mengalihkan perhatian. Pahami, setidaknya di awal, mereka perlu duduk di ruang tamu sambil memakai piyama.
    • Bawakan makanan untuk menghibur seperti es krim, cokelat, atau makanan favorit mereka. Bawa makanan tersebut ke rumah mereka, dan temani mereka. Ingatkan soal pencapaian-pencapaian mereka. Bagikan kutipan positif. [11]
    • Dalam beberapa hal melakukan aktivitas seperti biasa pada satu titik bisa memulihkan. Jadi, jangan terlalu mengubah rutinitas.
  5. Ketika seorang teman menceritakan rahasia bahwa dirinya sedang dalam kesulitan, itu artinya dia percaya kepada Anda. Jika Anda merusak kepercayaan itu dengan menceritakan masalahnya ke mana-mana, Anda bukan sahabat yang baik.
    • Kecuali–dan ini sangat penting–untuk situasi yang meliputi kekerasan, perundungan, atau lingkungan apa pun di mana teman Anda berada dalam bahaya, termasuk secara emosional. Dalam hal seperti itu, Anda harus memberi tahu pihak berwenang–orang tua, polisi, atau terapis, misalnya.
    • Dalam situasi lain, jangan jadi penggosip. Jangan menyinggung masalah mereka di media sosial atau menceritakan kepada orang lain dalam lingkaran pertemanan Anda, bahkan jika di bawah penyamaran dalam usaha agar mereka lebih tertolong.
    Iklan

Tips

  • Beri ruang untuk menyendiri jika mereka meminta.
  • Jauhkan mereka dari alkohol supaya mereka tidak semakin terpuruk. Alkohol hanya akan mengobarkan emosi dan depresi mereka.
  • Jangan terlalu memaksa untuk mengetahui detail masalah. Mungkin mereka tidak ingin menceritakan setiap detailnya kepada Anda, maka jangan bertanya jika mereka tidak bercerita.
  • Berikan ruang kepada teman Anda dan jangan terus berada di sekitarnya sehingga dia merasa terganggu.
  • Jangan berjanji bahwa Anda akan senantiasa hadir jika Anda tahu Anda tidak sanggup atau tidak mau.
  • Apa pun rahasia yang diceritakan teman Anda, tunjukkan empati dan puji mereka supaya bertahan. Hal ini saja sudah cukup membuat seseorang merasa didukung, dipahami, dan merasa lebih baik secara keseluruhan.
Iklan

Peringatan

  • Jika teman Anda menceritakan kesulitannya, simpan rahasia itu baik-baik kecuali ia menyampaikan rencana bunuh diri, pelecehan, pemerkosaan, atau apa pun yang bisa menyakitinya.


Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 59.618 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan