Unduh PDF Unduh PDF

Rasa takut cenderung membuat Anda merendahkan diri sendiri atau menyalahartikan bahaya, padahal ketakutan adalah sesuatu yang semu dan tidak bermanfaat. Di saat yang bersamaan, ketidakmampuan membedakan antara rasa takut yang tidak realistis dan intuisi akan membentuk keyakinan yang kuat bahwa Anda akan mengalami sesuatu yang buruk di kemudian hari. Hal ini menjadi penyebab sehingga Anda menentukan pilihan dan keputusan yang menghambat diri sendiri, alih-alih membuat kehidupan Anda semakin berkembang. Kehidupan yang seimbang membawa Anda pada kebahagiaan jika Anda mampu membedakan antara rasa takut dan intuisi.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Mengidentifikasi Rasa Takut

Unduh PDF
  1. Ada ketakutan yang nyata, misalnya saat Anda menghadapi serangan anjing atau ketika berhadapan dengan mobil yang sedang melaju dari arah berlawanan atau jika Anda baru pertama kali berlatih terjun payung dari pesawat udara. Dalam hal ini, membela diri atau berhati-hati karena takut akan apa yang terjadi adalah perilaku yang sehat dan masuk akal sebab tindakan tersebut dianggap sebagai proteksi diri dari sesuatu yang menakutkan dengan alasan yang nyata. [1]
  2. Ketahui bahwa rasa takut yang semu dan merugikan terjadi jika Anda membayangkan akan mengalami peristiwa yang memicu rasa takut, sekalipun ketakutan ini tidak masuk akal atau kemungkinannya kecil. Hal ini terjadi karena Anda membiarkan rasa cemas, khawatir, dan kebiasaan membesar-besarkan masalah mengambil alih kemampuan berpikir jernih dan mengabaikan bukti-bukti yang nyata. [2]
    • Ketahui bahwa artikel ini tidak membahas ketakutan yang nyata, tetapi berfokus pada rasa takut imajinatif, yaitu kebiasaan membayangkan akan terjadi sesuatu yang sangat buruk di luar dugaan.
  3. Berusahalah mencari tahu apa yang membuat Anda ketakutan . Tulislah apa yang memicu rasa takut agar Anda bisa mengenalinya sebagai rasa takut, bukan sebagai intuisi. Sediakan waktu untuk mencatat hal-hal yang membuat Anda dihantui oleh ketakutan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: [3]
    • Takut kehilangan pekerjaan
    • Takut kehilangan orang tercinta
    • Takut mengalami cedera atau takut memikirkan keselamatan anak-anak
    • Takut menjadi tua atau takut akan masa depan
    • Tulislah semua ketakutan yang Anda rasakan. Ada rasa takut yang rasional, misalnya takut kehilangan pekerjaan setelah mendengar atasan mengumumkan akan ada pengurangan karyawan minggu depan. Akan tetapi, ada juga rasa takut yang irasional, misalnya takut karena membayangkan jembatan yang akan Anda lalui tiba-tiba runtuh hanya karena Anda baru saja mendengar berita runtuhnya jembatan di tempat lain. [4]
  4. Rasa takut bisa berkembang menjadi fobia, misalnya: takut ketinggian, takut serangga, takut bertemu orang asing, dll. Fobia terjadi karena pikiran Anda dikendalikan oleh pengalaman di masa lalu, bukan intuisi yang mengendalikan pikiran. Walaupun fobia muncul karena ingin melindungi diri, perlindungan seperti ini cenderung berlebihan sehingga Anda tidak bisa mengembangkan diri, memiliki kebebasan, dan meraih kebahagiaan. [5]
  5. Stres dan kecemasan membuat Anda tidak bisa merasa tenang. Kondisi ini membuat Anda kesulitan menemukan jati diri atau mengungkapkan siapa Anda yang sebenarnya. Inilah saatnya ketakutan mendominasi dan memegang kendali sebab Anda berusaha melindungi diri agar tidak merasa kalah, lelah, dan dimanfaatkan. Sediakan waktu untuk merilekskan diri agar Anda bisa melupakan ketakutan, mendengarkan intuisi dengan tepat, dan menemukan jati diri yang tidak akan muncul ke permukaan jika Anda tidak menyediakan waktu untuk melakukan relaksasi dan menenangkan pikiran . [6]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Membedakan Rasa Takut dan Intuisi

Unduh PDF
  1. Renungkan apa yang Anda ketahui tentang intuisi. Walaupun tidak mudah, Anda bisa memahami sendiri intuisi sebagai panduan dari dalam hati, “pencerahan”, atau suara hati. Berlawanan dengan ketakutan, intuisi berkonotasi positif sebab membuat kita mampu memanfaatkan pengalaman yang terpendam di alam bawah sadar . [7]
    • Istilah “kata hati”, “insting”, “naluri”, dan “perasaan” sering digunakan untuk menjelaskan cara intuisi memengaruhi tindakan dan keputusan kita. Akan tetapi, kita perlu menyadari bahwa intuisi lebih dari merespons hanya berdasarkan insting, tetapi menggunakan insting yang didukung oleh pertimbangan kognitif. Definisi intuisi yang Anda tentukan tidak bisa dikatakan benar atau salah. Anda hanya perlu menyediakan waktu untuk menulis apa artinya menurut Anda.
  2. Ketakutan adalah emosi negatif yang mengekspresikan diri melalui reaksi fisik (misalnya: respons “lawan atau lari”, berkeringat, jantung berdebar-debar, dll.) Intuisi adalah perasaan positif atau panduan yang akan memperbaiki keadaan jika didengarkan. Ketakutan adalah emosi yang membuat Anda ingin menghindar, bersembunyi, dan tidak mau menghadapi akibat negatif yang akan terjadi, sedangkan intuisi mengingatkan adanya potensi bahaya sambil memberikan kekuatan, ketangguhan, dan membuat kita mampu mempersiapkan tindakan dan sikap untuk menghadapi dan mengatasi kejadian negatif. [8]
    • Saat Anda keliru menganggap ketakutan sebagai intuisi, Anda mengatakan dengan jelas kepada diri sendiri bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, tetapi Anda tidak mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk menghadapinya selain merasa khawatir , resah, atau berdoa. Akibatnya, Anda mengabaikan intuisi dan kemampuan yang Anda miliki untuk mengatasi rasa takut. Inilah cara kita mengabaikan intuisi atau mengubah efek positif menjadi efek negatif. [9]
    • Ketahui masalah lain yang timbul karena keliru menganggap ketakutan sebagai intuisi. Alih-alih menikmati hidup dalam kekinian , ketakutan membuat Anda menjalani hidup sambil membayangkan hal-hal terburuk yang mungkin terjadi di kemudian hari. Anda tidak bisa menemukan intuisi jika tidak berfokus pada kekinian.
  3. Firasat atas apa yang akan terjadi cenderung bersifat netral jika muncul karena intuisi. Firasat tidak bisa dipaksakan dan akibat baik atau buruknya tidak dipengaruhi oleh pikiran Anda. Orang-orang yang bersikap sinis kepada diri sendiri hanya menghalangi kemampuan mereka untuk memiliki firasat sehingga mereka cenderung tidak mengalaminya. Firasat berbeda dari rasa takut sebab firasat muncul bukan karena preferensi subjektif secara sadar atau tidak sadar. [10]
  4. Artikel ini sudah memberikan petunjuk cara membedakan ketakutan dan intuisi. Contohnya, apakah Anda selalu terfokus pada kekinian atau mencemaskan masa depan? Apakah Anda terbiasa membesar-besarkan masalah atau melakukan perenungan tentang kehidupan? Ketahui perbedaan antara intuisi dan ketakutan yang irasional melalui penjelasan berikut: [11]
    • Intuisi yang bisa diandalkan memberikan informasi dengan nuansa emosional yang netral.
    • Intuisi yang bisa diandalkan muncul berupa kata hati yang “menyenangkan”.
    • Intuisi yang bisa diandalkan membuat Anda mampu berbelas kasih dan memberikan afirmasi positif kepada diri sendiri dan orang lain.
    • Intuisi yang bisa diandalkan memberikan impresi yang jelas terlihat sebelum dirasakan
    • Intuisi yang bisa diandalkan terasa sebagai sesuatu yang tidak ada pengaruhnya, seperti sedang menonton film di bioskop
    • Ketakutan irasional memberikan informasi yang sarat pesan emosional
    • Ketakutan irasional muncul berupa kata hati yang “tidak menyenangkan”
    • Ketakutan irasional memunculkan perasaan disakiti, diremehkan, atau delusi tentang diri sendiri, orang lain, atau keduanya
    • Ketakutan irasional membuat Anda tidak mampu mengendalikan diri atau bersikap bijaksana
    • Ketakutan irasional merefleksikan pengalaman masa lalu yang meninggalkan luka batin atau trauma yang belum disembuhkan
  5. Berusahalah mengenali rasa takut yang protektif dan ubahlah ketakutan irasional dengan menumbuhkan keberanian . Adakalanya, Anda mungkin sudah mengenali potensi bahaya yang nyata, tetapi biasanya, ketakutan irasional memberikan informasi yang salah. Oleh sebab itu, biasakan mempertanyakan rasa takut yang dipicu oleh rasa rendah diri sebab kita semua layak mendapatkan yang istimewa.
    • Contohnya, boleh saja Anda mempertanyakan ketakutan karena cinta pernah membuat Anda sangat terluka. Walaupun hati yang terluka bisa terbuka lagi, Anda harus mengambil keputusan untuk membuka diri dan tidak memproteksi diri secara berlebihan. Intuisi yang sejati tidak pernah membuat Anda kecewa atau menimbulkan sikap dan perilaku yang merugikan diri sendiri. Ini adalah salah satu petunjuk intuisi yang paling jelas.
    Iklan

Tips

  • Jika Anda memiliki kemampuan berempati secara emosional, sangat sensitif, atau selalu mengutamakan kepentingan orang lain, akan sangat sulit membedakan antara rasa takut yang nyata, ketakutan yang irasional, dan intuisi yang bermanfaat. Anda cenderung berusaha mengatasi ketakutan yang orang lain rasakan dan berpikir atau berasumsi bahwa ketakutannya adalah ketakutan Anda sendiri.
  • Bantulah orang lain memahami perbedaan antara rasa takut yang protektif, ketakutan yang irasional, dan intuisi. Orang-orang yang terjebak dalam ketakutan yang irasional biasanya akan kesulitan membebaskan diri dari masalah ini. Anda bisa menolong mereka, terutama jika Anda pernah mengalami mengatasi masalah yang sama dan mampu memahami pemicunya.
  • Jangan langsung memercayai informasi atau emosi yang muncul karena masalah yang Anda anggap penting atau memicu emosi Anda. Contohnya, sebagai seorang ibu, kesejahteraan anak adalah pemicu emosi yang paling kuat, sedangkan sebagai pemiliki usaha, kejujuran karyawan adalah pemicu emosi yang paling kuat. Dalam hal ini, bersikaplah skeptis saat mendapatkan informasi yang memicu ketakutan dan berpikirlah kritis untuk mengenali ketakutan, emosi, dan intuisi. Jangan biarkan ketakutan yang irasional mengendalikan Anda. Lakukan pendekatan ilmiah langkah demi langkah dan jangan bertindak impulsif.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 8.995 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan