Dewasa ini, debat formal merupakan salah satu aktivitas yang lazim dijadikan tugas akademis bagi siswa yang masih duduk di bangku SMA maupun yang telah mencicipi bangku universitas. Secara khusus, proses debat umumnya melibatkan dua orang individu atau dua buah tim yang memiliki sudut pandang berbeda dalam sebuah isu. Seahli-ahlinya seseorang berdebat, sejatinya kerangka debat tetap diperlukan untuk memastikan argumentasi yang digunakan benar-benar efektif, terstruktur, dan komprehensif. Sayangnya, menulis kerangka debat tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Itulah mengapa, artikel ini hadir untuk membantu Anda dalam mengelompokkan premis dalam kerangka debat dan menyajikannya dalam bentuk argumentasi yang utuh. Ingin mengetahui informasi selengkapnya? Baca terus artikel ini!
Langkah
-
Identifikasi jenis debat sebelum membuat kerangka. Pada dasarnya, ada beberapa jenis debat, seperti debat parlemen dan debat Lincoln-Douglas , yang masing-masingnya memiliki struktur organisasi tersendiri dan pada akhirnya menentukan urutan proses penyampaian argumentasi dari setiap peserta debat. Itulah mengapa, kerangka debat harus disesuaikan dengan struktur atau jenis debat yang akan Anda lakukan. [1] X Teliti sumber
- Debat antartim adalah salah satu jenis debat yang paling lazim dilakukan. Dalam jenis debat ini, umumnya babak pertama akan diisi oleh dua buah segmen, dan dalam masing-masing segmen, setiap tim berkesempatan untuk menyajikan argumentasinya. Sementara itu, pada babak kedua, setiap tim kembali memiliki segmennya masing-masing untuk membantah argumentasi tim lawan yang disajikan pada babak pertama.
- Sementara itu, dalam debat Lincoln-Douglas , salah satu sisi atau tim memiliki kesempatan untuk menyajikan argumentasi mereka. Kemudian, tim yang lain berkesempatan untuk melakukan pemeriksaan silang terhadap argumentasi tersebut. Setelah itu, proses yang sama akan berulang pada tim yang lain. Pada akhirnya, setiap tim memiliki peluang untuk memberikan sanggahan terakhir mereka.
-
Teliti pertanyaan debat untuk menentukan sisi yang akan Anda ambil. Cari informasi dari sumber yang tepercaya , seperti jurnal dan teks akademis, untuk meningkatkan pemahaman Anda terkait topik yang akan diperdebatkan. Secara khusus, berfokuslah untuk mencari fakta, data statistik, kutipan, contoh kasus, dan berbagai materi lain yang berhubungan dengan topik tersebut. Kemudian, berdasarkan bukti-bukti yang telah terkumpul, pilih sisi yang memiliki bekal argumentasi lebih kuat, jika memungkinkan. [2] X Teliti sumber
- Misalnya, jika topik yang diperdebatkan adalah peran mobil listrik terhadap kerusakan lingkungan versus peran mobil berbahan bakar gas terhadap masalah yang sama, cobalah mengumpulkan materi dari jurnal akademis dan organisasi nonprofit yang mengawasi perilaku konsumen terhadap tingkat emisi karbon untuk mengetahui dampak karbon terhadap kerusakan lingkungan, serta mendapatkan kutipan resmi dari pernyataan para ahli dalam topik tersebut, seperti ilmuwan lingkungan dan pemilik atau pekerja di pabrik mobil.
- Jika kerangka debat dibuat untuk memenuhi nilai tugas dan Anda kesulitan memilih sisi yang akan diperjuangkan, sebaiknya berfokuslah terlebih dahulu untuk mengumpulkan sebanyak mungkin bukti guna memperkuat argumentasi Anda nantinya.
- Apa pun argumentasi yang nantinya Anda pilih, pastikan argumentasi tersebut terdengar logis dan disertai oleh beragam bukti pendukung yang relevan pun meyakinkan.
- Jangan lupa mencatat seluruh informasi yang Anda kutip.
- Untuk setiap bukti pendukung yang Anda temukan, cobalah mencari fakta lain guna menyanggah atau membantah bukti tersebut. Metode tersebut sangatlah efektif untuk memperkuat argumentasi Anda nantinya.
- Ingat, lebih baik mengumpulkan terlalu banyak informasi daripada tidak melakukan riset yang cukup dan pada akhirnya kekurangan bukti pendukung.
-
Kelompokkan seluruh bukti yang Anda temukan ketika melakukan riset. Pada selembar kertas, tuliskan seluruh bukti yang mampu mendukung argumentasi utama Anda, dimulai dari bukti yang paling berpengaruh, dilanjutkan dengan bukti yang medioker, dan diakhiri dengan bukti akhir yang paling kuat. Kemudian, susun daftar serupa untuk mendata bukti-bukti yang bertentangan pada lembar kerja berbeda. [3] X Teliti sumber
- Misalnya, jika bukti pendukung paling berpengaruh adalah grafis yang menunjukkan bahwa mobil berbahan bakar gas memproduksi emisi karbon dua kali lebih banyak daripada mobil listrik, letakkan fakta tersebut pada bagian teratas dalam daftar bukti Anda.
- Jika waktu debat cukup panjang dan/atau topik yang akan diperdebatkan tergolong kompleks, cobalah membagi bukti yang Anda miliki ke dalam beberapa kategori, seperti kategori legal, moral, dan ekonomi.
- Setidaknya, cantumkan tiga buah fakta atau bukti pendukung di dalam kerangka debat.
Iklan
-
Ikuti prinsip dasar pembuatan kerangka untuk memastikan hasilnya rapi dan terstruktur. Meski urutan materi sangatlah bergantung kepada jenis debat yang digunakan, format kerangka debat tetap harus mengikuti aturan dasar yang berlaku secara umum. Misalnya, bagian heading dan subheading pada kerangka debat harus ditandai dengan angka Romawi, huruf kapital, dan angka Arab. [4] X Sumber Tepercaya Purdue Online Writing Lab Kunjungi sumber
- Bagi informasi ke dalam beberapa bagian. Umumnya, bagian heading yang utama akan diisi oleh argumentasi Anda, sementara bagian subheading akan diisi oleh beberapa bukti untuk mendukung argumentasi tersebut.
- Gunakan simbol yang tepat. Sejatinya, setiap level dalam kerangka debat memiliki simbolnya masing-masing. Misalnya, heading utama ditandai dengan angka Romawi (I, II, III, IV). Sementara itu, bagian subheading ditandai dengan huruf kapital (A, B, C), dan bagian sub- subheading ( subheading kedua) ditandai dengan angka Arab (1, 2, 3). Jaga konsistensi tersebut di sepanjang kerangka.
- Pastikan setiap level ditulis atau ditik menjorok ke dalam. Konsep tersebut memudahkan Anda untuk memantau alur argumentasi dan menjaga kerapian format kerangka.
-
Mulailah menyusun kerangka perkenalan atau pendahuluan. Pada bagian perkenalan atau pendahuluan, cantumkan garis besar pertanyaan penelitian atau topik debat, serta pernyataan tesis yang merangkum keseluruhan argumentasi Anda. Jika kerangka debat dibuat secara manual, bubuhkan bullet point yang diikuti dengan kata “Perkenalan/Pendahuluan” di bagian atas kertas. Kemudian, tambahkan bullet point yang ditulis menjorok ke dalam berisi rangkuman topik perdebatan, yang diikuti dengan bullet point lain berisi pernyataan tesis Anda. [5] X Teliti sumber
- Pernyataan tesis harus mampu menjelaskan sisi yang Anda ambil di dalam perdebatan, dan alasan argumentasi Anda lebih kuat daripada argumentasi lawan.
- Misalnya, jika topik perdebatan adalah dampak mobil listrik versus mobil berbahan bakar gas terhadap produksi emisi gas, pernyataan tesis Anda adalah: “Mobil listrik lebih ramah lingkungan daripada mobil berbahan bakar gas.”
-
Tuliskan argumentasi utama Anda dalam bentuk pernyataan tesis. Tambahkan heading kedua dengan judul “Argumentasi”, lalu cantumkan subheading berisi argumentasi utama atau pernyataan tesis Anda di bawahnya. Idealnya, bagian tersebut diisi oleh bukti yang paling meyakinkan untuk mendukung kebenaran argumentasi Anda.
- Misalnya, jika Anda berpendapat bahwa mobil listrik lebih ramah lingkungan daripada mobil berbahan bakar gas karena memproduksi lebih sedikit karbondioksida, contoh argumentasi utama atau pernyataan tesis Anda adalah: “Mobil listrik memproduksi lebih sedikit emisi karbondioksida daripada mobil berbahan bakar gas.”
-
Cantumkan bukti yang relevan dan signifikan untuk menunjang argumentasi utama tersebut. Tambahkan subheading kedua di bawah argumentasi utama, dan isi bagian tersebut dengan penjelasan singkat terkait bukti-bukti yang relevan dan mampu menunjang argumentasi utama. Kemudian, cantumkan subheading terakhir untuk menjelaskan signifikansi argumentasi utama terhadap keseluruhan kasus yang Anda bela di dalam proses debat.
- Misalnya, cantumkan bukti mengenai mobil listrik yang memproduksi lebih sedikit emisi karbondioksida daripada mobil berbahan bakar gas, berikut kumpulan data statistik yang Anda peroleh dari situs resmi pemerintah, seperti dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan/atau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
-
Ulangi proses yang sama untuk membuat kerangka setiap argumentasi. Buat subheading untuk setiap argumentasi yang Anda berikan, lalu cantumkan bukti pendukung yang relevan dan signifikan dari masing-masing argumentasi di bawahnya.
-
Siapkan bantahan untuk menanggapi kemungkinan argumentasi yang bertentangan. Di tengah proses perdebatan, Anda akan memiliki kesempatan untuk menyanggah atau mempertanyakan argumentasi lawan. Sebelum proses perdebatan dimulai, luangkan waktu untuk mengidentifikasi argumentasi yang mungkin akan diajukan oleh lawan, dan sebagian besar argumentasi yang bertentangan kemungkinan besar sudah Anda temukan di dalam proses riset. Setelah mengumpulkan beberapa kemungkinan argumentasi yang bertentangan, cari bantahan dari setiap argumentasi untuk berjaga-jaga jika pihak lawan menyampaikan argumentasi tersebut di dalam proses perdebatan.
- Misalnya, jika Anda cukup yakin bahwa pihak lawan akan menuduh argumentasi Anda muncul dari sumber yang bias, siapkan bantahan dengan mencari bukti pendukung dari berbagai sumber.
- Cari bantahan dari masing-masing aspek yang ada di dalam argumentasi mereka, alih-alih dari satu kesatuan argumentasi yang utuh. Dengan melakukannya, niscaya posisi Anda di dalam perdebatan akan lebih kukuh dan aman.
- Kemungkinan besar, argumentasi lawan akan selalu bertentangan dengan argumentasi Anda. Artinya, jika argumentasi Anda berfokus pada kelebihan suatu ide atau kebijakan, argumentasi lawan akan berfokus pada kekurangan dari ide atau kebijakan yang sama. Jika Anda bisa menaruh perhatian lebih pada aspek ini, selain mampu membuktikan kurangnya validitas argumentasi lawan, Anda pun dapat lebih mudah untuk mempromosikan argumentasi pribadi di hadapan audiens.
-
Tambahkan berbagai detail yang diperlukan. Setelah membuat kerangka besar berisi argumentasi dan bantahan, mulailah memasukkan lebih banyak detail untuk memperkuat tulisan atau materi perdebatan Anda dalam suatu subjek. Dengan kata lain, tetaplah membagi kerangka perdebatan ke dalam beberapa header , section , dan bullet point , tetapi cantumkan kalimat yang lebih lengkap, pertanyaan yang relevan, serta bukti yang signifikan guna membuat argumentasi Anda lebih kaya dan komprehensif. [6] X Teliti sumber
- Lengkapi kerangka seakan-akan Anda benar-benar sedang berdebat. Dengan demikian, Anda akan terbantu untuk memahami argumentasi pribadi dengan lebih baik, pun untuk menemukan pertanyaan dan bantahan yang logis terhadap argumentasi lawan.
Iklan
-
Hindari penggunaan argumentasi straw man (manusia jerami). Salah satu kesalahan logika yang paling sering dilakukan oleh pelaku debat pemula saat menyusun kerangka debat adalah straw man . Secara khusus, kesalahan logika straw man terjadi jika Anda salah menginterpretasikan maksud lawan debat dan menyampaikan interpretasi yang salah tersebut di depan audiens. Pastikan kesalahan ini tidak Anda lakukan, dan bersiaplah untuk menentang lawan debat yang melakukannya kepada Anda. [7] X Teliti sumber
- Misalnya, jika argumentasi Anda berfokus pada penghapusan hukuman mati, lawan debat bisa melakukan kesalahan logika straw man dengan menuduh Anda tidak bersimpati pada keluarga korban, atau bahwa Anda tidak ingin pelaku kriminal menerima konsekuensi atas perbuatannya.
-
Jangan berasumsi untuk menghindari kesalahan logika slippery slope (lereng licin). Kesalahan logika ini terjadi jika Anda berasumsi bahwa cepat atau lambat, hal yang sangat ekstrem pasti akan terjadi jika saat ini, hal serupa yang tidak terlalu ekstrem dibiarkan terjadi. Meski terdengar intuitif, sejatinya argumentasi tersebut tidak didasari oleh logika berpikir yang benar dan oleh karenanya, harus dihindari. [8] X Teliti sumber
- Misalnya, jika argumentasi Anda berfokus pada pelegalan pernikahan sesama jenis, lawan debat bisa melakukan kesalahan logika slippery slope dengan berasumsi bahwa setelah pernikahan sesama jenis dilegalkan, cepat atau lambat negara juga akan melegalkan hubungan seksual antara manusia dan hewan.
-
Jangan menyerang lawan debat secara personal untuk menghindari kesalahan logika ad hominem. Kerap digunakan oleh pihak yang sedang kalah di dalam perdebatan, kesalahan logika ini terjadi jika satu pihak melakukan serangan personal kepada pihak yang lain, alih-alih berfokus untuk menyerang argumentasi yang dianggap kurang tepat. Perilaku semacam ini tidak logis, pun tidak etis untuk dilakukan, sehingga sebisa mungkin harus dihindari dalam situasi perdebatan formal. [9] X Teliti sumber
- Misalnya, jika Anda telah merangkai argumentasi yang sangat lengkap dan jelas tetapi lawan Anda tidak demikian, mereka mungkin akan berusaha menyerang nilai akademis Anda yang buruk, alih-alih argumentasi yang Anda kemukakan, sebagai salah satu upaya perlawanan. Meski nilai Anda memang buruk, pahamilah bahwa serangan tersebut tidak relevan dengan topik yang sedang diperdebatkan dan oleh karenanya, tidak valid secara logika.
- Sekalipun lawan debat melakukan serangan personal di dalam perdebatan, jangan pernah melakukan hal yang sama. Selain cacat secara logika, perilaku tersebut sangatlah tidak sopan untuk dilakukan.
-
Gunakan diksi yang spesifik untuk menghindari ambiguitas. Menggunakan diksi yang ambigu dan/atau terlalu umum dapat mempersulit lawan debat untuk memahami penjelasan Anda. Alhasil, mereka pun dapat lebih mudah untuk menyerang argumentasi Anda, pun membuat Anda terlihat bodoh karena tidak tahu apa yang sedang dibicarakan. [10] X Teliti sumber
- Misalnya, jika Anda menyatakan bahwa mobil listrik “selalu” lebih bersih daripada mobil dengan bahan bakar gas, lawan debat bisa menyerang argumentasi tersebut dengan berkata bahwa mobil berbahan bakar gas di tempat cuci mobil tetap lebih bersih daripada mobil listrik yang dilumuri oleh lumpur. Untuk menghindari ambiguitas semacam itu, jangan menggunakan diksi yang ambigu seperti “selalu.”
-
Hindari kesalahan logika bandwagon (rombongan kereta). Sejatinya, ini merupakan salah satu kesalahan logika yang paling sering dilakukan, yaitu ketika Anda menganggap suatu hal benar atau baik, hanya karena sebagian besar orang memiliki anggapan yang sama. Kesalahan logika ini juga dikenal dengan istilah “ appeal to the populous .” [11] X Teliti sumber
- Misalnya, Anda tidak bisa berpendapat bahwa hukuman mati adalah konsekuensi yang paling efektif, hanya karena sebagian besar orang mendukung kebijakan tersebut.
-
Berhati-hatilah agar tidak membuat kesalahan logika false dilemma (dilema palsu). Kerap digunakan di akhir perdebatan guna menekankan pentingnya audiens mendukung sebuah argumentasi, kesalahan logika ini terjadi jika Anda hanya menawarkan dua buah opsi final (hitam dan putih) kepada audiens, ketika sesungguhnya masih ada banyak opsi lain yang tersedia di luar itu. Jika kesalahan ini Anda lakukan dan lawan debat menyanggahnya dengan memberikan opsi ketiga, niscaya argumentasi Anda akan terdengar sangat lemah. [12] X Teliti sumber
- Kesalahan ini terjadi jika lawan debat menyatakan bahwa hanya ada dua opsi yang dimiliki oleh audiens, yaitu untuk melegalkan penggunaan obat-obatan atau melarangnya.
Iklan
Tips
- Perdebatan yang berkualitas selalu bertumpu pada argumentasi yang kuat, bukti pendukung yang tak kalah kuatnya, serta strategi organisasi yang baik. Oleh karena itu, berusahalah sekuat tenaga untuk mencari sumber yang tepat, dan untuk membuat argumentasi Anda mudah untuk dipahami.
Peringatan
- Jangan bergantung pada pendekatan emosional. Meski pendekatan emosional adalah agen perubahan yang sangat efektif, pahamilah bahwa proses perdebatan yang resmi harus selalu didasarkan pada bukti dan logika.
Referensi
- ↑ https://idebate.org/debate-formats
- ↑ https://learn.stleonards.vic.edu.au/debating/files/2013/08/DEBATING-CHEAT-SHEET.pdf
- ↑ http://www.sfu.ca/cmns/130d1/HOWTODEBATE.htm
- ↑ https://owl.purdue.edu/owl/general_writing/the_writing_process/developing_an_outline/types_of_outlines.html
- ↑ https://app.shoreline.edu/doldham/102/html/sod%20outline.html
- ↑ https://app.shoreline.edu/doldham/102/html/sod%20outline.html
- ↑ https://www.gvsu.edu/cms4/asset/CC3BFEEB-C364-E1A1-A5390F221AC0FD2D/avoiding_logical_fallacies.pdf
- ↑ https://www.gvsu.edu/cms4/asset/CC3BFEEB-C364-E1A1-A5390F221AC0FD2D/avoiding_logical_fallacies.pdf
- ↑ https://www.gvsu.edu/cms4/asset/CC3BFEEB-C364-E1A1-A5390F221AC0FD2D/avoiding_logical_fallacies.pdf