Unduh PDF
Unduh PDF
Narasi personal, yang juga lazim disebut esai personal, adalah salah satu karya tulis yang bertujuan menceritakan kisah personal penulisnya. Narasi personal sendiri dapat disusun dengan berbagai tujuan, seperti memenuhi tugas kuliah, syarat pendaftaran kuliah, atau bahkan kepuasan pribadi. Narasi personal yang berkualitas harus memiliki kemampuan untuk menghibur pembaca, serta menawarkan gagasan atau tema tertentu kepada mereka. Ingin mempelajari cara membuatnya? Cobalah membaca artikel ini untuk mengetahui kiat menentukan ide pokok narasi, serta menyusun struktur narasi untuk mempermudah proses penulisannya nanti. Kemudian, buat pembuka narasi yang menarik untuk memerangkap perhatian pembaca!
Langkah
-
Pikirkan peristiwa yang penting dan bermakna dalam hidup Anda. Pada dasarnya, narasi personal harus berfokus kepada peristiwa yang penting dalam hidup penulis, serta sejalan dengan tema utama yang ingin Anda angkat, jika memungkinkan. Cobalah menanyakan kepada diri Anda sendiri, “Peristiwa apa ya, yang sampai saat ini paling kuingat? Pelajaran atau perubahan hidup seperti apa yang aku alami setelah mengalaminya?” [1] X Teliti sumber
- Pilih peristiwa yang sarat akan makna dan penting bagi Anda secara pribadi. Biasanya, peristiwa semacam itulah yang paling layak diangkat sebagai ide pokok sebuah narasi personal.
- Misalnya, jika tema utama narasi adalah karier Anda sebagai pengajar, cobalah menceritakan pengalaman Anda ketika mengajar anak-anak berusia remaja selama ini, serta pengaruh pengalaman tersebut terhadap keinginan Anda untuk membuat perubahan yang positif dalam hidup anak-anak.
- Jika ingin mengungkapkan proses yang perlu Anda tempuh hingga akhirnya memilih bidang ilmiah medis ketika kuliah, cobalah menceritakan pengalaman menjadi sukarelawan di masa kecil, dan pengaruh pengalaman tersebut terhadap keinginan Anda untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
-
Pilih pengalaman personal yang memiliki pesan moral atau pelajaran hidup. Pada dasarnya, narasi personal yang berkualitas harus mampu menawarkan pesan moral atau pelajaran hidup yang mampu mengubah hidup penulis kepada pembacanya. Oleh karena itu, cari pengalaman yang mampu mengajarkan banyak hal kepada Anda dan/atau mengubah hidup Anda, atau pengalaman yang mendorong Anda untuk membuat keputusan moral tertentu dan mengubah prinsip jalan hidup Anda setelahnya. [2] X Teliti sumber
- Misalnya, ceritakan pengalaman Anda ketika mengalami kekalahan dalam pertandingan olahraga yang penting. Lalu, ceritakan pelajaran hidup yang berhasil Anda ambil dari pengalaman tersebut, yaitu memaknai kegagalan sebagai jalan untuk menjadi sosok yang lebih baik. Jika ingin, Anda juga boleh menceritakan pengalaman saat harus membuat keputusan moral untuk membantu seseorang, yang kemudian berhasil mengubah hidup Anda dan orang tersebut ke arah yang lebih baik.
-
Berfokuslah kepada cerita yang sesuai dengan tema utama narasi. Jika ingin, Anda juga boleh memilih sebuah tema, lalu mengangkat cerita yang berhubungan dengan tema tersebut. Kemudian, gunakan pengalaman personal Anda untuk mengeksplorasi tema secara lebih mendetail dari perspektif Anda. Jika memungkinkan, pilih tema yang terasa dekat dengan Anda dari sudut pandang Anda, ya! [3] X Teliti sumber
- Misalnya, Anda bisa memilih tema “cinta”, lalu menggunakannya untuk mengeksplorasi pengalaman Anda saat harus bertumbuh dalam keluarga yang memiliki dua orang ayah, atau memilih tema “kebebasan” dan menggunakannya untuk mengeksplorasi rasa terpenjara saat harus menjadi pengungsi.
- Jika ingin, Anda juga bisa menentukan tema selagi proses penulisan berlangsung. Caranya, cobalah mengamati ide-ide yang terus-menerus datang ketika Anda sedang menulis, dan evaluasi relevansi antara ide-ide tersebut dan tema keseluruhan narasi.
Iklan
-
Gunakan kata ganti orang pertama. Sebagian besar narasi menggunakan kata ganti pertama untuk mendeskripsikan peristiwa yang dialami oleh penulisnya. Secara khusus, penggunaan kata ganti orang pertama akan memudahkan Anda untuk menulis cerita berdasarkan perspektif dan pengalaman pribadi, pun memudahkan pembaca untuk mengamati pengalaman tersebut dari kacamata Anda. [4] X Teliti sumber
- Oleh karena latar penceritaan dalam sebagian besar narasi personal tidak hanya berasal dari satu periode waktu, tidak ada salahnya memadukan cerita yang pernah terjadi di masa lalu dengan yang sedang terjadi di masa sekarang. Namun, hal ini tentunya patut menerima perhatian lebih jika narasi ditulis dalam bahasa Inggris, yang tata bahasanya sangat bergantung kepada periode waktu yang menjadi latar penceritaan. Misalnya, Anda bisa menggunakan past tense untuk memaparkan anekdot atau menarasikan cerita utama karena peristiwa tersebut telah terjadi di masa lampau, lalu menggunakan present tense ketika menganalisis narasi tersebut.
-
Buat pernyataan tesis. Sekalipun bersifat personal, narasi Anda tetaplah merupakan esai yang perlu memiliki pernyataan tesis. Secara khusus, pernyataan tesis harus dicantumkan setelah kalimat terakhir pada paragraf pembuka, meski beberapa narasi juga menyelipkan kalimat di antara paragraf pembuka dan pernyataan tesis.
- Pernyataan tesis ditujukan untuk mengeksplorasi peristiwa yang diangkat dalam narasi secara singkat. Dalam beberapa kasus, pernyataan tesis juga ditulis untuk menunjukkan pesan moral atau pelajaran yang diambil penulis melalui pengalaman tersebut kepada pembaca. Jika ingin, Anda juga boleh menyinggung tema utama narasi dalam pernyataan tesis.
- Misalnya, jika isi narasi adalah pengalaman pribadi Anda sebagai pengungsi, cobalah membuat pernyataan tesis yang bersinggungan dengan tema kebebasan. Misalnya, Anda bisa menulis, “Saya bukan satu-satunya orang kurang beruntung yang harus melalui perjalanan ini. Saya dan mereka, hanya membekali diri dengan harapan dan kenangan di masa lampau ketika datang ke negara yang baru.”
-
Cantumkan paragraf utama atau paragraf isi yang mampu mendukung pernyataan tesis tersebut. Idealnya, narasi personal harus berisi paragraf utama yang berisi berbagai bukti untuk mendukung pernyataan tesis. Bukti pendukung tersebut boleh berupa komentar atau peristiwa lain yang mampu mendukung cerita Anda. Yang terpenting, berceritalah secara kronologis agar dapat dipahami dengan lebih mudah oleh pembaca, atau gunakan keterangan waktu yang jelas seperti “sekarang,” “nanti,” atau “di lain waktu” jika periode waktu yang melatari setiap peristiwa berbeda.
- Misalnya, Anda bisa membuat dua sampai tiga buah paragraf isi untuk menyampaikan berbagai kisah yang bersinggungan dengan tema utama narasi. Pada paragraf pertama, silakan bercerita mengenai “kebebasan” yang Anda miliki di negara asal. Sementara itu, pada paragraf kedua, silakan mengikuti cerita tersebut dengan pengalaman Anda mengenai “kebebasan” di negara yang baru.
-
Akhiri narasi dengan pesan moral. Sebagian besar narasi personal diakhiri dengan pesan moral atau pelajaran yang berhasil diambil oleh penulisnya. Secara khusus, paragraf penutup tersebut harus mampu merefleksikan pengaruh pengalaman tersebut terhadap perubahan pola pikir dan/atau karakter Anda di masa kini. Jika kesulitan menemukannya, sebaiknya pertimbangkan kembali signifikansi dan makna pengalaman tersebut untuk Anda!
- Misalnya, narasi bisa diakhiri dengan pelajaran atau pesan moral yang berhasil Anda ambil dari pengalaman tersebut, atau dampak positif pengalaman tersebut kepada hidup Anda sekarang.
Iklan
-
Awali narasi dengan kalimat yang mampu memerangkap perhatian pembaca. Untuk membantu proses penulisan narasi, cobalah menyusun kerangka narasi dan merencanakan hal-hal yang nantinya akan dicantumkan di dalam narasi. Secara khusus, selalu awali narasi dengan kalimat pembuka yang mampu menarik perhatian pembaca! Selain harus singkat, jelas, dan mudah untuk dipahami, kalimat tersebut harus mampu memberikan gambaran terkait isi esai di benak pembaca.
- Umumnya, kalimat pembuka narasi tidak boleh lebih panjang dari 2 kalimat, dan boleh dikemas dalam bentuk cerita latar, pertanyaan, fakta atau pernyataan yang menarik, maupun anekdot.
-
Ciptakan latar untuk menawarkan detail yang spesifik dan gambaran yang ‘nyata’ bagi pembaca. Salah satu cara untuk mengawali narasi adalah dengan memasukkan pembaca ke dalam latar narasi menggunakan kata ganti orang pertama, yaitu “Saya” atau “Aku”. Secara khusus, deskripsikan latar narasi, lalu jadikan tokoh “Aku” sebagai pelaku yang melakukan aktivitas tertentu dalam latar tersebut. Percayalah, pembuka narasi semacam itu pasti akan mampu menarik perhatian pembaca! [5] X Teliti sumber
- Misalnya, Anda bisa menulis, “Aku bersembunyi di balik selimut bergambar putri-putri Disney selagi ayahku terus-menerus menggedor pintu kamarku. Saat mendengar teriakannya yang sedikit teredam dari balik selimut, sempat terpikir dalam benakku untuk menghilang, jauh dari kehidupan masa kecilku yang disesaki oleh kesendirian dan kehidupan akademisku yang tidak cemerlang.”
-
Awali narasi dengan pertanyaan yang menarik dan mampu mendorong pembaca untuk berpikir. Pilih pertanyaan yang sejalan dengan tema narasi, lalu ajukan pertanyaan tersebut secara langsung kepada pembaca. Pastikan pertanyaan tersebut tidak terlalu panjang dan bisa dipahami dengan jelas oleh pembaca! [6] X Teliti sumber
- Misalnya, narasi Anda bisa diawali dengan pertanyaan seperti, “Pernahkah Anda berpikir, ‘Seperti apa sih, rasanya meninggalkan rumah selamanya?’” atau “Pernahkah Anda merasa terasing di negara sendiri?”
-
Cantumkan fakta yang menarik untuk menghubungkan pembaca dengan pengalaman pribadi Anda. Misalnya, Anda bisa membuka narasi dengan mengungkapkan fakta atau pernyataan konyol yang berhubungan dengan tema narasi. Dengan melakukannya, niscaya narasi Anda mampu menarik perhatian pembaca dan memacu proses berpikir mereka. [7] X Teliti sumber
- Misalnya, jika narasi yang ditulis mengangkat topik mengenai pengaruh kebiasaan memotong rumput di masa kecil terhadap prinsip bekerja keras Anda di masa dewasa, cobalah mengawalinya dengan mengungkapkan berbagai fakta menarik terkait mesin pemotong rumput. Sementara itu, jika isi narasi mengajarkan pembaca untuk menerima kegagalan, cobalah mengawalinya dengan lelucon mengenai kemenangan dan kekalahan.
-
Awali narasi dengan anekdot ringan untuk menghubungkan pembaca dengan tema atau ide pokok yang lebih besar. Umumnya, anekdot hanya ditulis dalam 1-3 kalimat singkat dan ditutup dengan sebuah pesan moral. Secara khusus, anekdot yang Anda pilih harus mampu memperkenalkan ide pokok narasi kepada pembaca dan membuat pembaca mempertanyakan banyak hal. Alhasil, mereka pun akan tergerak untuk menyelesaikan narasi demi mendapatkan jawabannya. [8] X Teliti sumber
- Misalnya, jika isi narasi Anda adalah cara menerima kegagalan, cobalah mengawalinya dengan anekdot mengenai ayah Anda yang selalu meminta Anda untuk menang saat bermain sepak bola di masa kecil.
- Jika isi narasi adalah pengalaman pribadi Anda sebagai pengungsi, cobalah mengawalinya dengan anekdot terkait momen penerimaan Anda setelah memasuki negara yang baru.
Iklan
Tips
- Jangan lupa merevisi narasi dan melakukan berbagai perubahan yang diperlukan!
- Perbanyak inspirasi dengan membaca narasi personal orang lain. Membaca memoar dan narasi personal orang lain adalah cara yang sempurna untuk memperkaya pemahaman Anda terkait proses penulisan narasi, pun memperjelas konsep narasi yang akan Anda buat nantinya.
Iklan
Referensi
- ↑ http://grammar.yourdictionary.com/grammar-rules-and-tips/tips-for-writing-a-personal-narrative-essay.html
- ↑ http://grammar.yourdictionary.com/grammar-rules-and-tips/tips-for-writing-a-personal-narrative-essay.html
- ↑ https://www.kibin.com/essay-writing-blog/how-to-start-a-narrative-essay/
- ↑ http://www.artsyqr.com/crafting-a-personal-narrative-essay-starting-out/
- ↑ https://www.kibin.com/essay-writing-blog/how-to-start-a-narrative-essay/
- ↑ https://www.kibin.com/essay-writing-blog/how-to-start-a-narrative-essay/
- ↑ https://www.kibin.com/essay-writing-blog/how-to-start-a-narrative-essay/
- ↑ http://www.artsyqr.com/crafting-a-personal-narrative-essay-starting-out/
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 4.025 kali.
Iklan