Unduh PDF Unduh PDF

Sejatinya, beberapa orang memiliki hobi yang cukup aneh, yaitu berdebat atau beradu argumentasi. Adakah orang di sekitar Anda yang juga demikian? Dalam banyak kasus, orang yang gemar berdebat hanya ingin dianggap benar atau terlihat superior, apa pun topiknya. Dengan kata lain, mereka dapat memberikan reaksi yang negatif jika pendapatnya dibantah atau dikritik. Cara terbaik untuk menyikapi orang-orang semacam itu adalah dengan menunjukkan sikap yang benar-benar berbeda! Percayalah, bagi mereka, tidak ada yang lebih mengesalkan daripada menghadapi lawan bicara yang tidak menanggapi argumentasi mereka, tidak menyikapi argumentasi mereka dengan serius, dan/atau menunjuk kesalahan dalam argumentasi mereka.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menghindari Perdebatan

Unduh PDF
  1. Menghindari perdebatan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, kapan pun Anda berhadapan dengan seseorang yang gemar berdebat, selalu ingat bahwa orang tersebut tidak akan mau mendengarkan pendapat Anda. [1] Dengan kata lain, apa pun yang Anda ucapkan tidak akan bisa mengakhiri perdebatan, dan kemungkinan besar, orang tersebut tidak akan mau mengakui kesalahannya! Demi menjaga kewarasan, cukup sampaikan bahwa Anda menolak untuk memperdebatkan topik yang terkait.
  2. Ketika berkomunikasi dengan seseorang yang gemar berdebat, sebaiknya bertahanlah pada topik yang ringan dan kurang penting. Jika topik yang rentan memanas mulai muncul, seperti soal kepemilikan senjata tajam atau aborsi, tegaskan bahwa Anda tidak ingin membicarakannya atau bahwa topik tersebut terdengar kurang menarik.
    • Ubah topik percakapan. Jika merasa perdebatan mulai memanas, cobalah menggiring topik ke arah lain alih-alih menyampaikan ketidaksetujuan Anda.
  3. Tetaplah tenang . Jangan biarkan emosi Anda memuncak! Ingat, lawan bicara tidak boleh menyadari bahwa perdebatan yang terjadi berhasil memancing emosi Anda, agar dia tidak merasa menang atau superior dan terus melanjutkan perdebatan. Jika Anda terlihat tidak terpancing oleh argumentasinya, kemungkinan besar dia akan merasa kurang puas dengan hasilnya. Alhasil, cepat atau lambat dia akan berhenti berdebat dan mencari target baru yang lebih menarik untuk diajak beradu argumentasi.
    • Pastikan volume suara Anda tetap rendah. Jika seseorang meninggikan volumenya, kemungkinan besar lawan bicaranya akan terdorong untuk berbicara dengan lebih keras. Tahan godaan tersebut! Ingat, berbicara dengan suara pelan akan membuat Anda terdengar lebih bijaksana. Alhasil, lawan bicara pun akan merasa kesal saat melihatnya!
  4. Misalnya, Anda bisa terus-menerus melihat jam atau pesan yang tertera di ponsel. Kemudian, sampaikan bahwa ada hal penting yang harus Anda lakukan dan undur dirilah dari hadapannya. Perdebatan dapat membuat seseorang yang gemar berdebat merasa superior. Untuk memindahkan superioritas tersebut ke pihak Anda, cobalah menunjukkan bahwa topik yang dia angkat terasa kurang menarik bagi Anda.
  5. Misalnya, Anda bisa berkata, “Mungkin kamu benar, tapi aku lebih suka caraku." Dengan melakukannya, tidak ada lagi hal yang bisa didebat olehnya, bukan? Selain itu, Anda juga bisa menganggukkan kepala tanpa benar-benar menyampaikan persetujuan. Biarkan dia menyampaikan pendapatnya, lalu beranjaklah ke topik lain seakan-akan sudah ada kesepakatan di antara Anda berdua.
    • Suarakan persetujuan tanpa benar-benar setuju. Melakukannya dapat membantu memperlambat tempo berbicaranya dan tidak berisiko memanaskan percakapan.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Memberikan Argumentasi yang Mengesalkan

Unduh PDF
  1. Jangan menambahkan fakta apa pun yang bisa kembali didebat oleh lawan bicara! Alih-alih, cukup katakan bahwa argumentasinya salah, dan jangan melengkapi klaim tersebut dengan penjelasan lain. Percayalah, seseorang yang gemar berdebat pasti akan merasa sangat marah ketika dipersalahkan, terutama jika dia sejatinya benar.
  2. Meski argumentasinya terdengar valid, tetaplah meminta bukti terhadap setiap klaim yang dibuatnya. Tunjukkan penolakan Anda untuk melanjutkan perdebatan sampai klaim tersebut berhasil dia buktikan! Buat lawan bicara bekerja sekeras mungkin sampai dia merasa kelelahan atau muak untuk melanjutkan perdebatan.
  3. Jika lawan bicara menggunakan kata-kata yang kurang tepat ketika berdebat, segeralah menghentikannya dan menunjuk kesalahannya. Melakukannya bukan hanya mampu menyela momentumnya, tetapi juga akan membuatnya merasa inferior secara intelektual. Semakin mendetail dan irelevan "perbaikan" yang Anda sampaikan, semakin baik pula hasilnya. Siapa pun akan merasa kesal jika sudah memberikan argumentasi sepanjang tiga paragraf tetapi hanya direspons dengan, “Sekadar, bukan sekedar”.
  4. Tunjukkan sikap yang merendahkan lawan bicara agar posisi Anda terasa lebih superior di matanya. Misalnya, Anda bisa menggunakan kata-kata yang lebih sederhana agar bisa dia pahami dengan lebih baik.
    • Putar mata Anda. Gerakkan bola mata Anda ke satu sisi, lalu putar ke arah yang berlawanan. Jika ingin memaksimalkan efeknya, Anda juga bisa memadukannya dengan gelengan kepala ringan. Ekspresi tersebut menunjukkan bahwa lawan bicara Anda sejatinya terdengar konyol dan bodoh.
  5. Misalnya, cobalah menyelipkan kutipan dari film, serial televisi, atau figur lain yang tidak relevan di dalam argumentasi Anda. [2] Selain itu, cobalah mengutip lagu yang dapat memberikan manfaat serupa! Percayalah, metode ini sangat sulit untuk dipatahkan oleh lawan bicara, terutama karena dia harus terlebih dahulu mengidentifikasi tingkat keseriusan kalimat Anda sebelum memberikan respons.
    • Misalnya, jika lawan bicara memulai perdebatan soal kebijakan asing Amerika, respons yang memungkinkan adalah, " Yah , seperti kata Billy Joel, 'Bukan kita yang memantik apinya.'"
  6. Jika topik yang sedang diperdebatkan kurang penting, tunjuk karakteristik lawan bicara yang gemar melebih-lebihkan hal yang sejatinya remeh. Ingat, orang yang gemar berdebat kerap bersikap seakan-akan seluruh argumentasinya penting, terutama karena fokus utama mereka adalah menjadi pihak yang benar. Oleh karena itu, tunjukkan bahwa perdebatan yang terjadi adalah buah kecacatan karakternya, agar dia semakin enggan untuk melanjutkan proses perdebatan.
  7. Lupakan topik perdebatan dan berfokuslah untuk menunjukkan emosi dan rasa tersinggung Anda. [3] Misalnya, jika merasa akan kalah dalam perdebatan mengenai kemiskinan, cobalah berkata, “ Duh , lebih baik pikirkan gaya rambut barumu deh , daripada soal kemiskinan." Serangan semacam ini memang tidak akan membantu memenangkan perdebatan , tetapi sering kali dapat mendiamkan lawan bicara dan membuatnya malu. Namun, waspadalah karena melakukannya dapat mengubah perdebatan verbal menjadi adu fisik!
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengontrol Emosi

Unduh PDF
  1. Umumnya, seseorang yang gemar berdebat akan terus-menerus memancing kemarahan atau respons emosional lawan bicaranya. Itulah mengapa, jangan menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi telah berhasil membuat Anda marah atau kesal.
    • Tersenyumlah. Tunjukkan bahwa argumentasinya tidak bisa menjatuhkan Anda! Terkadang, menjatuhkan lawan bicara adalah satu-satunya hal yang diinginkan oleh seseorang yang gemar berdebat, lho .
  2. Alih-alih mencoba meyakinkannya untuk memahami perspektif Anda, cobalah mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan perspektifnya. Sering kali, cara tersebut dapat membantu Anda berdua untuk menjangkau akar perdebatan. [4] Misalnya, Anda bisa bertanya, “Apa alasan di balik argumentasimu?” Ingat, Anda tidak perlu menjustifikasi posisi di mata lawan bicara. Selain itu, Anda juga perlu memberikan peluang kepadanya untuk menyuarakan keluhannya. Umumnya, cara tersebut cukup ampuh untuk menenangkan seseorang yang gemar berdebat, meski tidak mampu menyelesaikan masalah yang terjadi.
  3. Jika merasa situasinya tidak akan bisa diakhiri dengan baik, jangan ragu bergerak menjauh. Toh topik tersebut bisa kembali Anda angkat ketika merasa situasinya sudah cukup stabil.
    Iklan

Tips

  • Jangan menanggapi seseorang yang bertubuh lebih besar dan kuat daripada Anda. Ingat, Anda tetap perlu berjaga-jaga seandainya situasi berakhir memburuk atau tidak sesuai dengan ekspektasi.
  • Jangan mengucapkan apa pun yang nantinya akan Anda sesali. Pilih diksi Anda dengan sangat berhati-hati ketika berdebat.
  • Jangan biarkan kekesalan Anda terlihat olehnya. Dengan kata lain, tersenyumlah di sepanjang percakapan. Tindakan tersebut justru akan membuatnya merasa kesal karena tidak berhasil memancing kemarahan Anda, lho !
  • Jangan memutuskan kontak mata dengannya. Mengakhiri kontak mata akan membuatnya merasa menang dan berhasil menanamkan argumentasinya di benak Anda! Itulah mengapa, Anda tetap harus bersikap asertif dan menunjukkan keyakinan terhadap argumentasi yang disampaikan tanpa melepaskan pandangan dari matanya.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 4.588 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan