Artikel ini disusun bersama Michelle Shahbazyan, MS, MA
. Michelle Shahbazyan adalah Pendiri The LA Life Coach, sebuah jasa pendampingan karier, keluarga, dan kehidupan di Los Angeles, California. Dia memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman di bidang pendampingan hidup, konsultasi, seminar motivasi, dan perjodohan. Michelle meraih gelar BA Psikologi Terapan dan MS Manajemen Teknologi dan Konstruksi Bangunan dari Georgia Tech University, serta gelar MA di bidang Psikologi dengan spesialisasi Terapi Perkawinan dan Keluarga dari Phillips Graduate University.
Ada 12 referensi
yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.
Dikata-katai tentunya terasa menyakitkan, terutama saat pelakunya adalah kekasih yang seharusnya mencintai dan menghormati Anda. Sering kali, perilaku tersebut merupakan buah dari ketidakdewasaan emosionalnya dan masalah ini bisa diselesaikan dengan berbicara jujur mengenai perasaan Anda secara tertutup atau dengan bantuan konselor. Terkadang, perilaku ini juga menandakan masalah kekerasan verbal yang lebih serius dan lebih sulit ditangani. Tetap baca artikel ini untuk mengetahui panduan komprehensif terkait cara berbicara kepada kekasih Anda, melindungi batasan-batasan diri, dan menjaga harga diri Anda sambil berusaha membuatnya berhenti mengata-ngatai Anda.
Langkah
-
Ia melakukannya untuk membuat Anda emosional. Memang sulit untuk tidak bereaksi saat ia melakukannya, tetapi jika Anda marah, ia bisa memanfaatkan situasi untuk secara internal membenarkan tindakannya. Tarik napas dalam-dalam dan berusahalah untuk tidak mengambil hati ucapannya. Perilakunya tidak disebabkan oleh Anda dan Anda pun tidak bertanggung jawab atas tindakannya. [1] X Teliti sumber
- Perilakunya berkaitan dengan ketidakdewasaan emosionalnya sendiri dan tidak berkaitan dengan Anda atau apa pun yang Anda sudah lakukan.
- Mengata-ngatai merupakan bentuk manipulasi. Tindakan ini akan kehilangan kekuatannya jika Anda tidak mau mengambil umpan dan tetap terlihat tenang (setidaknya dari luar).
Iklan
-
Kata-kata Anda merupakan senjata terkuat untuk melawan kekerasan verbal. Tunggulah sebelum berbicara kepadanya hingga suasana hati Anda berdua sedang baik (lebih baik tidak setelah ia mengata-ngatai Anda). Bicaralah secara jujur, tetapi tetap peka saat Anda membahas perilakunya. Ceritakan perasaan Anda secara jelas dan jangan bertele-tele saat memintanya menghentikan perilakunya. Anda mungkin perlu melakukan lagi diskusi ini sebelum melihat perubahan darinya. [2] X Sumber Tepercaya Understood Kunjungi sumber Beberapa hal yang Anda bisa katakan untuk membuka obrolan mencakup:
- “Hai. Aku ingin berbicara kepadamu tentang hal yang sebelumnya kamu katakan, yang melukai perasaanku. Kamu memanggilku pecundang, dan aku merasa keberatan dengan hal itu.”
- “Apakah kamu punya waktu untuk berbicara? Ada hal yang mengganggu pikiranku. Rasanya aku tak melakukan apa pun yang membuatmu berhak mengata-ngataiku, dan aku ingin kamu berhenti melakukannya.”
- “Aku ingin terbuka kepadamu tentang sesuatu yang menggangguku dalam hubungan kita. Aku merasa kesal saat aku dikata-katai, dan sikap itu membuatku kesulitan untuk menjalani obrolan denganmu secara serius.”
-
Anda harus tegas dan jujur, tanpa terkesan agresif. Tunjukkan ekspresi wajah yang netral agar Anda terlihat tenang dan cerminkan kepercayaan diri dengan postur yang tegak dan terbuka saat berbicara. Jaga kontak mata untuk menunjukkan bahwa Anda sedang serius agar ia pun bisa menanggapi ucapan Anda secara positif. [3] X Teliti sumber
- Kontak mata berlebihan bisa dianggap sebagai bentuk agresi. Tatap matanya tidak lebih dari sekitar 70% durasi obrolan.
- Condongkan tubuh ke arahnya saat berbicara tanpa memasuki ruang pribadinya, dan berusahalah untuk tidak menggerakkan tangan atau menunjukkan gestur yang besar. Ada baiknya Anda melatih bahasa tubuh di depan cermin terlebih dahulu.
- Berusahalah menggunakan nada suara yang normal dalam obrolan. Jangan sampai suara Anda terdengar lebih lembut atau keras daripada biasanya.
Iklan
-
Ia mungin tidak menyadari dampak ucapannya. Awali pernyataan Anda dengan kata “aku” untuk mengungkapkan apa yang Anda rasakan saat ia mengata-ngatai Anda karena pernyataan yang diawali dengan kata “kamu” terkesan menuduh atau agresif. Dengan demikian, Anda bisa menyampaikan perasaan mengenai situasi yang dialami tanpa harus menyudutkannya. [4] X Teliti sumber Coba gunakan pernyataan seperti ini:
- “Aku merasa dipermalukan saat aku dikata-katai seperti itu.”
- “Aku tidak bisa menerima saat aku dikata-katai. Ada banyak cara lain membahas masalah yang ada denganku.”
- “Aku tidak suka dipanggil seperti itu.”
-
Mengata-ngatai merupakan salah satu cara melemahkan dan mengendalikan Anda. Tantang ia dengan deklarasi sederhana seperti “Hentikan kebiasaan itu” atau “Itu menghinaku”. Ia mungkin tidak menduga bahwa Anda akan membela diri, dan nada bicara Anda yang tegas dan tidak bertele-tele bisa membuatnya terkejut. Namun, ini dapat menunjukkan cara Anda ingin diperlakukan setiap kali ia mulai mengata-ngatai Anda. [5] X Teliti sumber Pernyataan-pernyataan yang lebih tegas dan berani mencakup:
- “Berhentilah mengata-ngataiku.”
- “Tindakan itu sangat kekanak-kanakan.”
- “Jangan gunakan lagi kata itu kepadaku.”
Iklan
-
Mintalah klarifikasi untuk menunjukkan bahwa Anda tidak senang dengan ucapannya. Pendekatan ini paling efektif saat Anda mengambilnya tepat setelah ia mengata-ngatai Anda. Mungkin ia akan terkejut dan menyadari betapa kekanak-kanakan sikapnya. Penggunaan pertanyaan merupakan bentuk konfrontasi yang lebih lembut dibandingkan tuduhan, dan jawabannya bisa memberikan Anda gambaran terkait alasan ia bersikap demikian. [6] X Teliti sumber Coba ajukan pertanyaan seperti ini:
- “Maaf, apa maksudmu memanggilku seperti itu?”
- “Bisakah kamu memberi tahuku apa yang membuatmu perlu memanggilku seperti itu?”
- “Aku tidak paham alasanmu memanggilku demikian. Bisakah kamu memberi tahuku?”
-
Tutup jalan interaksi saat ia enggan menghentikan sikapnya. Ini menunjukkan kepadanya bahwa Anda tidak mau menoleransi perilakunya dan tidak akan membiarkan sikapnya terus berlanjut. Ia mungkin akhirnya mengata-ngatai Anda karena tidak memiliki lagi metode komunikasi yang lebih dewasa untuk digunakan. Oleh karena itu, jadilah sosok yang berbesar hati dan sudahi interaksi dengannya. [7] X Teliti sumber Coba ungkapkan pernyataan-pernyataan seperti ini:
- “Berhenti mengata-ngataiku atau aku tak mau lagi mengobrol denganmu.”
- “Jika kamu tidak bisa berhenti mengata-ngataiku, aku akan pergi.”
- “Cari cara yang lebih baik untuk berbicara denganku atau aku akan tidur di ruang keluarga malam ini.”
Iklan
-
Konsistensi dalam ucapan Anda dapat melemahkan tindakan atau perilakunya. Dengan terus menetapkan dan menerapkan batasan, ia akan paham bahwa kekerasan verbal yang ia lakukan tidak lagi efektif. Menerapkan dan mengikuti batasan dan ultimatum adalah langkah penting dalam membangun kembali harga diri dan kendali Anda atas situasi. [8] X Teliti sumber Sebagai contoh:
- Jika Anda mengatakan bahwa Anda akan pergi jika ia mengata-ngatai Anda, pergilah saat ia melakukannya.
- Jika Anda mengatakan bahwa Anda tidak mau mengobrol dengannya hingga ia mampu berbicara dengan ramah atau hangat, abaikan ia hingga ia mengubah ucapannya.
- Awali dengan batasan yang kecil dan dapat terkelola sambil membangun kenyamanan dan keberanian untuk membela diri. Hubungan Anda tidak akan langsung berubah, tetapi Anda akan merasa lebih percaya diri setelah mendapatkan kemenangan-kemenangan kecil.
-
Penguatan positif merupakan hal yang ampuh untuk mendorong perubahan. Orang-orang biasanya membayangkan pengasuhan anak saat mendengar istilah tersebut, tetapi sebenarnya hal ini pun berlaku bagi orang dewasa. Saat ia berbicara kepada Anda tanpa mengata-ngatai atau menunjukkan tanda-tanda kedewasaan emosional yang tulus, berikan ia pujian untuk menunjukkan kepadanya bahwa Anda mengamati dan mengapresiasi usahanya. [9] X Teliti sumber Anda bisa mengatakan:
- “Terima kasih sudah berbicara kepadaku secara lebih baik. Aku sangat mengapresiasi usahamu.”
- “Aku mengamati semua usaha yang kamu curahkan untukku. Terima kasih, ya.”
- “Aku merasa lebih dekat denganmu setelah kita berbicara lebih hangat kepada satu sama lain.”
Iklan
-
Akan sulit untuk membela diri dari kekerasan konsisten tanpa adanya dukungan. Teman-teman, keluarga, atau terapis bisa memvalidasi perasaan Anda dan memberikan ruang aman, jauh dari hinaan dan kekerasan verbal yang ia tunjukkan. Tanpa perspektif orang luar, Anda mungkin lebih berisiko merasakan harga diri yang lebih rendah, meragukan diri sendiri, dan memercayai hinaan-hinaan yang ia lontarkan. [10] X Teliti sumber
- Pada akhirnya, Andalah yang berhak menentukan apakah perilakunya merupakan masalah bagi Anda dan hubungan yang dijalani. Namun, dukungan dan opini dari teman-teman dan keluarga bisa membantu Anda mengambil keputusan dan menegaskan pilihan untuk membuat perubahan.
-
Keputusannya untuk mengata-ngatai Anda tidak boleh sampai merendahkan harga diri Anda. Hanya Anda yang berhak menentukan apa yang Anda rasakan dan harga diri Anda. Tunjukkan kasih sayang kepada diri sendiri dan maafkan diri atas rasa malu, penyesalan, atau rasa bersalah yang Anda rasakan sebagai akibat dari perilakunya. Terima perasaan Anda apa adanya, dan biarkan perasaan tersebut pergi setelahnya. [11] X Teliti sumber
- Coba aktivitas atau hobi yang Anda sukai dan kuasai hal tersebut untuk mengosongkan pikiran Anda dari hinaan yang ia berikan dan memberikan dorongan positif untuk harga diri Anda.
- Hilangkan kata “harus” saat Anda berpikir atau berbicara mengenai perasaan dan tindakan Anda. Sebagai gantinya, gunakan kata “bisa” untuk membuka lebih banyak kemungkinan. Sebagai contoh, alih-alih mengatakan, “Aku harus kembali berhubungan dengannya”, Anda bisa berpikir, “Aku bisa saja kembali berhubungan dengannya, tetapi saat ini mungkin akan lebih baik jika aku meluangkan waktu untuk diriku sendiri.”
Iklan
Temui konselor hubungan jika usaha Anda untuk berbicara dengannya tidak membuahkan hasil.
-
Anda mungkin tidak bisa menyelesaikan masalah yang ada sendiri. Jika ia tidak mau atau tidak bisa berubah, cari pihak atau pakar hubungan atau komunikasi profesional yang bisa membantu. Konselor keluarga atau terapis pasangan bisa menunjukkan kepada Anda berdua metode untuk terhubung dengan satu sama lain dalam cara yang sehat dan bisa memperkuat hubungan. [12] X Sumber Tepercaya Cleveland Clinic Kunjungi sumber Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda membutuhkan bantuan pihak profesional mencakup:
- Ia terus mengata-ngatai Anda atau melakukan kekerasan verbal setelah Anda memintanya berhenti.
- Komunikasi rusak atau perdebatan berujung pada kurangnya kedekatan fisik atau emosional.
- Tindakannya berujung pada kekerasan fisik atau ancaman kekerasan. [13] X Sumber Tepercaya University of Rochester Medical Center Kunjungi sumber
-
Perilaku mengata-ngatainya mungkin bagian dari masalah yang lebih besar dan lebih kompleks. Pada akhirnya, ialah yang menentukan apakah ia ingin berubah dan berkontribusi dalam hubungan yang sehat. [14] X Teliti sumber Jika ia selalu mengabaikan Anda, terus mengata-ngatai Anda, dan tidak menghormati perasaan Anda tentang masalah yang ada, mungkin inilah waktunya untuk mengakhiri hubungan dengannya. [15] X Teliti sumber
- Ini merupakan langkah yang dramatis untuk diambil, tetapi mungkin menjadi satu-satunya cara menunjukkan bahwa Anda serius dengan perilakunya.
- Jika Anda sudah menetapkan batasan dan mengatakan bahwa Anda akan meninggalkannya jika ia tidak berubah, tetap pegang ucapan tersebut. Ini memang sulit, tetapi ia akan merasa menang atau menganggap bahwa Anda tidak akan pernah meninggalkannya jika Anda tidak mengikuti ucapan tersebut. Oleh karena itu, berpikirlah dengan matang sebelum membuat atau mencetuskan ultimatum ini.
Iklan
-
Kekerasan verbal dan emosional memang menyakitkan dan bisa menimbulkan luka. Jika ia tidak menghentikan perilakunya dan Anda tidak tahu ke mana harus mencari bantuan, hubungi penyedia layanan kesehatan, tempat penampungan wanita dan anak-anak, departemen layanan sosial, atau hotline penanggulangan kekerasan domestik untuk mendapatkan pilihan. [16] X Sumber Tepercaya University of Rochester Medical Center Kunjungi sumber
- Hubungi call center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) di 129 atau melalui WhatsApp di 08111-129-129 untuk mendapatkan bantuan, opsi perawatan, dan rencana keselamatan.
- Kekerasan apa pun tidak pernah boleh diterima dan Anda tidak layak mendapatkannya. Dengan mengidentifikasi masalah dan mendapatkan bantuan, Anda bisa hidup terbebas dari perundungan, keraguan pada diri sendiri, dan hinaan-hinaan.
wikiHow Terkait
Referensi
- ↑ https://psychcentral.com/lib/mistakes-to-never-make-with-an-abuser
- ↑ https://www.understood.org/articles/en/9-tips-for-having-difficult-conversations-with-your-partner
- ↑ https://www.canr.msu.edu/news/bullying_help_kids_learn_to_respond_assertively_if_theyre_the_target
- ↑ https://www.bumc.bu.edu/facdev-medicine/files/2011/08/I-messages-handout.pdf
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/toxic-relationships/201704/forms-emotional-and-verbal-abuse-you-may-be-overlooking
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/fulfillment-any-age/201511/what-s-the-best-way-react-insult
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/toxic-relationships/201704/forms-emotional-and-verbal-abuse-you-may-be-overlooking
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/toxic-relationships/201704/forms-emotional-and-verbal-abuse-you-may-be-overlooking
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/resolution-not-conflict/201603/can-you-spot-10-signs-childish-adult
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/toxic-relationships/201704/forms-emotional-and-verbal-abuse-you-may-be-overlooking
- ↑ https://psychcentral.com/blog/5-quick-ways-to-recognize-your-self-worth#1
- ↑ https://health.clevelandclinic.org/5-signs-you-may-need-marriage-counseling/
- ↑ https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=1&contentid=2990
- ↑ https://www.healthyplace.com/blogs/verbalabuseinrelationships/2011/04/how-do-i-stop-the-verbal-abuse-part-1
- ↑ https://psychcentral.com/lib/mistakes-to-never-make-with-an-abuser
- ↑ https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=1&contentid=2990