“Semen” dan “beton” sering kali digunakan untuk menyebut material yang sama, padahal ini kurang tepat secara teknis. Faktanya, semen hanyalah satu dari beberapa material yang digunakan untuk membuat adukan beton. Semen adalah material kering berbentuk bubuk yang dicampur dengan air, kerikil, dan pasir untuk membuat beton. [1] X Teliti sumber Alih-alih membeli semen siap pakai, Anda bisa mencoba membuat semen sendiri dengan cara membeli dan membakar batu kapur. Dalam keadaan darurat, Anda juga bisa membuat “semen instan” – sekalipun hal ini lebih tepat disebut sebagai “beton instan” – dengan cara mencampurkan lumpur dan rumput.
Langkah
-
Beli atau kumpulkan batu kapur. Jika Anda tinggal di dekat sungai atau area lain yang dipenuhi batu kapur, Anda bisa mencari batu tersebut secara natural. [2] X Teliti sumber Jika tidak, Anda harus membelinya. Batu kapur biasanya dijual di toko material, serta dapat ditemukan di pusat pembibitan tanaman atau di toko alat-alat berkebun.
- Jika Anda tidak yakin apakah batu yang dikumpulkan adalah batu kapur, pakailah koin untuk menggores permukaan batu. Batu kapur sangat lembut dan bisa digores dengan pinggiran koin.
-
Hancurkan batu kapur menjadi serpihan-serpihan kecil. Ambil sekop yang kokoh, lalu tusukkan ke bongkahan batu kapur untuk menghancurkannya berkeping-keping. Anda perlu memanaskan batu di tungku dalam waktu yang cukup lama. Makin kecil pecahan batu kapur yang dimasukkan, makin cepat waktu pembakarannya. [3] X Teliti sumber
- Berusahalah untuk menghancurkan batu kapur berkeping-keping sampai diameter masing-masing pecahan tidak lebih besar daripada 5 cm.
-
Panaskan batu kapur di dalam tungku atau oven luar ruangan. Untuk membuat semen dari batu kapur, masukkan batu tersebut ke dalam tungku atau oven kayu di luar ruangan. [4] X Teliti sumber Nyalakan tungku sampai suhunya mencapai angka 900 °C, lalu masukkan batu kapur untuk “dipanggang” selama 4 sampai 5 jam. [5] X Teliti sumber
- Kenakan sarung tangan tebal saat menggunakan tungku. Sarung tangan sebaiknya juga dikenakan saat Anda mengeluarkan batu kapur dari tungku karena panasnya bisa menyebabkan luka bakar parah pada kulit.
-
Tunggu sampai batu kapur yang dipanaskan mendingin. Setelah 4 sampai 5 jam, keluarkan batu kapur yang dipanaskan dari oven atau tungku. Letakkan di tempat aman dan biarkan bongkahannya dingin sebelum Anda menyentuhnya. Berhati-hatilah agar tidak menghirup asap dari batu kapur panggang karena bersifat kaustik (membakar) dan bisa melukai paru-paru. [6] X Teliti sumber
- Batu kapur yang sudah dibakar disebut sebagai kapur mentah.
- Pertimbangkan untuk memakai alat pelindung pernapasan saat mengeluarkan kapur mentah dari tungku. Kapur mentah sangat berbahaya bagi tubuh. Menghirup debunya dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. [7] X Teliti sumber
-
Hancurkan bongkahan batu kapur yang sudah dipanggang. Jika batu kapur sudah dipanggang cukup lama, teksturnya akan terasa kering dan mudah hancur. Kenakan sarung tangan, lalu pakai tangan Anda untuk menghancurkan batu menjadi bubuk halus. Bubuk tersebut adalah semen yang bisa dicampur dengan air, pasir, dan kerikil untuk membuat adukan beton. [8] X Teliti sumber
- Jika Anda menyimpan beberapa kapur mentah yang sudah dihaluskan untuk dipakai di lain hari, simpan material tersebut di dalam wadah kedap udara.
Iklan
-
Pilih jenis semen yang tepat. Toko material besar dan toko persediaan alat rumah tangga (seperti Ace Hardware dan Home Depot) menyediakan beragam pilihan semen. Sebagai contoh, jika Anda hendak membuat tiang pagar depan, belilah semen jangkar. Jika Anda hendak membuat teras atau lahan parkir, pilihlah semen yang diperkuat dengan campuran fiber.
- Jika Anda memakai semen untuk beberapa proyek sekaligus atau tidak berpengalaman memakai semen, belilah semen reguler (serbaguna) atau semen yang cepat kering (seperti merek Quikrete).
- Berkonsultasilah dengan pegawai di toko material untuk meminta bantuan memilih jenis semen atau beton.
-
Beli semen yang mengandung agregat jika Anda membuat lapisan beton tebal. Apabila Anda hendak membuat lapisan beton yang lebih tebal daripada 2 cm – seperti fondasi bangunan atau tempat parkir – belilah semen yang mengandung agregat. Agregat adalah bebatuan dan kerikil yang dicampurkan ke dalam bubuk semen untuk memperkuat beton dan meminimalkan risiko retak. [9] X Teliti sumber
- Jika Anda memilih untuk tidak membeli semen yang mengandung agregat, Anda bisa membeli kerikil secara terpisah di toko material dan mencampurnya dengan semen polos.
-
Kenakan dua lapis pelindung tangan. Penggunaan semen pasti berantakan dan akan mengenai tangan Anda. Jika semen menyentuh kulit secara langsung, segeralah membersihkannya. Untuk melindungi tangan, kenakan sarung tangan lateks. [10] X Teliti sumber Setelah itu, pasang sarung tangan kerja yang kokoh untuk melapisi sarung tangan pertama.
- Untuk melindungi mata, Anda harus mengenakan kacamata pelindung saat bekerja menggunakan semen.
- Karena semen dapat melukai paru-paru, cobalah untuk memakai masker operasi atau bandana untuk menutupi mulut saat menuangkan semen kering.
-
Buka kemasan semen dan masukkan seluruh isinya ke dalam gerobak dorong. Pakailah pinggiran sekop untuk menusuk salah satu ujung kantung kemasan semen. Setelah itu, pegang ujung lain kemasan semen kuat-kuat, lalu tarik ke atas agar bubuk semen masuk ke dalam gerobak dorong. [11] X Teliti sumber
- Jika Anda memilih untuk memakai mesin pengaduk alih-alih mengaduk semen secara manual, Anda harus memasukkan seluruh semen ke dalam wadah mesin tersebut. [12] X Teliti sumber
- Jangan menggoyang kantung semen saat menuangkan isinya. Tekstur semen mirip seperti debu sehingga menggoyang kantung tersebut akan membuat bubuk semen berterbangan ke udara.
-
Campurkan air dengan bubuk semen. Pakailah selang untuk mengalirkan air secukupnya ke bagian tengah tumpukan bubuk semen kering. Mulailah dengan menambahkan sekitar 4 liter air terlebih dahulu. [13] X Teliti sumber Sebaiknya masukkan air sedikit demi sedikit, lalu tambahkan sesuai kebutuhan – jika Anda memasukkan terlalu banyak air, Anda akan repot menambahkan semen baru untuk mengentalkannya.
- Setelah membuat beberapa adukan semen, Anda akan mulai memahami jumlah air yang dibutuhkan.
KIAT PAKARSpesialis BangunanGerber Ortiz-Vega adalah Spesialis Bangunan dan Pendiri GO Masonry LLC, perusahaan bangunan di Northern Virginia. Spesialisasi Gerber adalah pemasangan batu dan bata, pemolesan semen, dan perbaikan bangunan. Gerben berpengalaman lebih dari 4 tahun menjalankan GO Masonry dan lebih dari 10 tahun menjalankan pekerjaan tukang batu secara umum. Dia memperoleh gelar BA dalam Pemasaran dari University of Mary Washington pada 2017.Trik Pakar: Jika Anda mengerjakan proyek untuk membuat lapisan beton, campurkan semen dan air dalam rasio 3:1. Jika Anda membuat fondasi untuk tembok atau tiang dari semen, adukan yang dibuat sebaiknya sedikit lebih encer karena hasil akhirnya tidak perlu terlalu halus.
-
Campurkan air dengan bubuk semen. Pakailah sekop untuk menambahkan air ke bubuk kering. Serok bubuk semen kering yang ada di pinggiran gerobak ke bagian tengah yang basah, lalu aduk sampai tidak ada bubuk kering yang tersisa. Idealnya, semen akan tampak agar cair di titik ini dengan konsistensi mirip dengan dempul tipis. [14] X Teliti sumber
- Aduk perlahan agar air tidak keluar ke sisi-sisi gerobak dorong.
- Jika Anda memakai mesin pengaduk, cukup nyalakan mesin tersebut untuk memulai proses pengadukan.
-
Tambahkan satu sekop pasir jika perlu, kebanyakan semen cepat kering yang dijual sudah mengandung pasir sehingga Anda tidak perlu menambahkannya. Jika Anda membeli semen tanpa campuran pasir, tambahkan 3 sampai 4 sekop pasir ke dalam adukan semen yang basah, lalu aduk sampai tercampur rata.
- Secara teknis, rasio yang tepat untuk mencampurkan semen, pasir dan air adalah 1:3:3. [15] X Teliti sumber Namun, Anda dapat mengubah rasio ini sesuai keperluan.
- Pada kebanyakan proyek, Anda tidak perlu memakai pasir sebanyak 3 kali lipat jumlah semen. Mulailah dengan rasio 1:1.
- Jika Anda berencana untuk menambahkan agreget ke dalam adukan semen, masukkan saat itu juga. Tambahkan pasir dan agregat secara terpisah untuk memastikan masing-masing material dapat tercampur sempurna ke dalam adukan yang masih basah.
Iklan
-
Kumpulkan lumpur kental yang mengandung banyak tanah liat. Jika Anda berada di dekat sungai, danau, atau perairan lainnya, Anda bisa mengambil lumpur di tepiannya. Jika tidak, Anda perlu membuat lumpur sendiri dengan cara mencari tanah liat, lalu mencampurnya dengan air. Tanah liat harus memiliki konsistensi yang encer agar dapat bercampur sempurna dengan rumput kering. [16] X Teliti sumber
- Lumpur atau tanah yang mengandung tanah liat akan menghasilkan semen yang kuat dan tahan lama.
-
Siapkan rumput kering dalam jumlah besar. Berjalanlah ke area di sekitar lahan kosong atau sungai, lalu kumpulkan sebanyak mungkin rumput kering dan rumput mati. Anda akan mencampurnya dengan lumpur. [17] X Teliti sumber
- Rumput hijau tidak bisa digunakan. Rumput untuk membuat semen instan harus kering dan keras.
-
Potong rumput sesuai panjang yang diperlukan. Rumput yang Anda kumpulkan biasanya cukup panjang sehingga tidak akan bercampur sempurna dengan lumpur. Untuk mengatasi masalah ini, pakailah pisau serbaguna untuk memotong rumput sampai mendapat panjang yang pas. [18] X Teliti sumber Hal ini lebih mudah dilakukan di atas selembar terpal berukuran besar.
- Pada umumnya, rumput yang dipakai perlu dipotong agar agar panjangnya tidak lebih dari 15 cm dan 30 cm. [19] X Teliti sumber
-
Tuangkan lumpur ke atas terpal. Lakukan ini di dekat lokasi pemotongan rumput. Setelah lumpur diletakkan di atas terpal, campurkan sekitar setengah jumlah rumput ke bagian atas lumpur. [20] X Teliti sumber
-
Campurkan lumpur dan rumput dengan cara menginjaknya. Pakailah sepatu yang boleh dikotori atau gunakan kaki telanjang untuk menginjak-injak bagian atas lumpur dan rumput sampai kedua material melebur menjadi satu. [21] X Teliti sumber
- Jika tidak ingin sepatu atau kaki Anda kotor, lipat salah satu ujung terpal dan posisikan di atas lumpur dan rumput, lalu injak-injak terpal tersebut.
-
Gulingkan lumpur dan rumput agar makin bercampur. Di titik ini, lumpur dan rumput akan bercampur menjadi satu lapisan tipis. Ambil salah satu ujung terpal, lalu angkat agar campuran lumpur dan rumput bertindihan. Lakukan ini beberapa kali atau sampai campuran tersebut berubah bentuk menjadi agak bundar. [22] X Teliti sumber
-
Masukkan sisa rumput dan injak-injak lagi. Letakkan sisa rumput di atas campuran sebelumnya. Berjalanlah di atas campuran tersebut dan ratakan dengan teknik yang sama. Hal ini akan memaksa seluruh rumput yang baru ditambahkan untuk bercampur dengan adukan sebelumnya dan menghasilkan semen instan. [23] X Teliti sumber
- Di titik ini, semen instan sudah selesai dibuat. Mulailah membentuk dan memakainya karena lumpur dapat mengering dengan cepat.
- Anda bisa mengubah adukan semen instan menjadi serangkaian batu bata yang dapat dipakai membangun gubuk kecil di situasi darurat. Di situasi nondarurat, Anda bisa memakai bata tersebut untuk membangun tembok penahan atau perapian.
Iklan
Hal yang Anda Butuhkan
- Sekantung semen berbobot 18 kg
- Wadah untuk mengaduk semen atau gerobak dorong
- Sekop
- Selang untuk menyalurkan air
- Pasir (opsional)
- Agregat (opsional)
- Sarung tangan lateks
- Sarung tangan untuk bekerja
- Kecamata pelindung (opsional)
- Pelindung mulut (opsional)
Tips
- Semen komersial terbuat dari campuran batu kapur dan cangkang tiram (yang sudah dicampur dengan berbagai jenis cangkang kerang lain) dan dipanaskan dengan suhu tinggi untuk menghilangkan kandungan karbon dioksida. [24] X Teliti sumber
- Pasir dan agregat dapat dibeli di toko material, toko persediaan alat-alat rumah tangga, atau tempat penjualan batu alam.
Peringatan
- Pakaian Anda bisa ternoda dan mengeras jika terkena campuran beton, terutama jika dibiarkan sampai mengering. Saat membuat adukan beton, kenakan baju lama yang tidak masalah jika sampai kotor.
Referensi
- ↑ http://www.ccagc.org/resources/whats-the-difference-between-cement-and-concrete/
- ↑ http://www.survival-manual.com/cement.php
- ↑ http://www.survival-manual.com/cement.php
- ↑ http://www.survival-manual.com/cement.php
- ↑ http://www.lowtechmagazine.com/2013/09/lime-kilns.html
- ↑ http://www.survival-manual.com/cement.php
- ↑ http://www.survival-manual.com/cement.php
- ↑ http://www.survival-manual.com/cement.php
- ↑ https://www.familyhandyman.com/masonry/pouring-concrete/how-to-properly-mix-concrete/view-all/
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=OPlH8mU4o1I&feature=youtu.be&t=44s
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=OPlH8mU4o1I&feature=youtu.be&t=49s
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=OPlH8mU4o1I&feature=youtu.be&t=4m35s
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=OPlH8mU4o1I&feature=youtu.be&t=1m57s
- ↑ https://www.youtube.com/watch?v=OPlH8mU4o1I&feature=youtu.be&t=2m29s
- ↑ http://www.everything-about-concrete.com/concrete-mixing-ratios.html
- ↑ http://www.practicalprimitive.com/skillofthemonth/survivalcement.html
- ↑ http://www.practicalprimitive.com/skillofthemonth/survivalcement.html
- ↑ https://survivallife.com/homemade-survival-cement/
- ↑ http://www.practicalprimitive.com/skillofthemonth/survivalcement.html
- ↑ http://www.practicalprimitive.com/skillofthemonth/survivalcement.html
- ↑ http://www.practicalprimitive.com/skillofthemonth/survivalcement.html
- ↑ http://www.practicalprimitive.com/skillofthemonth/survivalcement.html
- ↑ http://www.practicalprimitive.com/skillofthemonth/survivalcement.html
- ↑ http://www.survival-manual.com/cement.php