Artikel ini disusun bersama Julia McCurley
. Julia McCurley adalah Pengatur Perjodohan Profesional Besertifikasi, Pelatih Hubungan, dan CEO Something More, layanan pengatur perjodohan utama di Austin'. Dia menciptakan pasangan-pasangan bahagia di Austin selama lebih dari 12 tahun dan membantu ratusan lajang melewati perjalanan mereka menemukan cinta. Tulisan-tulisan di blognya dimuat di Huffington Post, Good Men Project, SheKnows, Emlovz, dan The Dating Truth. Dia juga menerbitkan buku pertamanya, Game Set Match: A Professional Matchmaker's Advice on How to Win At the Game Of Love. Julia memegang gelar BA dalam Bisnis dan Komunikasi dari The University of Puget Sound dan menerima Master Executive Matchmaker Certification dari The Matchmaking Institute.
Ada 9 referensi
yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.
Artikel ini telah dilihat 2.234 kali.
Meluangkan waktu dengan mantan pasangan—baik saat Anda bertemu dengannya di sekolah atau berbagi tugas mengasuh anak—menjadi sangat sulit jika Anda merasa bahwa ia tidak menghormati Anda. Meskipun pada akhirnya ialah yang memutuskan apakah ia ingin menghormati Anda atau tidak, Anda bisa menjadi sosok yang bijaksana, dapat diandalkan, tulus, dan bertujuan jelas yang biasanya mendapatkan rasa hormat dari orang lain. Baca daftar di bawah ini untuk mengetahui strategi-strategi yang bisa membantu Anda menjadi sosok seperti itu, terutama saat Anda menghadapi mantan pasangan.
Langkah
-
Jika Anda tidak merasa layak mendapatkan rasa hormat, orang lain pun berpikir demikian. Akan sangat sulit bagi orang lain (termasuk mantan pasangan) untuk tidak mengikuti apa yang Anda lakukan jika Anda sendiri selalu merendahkan, mengkritik, atau menyiksa diri atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Alih-alih demikian, terima diri sendiri apa adanya—sosok yang jauh dari kesempurnaan, tetapi tetap layak mendapatkan rasa hormat. Fakta bahwa Anda sudah terlibat dalam putusnya hubungan tidak lantas mengubah hal tersebut. [1] X Teliti sumber
- Wajar jika Anda bersedih dan merasa murung setelah hubungan berakhir, dan penting bagi Anda untuk membiarkan diri sendiri merasakan emosi-emosi tersebut. Namun, penting juga bagi Anda untuk mengingatkan diri sendiri akan karakter-karakter positif dan hal-hal yang membahagiakan dalam hidup Anda.
Iklan
-
Ada kemungkinan Anda akan kehilangan rasa hormat jika bersikap lemah atau agresif. Coba bayangkan skenario seperti ini: jika atasan atau guru Anda berdiri di depan semua orang dan mengatakan dengan tegas , “Saya ingin kalian menghormati saya,” apakah hal tersebut membuat Anda lebih menghormatinya atau sebaliknya? Bagaimana jika ia benar-benar memohon kepada Anda untuk menghormatinya? Si mantan tidak akan benar-benar menghormati Anda karena ketakutan atau iba yang ia rasakan. Rasa hormat adalah sesuatu yang Anda perlu dapatkan. [2] X Teliti sumber
- Baik mantan pasangan maupun orang lain, Anda tidak bisa membuat orang lain menghormati Anda. Berfokuslah pada hal-hal yang Anda bisa kendalikan: menjadi sosok yang sang mantan (dan orang lain) ingin hormati. Jangan berusaha membuatnya mengasihani Anda.
-
Tunjukkan kepadanya (dan orang lain) rasa hormat yang Anda ingin dapatkan darinya. Pikirkan ini sebagai aturan utama pascaberakhirnya hubungan: “Perlakukan ia sebagaimana Anda ingin diperlakukan olehnya.” Jika Anda ingin ia bersikap sopan saat berpapasan dengan Anda, tunjukkan kesopanan kepadanya terlebih dahulu. Ucapkan sapaan seperti “Senang bisa bertemu lagi denganmu” atau “Semoga kamu sehat selalu.” Jangan menyeret kenangan menyakitkan dari masa lalu, kecuali jika Anda berdua memang sudah sepakat untuk membahasnya. Sebagai gantinya, pikirkan kenangan indah atau topik aman yang tidak mencakup hubungan Anda berdua sama sekali. [3] X Teliti sumber
- Pikirkan orang-orang yang Anda sangat hormati dalam kehidupan Anda. Bisa dipastikan, mereka akan menunjukkan banyak rasa hormat kepada Anda .
- Tunjukkan pula rasa hormat kepada orang lain, bahkan saat sang mantan tidak melihat atau mendengarnya. Sikap ini bisa membantu Anda dalam semua hubungan yang Anda miliki!
Iklan
-
Tahan diri untuk tidak terlibat dalam pertengkaran dengannya. Ya, tentunya sangat sulit untuk bersikap dewasa dan berbesar hati dalam situasi seperti ini, terutama kepada mantan pasangan. Jika ia memang dengan sengaja tidak menghormati Anda, mungkin Anda tidak akan pernah bisa mendapatkan rasa hormat darinya. Namun setidaknya, dengan bersikap dewasa dan berbesar hati, Anda memiliki alasan untuk menghormati diri sendiri. [4] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, ia mungkin tidak datang ke tempat pertemuan pada waktu yang sudah disepakati untuk bertukar barang atau melontarkan komentar yang menyakitkan tentang Anda di media sosial. Tidak masalah jika Anda menunjukkan kesalahannya (mis. mengatakan “Aku tidak layak mendapatkan perlakuan seperti ini.”). Namun, tahan dorongan untuk mengikuti permainannya.
- Semoga saja, seiring menghilangnya momen berakhirnya hubungan Anda ke masa lalu, ia akan kehilangan dorongan untuk bersikap tidak hormat kepada Anda. Jika Anda menunjukkan rasa hormat kepadanya, kemungkinan meraih hubungan yang lebih baik pascaberakhirnya hubungan sebelumnya menjadi lebih besar.
Bahas mantan pasangan Anda dengan rasa hormat (atau jangan berbicara tentangnya sama sekali).
-
Menjelek-jelekkannya mungkin memang menggiurkan, tetapi hal tersebut hanya akan memperburuk situasi. Jika Anda memiliki mantan pasangan yang menjelek-jelekkan Anda kepada semua orang, apakah Anda akan lebih menghormatinya atau sebaliknya? Menjelek-jelekkan mantan kekasih bukanlah hal yang baik, dan menjadi sangat buruk jika Anda melakukannya di depan anak-anak. Akan sangat sulit mendapatkan rasa hormat darinya jika Anda mengikuti langkah seperti ini. Selain itu, anak-anak pun jauh lebih kesulitan menghadapi situasi sulit seperti ini. [5] X Teliti sumber
- Saat ini, Anda mungkin bertanya-tanya, “Bagaimana jika aku hanya menjelek-jelekkannya di depan teman-temanku yang memang bisa dipercaya?”. Ini memang lebih “aman” dibandingkan menjelek-jelekkannya secara langsung kepada semua orang. Namun, pergunjingan “rahasia” tetap bisa menempatkan Anda dalam kerangka pikiran tak terhormat yang bisa saja muncul atau terlihat dalam interaksi Anda dengannya.
Iklan
-
Hormati perasaan dan pandangannya. Baik saat Anda sangat sering berhubungan dengannya maupun sebaliknya, perlakukan setiap interaksi sebagai kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak rasa hormat darinya. Dengarkan ucapannya tanpa memotong atau berdebat dengannya. Jangan berusaha mendominasi obrolan melalui percobaan (yang salah) untuk menunjukkan bahwa Anda sudah berhasil kembali ke kondisi yang lebih baik setelah hubungan berakhir. Jika Anda berdua memang perlu membahas topik yang sulit, bahaslah dengan empati dan kebijakan. [6] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, Anda mungkin perlu membahas cara meluangkan waktu dengan teman-teman yang ia juga kenal saat Anda berdua tidak ingin meluangkan waktu dengan satu sama lain, atau menentukan strategi perawatan hewan peliharaan yang Anda berdua miliki. Jangan melihat obrolan atau topik yang sulit sebagai kompetisi yang Anda perlu “menangkan“. Alih-alih demikian, berusahalah mencari hasil terbaik untuk kedua pihak.
-
Berusahalah untuk menyepakati hal yang sama mengenai hubungan Anda berdua ke depannya jika ada. Segala situasi menjadi rumit saat seseorang mengharapkan jalan untuk kembali, sementara yang lainnya tidak. Alih-alih menebak-nebak niat atau keinginan satu sama lain, berkomunikasilah secara terbuka dan jujur mengenai pandangan Anda terhadap arah hubungan. Hal ini juga mungkin berarti Anda harus menerima kenyataan bahwa hubungan dengannya sudah tidak lagi memiliki masa depan. [7] X Teliti sumber
- Jika Anda berdua memiliki anak dan mengasuhnya bersama-sama, bahas secara terhormat mengenai batasan-batasan untuk hubungan baru Anda dengannya. Anda bisa menyepakati bentuk, pemilihan waktu, dan sifat interaksi yang dilakukan dengan satu sama lain seperti menelepon atau mengirimkan pesan pada jam-jam tertentu dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan anak-anak saja.
Iklan
-
Karakter-karakter tersebut membantu Anda mendapatkan rasa hormat dalam berbagai situasi. Secara sederhana, orang-orang menghormati orang-orang yang bisa diandalkan. Jika ia tahu bahwa Anda mendatangi suatu tempat setelah mengatakan kepadanya bahwa Anda akan pergi ke tempat tersebut, atau melakukan hal yang Anda katakan akan lakukan, ia akan memandang Anda dengan rasa hormat yang lebih tinggi. Jika Anda melakukan kesalahan, mintalah maaf darinya dan tunjukkan bahwa Anda adalah sosok yang bertanggung jawab. [8] X Teliti sumber
- Makin sering Anda berhubungan dengannya, makin penting karakter-karakter tersebut untuk mendapatkan rasa hormat darinya. Namun, tidak pernah ada salahnya untuk membuktikan kepada diri sendiri bahwa Anda bisa menjadi sosok yang dapat diandalkan!
-
Lakukan yang terbaik bagi diri sendiri, bukan apa yang Anda rasa si mantan akan hormati. Mendapatkan rasa hormat darinya memang baik, kecuali jika Anda menjadikannya sebagai prioritas tertinggi. Jika perjalanan mendapatkan rasa hormat mengarahkan Anda ke pilihan-pilihan atau hal-hal yang Anda sebetulnya tidak inginkan atau membuat Anda tidak bahagia, inilah waktunya untuk berhenti dan memikirkan kembali langkah Anda. Ingatkan diri sendiri bahwa Anda tidak bisa mengendalikan apa yang ia dan orang lain pikirkan tentang Anda. Namun, Anda bisa menentukan cara menjalani kehidupan sendiri. [9] X Teliti sumber
- Berusaha mati-matian mendapatkan rasa hormat dari seseorang kemungkinan memberikan hasil yang berlawanan dan membuat Anda terkesan putus asa, ketergantungan, atau lemah. Hiduplah dengan percaya diri dan kemampuan terbaik Anda sambil menghormati diri sendiri dan orang-orang di sekitar karena hal tersebut kemungkinan membuat Anda mendapatkan rasa hormat dari mantan pasangan dan orang lain.
Iklan
-
Jika Anda harus mengakhiri hubungan lain, awali dengan tepat. Pikirkan skenario seperti ini: jika Anda kehilangan banyak rasa hormat melalui cara Anda menangani akhir hubungan, Anda harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan kembali rasa hormat tersebut. Jadi, terlepas dari siapa pun yang mengusulkan akhir hubungan, hadapi secara terhormat. Bicaralah dengan orang yang bersangkutan secara langsung jika memungkinkan. Awali pernyataan Anda dengan pronomina “Aku” untuk menjelaskan perasaan, bukan pronomina “Kamu” yang berpotensi menyudutkan lawan bicara. Dengarkan ucapannya. Jangan melontarkan komentar menyakitkan untuk membalasnya atau menutupi luka sendiri. [10] X Teliti sumber
- Berikut adalah beberapa pernyataan “Aku” yang terhormat:
- “Aku menyukaimu dan aku senang kita bisa saling mengenal satu sama lain, tetapi aku tidak melihat masa depan untuk kita.”
- “Aku ingin mengakhiri hubungan kita, tetapi kuharap kita bisa tetap berteman.”
- “Aku minta maaf karena ini mungkin sulit untuk didengar, tetapi aku tahu ini adalah keputusan yang tepat untukku.”
- Berikut adalah beberapa pernyataan “Aku” yang terhormat:
wikiHow Terkait
Referensi
- ↑ https://psychcentral.com/blog/how-to-regain-your-self-respect-once-its-lost#1
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/understand-other-people/201802/earning-respect
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/understand-other-people/201802/earning-respect
- ↑ https://www.wonderopolis.org/wonder/how-do-you-earn-respect
- ↑ https://www.moms.com/divorce-kids-negative-talk-ex-reasons/
- ↑ https://www.forbes.com/sites/forbescoachescouncil/2018/11/14/improve-your-active-listening-skills-with-these-13-strategies/?sh=5a45b0185827
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/laugh-cry-live/202106/what-do-when-you-re-still-in-love-and-want-your-ex-back
- ↑ https://www.inc.com/lee-colan/8-ways-to-become-the-most-reliable-person-in-the-room.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/laugh-cry-live/202106/what-do-when-you-re-still-in-love-and-want-your-ex-back