Unduh PDF
Unduh PDF
Sketsa adalah istilah yang disematkan untuk sebuah sandiwara atau pertunjukan singkat; umumnya, sketsa mengusung genre komedi atau disisipi berbagai elemen komikal yang mampu mengocok perut audiens. Tertarik membuat sketsa Anda sendiri? Pertama-tama, cobalah memikirkan ide cerita yang mampu memancing tawa Anda. Setelah itu, cobalah mengembangkan ide tersebut dan menyusunnya menjadi sebuah naskah yang utuh, melatihnya, dan mempertunjukkan atau merekamnya agar mampu dinikmati audiens yang lebih luas.
Langkah
-
Kumpulkan inspirasi. Adakalanya, ide cerita akan muncul begitu saja di benak Anda; namun, kadang kala Anda perlu menjadi pihak yang aktif mencari ide. Oleh karena itu, cobalah mencari inspirasi dengan menonton dan/atau membaca sketsa komedi singkat yang sudah terlebih dahulu dipublikasikan. Untuk memudahkan Anda, cobalah membuka laman YouTube dan mencari berbagai video sketsa yang direkam secara profesional maupun amatiran.
- Tonton sketsa yang dibuat oleh Key & Peele, SNL, W/ Bob dan David, serta Monty Python untuk mencari inspirasi. Catat pula persamaan dan perbedaan masing-masing sketsa secara mendetail
- Saat menonton sketsa yang digarap oleh seniman lain, pikirkan pula apa yang membuat sketsa tersebut terasa orisinal untuk audiens. Alih-alih menyadur ide sketsa yang Anda tonton, cobalah mengemas ide-ide yang umum dalam sudut pandang Anda sendiri agar orisinalitasnya tetap terjaga.
- Perhatikan hal-hal yang terjadi di sekitar Anda. Salah satu faktor yang menentukan kesuksesan sebuah sketsa adalah relevansinya dengan kehidupan audiens. Oleh karena itu, perhatikan interaksi orang-orang yang ada di sekitar Anda dan cobalah menyusun skenario fiktif dari kekonyolan nyata yang terjadi di kehidupan Anda.
-
Kumpulkan ide cerita. Tulis seluruh ide cerita yang muncul di benak Anda; jika Anda bekerja dalam kelompok, ajak teman-teman Anda mendiskusikan ide cerita yang layak dikembangkan menjadi sebuah sketsa. Selalu bawa satu buku catatan kecil ke mana pun Anda pergi; jika tiba-tiba ada ide yang muncul di benak Anda, sesederhana apa pun itu, segeralah mencatatnya di buku tersebut.
- Jika ada interaksi orang-orang di sekitar Anda yang terdengar lucu, cobalah mencatatnya di buku catatan Anda dan mengembangkannya menjadi naskah sketsa. Misalnya, ada seorang pembeli di kedai kopi yang menarik perhatian Anda karena memesan minuman dengan kombinasi yang sangat aneh; akibat perilaku orang tersebut, calon pembeli yang lain pun harus rela mengantre panjang di belakangnya. Cobalah mencatat setiap detail informasi yang Anda tangkap dan cari letak kekonyolan situasinya (misalnya, perilaku pembeli tersebut terlihat sangat konyol di mata Anda).
- Temui teman-teman Anda dan ajak mereka berdiskusi. Jika perlu, sediakan satu buku khusus untuk mengakomodasi ide semua orang atau mintalah bantuan satu orang untuk mencatat setiap ide yang muncul di sebuah buku catatan.
- Jangan menyensor ide apa pun pada tahap ini; alih-alih, catat seluruh ide yang muncul di benak Anda. Ingat, ide yang awalnya terdengar konyol justru bisa bertransformasi menjadi sketsa yang menarik jika dikemas dengan baik!
- Jika ada sebuah ide cerita yang mampu membuat Anda tertawa, segeralah mencatat ide tersebut. Tanyakan kepada diri Anda mengapa Anda bisa menertawakan ide tersebut; apakah ide tersebut terasa konyol jika divisualisasikan? Apakah ada kata-kata yang memancing tawa Anda? Atau apakah ide tersebut terasa relevan dengan kehidupan Anda? Mengetahui alasan di balik tawa Anda ampuh membantu Anda menyusun naskah sketsa yang utuh dan menampilkannya di depan khalayak ramai.
- Pikirkan sketsa seperti apa yang ingin Anda tampilkan. Ada sketsa yang dikemas dalam bentuk parodi, ada pula yang dikemas dalam bentuk adegan sandiwara satir. Selain itu, ada pula sketsa yang berfokus untuk merekam potret unik seorang karakter, tetapi ada pula yang memfokuskan ceritanya pada humor yang surealis. [1] X Teliti sumber
-
Kembangkan sudut pandang penceritaan. Sebuah sketsa yang baik harus mampu menonjolkan satu sudut pandang yang mudah diidentifikasi audiens. Selayaknya saat menulis tesis dalam sebuah karya ilmiah, sudut pandang yang Anda angkat harus bisa dipahami dengan mudah oleh audiens. Ingat, sudut pandang adalah lensa pembaca untuk melihat dunia yang Anda hadirkan. Dalam sebuah sketsa, penekanan sudut pandang penceritaan dapat menghasilkan efek komikal yang berpotensi menggelitik perut penonton.
- Pada dasarnya, sudut pandang penceritaan adalah opini yang dikemas dalam bentuk fakta. Untuk menemukan sudut pandang penceritaan, ada beberapa proses yang perlu Anda tempuh. Pertama-tama, Anda melihat seseorang memesan kombinasi minuman yang sangat aneh di sebuah kedai kopi. Setelah itu, Anda memutuskan untuk menulis naskah sketsa tentang beberapa pembeli yang memesan minuman aneh di kedai kopi. Minuman yang dipesan oleh pembeli kedua harus lebih aneh dari minuman yang dipesan pembeli pertama, begitu pula seterusnya. Setelahnya, Anda berhasil mencapai satu sudut pandang penceritaan, yaitu mengenai orang-orang yang saat ini menjadi terlalu terobsesi dengan materialisme dan pilihan-pilihan hidup yang kurang penting.
- Sudut pandang Anda tidak hanya diekspresikan oleh satu karakter yang mengeluhkan pesanan pembeli, tetapi oleh setiap aksi yang terjadi di dalam sketsa Anda.
- Sebuah sketsa akan terlihat lebih orisinal jika mampu menampilkan sudut pandang penceritaan yang jelas. Oleh karena itu, meski tema besar sketsa sudah sering dibawakan oleh penampil lain, ide Anda akan tetap terasa orisinal karena mampu mengangkat sudut pandang yang berbeda.
-
Susun kerangka awal, pertengahan, dan akhir sketsa. Setiap cerita yang utuh, sesingkat apa pun durasinya, harus tetap memiliki bagian awal, pertengahan, dan akhir. Cobalah memetakan ketiga bagian tersebut dalam naskah Anda.
- Oleh karena sebuah sketsa kerap mengusung genre komedi, sebaiknya buka sketsa dengan adegan yang relevan dengan keseharian masyarakat umum. Misalnya, awali sketsa dengan adegan orang-orang yang mengantre di depan kasir sebuah kedai kopi.
- Sketsa Anda akan tiba di bagian pertengahan jika sesuatu yang berada di luar batas normal terjadi. Misalnya, seorang pembeli tiba-tiba memesan kombinasi minuman yang sangat aneh.
- Sketsa Anda tiba di bagian akhir jika adegan telah mencapai klimaks dan resolusi. Misalnya, sang barista yang kesal memutuskan untuk membanting seluruh gelas kopi ke lantai; agar lebih dramatis, sang barista tiba-tiba mengeluarkan senjata dari laci kasir dan merampok semua uang yang ada di sana.
Iklan
-
Tulis draf naskah pertama. Pada dasarnya, ada beberapa format penulisan naskah sketsa yang bisa dicontoh untuk memudahkan Anda. Jangan khawatir, Anda tidak diharuskan untuk menulis naskah dalam format yang baku dan profesional.
- Pada bagian paling atas naskah, tuliskan judul sketsa Anda. Di bawahnya, tuliskan nama-nama karakter yang terlibat berikut nama pemerannya.
- Pada bagian dialog, tuliskan nama karakter yang berbicara dengan format rata tengah dan dicetak tebal. Pada baris berikutnya, kembalikan ke format rata kiri dan ketikkan dialog karakter tersebut.
- Aksi karakter dapat ditambahkan di samping dialog dalam format tanda kurung.
- Jangan bersikap terlalu perfeksionis saat menyusun draf naskah pertama. Alih-alih, tuliskan segala hal yang ada di benak Anda terlebih dahulu; toh, Anda selalu bisa menyuntingnya nanti.
-
Pastikan naskah Anda tidak berbelit-belit. Apa pun konsep penyajian sketsa Anda, pastikan durasinya tidak lebih dari lima menit. Artinya, Anda harus segera memasuki inti sketsa bahkan sejak adegan pertama. Jangan membuang-buang waktu untuk membangun karakter dan latar penceritaan; alih-alih, segeralah mengawali adegan dengan lucu dan relevan dengan tema sketsa.
- Mengacu pada ide sketsa di kedai kopi, cobalah mengawali adegan dengan sang barista yang menanyakan pesanan pembeli.
- Kemudian, sang pembeli memesan kombinasi minuman yang cukup aneh untuk membuat audiens terkejut, tetapi tidak terlalu aneh agar sketsa tidak langsung mencapai klimaksnya. Ingat, Anda perlu menyisakan ruang lelucon untuk pembeli-pembeli berikutnya.
- Ingat, tujuan utama sketsa Anda adalah memberikan informasi selengkap mungkin dalam waktu sesingkat mungkin kepada audiens. Misalnya, sang barista bisa berkata, “Selamat datang di Good Coffee, ada yang bisa saya bantu?” Melalui satu dialog, Anda sudah berhasil menjelaskan lokasi, karakter, dan apa yang terjadi dalam naskah Anda.
- Dalam sebuah sketsa, setiap dialog sangat penting. Ingat, Anda tidak memiliki waktu untuk elemen atau unsur adegan yang tidak signifikan. Oleh karena itu, jangan mencantumkan dialog mengenai masa lalu/masa depan, orang-orang yang tidak terlibat langsung di dalam naskah, dan objek yang tidak relevan di dalam naskah.
-
Jaga agar sketsa Anda tetap singkat dan padat. Pastikan naskah akhir Anda tidak lebih dari lima halaman! Jika draf Anda lebih panjang dari itu, jangan khawatir; toh Anda selalu bisa membuang bagian-bagian yang kurang penting. Rata-rata, satu halaman naskah setara dengan pertunjukan berdurasi satu menit.
- Jika durasi sketsa terlalu panjang, dikhawatirkan adegan-adegan di dalamnya tidak lagi terasa istimewa karena dikemas dengan terlalu berbelit-belit; lelucon yang seharusnya terdengar lucu pun bisa jadi gagal karenanya. Selain itu, fokus dan kemenarikan adegan pun akan tetap terjaga jika durasi naskah Anda tetap singkat dan padat.
-
Selalu ingat aturan angka tiga. Artinya, Anda harus mengulangi suatu kalimat atau adegan sebanyak tiga kali, atau memasukkan unsur yang sama sebanyak tiga kali di dalam naskah. [2] X Teliti sumber Dengan kata lain, sketsa Anda mengandung tiga komponen serupa yang jika dipadukan akan membentuk suatu keutuhan yang memiliki awal, pertengahan, dan akhir.
- Mengacu pada contoh sketsa di kedai kopi, Anda bisa menonjolkan tiga orang pembeli dengan tiga pola memesan yang berbeda pula. Pastikan setiap pola selalu lebih konyol daripada pola sebelumnya.
-
Tingkatkan intensitas adegan. Saat menulis naskah, pastikan Anda selalu melangkah dari adegan yang bisa dikembangkan. Sebuah sketsa yang baik harus mampu memerangkap ketertarikan audiens lewat intensitas adegan yang terus meningkat sebelum mencapai klimaks dan diakhiri dengan adegan penutup yang relevan.
- Jika menggunakan contoh sketsa di kedai kopi, mintalah pembeli pertama memesan kombinasi minuman yang rumit. Setelah itu, buat dialog antara pembeli dan barista dalam beberapa kalimat; misalnya, sang barista mencoba mengulangi pesanan pembeli tetapi selalu salah dan harus diperbaiki oleh sang pembeli.
- Setelah itu, pembeli kedua datang dan memesan kombinasi minuman yang lebih aneh. Sang barista kemudian kembali mengulangi pesanannya tetapi sang pembeli justru memutuskan untuk mengganti urutan kombinasinya. Setelah itu, sang barista kembali mencoba mengulangi pesanan sesuai dengan urutan yang sudah direvisi (atau menanyakan salah satu bahan yang diminta pembeli karena bahan tersebut tidak lazim dicampur dengan kopi). Pada akhirnya, sang pembeli yang merasa kesal akhirnya mengeluh dan pergi meninggalkan kedai kopi tersebut.
- Setelah itu, pembeli ketiga datang. Sang barista yang masih terlampau emosi karena dua pembeli pertamanya harus kembali dihadapkan dengan pembeli ketiga yang pesanannya paling aneh. Kepada pembeli tersebut, sang barista mengatakan bahwa kedai kopinya bahkan tidak menyediakan setengah bahan yang diminta. Dia menegaskan bahwa opsi yang tersedia hanyalah kopi hitam atau kopi dengan krim. Sang pembeli yang permintaannya tidak dituruti pun mengamuk dan memutuskan untuk menelepon manajer kedai.
- Pada akhirnya, kemarahan sang barista pun meledak dan dia memutuskan untuk melakukan kegilaan yang nantinya akan membawa dampak nyata bagi kehidupannya (seperti merampok kedai, menyiramkan kopi panas ke wajah pembeli, atau dipecat).
-
Teruslah merevisi draf naskah Anda. Setelah menyelesaikan draf pertama, cobalah membacakannya di depan teman-teman satu kelompok dan menugasi setiap orang dengan karakter yang spesifik. Setelah itu, ajak mereka mendiskusikan hal-hal yang sekiranya masih perlu diperbaiki.
- Tampilkan sketsa tersebut di depan seseorang yang pendapatnya bisa Anda percaya; percayalah, menerima kritik dan saran yang jujur ampuh meningkatkan kualitas sketsa Anda.
- Catat lelucon yang menurut mereka lucu dan kurang lucu; pahami adegan yang kira-kira berhasil – dan tidak berhasil – menarik perhatian penonton. Ingat, lelucon yang menurut Anda lucu belum tentu cocok dimasukkan ke dalam naskah sketsa Anda.
- Buang adegan dan/atau lelucon yang kurang signifikan untuk mempersingkat sketsa Anda; sesuai namanya, sketsa yang baik harus lugas dan tidak berdurasi terlalu lama. Oleh karena itu, pertimbangkan untuk menghapus dialog yang tidak memiliki kontribusi penting dalam sketsa Anda.
Iklan
-
Adakan audisi. Apa pun tujuan sketsa Anda, tidak ada salahnya mengadakan audisi untuk mencari calon pemain yang kompeten. Jika naskah sketsa disusun dalam kelompok dan harus dimainkan oleh anggota kelompok tersebut, tentunya Anda tidak perlu mengadakan audisi lagi. Alih-alih, Anda dan teman-teman satu kelompok hanya perlu melakukan proses reading (latihan membaca naskah).
- Talenta memang penting; namun, jauh lebih penting bagi Anda untuk menemukan pemain yang bisa dipercaya dan diandalkan agar tidak ada waktu latihan yang terbuang percuma.
- Jika sketsa tersebut merupakan bagian dari acara sekolah atau komunitas teater, cobalah meminta informasi terkait audisi kepada guru atau pengelola acara. Tanyakan apakah pihak-pihak tersebut sudah menjadwalkan audisi berskala besar untuk seluruh calon pengisi acara, atau Anda harus menjadwalkannya sendiri.
- Jika Anda harus mengadakan audisi mandiri, cobalah menempelkan poster audisi di area sekolah atau mengunggah informasinya ke berbagai media sosial.
- Saat melakukan audisi, mintalah setiap calon pemain membawa headshot (foto close-up ). Anda juga harus menyiapkan contoh naskah yang nantinya harus mereka baca saat audisi.
-
Jadwalkan setidaknya satu kali gladi bersih. Oleh karena durasi sketsa sangat singkat, sepertinya Anda tidak perlu melakukan gladi kotor berkali-kali; jika ingin, Anda boleh melakukan satu kali proses gladi kotor dan satu kali proses gladi bersih sekadar untuk memastikan seluruh pemain sudah menghafal dialog dan memahami sudut pandang sketsa Anda.
- Siapkan properti dan peralatan lain yang dibutuhkan. Beberapa sketsa tidak membutuhkan properti dan set latar; namun, Anda boleh menggunakannya jika ingin sketsa tersebut terlihat lebih teatrikal. Kadang kala, beberapa properti juga diperlukan untuk membuat sebuah sketsa terlihat lebih masuk akal di mata audiens.
-
Tampilkan atau rekam sketsa Anda. Setelah menempuh proses latihan yang cukup panjang, sekaranglah saat yang tepat untuk menampilkannya secara langsung atau merekam dan mengunggahnya ke internet. Sebelum melakukannya, pastikan seluruh properti, kostum, dan alat perekam sudah disiapkan dengan baik.
- Jika sketsa tersebut akan direkam, setidaknya Anda harus menyiapkan satu buah kamera. Siapkan pula perlengkapan tata cahaya dan tata suara jika memungkinkan.
- Jika ingin, Anda bisa mengunggah sketsa tersebut ke Youtube atau Vimeo agar audiens dari berbagai belahan dunia bisa menyaksikannya.
Iklan
Tips
- Tulis beberapa ide naskah sebelum membuat keputusan terkait naskah yang akan dipakai. Perluas piliihan Anda untuk menemukan ide cerita yang terbaik!
- Jangan takut melakukan improvisasi. Meningkatknya kualitas sebuah sketsa justru sering kali dilatarbelakangi oleh keberanian pemainnya untuk berimprovisasi dan bersenang-senang di atas panggung.
- Ceritakan ide Anda kepada orang lain dan jika perlu, berkolaborasilah dengan mereka. Sering kali, orang lain dapat menawarkan sudut pandang baru yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh Anda dan mampu meningkatkan kualitas sketsa Anda.
- Bersenang-senanglah. Apa pun tujuan sketsa Anda (dan siapa pun audiensnya), pastikan Anda menampilkannya dengan hati bahagia. Jika terlalu serius, dikhawatirkan Anda akan kehilangan momen untuk melucu atau menonjolkan sudut pandang yang menarik dari naskah Anda.
Iklan
Referensi
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 7.788 kali.
Iklan