PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Satu hal yang secara virtual dimiliki oleh semua buku, drama, film, novel, dan permainan adalah keberadaan setidaknya satu tokoh. Sebagian besar karya memiliki dua tokoh atau lebih, dan beberapa bahkan ribuan! Terkadang “tokoh” tersebut adalah Anda.

Terlepas dari siapa tokohnya, buku, film, dan semua karya akan menjadi membosankan dan datar jika tidak ada tokoh. Panduan ini menyediakan pengetahuan dasar yang dapat membantu membuat tokoh Anda sendiri!

Langkah

PDF download Unduh PDF
  1. Baik mengawali cerita di kertas ataupun layar komputer, tokoh harus mulai hadir di suatu tempat, bahkan jika tempat tersebut berupa kehampaan virtual. Latar bisa dimulai di apartemen di Paris atau tempat parkir di Poughkeepsie, New York. Tempat tersebut tidak hanya menjadi panggung bagi tokoh, tetapi juga membantu membentuk tokoh.


  2. Where (di mana), who (siapa), what (apa), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana)...

    Pendidikan, sekolah, pekerjaan, tempat kerja, tujuan,

    Konflik, dilema, kesempatan, pilihan/tindakan (keuntungan dan konsekuensi),

    Kesehatan, seksualitas, mentalitas, tahap kehidupan, bahaya, kemenangan/kekalahan, pertumbuhan/kemerosotan, kematian,...
    Jika sudah sampai pada tahap membuat tokoh, kemungkinan besar setidaknya sudah ada ide alur cerita di pikiran Anda.
    • Jika membuat naratif megah yang luas, seperti The Lord of the Rings , Anda akan memerlukan semua jenis tokoh—beberapa baik, beberapa jahat, beberapa laki-laki, beberapa perempuan... bahkan beberapa yang tidak baik ataupun jahat dan beberapa yang tidak laki-laki ataupun perempuan.
    • Jika membuat cerita yang introspektif, Anda mungkin tidak akan memerlukan lebih dari satu tokoh.
  3. Tidak seperti apa yang terpikirkan pertama kali saat mendengar kata “tokoh”, tidak semua tokoh di dalam cerita harus berupa manusia. Misalnya, di Lord of the Rings karya Tolkien, gunung Caradhras berfungsi sebagai tokoh, yang penuh dengan kekejaman, sedangkan di " The Old Man and the Sea " karya Hemingway, seekor ikan marlin menjadi salah satu tokoh utama.
    KIAT PAKAR

    Lucy V. Hay

    Penulis Profesional
    Lucy V. Hay adalah penulis, editor skrip, dan penulis blog yang membantu penulis lain melalui lokakarya kepenulisan, kursus, dan blog berjudul Bang2Write. Lucy adalah produser dua Brit Thrillers merangkap editor dan penasihat skrip untuk berbagai film berdurasi panjang maupun pendek. Lucy juga menulis Writing & Selling Thriller Screenplays untuk Creative Essentials dari Penerbit Kamera Books dan lanjutannya, yaitu Drama Screenplays dan Diverse Characters. Novel debutnya mengambil genre kejahatan berjudul The Other Twin, dan saat ini diadaptasi ke layar lebar oleh Free@Last TV, pembuat film yang masuk nominasi Emmy atas karyanya Agatha Raisin yang tayang di saluran televisi Sky.
    Lucy V. Hay
    Penulis Profesional

    Trik Pakar: Bayangkan karakter yang tidak memenuhi stereotip umum untuk membuatnya lebih menarik. Jika Anda pernah menonton Brooklyn 99, tokoh Captain Holt adalah pria kulit hitam homoseksual, tetapi memiliki karakter yang berlawan dengan stereotip orang kulit hitam maupun homoseksual. Dia sangat menarik, lucu, garing , dan sok tahu , serta memiliki masalah emosional sendiri. Banyak orang menonton acara ini hanya karena mereka sangat menyukai karakter Captain Holt.

  4. Tokoh seperti apa yang diperlukan tergantung pada cerita Anda, tentu saja, tetapi dengan memulai dari kriteria yang luas, Anda dapat mulai membuat keputusan yang akan secara bertahap membentuk tokoh Anda melalui reduksi, sama seperti pemahat yang menatah semua marmer yang berlebih agar sesosok patung terbentuk. Pola meliputi budaya dan sifat-sifat tokoh (umum/orang biasa, heroik, penguasa kejam, super, atau raksasa).
    • Anda kemungkinan akan memerlukan tokoh protagonis (pahlawan) dan antagonis (penjahat), karena konflik merupakan dasar alur cerita. Mungkin tokoh sekunder juga diperlukan, seperti anak buah, sahabat, love interest (target cinta tokoh utama), asisten, atau pasangan hidup. Ketahui bahwa terkadang tokoh yang dinilai sebagai protagonis—pihak yang baik—digambarkan sebagai antagonis. Misalnya, Kong di film King Kong .
    • Tokoh antihero mungkin diperlukan, seperti Clint Eastwood di Pale Rider ; “penjahat” simpatik seperti Lennie Small di Of Mice and Men ; kartu liar seperti Jack Sparrow di Pirates of the Caribbean ; femme fatale (tokoh wanita memikat yang menyebabkan tokoh pria mengalami kesuksesan, kesulitan, bahaya, atau musibah) seperti Jessica Rabbit di Who Framed Roger Rabbit ; teman pengkhianat seperti Iago di Othello atau Petyr Baelish di Game of Thrones ; atau mungkin pemandu yang menipu seperti Smeagol di Lord of the Rings . Semua tokoh tersebut dimulai sebagai archetype /pola, dan kemudian menjadi semakin terbentuk seiring cerita berkembang.
  5. Setelah menentukan archetype /pola tokoh, Anda dapat menambahkan sifat dan ciri, hilangkan yang tidak sesuai, dan pada umumnya mulai mengungkapkan sosok patung hasil pahatan marmer. Tanyakan kepada diri sendiri apa yang seharusnya dirasakan oleh para pembaca terhadap tokoh tersebut: cinta, kasihan, jijik, kasih—atau tidak merasakan apa pun. Mulailah membuat tokoh berdasarkan hasil akhir yang Anda inginkan.
    • Tentukan jenis kelamin tokoh: laki-laki, perempuan, atau yang lain. Itu akan menginformasikan sudut pandang umum tokoh, mengindikasikan sifat berdasarkan archetype , dan bahkan dapat menjadi konflik tokoh dan cerita saat dilihat melalui pandangan prakonsepsi masyarakat, baik adil ataupun tidak. Misalnya, laki-laki sombong dinilai secara berbeda dari perempuan sombong (keduanya semakin membentuk tokoh Anda!).
    • Usia juga penting. Semakin tua pada umumnya dinilai sebagai semakin bijaksana, tetapi usia juga dapat berperan dengan cara lain. Penjahat yang masih muda umumnya digambarkan dan dinilai sebagai benih yang buruk atau hanya gila. Penjahat yang sudah tua dapat digambarkan demikian, tetapi juga dapat berubah menjadi seperti itu akibat situasi hidup—sehingga karakter tokoh tersebut menjadi lebih mendalam. Tokoh pahlawan yang masih muda dan idealis memunculkan perasaan yang berbeda dari veteran lelah yang hanya melakukan hal yang benar. Saat keduanya menemui ajal di cerita, reaksi yang muncul terhadap masing-masing tokoh juga berbeda.
    • Terkadang hal ini dapat bertentangan. Don Quixote adalah lelaki tua pemarah yang menghabiskan hidupnya di dalam ruangan, membaca novel kepahlawanan, dan sangat naif. Meski demikian, sifat naif tersebut yang mendorong Don mencari petualangan dan cinta, serta menciptakan imajinasi fantastis dari dunia di sekitarnya saat kenyataan tidak sesuai dengan harapannya.
  6. Dalam cerita horor, tokoh protagonis mungkin ingin bertahan hidup dengan cara apa pun—misalnya, Ripley di Alien ; dalam cerita romantis, tokoh antagonis mungkin ingin mencegah tokoh protagonis mendapatkan “cinta sejatinya”, seperti yang dilakukan oleh Prince Humperdinck di The Princess Bride .
    • Cara tokoh mengatasi hambatan yang menghalanginya meraih tujuan akan sangat membentuk sifat tokoh tersebut. Dalam cerita yang kompleks, hal tersebut mungkin terjadi berulang kali, dengan motivasi dan pencapaian beberapa tokoh menghalangi tokoh lain, sehingga menyebabkan tindakan lebih lanjut dan belokan alur cerita, dan secara kumulatif meningkatkan risiko.
  7. Agar menjadi semakin nyata, berikan pada tokoh sifat yang melewati batas cerita. Beberapa bagian sifat tokoh mungkin tidak pernah digambarkan secara langsung di dalam cerita, tetapi dapat membantu menginformasikan keputusan yang mungkin harus dibuat oleh tokoh.
    • Buat daftar hal yang disukai dan tidak disukai. Pastikan daftar tersebut seimbang. Dengan kata lain, jangan membuat 10 hal yang tidak disukai untuk setiap satu hal yang disukai atau sebaliknya. Tokoh yang paling pemarah pun pasti menyukai sesuatu, bahkan jika hanya berupa cermin.
    • Sikap tokoh kemungkinan tersusun dari sifat-sifat pelengkap, yang dapat menyebabkan tindakan tidak terduga yang mungkin mengubah persepsi pembaca tentang tokoh tersebut. Misalnya, tokoh yang menyukai kebebasan kemungkinan tidak akan menyukai otoritas; jika tokoh menyukai kue mahal atau mobil mewah, kemungkinan dia tidak akan menghormati kesederhanaan atau pembatasan. Jika tokoh Anda kejam, tetapi secara tak terduga menyelamatkan anak kecil yang tidak berdaya dari gedung yang terbakar, pembaca akan harus menilai ulang keseluruhan sifat tokoh tersebut.
  8. Kebiasaan baik, buruk, atau hanya perilaku yang tidak dapat berhenti dilakukan oleh tokoh tanpa disiplin atau konseling serius. Bisa berupa hal kecil seperti menggigit kuku (mengindikasikan sifat suka cemas) atau obsesi menyisir rambut (mengindikasikan sifat angkuh atau tidak percaya diri); atau perilaku serius seperti kecanduan narkoba (mengindikasikan sifat menghindar dari tanggung jawab dan ingin kabur) atau ingin mati (mengindikasikan sifat putus asa dan sedih).
    • Semakin banyak sifat dan kebiasaan jenis tersebut yang dimiliki oleh tokoh, semakin dia dapat “tampil nyata” di dalam benak pembaca/penonton.
  9. Tentukan ciri-ciri eksternal, seperti di mana tokoh tinggal, penampilan tokoh, dan apakah tokoh memiliki hewan peliharaan, dll.
    • Apakah tokoh tinggal di aparatemen kelas atas yang mewah (kaya) atau rumah kecil dengan cat mengelupas di pinggiran kota (hidup yang penuh perjuangan)? Sebagian besar detail yang Anda pilih seharusnya mengindikasikan suatu hal mengenai tokoh atau riwayatnya.
  10. Hal tersebut membuat tokoh menjadi semakin nyata dan membantu mengembangkan archetype /pola tokoh. Kekuatan/kelemahan tokoh pahlawan yang populer biasanya berhubungan dengan kesetiaan/pengkhianatan.
  11. Perhatikan orang-orang di mal atau kereta. Ide tokoh ada di mana-mana.
    • Perhatikan ciri fisik—bentuk hidung, rahang, telinga, bentuk tubuh, cara berpakaian, atau cara membawa diri.
    • Jika menyukai penampilan seseorang, deskripsikan kepada diri sendiri detail-detail yang menurut Anda menarik, dan pindahkan ke tokoh Anda. Jika melihat seseorang yang tampak menakutkan, katakan dengan jujur kepada diri sendiri mengapa orang tersebut membuat Anda takut, bahkan jika alasan tersebut sama sekali tidak masuk akal atau tidak baik secara politis. Gunakan informasi tersebut pada tokoh Anda.
    • Buat tokoh yang menggabungkan berbagai ciri—jangan mendasarkan keseluruhan tokoh hanya dari satu atau dua orang saja, karena jika ketahuan, Anda dapat terkena masalah.
  12. Menghubungkan sifat-sifat tokoh ke persepsi kita akan benda tertentu dapat membantu membentuk tokoh, dan berguna untuk mengawali suasana dan tindakan. Misalnya:
    • Mawar hanya mekar sebentar, tetapi orang-orang menyukainya.
    • Ular sangat tidak terduga dan dapat mematuk tanpa peringatan.
    • Bangunan yang terbuat dari batu bersifat kokoh dan tahan terhadap perubahan.
    • Badai berpetir adalah bencana besar, tetapi mengindikasikan datangnya lonjakan pertumbuhan baru.
    • Pedang yang tajam juga berbahaya bagi tangan yang mengendalikannya.
  13. Pertama-tama, buat peta pikiran dari semua hal yang telah Anda bahas dan yang ingin Anda tetapkan mengenai tokoh Anda. Siapkan perekam suara--sebagian besar telepon genggam atau laptop dilengkapi fitur tersebut--dan wawancarai diri sendiri, atau lebih baik lagi, mintalah teman mewawancarai Anda sebagai tokoh. Lalu, tuliskan dan lengkapi peta pikiran, untuk menemukan hal-hal yang tidak Anda ketahui tentang tokoh Anda serta untuk mengembangkan kepribadiannya. Jika ada kesalahan dalam rekaman, ingatlah saja bahwa ide yang ada selalu dapat bercabang menjadi berbagai kemungkinan.
    • Rasakan tokoh Anda, dan tempatkan diri di posisinya. Terkadang, tokoh terbaik dibuat dari ide, sifat, kekurangan, atau kekuatan Anda sendiri, dan juga anggota keluarga serta teman/lawan.
    Iklan

Tips

  • Anda dapat memulai dengan tokoh yang sederhana, lalu mengembangkannya menjadi detail yang lebih kompleks. Anda tidak harus langsung membuat tokoh yang sangat rumit sejak awal. Sebenarnya, mengungkapkan sifat tokoh secara bertahap dapat membantu menjaga pembaca tetap tertarik.
  • Jika kesulitan membuat tokoh pendukung, gunakan stereotip dan kembangkan dari sana.
    • Contoh: pustakawati tua yang penuh kepahitan saat suaminya menyiksanya, hidup dengan penuh ketakutan bahwa sang suami suatu hari akan menemukannya.
  • Ingat: jangan langsung mengungkapkan semua hal mengenai tokoh! Kecuali tokoh biasanya tidak menyimpan rahasia, buatlah menjadi sedikit misterius. Sediakan sesuatu untuk ditebak oleh pembaca. Namun, hati-hati, jangan sampai menjadi terlalu misterius.
  • Sebagai alternatif, gunakan stereotip dan beri juga sifat yang sebaliknya.
    • Contoh: pustakawati tua yang bersikap galak karena menurutnya sikap tersebut perlu. Sebenarnya, dia menyukai anak anjing dan es krim, dan jenis wanita yang Anda panggil “nenek” meskipun tidak memiliki hubungan darah dengan Anda.
  • Jenis tokoh yang dibuat menentukan alur cerita. Jika tokoh utama sangat selaras dengan latar, cerita akan dimulai dengan dangkal, dan tokoh cenderung terbaur dengan latar dan tokoh lain di sekitarnya. Jika tokoh sangat berlawanan dengan latar, konflik dramatis akan dimulai sejak awal cerita, dan Anda dapat mengembangkannya dari sana.
  • Meskipun tidak harus mengikuti semua langkah sesuai urutan di atas, mungkin jauh lebih mudah untuk mengembangkan kepribadian tokoh terlebih dahulu sebelum menentukan penampilan fisik. Satu cara untuk menentukan sifat-sifat tokoh adalah dengan bereksperimen menuliskan beberapa ide alternatif untuk melihat mana yang dapat mengembangkan alur cerita sesuai keinginan Anda. Beraktivitaslah di rumah, dan mainkan peran sebagai tokoh seperti permainan fantasi yang dulu Anda lakukan saat masih kecil.... Bertindaklah menurut insting, lalu catatlah!
  • Jika membuat tokoh binatang, misalnya saja, seekor kucing, kerjakan sama seperti saat mengerjakan tokoh manusia. Deskripsikan penampilan kucing, daftar hal yang disukai dan tidak disukai olehnya, dll. Contoh: "Kucing hitam kecil, Shadow, senang bersepeda bersama anak perempuan bernama Crystal. Shadow, kucing jantan, memiliki mata hijau kekuningan yang berkilau serta bulu hitam panjang yang halus dengan ‘kaus kaki’ putih dan ekor berujung putih."
  • Ingat: proses ini dimaksudkan agar tokoh kurang-lebih menyerupai orang nyata. Jika perlu, tambahkan atau hilangkan langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Saat seseorang menceritakan sesuatu yang menarik, dengarkan ! Fiksi ataupun nyata. Siapa tahu? Anda mungkin dapat membuat tokoh sempurna dari putri mantan pacar ayah Anda yang membunuh suami yang menyiksanya! Amati juga orang-orang di sekitar Anda; Paman Bob atau Bibi Jane mungkin akan muncul di cerita Anda berikutnya. Atau campurkan keduanya dan buatlah Paman Jane.
  • Penampilan fisik kurang penting dibandingkan sifat yang nyata (cobalah mengungkapkan hanya detail-detail kunci yang mengindikasikan kepribadian tokoh). Jangan terus-menerus mengubah penampilan fisik tokoh. Jika ingin membuat tokoh, buatlah yang sederhana terlebih dahulu, dan jangan terus-menerus berubah pikiran. Pastikan untuk membuat nama yang bagus untuk tokoh, dan tergantung pada periode waktu yang menjadi latar cerita, pilihlah nama yang sesuai.
Iklan

Peringatan

  • Hati-hati saat mengamati orang-orang di sekitar Anda. Jika terlalu banyak mendasarkan tokoh dari seseorang, Anda dapat terkena masalah hukum. Jadi, ingatlah aturan sederhana ini: jangan menggunakan orang nyata, hidup ataupun sudah meninggal, kecuali mendapatkan izin untuk melakukan hal itu.
Iklan

Hal yang Anda Butuhkan

  • Apa pun untuk mencatat. Pena, kertas, komputer, atau bahkan mesin ketik atau perekam suara.
  • Meskipun tidak harus, berlangganan majalah penulis dapat semakin meningkatkan kemampuan menulis. Serius.

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 19.007 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan