Unduh PDF Unduh PDF

Rasa percaya adalah salah satu aspek penting dalam membangun dan menjaga hubungan yang bermakna. Memercayai seseorang bisa berarti menceritakan rahasia penting kepada orang lain atau mengetahui bahwa seseorang akan datang tepat waktu untuk memenuhi janjinya. Besarnya rasa percaya bisa berbeda-beda, tetapi persamaannya, Anda harus bisa memercayai orang lain.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Membangun Rasa Percaya

Unduh PDF
  1. Adakalanya, kita kesulitan menyediakan waktu untuk orang lain, tetapi akan lebih mudah menjalin hubungan berdasarkan rasa percaya jika Anda mau melakukan langkah pertama. Mulailah melakukan hal-hal kecil, misalnya dengan berbagi pengalaman pribadi, menceritakan masalah kecil, atau mengajak seseorang bertemu. Jika orang ini bersikap kasar atau menghindar, carilah orang lain. Namun, jika ada orang yang berbaik hati atau bersimpati kepada Anda, manfaatkan kesempatan ini untuk mulai menjalin hubungan yang saling percaya dengan berbagi cerita atau menerima ajakan bertemu. [1]
  2. Rasa percaya bukanlah lampu yang bisa dinyalakan atau dimatikan setiap waktu, tetapi perlu terus dikembangkan selama menjalin hubungan. Mulailah memercayai orang lain melalui hal-hal kecil, misalnya dengan memenuhi janji tepat waktu atau membantu mengantarkan barang. Setelah itu, Anda bisa memercayai orang lain dengan menceritakan rahasia besar.
    • Jangan menilai seseorang pada pertemuan pertama.
  3. Anda harus memercayai orang lain agar bisa berbagi rahasia, ketakutan, dan kecemasan. Anda akan lebih mudah berbagi perasaan dengan seseorang setelah lebih memercayainya. Bangunlah rasa percaya kepada orang lain sedikit demi sedikit sambil memperhatikan cara ia menanggapi Anda sebelum berkomitmen untuk percaya sepenuhnya. Ajukan pertanyaan berikut kepada diri sendiri ketika menceritakan pengalaman kepada seseorang:
    • Apakah ia tertarik dengan apa yang aku ceritakan? Rasa percaya bisa tumbuh melalui kepedulian satu sama lain.
    • Apakah ia juga mau menceritakan tentang dirinya sendiri? Rasa percaya bisa terbentuk melalui sikap memberi dan menerima yang akan memberikan rasa nyaman bagi kedua belah pihak yang sedang berbagi.
    • Apakah ia bersikap meremehkan, memandang rendah, atau tidak peduli pada kecemasan dan masalahku? Rasa percaya membutuhkan sikap saling menghormati.
  4. “Besarnya” rasa percaya tidak bisa diukur dengan patokan tertentu. Ada orang-orang yang cukup Anda percayai, misalnya rekan kerja atau kenalan baru, tetapi ada yang sangat Anda percayai. Alih-alih membentuk dua kelompok, “bisa dipercaya” dan “tidak bisa dipercaya”, lihatlah rasa percaya sebagai sebuah spektrum.
  5. Janji mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan. Perhatikan tindakan seseorang untuk menentukan apakah ia bisa dipercaya, jangan hanya berdasarkan ucapannya. Jika Anda meminta bantuan seseorang, jangan menilainya sebelum ia selesai bekerja. Anda bisa menentukan secara objektif apakah seseorang layak Anda percayai dengan mengamati tindakannya, bukan ucapannya. Selain itu, Anda juga bisa membangun rasa percaya berdasarkan fakta.
  6. Agar bisa memercayai orang lain, Anda sendiri harus bisa dipercaya. Apabila Anda selalu ingkar janji, membocorkan rahasia orang lain, atau datang terlambat, orang lain akan melakukan hal yang sama kepada Anda. Pikirkan juga kebutuhan orang lain. Berikan bantuan, bimbingan, dan dengarkan apa yang mereka katakan supaya Anda bisa membangun hubungan dengan rasa percaya.
    • Jangan menceritakan rahasia seseorang kepada orang lain, kecuali jika ia sedang membutuhkan bantuan. Contohnya, teman Anda yang sedang depresi menceritakan kepada Anda bahwa ia ingin bunuh diri, tetapi Anda harus menyampaikan hal ini kepada konselor atau ahli kesehatan mental, walaupun ia meminta Anda merahasiakannya.
    • Peganglah janji dan jangan membatalkan rencana yang sudah Anda tentukan bersama orang lain.
    • Bersikaplah jujur, sekalipun dalam situasi sulit.
  7. Sayangnya, selalu ada orang-orang yang berbuat salah, misalnya lupa pada janjinya untuk bertemu, membocorkan rahasia orang lain, atau bersikap egois. Lama-lama, semua orang akan gagal jika Anda selalu berharap bahwa mereka seharusnya layak dipercaya. Memercayai seseorang bisa berarti melihat kesalahan seseorang dengan cara pandang yang lebih bijaksana. [2]
    • Orang-orang yang terus-menerus melakukan kesalahan yang sama atau tidak mau meminta maaf karena sudah membuat masalah adalah orang-orang yang tidak layak dipercaya.
  8. Dengarkan kata hati Anda yang mengatakan bahwa seseorang memang layak dipercaya. Selain lebih mudah memercayai orang lain, percaya pada diri sendiri membuat Anda lebih mudah memaafkan orang yang merusak kepercayaan Anda. Menyadari bahwa Anda adalah orang tenang dan bahagia membuat Anda siap menghadapi risiko yang mungkin timbul karena memercayai orang lain. [3]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menemukan Orang-Orang yang Layak Dipercaya

Unduh PDF
  1. Seseorang yang bisa Anda percaya tentunya akan menghargai waktu dan pendapat Anda. Ia juga tidak mendahulukan kepentingannya sendiri. Orang-orang yang datang terlambat untuk bertemu, berkencan, atau berkegiatan dengan Anda menunjukkan bahwa mereka tidak bisa dipercaya.
    • Terapkan prinsip ini dengan bijaksana sebab setiap orang bisa saja sekali-sekali terlambat. Isu yang ingin ditekankan di sini lebih kepada orang-orang yang selalu terlambat atau membatalkan janjinya.
  2. Sering kali, ada perbedaan besar antara ucapan dan tindakan seseorang, tetapi orang-orang yang layak dipercaya akan melakukan perkataan mereka. Memercayai seseorang berarti mengetahui bahwa ia akan melakukan apa yang sudah ia janjikan. Seseorang dikatakan layak dipercaya karena:
    • Memenuhi janji.
    • Menyelesaikan pekerjaan, tugas-tugas di rumah, atau mengantar barang sesuai komitmen.
    • Melaksanakan rencana yang dibuat bersama. [4]
  3. Para pembohong adalah orang-orang yang paling sulit dihadapi dalam kehidupan sehari-hari sebab Anda tidak pernah tahu apa yang mereka pikirkan. Orang yang ketahuan berbohong, walau hanya kebohongan kecil, sudah pasti tidak layak dipercaya. Perhatikan orang-orang yang sikapnya berlebihan atau suka berbohong untuk menutupi sesuatu sebab kebiasaan seperti ini membuat mereka tidak layak dipercaya.
    • Pembohong biasanya terlihat gelisah, menghindari kontak mata, dan sering mengubah hal-hal mendetail saat bercerita. [5]
    • Hal ini termasuk “menutupi kebenaran” dengan menyembunyikan informasi dari Anda agar tidak menimbulkan ketegangan atau amarah. [6]
  4. Teman yang Anda percayai biasanya akan memercayai Anda juga. Mereka mengerti bahwa rasa percaya bersifat timbal balik dan Anda harus mau berbagi cerita jika ingin agar orang lain bercerita kepada Anda. Seseorang yang percaya kepada Anda menunjukkan bahwa ia menghargai persahabatan dan pendapat Anda sehingga ia akan berusaha menjaga hubungan baik dengan Anda.
  5. Seseorang yang selalu menceritakan rahasia orang lain kepada Anda, misalnya, “Benny sebenarnya melarang aku menceritakan hal ini, tetapi...” mungkin akan melakukan hal yang sama dengan rahasia Anda. Cara seseorang bertindak di depan Anda menunjukkan perilakunya sewaktu ia tidak sedang bersama Anda. Apabila Anda berpendapat bahwa orang lain seharusnya tidak percaya kepadanya, mungkin Anda juga tidak perlu memercayainya.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Memulihkan Rasa Percaya Setelah Mengalami Trauma

Unduh PDF
  1. Setelah mengalami kesulitan, banyak orang yang menjadi defensif dan sulit memercayai orang lain. Ini adalah insting untuk bertahan sebab memercayai orang lain cenderung menimbulkan kerentanan akan munculnya penderitaan di kemudian hari. Oleh sebab itu, menolak memercayai orang lain bisa melindungi Anda dari rasa sakit. [7] Jangan menyalahkan diri sendiri karena mengalami krisis kepercayaan. Berusahah menerima penderitaan yang Anda alami dan tinggalkan masa lalu.
  2. Di dunia ini, selalu ada orang-orang negatif, jahat, dan tidak layak dipercaya. Akan tetapi, banyak juga orang baik dan bisa dipercaya. Jadi, jangan biarkan pengalaman buruk bersama seseorang menghalangi Anda untuk percaya lagi pada orang lain. Ingatkan diri sendiri bahwa masih ada orang-orang baik di sekeliling Anda.
  3. Ketika merasa disakiti, marah, atau kecewa, kita biasanya akan menjadi emosional dan memperburuk situasi. Sebelum memutuskan bahwa Anda tidak mau lagi memercayai siapa pun, ajukan beberapa pertanyaan rasional berikut:
    • Fakta apa yang saya ketahui tentang kejadian ini?
    • Tebakan atau asumsi apa yang saya buat tentang orang ini?
    • Bagaimana sikap saya menanggapi masalah ini? Apakah saya layak dipercaya?
  4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cornell University, [8] otak kita sudah terbentuk sehingga lebih mudah mengingat pengkhianatan ketimbang memori yang baik, meskipun hanya pengkhianatan kecil. Berusahah mengingat lagi interaksi positif yang pernah Anda lakukan dengan seseorang saat membangun rasa percaya. Hal ini akan menjadi memori menyenangkan yang bisa Anda ingat dengan cepat.
  5. Setiap orang bisa berbuat salah, termasuk orang yang Anda anggap bisa dipercaya. Hal terpenting setelah terjadi pertengkaran atau insiden adalah cara seseorang memberikan respons. Permintaan maaf yang cepat atau singkat biasanya menunjukkan bahwa orang ini tidak benar-benar menyesali perbuatannya. Biasanya, ia hanya ingin agar Anda tidak marah. Permintaan maaf yang tulus diajukan tanpa Anda minta saat seseorang menatap Anda dan meminta maaf. Ini adalah langkah pertama untuk memulihkan lagi rasa percaya.
    • Mintalah maaf atas kesalahan Anda pada saat yang tepat.
  6. Seseorang yang tidak Anda percayai lagi bukanlah orang yang tidak bisa dipercaya. Alih-alih kembali dari awal, cobalah memercayai seseorang dimulai dari hal-hal kecil yang lebih mudah dilakukan. Anda tidak perlu memercayai teman yang membocorkan rahasia Anda kepada orang lain, tetapi bukan berarti Anda tidak lagi bertemu, bekerja sama, atau mengobrol dengannya. [9]
  7. Sayangnya, walau Anda bisa membangun lagi rasa percaya kepada seseorang, lukanya terkadang sudah terlalu dalam untuk dimaafkan. Jangan merasa bersalah apabila Anda harus memutuskan hubungan dengan orang yang terbukti tidak bisa dipercaya. Jangan biarkan orang ini menyakiti atau melukai Anda lagi.
  8. Trauma berat biasanya berdampak panjang terhadap otak. Oleh sebab itu, pertimbangkan apakah Anda perlu menemui ahli kesehatan mental karena masih belum bisa memercayai orang lain. Gangguan stres pascatrauma adalah gejala ketidakmampuan memercayai orang lain. Selain menemui terapis, Anda bisa bergabung dalam kelompok pendukung di daerah Anda.
    • Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian menghadapi masalah ini. Masih ada orang lain yang juga berjuang mengatasi trauma seperti Anda. [10]
    Iklan

Tips

  • Bersabarlah dan tetap optimistis agar orang-orang melakukan hal yang sama kepada Anda.
  • Orang-orang bisa bersikap kasar atau bahkan jahat, tetapi jangan lupa bahwa mereka juga bisa menjadi orang baik.
  • Memercayai seseorang selalu berisiko, tetapi pantas Anda lakukan.
Iklan

Peringatan

  • Seseorang yang berulang-kali merusak kepercayaan Anda tidak pantas lagi dipercaya. Waspadalah terhadap orang-orang yang selalu minta dimaafkan sebab seseorang yang layak dipercaya tidak akan terus menyakiti Anda.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 18.680 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan