Unduh PDF Unduh PDF

Akhirnya, tibalah kamu pada titik ini. Titik yang mengharuskanmu untuk memersuasi kedua orang tua agar bersedia melakukan sesuatu yang sejatinya tidak ingin mereka lakukan. Meski kemungkinan kesuksesanmu tidak terlalu besar, tidak ada salahnya menerapkan kiat-kiat berikut ini untuk membuat situasinya lebih menguntungkan untukmu!

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menginisiasi Percakapan

Unduh PDF
  1. Sebelum memulai percakapan, ketahui dengan jelas hal-hal yang akan kamu sampaikan dan situasi yang ingin kamu capai. Apakah kamu ingin pergi ke pesta dansa? Apakah kamu ingin memperpanjang jam malammu? Apakah kau ingin pergi makan malam di luar dengan kedua orang tuamu? Pikirkan hasil yang kamu inginkan setelahnya!
  2. Jika perlu, tuliskan seluruh detail yang ingin kamu sampaikan kepada orang tuamu, agar dapat lebih mudah menjawab pertanyaan yang mereka ajukan nantinya. Percayalah, orang tuamu akan merasa lebih tenang jika kamu bisa menjawab seluruh pertanyaan yang mereka berikan dengan jelas dan lugas. [1]
    • Misalnya, jika ingin menginap satu malam di rumah temanmu, ketahuilah terlebih dahulu apakah orang tua temanmu akan ada di rumah pada malam tersebut. Selain itu, ketahui pula jam berapa kamu harus tiba di sana, apa saja yang perlu kamu bawa, dan kapan orang tuamu bisa menjemputmu. Dengan demikian, orang tuamu bisa menelepon orang tuanya untuk memastikan kebenaran informasinya.
  3. Jangan mengajak orang tuamu berdiskusi ketika mereka sedang sibuk. Alih-alih, pilih waktu ketika mereka sedang senggang agar perhatian mereka dapat sepenuhnya tercurah kepadamu. Jika kesulitan menemukan waktu yang tepat, cobalah menanyakannya secara langsung kepada orang tuamu. [2]
  4. Jangan terlalu lama menunda agar rasa gugup yang kamu rasakan tidak semakin besar! Setelah berhasil mengumpulkan kedua orang tuamu, segeralah menyampaikan maksudmu! [3]
    • Misalnya, kamu bisa mengawalinya dengan berkata, “Ada yang kepingin aku diskusikan dengan Ayah dan Ibu, nih . Mudah-mudahan Ayah dan Ibu bisa mendengarnya dengan pikiran terbuka, ya. Boleh nggak , aku pergi ke pesta dansa di hari Sabtu malam?"
    • Jika benar-benar kesulitan menyampaikannya, cobalah mengawali percakapan dengan membicarakan hal lain, sejauh maksud tersebut tetap akan kamu sampaikan pada satu titik.
  5. Cara terbaik untuk meyakinkan seseorang adalah dengan menjelaskan manfaat yang akan mereka dapatkan setelah memberikan izinnya. Oleh karena itu, cobalah memikirkan manfaat yang akan mereka dapatkan dari keinginanmu, dan sampaikan itu kepada mereka. [4]
    • Jika ingin meminta izin untuk bepergian semalaman, cobalah berkata, “Bonusnya, Ayah dan Ibu bisa berduaan di rumah sepanjang malam, lho !"
    • Contoh lainnya, cobalah menyebutkan makanan favorit mereka saat ingin mengajak mereka untuk makan malam di luar rumah
  6. Jika kamu berbohong atau tidak menyampaikan kebenarannya dengan utuh, kemungkinan besar orang tuamu akan enggan memberikan izinnya lagi jika memergokinya. Lagi pula, mereka pasti sudah sangat mengenalmu sehingga dapat mendeteksi kebohonganmu dengan mudah! [5]
  7. Dengan kata lain, lawan tendensi untuk menyalahkan orang tua di dalam setiap percakapan yang kamu lakukan. Untuk itu, kamu harus berfokus pada perasaan atau pikiranmu, alih-alih berusaha menuduh atau menyalahkan orang tuamu.
    • Dengan kata lain, gunakan ujaran “Aku” alih-alih “Kamu.” Katakan, “Aku merasa kesal kalau nggak bisa bepergian seperti teman-temanku yang lain," bukan "Ayah dan Ibu jahat sekali karena nggak mengizinkanku pergi sama teman-temanku." Kalimat kedua bernada “menyalahkan” kedua orang tuamu, sementara kalimat pertama lebih berfokus pada perasaanmu.
  8. Jika memungkinkan, sediakan berbagai detail untuk memperjelas kata-katamu. Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada metode sebelumnya, menyajikan detail mengenai lokasi yang kamu tuju memang penting. Namun sejatinya, bukan hanya informasi itu yang perlu kamu sediakan! Misalnya, mintalah bantuan seseorang yang lebih superior daripada kamu, seperti orang tua temanmu, guru, atau bahkan peneliti untuk semakin meyakinkan orang tuamu. [6]
    • Jika ingin meminta izin orang tuamu untuk bergabung di sebuah grup musik, cobalah mencari artikel yang menyatakan bahwa musik dapat memperbaiki kemampuan matematis seseorang. Misalnya, kamu bisa berkata, “Menurut penelitian ini, bergabung dalam grup musik bisa memperbaiki kemampuan matematisku, lho . Nih , aku kasih artikelnya biar bisa dibaca sama Ayah dan Ibu, ya."
  9. Jika orang tuamu tidak bersedia memberikan izin atau mengabulkan keinginanmu, cobalah mendengarkan alasannya. Kemungkinan besar, orang tuamu memiliki alasan atau argumentasi yang cukup kuat, lho ! Setelah itu, kamu bisa mencoba mencari solusi untuk mengatasi masalah yang mengakari penolakan tersebut. [7]
  10. Ingat, proses pendekatan harus kamu lakukan dengan sopan! [8] Percayalah, bersikap marah atau kesal tidak akan mampu meyakinkan mereka untuk memberikan izinnya. Alih-alih, kamu justru akan terlihat semakin kekanak-kanakan karenanya.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Melanjutkan Prosesnya

Unduh PDF
  1. Untuk mencapai solusi, kamu dan kedua orang tuamu harus mau berkompromi. Dengan kata lain, berikan peluang kepada orang tuamu untuk sedikit memberikan kelonggaran dengan mengurangi sedikit sifat keras kepalamu. Jika kedua belah pihak mau melonggarkan kehendaknya, niscaya solusi yang menguntungkan seluruh pihak dapat lebih mudah dicapai. [9]
    • Ketika berkompromi, pahami baik-baik kebutuhan atau keinginan kedua belah pihak. Misalnya, fokus orang tuamu mungkin terletak pada keamanan dan kesejahteraanmu. Sementara itu, fokusmu justru terletak pada cara untuk mendapatkan hal yang kamu inginkan, misalnya kebebasan.
    • Contoh kasusnya, kamu ingin menginap satu malam di rumah temanmu. Orang tuamu mungkin akan melarangmu karena belum mengenal orang tuanya. Alhasil, mereka tidak bisa menjamin keamananmu di sana. Jika situasinya demikian, cobalah berkompromi dengan mengajak orang tuamu bepergian bersama dengan temanmu dan orang tuanya. Setelah itu, cobalah menyampaikan keinginanmu lagi dan berjanjilah untuk memberikan kabar secara berkala agar mereka tahu bahwa kamu baik-baik saja. Dengan cara tersebut, situasinya pun akan terasa lebih menguntungkan bagi seluruh pihak, bukan?
    • Dalam banyak kasus, orang tua tidak akan mau berkompromi jika merasa keamananmu belum terjamin. Pertimbangkan itu sebelum mulai berkompromi, ya!
  2. Jika tidak berhasil mendapatkan apa yang kamu inginkan pun tidak berhasil mengubah keteguhan hati orang tuamu, cobalah berlapang dada untuk menerima keputusan mereka, setidaknya untuk saat ini. Toh di kemudian hari, kamu selalu bisa mencoba kembali, bukan? Jika kamu terus-menerus merengek atau mengeluh sekarang, kemungkinan besar orang tuamu akan semakin sulit memercayakan izinnya untukmu! [10]
  3. Salah satu cara untuk memperbaiki pemahaman orang tuamu adalah dengan menceritakan perasaanmu dengan jujur dan terbuka. Namun, bukan berarti kamu harus terus-menerus merengek agar mereka dapat berubah pikiran, ya! Alih-alih, cobalah mengajak mereka berdialog secara terbuka mengenai perasaanmu terhadap keputusan mereka. [11]
    • Misalnya, jika kamu meminta izin untuk lebih sering bepergian, jangan berkata, “Kalian jahat! Keputusan itu harus diubah, ya." Alih-alih, cobalah berkata, “Aku tahu kalian hanya mau melindungiku. Tapi aku benar-benar merasa kesepian kalau teman-temanku bepergian tanpa aku. Kami cuma mau minum kopi atau nonton bioskop, kok , bukan pergi ke pesta atau mabuk-mabukan. Menurutku kegiatan itu masih wajar, sih ."
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Meraih Kepercayaan dari Orang Tua

Unduh PDF
  1. Dengan kata lain, lakukan segala sesuatunya pada waktu yang sudah kamu janjikan. Tunjukkan tanggung jawabmu di dalam rumah untuk membangun kepercayaan kedua orang tuamu. Alhasil, mereka pun akan lebih mudah memberikan izinnya di kemudian hari! [12]
    • Cara lain untuk membangun kepercayaan adalah dengan tidak berbohong. Percayalah, kebohonganmu pasti akan tercium suatu hari nanti, dan ampuh mengurangi kepercayaan orang tuamu.
    • Cara lain untuk membangun kepercayaan adalah melakukan apa yang telah kamu janjikan. Artinya, kamu harus pulang tepat pada waktunya, bepergian sesuai dengan izin yang kamu dapatkan, dan mengerjakan pekerjaan rumah jika sudah berjanji untuk melakukannya. Percayalah, hal-hal sederhana semacam itu pun ampuh meningkatkan kepercayaan kedua orang tuamu.
  2. Kemungkinan besar, orang tuamu akan memberi tahu jika kamu telah mengkhianati kepercayaan yang mereka berikan. Artinya, kamu telah melakukan kesalahan karena sudah melanggar janjimu kepada mereka. Misalnya, mereka percaya bahwa kamu hanya akan berkunjung ke rumah temanmu. Namun, kamu malah pergi ke pesta alih-alih ke rumah temanmu. Itu adalah salah satu bentuk pengkhianatan terhadap kepercayaan mereka! [13]
    • Setelah menyadari bahwa kamu sudah berbuat kesalahan, cobalah berkata, “Aku minta maaf karena sudah berbohong, ya. Aku tahu ini lebih parah daripada melanggar aturan karena Ayah dan Ibu sudah mau memberikan kelonggaran. Kira-kira aku harus menebusnya dengan cara apa?"
  3. Kebutuhan adalah hal yang harus kamu miliki dalam hidup, seperti tempat tinggal, pakaian, dan makanan. Selain itu, kebutuhan mendasar lain yang perlu kamu miliki adalah kebahagiaan, serta dukungan dari keluarga dan sahabat. Sementara itu, keinginan adalah hal-hal di luar itu, seperti jaket baru atau bepergian dengan teman-teman terdekat di akhir pekan meski kalian sudah sering bertemu di hari biasa. [14]
    • Hanya karena sedang menginginkan sesuatu, bukan berarti kamu harus mendapatkannya. Itulah mengapa, kamu harus memprioritaskan keinginan yang paling penting. Misalnya, bepergian dengan sahabat di akhir pekan jauh lebih penting daripada menghadiri pesta di akhir pekan berikutnya. Setelah menyusun daftar prioritas, niscaya kamu akan lebih mudah menyampaikan keinginan yang terpenting kepada orang tuamu.
    • Ketika menyusun daftar prioritas, cobalah memikirkan hal yang dapat membuatmu sedih jika tidak bisa memilikinya. Itulah keinginan yang paling penting untukmu.
  4. Sebagaimana orang tuamu yang tidak sembarangan dalam memberikan larangan, kamu juga harus mampu memilah argumentasi atau keinginan yang layak untuk diperjuangkan. Dengan kata lain, jangan berusaha memperjuangkan segalanya untuk meminimalkan kemungkinan penolakan. Alih-alih, pilih beberapa hal yang benar-benar kamu inginkan, dan cobalah menyampaikannya kepada orang tuamu. Dengan demikian, orang tuamu akan melihat betapa pentingnya permintaan yang kamu prioritaskan tersebut.
    • Misalnya, kamu bisa berkata, “Aku sudah benar-benar memikirkan hal yang paling penting untukku. Aku mengerti kalau Ayah dan Ibu melarangku berkunjung ke rumah teman, tapi boleh nggak , kalau kami hanya minum kopi bersama? Ayah atau Ibu bisa mengantarku ke kedai kopi kalau merasa lebih nyaman begitu."
    Iklan

Tips

  • Jaga argumentasimu agar tetap ringan dan sederhana. Langsung sampaikan maksudmu dan hilangkan penjelasan yang bernada kurang jelas atau ambigu.
  • Jangan terus-menerus menambahkan informasi baru SETELAH menyampaikan keinginanmu. Bagi banyak orang tua, tindakan tersebut dianggap sebagai sikap rewel dan terkadang, informasi tambahan yang diberikan justru akan melemahkan argumentasimu. Oleh karena itu, sampaikan seluruh argumentasi pada momen yang sama alih-alih menyebutkannya secara bertahap selama beberapa hari. Selesaikan proses diskusi, tegaskan bahwa Ayah atau Ibumu dapat saling berunding, lalu buatkan segelas teh untuk mereka agar proses diskusi dapat berakhir baik-baik.
  • Tanyakan mengapa mereka tidak mau mengabulkan keinginan atau permintaanmu. Kemudian, jelaskan bahwa selalu ada jalan tengah yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Bersikaplah setenang mungkin dan jangan memaksa mereka.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.842 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan