Artikel ini disusun bersama Imad Jbara
. Imad Jbara adalah Pelatih Kencan di NYC Wingwoman LLC, sebuah jasa konsultasi hubungan di New York City. 'NYC Wingwoman' menawarkan jasa perjodohan, percomblangan, konsultasi pribadi, dan pelatihan akhir pekan yang intensif. Imad melayani lebih dari 100 klien, pria dan wanita, untuk memperbaiki hubungan percintaan mereka lewat keterampilan komunikasi yang autentik. Dia memiliki gelar Sarjana di bidang Psikologi dari University of Massachusetts Dartmouth.
Ada 7 referensi
yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.
Artikel ini telah dilihat 9.636 kali.
Meminta nomor telepon merupakan langkah tepat untuk tetap terhubung, mendapatkan referensi, atau membangun kemitraan bisnis dengan kontak profesional. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara meminta nomor tersebut? Anda memiliki kesempatan untuk mendapatkan nomor tersebut jika Anda bersikap terhormat, tulus, dan percaya diri, dan artikel ini hadir untuk membantu Anda. Tetap baca artikel ini dan Anda bisa mempelajari cara beralih secara halus dari komunikasi melalui surel ke panggilan telepon dalam koneksi atau ranah profesional.
Langkah
-
Anda akan terlihat lebih bisa dipercaya, terlepas dari alasan Anda meminta nomor telepon seseorang. Jika Anda memiliki beberapa alamat surel yang bisa dipilih, pastikan Anda memilih alamat yang lebih bisa diterima secara universal. Teman dekat Anda mungkin tidak akan merasa risi dengan alamat surel Anda, tetapi orang yang tidak mengenal baik Anda mungkin mendapatkan kesan yang salah. [1] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, alamat "namaanda@gmail.com" terlihat lebih baik daripada "siganteng@gmail.com" saat Anda ingin meminta informasi kontak dari rekan kerja/profesional secara terhomat.
Iklan
-
Minta nomor telepon yang bersangkutan dalam beberapa kalimat pertama di surel. Akan lebih baik jika Anda tidak bertele-tele dan mengajukan permohonan lebih awal daripada melemparkan petunjuk sepanjang beberapa paragraf sebelum akhirnya meminta nomor telepon. Awali dengan sapaan yang hangat dan sopan dalam satu atau dua kalimat pertama, kemudian tanyakan apakah Anda bisa bertukar nomor telepon untuk interaksi atau komunikasi berikutnya. [2] X Sumber Tepercaya Harvard Business Review Kunjungi sumber Sebagai contoh:
- "Halo, Pak Beni. Terima kasih sudah menanggapi pertanyaan saya dan memberikan beberapa saran yang bermanfaat. Apakah Anda keberatan jika saya menambahkan nomor telepon Bapak ke daftar kontak saya?"
- “Terima kasih atas tanggapannya. Saya selalu senang saat memiliki kontak baru di industri ini, dan saya akan merasa terhormat jika bisa mendapatkan nomor telepon Anda agar kita bisa tetap terhubung.
-
Si penerima kemungkinan akan setuju jika Anda memiliki alasan yang kuat untuk meminta nomor teleponnya. Buat saran yang bijak, seperti bertukar nomor telepon untuk mengoordinasikan jadwal. Tanggapan dari yang bersangkutan pun kemungkinan akan positif. Anda juga bisa meminta nomor teleponnya untuk mengirimkan pembaruan kemajuan atau memiliki metode komunikasi yang lebih cepat jika sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat. [3] X Teliti sumber
- "Saya rasa akan lebih mudah bagi kita untuk mengelola proyek ini jika kita bertukar nomor telepon. Berapa nomor telepon yang bisa saya hubungi?"
- "Saya tidak akan sering memeriksa komputer saya dalam beberapa hari ke depan. Mari bertukar nomor telepon agar kita bisa berkirim pesan atau menelepon untuk memberikan pembaruan."
Iklan
-
Panggilan telepon dirasa lebih baik untuk membahas topik yang sensitif atau rumit. Akan lebih mudah menjalani obrolan yang efektif jika Anda dapat berbicara kepada orang lain secara langsung, alih-alih menunggu surel balasan. Dengan meminta nomor telepon untuk menghubungi yang bersangkutan, Anda menunjukkan bahwa Anda serius dalam membangun koneksi profesional. [4] X Sumber Tepercaya Harvard Business Review Kunjungi sumber
- "Mari beralih ke panggilan telepon dan membahas hal ini secara lebih terperinci. Berapa nomor yang saya bisa hubungi?"
- "Saya rasa akan lebih mudah melakukan panggilan konferensi dengan seluruh tim, alih-alih menggunakan surel berantai. Berapa nomor Anda agar saya bisa menambahkan Anda ke panggilan grup?"
Minta nomor telepon yang bersangkutan saat Anda berencana bertemu dengannya secara langsung.
-
Katakan bahwa adanya nomor teleponnya akan memudahkan koordinasi. Wajar ketika Anda bertukar nomor telepon jika sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat dan Anda perlu mengonfirmasi detail pertemuan. Mintalah nomor telepon yang bersangkutan setelah jadwal pertemuan atau rapat ditetapkan sehingga yang bersangkutan tidak akan ragu untuk memberikan nomor teleponnya.
- "Jadi, kita sudah sepakat untuk melakukan rapat di kedai kopi hari Kamis nanti. Saya akan memberi Anda nomor telepon saya sehingga Anda bisa mengabari jika ada perubahan. Apakah Anda keberatan membagikan nomor Anda kepada saya?"
- "Sampai bertemu pada jam makan siang minggu depan. Berapa nomor telepon Anda agar saya bisa menghubungi jika sewaktu-waktu terjadi perubahan?"
Iklan
-
Ambil langkah pertama untuk menunjukkan bahwa Anda tulus dan bisa dipercaya. Buka pintu bagi orang lain untuk mengirimkan pesan atau menghubungi Anda, dan beri tahu ia bahwa mereka bebas atau boleh melakukannya. Dengan demikian, yang bersangkutan bisa menentukan apakah ia perlu menghubungi Anda atau tidak. Namun, inisiatif yang Anda ambil untuk memberikan nomor kontak terlebih dahulu membuat Anda lebih kredibel di matanya.
- "Silakan hubungi saya atau kirimkan pesan ke 0812-3456-7890 jika Anda berminat. Saya akan menanti jawaban Anda dan ingin mendiskusikan hal ini lebih lanjut."
- “Jika Anda memiliki pertanyaan atau keluhan, silakan hubungi saya. Anda bisa menghubungi saya di 0812-3456-7890.”
- “Saya ingin mendapatkan pendapat profesional Anda terkait proyek ini. Jika Anda memiliki waktu, mohon hubungi saya di 0812-3456-7890.”
-
Tujuan Anda adalah mendorong seseorang untuk memberikan nomor teleponnya, tetapi tanpa terkesan memaksa. Selama Anda mengemas ucapan secara terhormat, kirimkan permintaan Anda sebagai pernyataan dan bukan pertanyaan. Pada dasarnya, Anda bisa mengatakan, misalnya, “Mari bertukar nomor telepon”, alih-alih, “Bisakah saya mendapatkan nomor telepon Anda?”. Pesan yang mencerminkan kepercayaan diri biasanya mampu mendorong si penerima untuk mengambil tindakan dan memberikan nomor teleponnya. [5] X Teliti sumber
- "Terima kasih telah menemui saya hari ini. Mari bertukar nomor telepon agar kita bisa saling mengabari. Anda bisa menghubungi saya di 0812-3456-7890."
- “Saya rasa akan lebih baik jika kita mengelola acara ini melalui panggilan telepon. Nomor telepon saya adalah 0812-3456-7890, dan saya dapat dihubungi sore ini.”
Iklan
-
Kesopanan adalah kunci saat Anda meminta nomor telepon, dan biasanya melahirkan keberhasilan. Ada baiknya Anda menyertakan pesan “terima kasih sebelumnya” saat kali pertama meminta nomor telepon seseorang, kemudian ucapkan kembali terima kasih saat yang bersangkutan memberikan nomornya. Tunjukkan apresiasi atas bantuan dan kemauan yang bersangkutan untuk bekerja bersama Anda, dan Anda mungkin terkejut saat menyadari betapa cepat rasa terima kasih Anda membantu membangun jembatan dalam kehidupan profesional Anda. [6] X Teliti sumber
- " Apakah Anda keberatan membagikan nomor telepon Anda agar kita bisa membahas ini lebih jauh? Terima kasih banyak."
- "Saya ingin mengobrol melalui telepon mengenai proyek ini. Mohon beri tahu nomor yang saya dapat hubungi agar kita bisa menetapkan rencana atau strategi lebih lanjut. Terima kasih sebelumnya."
- Setelah mendapatkan nomornya, Anda bisa melanjutkan dengan, “Terima kasih banyak. Apakah Anda memiliki waktu luang besok pagi untuk sesi telepon?"
-
Periksa kembali pesan untuk memastikan tidak ada ucapan yang terkesan negatif di mata penerima. Anda mungkin memiliki niat yang baik, tetapi menulis sesuatu yang justru terdengar lancang atau menuntut bagi orang lain yang tidak mengenal Anda. Sering kali, Anda kehilangan petunjuk dari nada bicara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Oleh karena itu, pertimbangkan sudut pandang orang lain dan kemungkinan tanggapannya saat Anda memeriksa kembali draf surel. [7] X Teliti sumberIklan
-
Ia mungkin akan memberikan nomornya di lain waktu, tetapi tentunya sesuai keinginannya. Jika Anda terus memaksa atau menuntut, ia bisa saja memutus kontak dengan Anda secara permanen. Secara terhormat, terima keputusan untuk tetap berhubungan dengannya melalui surel dan berikan ia kesempatan untuk mengubah pikirannya mengenai pertukaran nomor telepon secara alami. Ia akan mengapresiasi keterbukaan Anda!
- "Oh, tidak masalah. Saya tetap senang bisa berhubungan dengan Anda melalui surel jika Anda mau."
- "Tidak apa-apa. Saya mengerti. Mohon beri tahu saya jika pikiran Anda berubah."
wikiHow Terkait
Referensi
- ↑ https://www.businessinsider.com/email-etiquette-rules-every-professional-needs-to-know-2016-1
- ↑ https://hbr.org/2016/09/a-guide-to-cold-emailing
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-magic-human-connection/201503/how-ask-something-in-email
- ↑ https://hbr.org/2015/07/what-email-im-and-the-phone-are-each-good-for
- ↑ https://www.hercampus.com/school/notre-dame/7-ways-sound-more-confident-your-emails/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-magic-human-connection/201503/how-ask-something-in-email
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/articles/200604/avoiding-email-catastrophe