Unduh PDF Unduh PDF

Sahabat atau kerabat Anda baru saja mengalami kegagalan dalam hal akademis? Mendapatkan nilai akademis yang sempurna memang tidak mudah, terutama jika subjek yang dipelajari tergolong rumit. Namun, sejatinya tidak ada hal yang mustahil bagi mereka yang mau bekerja keras! Oleh karena itu, dorong orang terdekat Anda untuk kembali bangkit dan memperbaiki nilainya. Bantu pula dia untuk memahami bahwa masa depannya tidak akan berakhir hanya karena satu kali mendapatkan nilai yang jelek!

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menjadi Sosok yang Suportif

Unduh PDF
  1. Terkadang, saat seseorang yang Anda sayangi merasa marah atau bersedih, langkah terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mendengarkan keluh kesahnya. Dengan kata lain, berikan dia kesempatan untuk menyuarakan kekesalan dan kesedihannya akibat mendapatkan nilai akademis yang buruk, terutama karena ekspresi yang jujur tersebut dapat membantunya untuk menenangkan diri. Selain itu, menyediakan telinga untuk mendengar adalah cara Anda untuk menunjukkan kepedulian terhadapnya. [1]
    • Jadilah pendengar yang aktif dengan melakukan kontak mata dan mencondongkan tubuh ke arah lawan bicara. Selagi mendengarkan ceritanya, anggukkan kepala atau keluarkan respons yang menunjukkan bahwa Anda benar-benar memperhatikan kata-katanya, seperti “oh, oke.”
    • Setelah dia selesai bercerita, cobalah mengulang kembali kata-katanya dan merepresentasikan situasinya dengan emosi tertentu. Misalnya, Anda bisa berkata, “Sepertinya kamu benar-benar marah, ya, karena dapat nilai ujian yang kurang bagus.” Pada tahap ini, biarkan dia bercerita dan jangan coba-coba “memperbaiki” masalahnya.
  2. [2] Salah satu cara paling sederhana untuk membantu orang terdekat dalam situasi semacam ini adalah dengan membagikan masalah Anda. Misalnya, Anda bisa menyampaikan anekdot terkait berbagai halangan hidup yang harus Anda lalui, atau menceritakan masalah yang juga berkaitan dengan situasi akademis. Pastikan pesan yang disampaikan jelas dan tidak mengesankan bahwa Anda adalah sosok yang lebih baik daripada teman atau kerabat Anda.
    • Tidak semua orang mampu menceritakan kesulitan hidup yang mereka alami. Namun, pahamilah bahwa melakukannya dapat membantu teman Anda untuk memahami bahwa semua orang pernah mengalami masalah, dan tetap meraih kesuksesan setelahnya bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan.
  3. Meski situasi akademisnya tidak bisa Anda perbaiki, kemungkinan besar akan selalu ada hal-hal yang bisa Anda bantu. Apakah Anda menguasai subjek yang dianggap sulit olehnya? Jika iya, cobalah memberikan berbagai kiat untuk membantunya memperbaiki nilai. Apakah belajar adalah aktivitas yang mudah untuk Anda? Jika iya, silakan membagi ilmu Anda dengannya.
    • Selalu ingat bahwa bantuan Anda mungkin tidak diharapkan olehnya. Oleh karena itu, alih-alih memikirkan cara untuk membantunya, cobalah bertanya, “Ada hal yang bisa aku bantu, nggak ?” lalu amati tanggapannya. Jika bantuan Anda ternyata diperlukan, izinkan dia untuk menyampaikan keinginannya yang spesifik. Dengan kata lain, Anda tidak akan terlihat superior dengan melakukan atau mengatakan sesuatu yang tidak diharapkan oleh lawan bicara.
  4. Bantu teman atau kerabat Anda untuk mengembalikan harga diri dan/atau kepercayaan dirinya yang runtuh, terutama dalam situasi semacam ini. Caranya, berikan pujian yang tulus atas talentanya yang lain. Ingatkan dia mengenai hal-hal positif yang dimiliki olehnya, terlepas dari nilai akademisnya yang buruk di subjek tertentu.
    • Misalnya, Anda bisa berkata, “Aku tahu pasti nggak enak rasanya mendapatkan nilai F di kelas Matematika. Untungnya, kamu nggak perlu mengkhawatirkan itu di kelas Bahasa Inggris, apalagi kamu kan siswa terbaik di kelas itu!” Yang terpenting, pastikan pujian tersebut benar-benar tulus dan tidak hanya diucapkan untuk memperbaiki suasana hatinya. [3]
  5. Jika teman atau kerabat Anda bersedih karena mendapatkan nilai akademis yang buruk, dukungan terbaik yang bisa Anda tawarkan adalah pendampingan. Dengan kata lain, teruslah berada di sisinya, jika dia mengizinkannya. Anda memang tidak bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi tersebut, terutama karena satu-satunya orang yang bisa memperbaiki nilai teman atau kerabat Anda adalah dirinya sendiri. Namun, pendampingan dan dukungan Anda di tengah-tengah situasi yang menyebalkan tersebut pasti akan dihargai olehnya! [4]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengalihkan Kesedihannya

Unduh PDF
  1. Jika teman atau kerabat Anda sedang meratapi nilai akademisnya yang kurang memuaskan, cobalah menambah semangatnya dengan mengajaknya bepergian secara spontan! Jika Anda bisa mengendarai mobil, pilih destinasi yang tidak mengharuskan Anda berdua untuk menginap. Jika Anda tidak bisa mengendarai mobil, cobalah berpikir lebih kreatif dengan mengajaknya bepergian ke tempat-tempat yang menarik di dalam kota.
    • Faktanya, aktivitas bepergian yang tidak direncanakan dapat membantu seseorang untuk melupakan masalah akademisnya secara temporer. Selain itu, melakukannya dapat membantu orang terdekat untuk lebih menikmati hidup dan melepaskan diri dari rutinitas yang membosankan. [5]
  2. Sebagaimana kalimat bijaksana yang menyebut tawa sebagai obat yang terbaik, bantu orang terdekat untuk tertawa barang sejenak, sekadar untuk melupakan nilai akademisnya yang buruk. Lagi pula, penelitian juga menunjukkan bahwa tertawa mampu meredakan ketegangan dalam tubuh dan oleh karenanya, baik untuk menjaga kesehatan seseorang secara menyeluruh. [6]
    • Ajak dia menonton video hewan atau bayi yang lucu di YouTube, atau ajak dia menonton acara komedi di televisi. Apa pun caranya, bantu teman atau kerabat Anda untuk melupakan masalahnya dan mengalihkan pikirannya dari hal-hal yang memicu stres.
  3. Apakah dia sudah berhari-hari mengurung diri di kamar karena meratapi nilainya yang buruk? Jika iya, cara paling mudah dan cepat untuk memperbaiki suasana hatinya adalah dengan mengajaknya berjalan-jalan di alam terbuka! Secara khusus, ajak dia bepergian ke area yang masih hijau dan alami, alih-alih yang dipenuhi oleh bangunan tinggi, jika memungkinkan. Penelitian menunjukkan bahwa berjalan-jalan di alam terbuka dapat mengurangi produksi kortisol atau hormon pemicu stres dalam tubuh. [7]
  4. Bantu teman atau kerabat Anda untuk menggerakkan tubuhnya dan melepaskan hormon endorfin yang mampu memperbaiki suasana hatinya! Caranya, cukup putar lagu favorit Anda dan ajak dia untuk menari bersama Anda. Selain merupakan salah satu cara untuk berolahraga, menari terbukti mampu memperbaiki suasana hati dan meningkatkan kepercayaan diri seseorang. [8]
    • Menari juga merupakan salah satu cara yang cukup ampuh untuk melepaskan stres. Melalui pergerakan tubuh yang spontan, kemungkinan teman atau kerabat Anda akan terbantu untuk mengekspresikan kemarahan, rasa frustrasi, dan kekecewaannya dengan lebih mudah. [9]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Memberikan Motivasi

Unduh PDF
  1. Ingatkan teman atau kerabat Anda bahwa semua orang pernah berada pada posisinya, dan apa yang mereka lakukan setelah mengalami keterpurukan tersebutlah yang sejatinya lebih penting. Oleh karena itu, dorong dia untuk memiliki pola pikir dan perilaku yang positif serta tidak mudah menyerah. Tegaskan pula bahwa pada akhirnya, usaha yang maksimal mampu melampaui kemampuan atau talenta seseorang! Tidak semua orang bisa menjadi siswa yang selalu mendapatkan nilai A, tetapi semua orang selalu bisa berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik.
    • Jika ingin, Anda juga boleh menyampaikan berbagai kutipan positif yang mampu memotivasinya untuk bergerak ke arah yang lebih baik. Misalnya, Anda bisa mengucapkan salah satu kata bijaksana yang cukup populer di Indonesia, yaitu, “Berbuat kesalahan adalah kekurangan, tetapi belajar dari kesalahan adalah kelebihan.” [10]
  2. Hanya karena teman atau kerabat Anda memperoleh nilai akademis yang kurang maksimal, bukan berarti dia bodoh atau tidak akan mampu mendapatkan nilai yang maksimal sampai kapan pun. Faktanya, nilai akademis hanyalah salah satu alat untuk mengukur kemampuan akademis seseorang pada momen yang spesifik, dan nilai akademis yang buruk selalu bisa diperbaiki dengan memperbanyak waktu belajar serta berlatih. Dengan kata lain, nilai akademisnya hanyalah merupakan refleksi temporer pengetahuannya pada saat itu.
    • Misalnya, Anda bisa berkata, “Aku tahu kamu belum tahu caranya mengalikan pecahan sekarang, tapi aku juga tahu kalau kamu pasti bisa bekerja lebih keras untuk mendapatkan nilai yang lebih baik di ujian berikutnya!"
    • Atau, Anda juga bisa berkata, “Aku tahu kamu merasa nggak puas dengan nilaimu, tapi bukan berarti kamu bodoh, lo . Mungkin saja, kamu cuma kesulitan memahami konsep ini."
  3. [11] Sebagai salah satu orang terdekatnya, cobalah mendorongnya untuk menyusun target demi memperbaiki nilai akademisnya. Jika memiliki target atau tujuan, niscaya dia akan berfokus untuk mencapai target tersebut, pun merasa lebih percaya diri karena kesedihannya akibat nilai akademis yang buruk bisa teralihkan.
    • Ingat, target atau tujuannya harus tetap realistis dan memungkinkan untuk dicapai. Misalnya, jika nilai F tercetak di rapornya, menargetkan diri untuk mendapatkan nilai A di akhir semester depan adalah tujuan yang tidak realistis. Alih-alih, mengapa tidak menyusun target yang lebih mungkin untuk dicapai, seperti mengubah nilai F menjadi C atau B?
  4. Misalnya, orang terdekat Anda mungkin merupakan siswa yang sejatinya sangat cerdas, tetapi sayangnya selalu kesulitan untuk mengumpulkan tugas tepat waktu, atau bahkan kerap melupakan tanggung jawabnya. Jika situasinya demikian, kemungkinan besar dia perlu melatih kemampuannya untuk mengelola waktu, pun efektivitasnya dalam bekerja, demi menjadi siswa yang lebih baik di kemudian hari. Beberapa kiat yang bisa diimplementasikan olehnya adalah: [12]
    • Mencatat seluruh tugas dan tanggung jawabnya di sebuah buku agenda khusus
    • Mengelompokkan setiap mata pelajaran atau mata kuliah dalam sebuah folder atau buku catatan khusus
    • Menyelesaikan tugas setidaknya satu atau dua hari sebelum tenggat penyerahannya
    • Memiliki jadwal harian dan mingguan
    • Mengisi ransel dengan segala hal yang diperlukan untuk menjaga produktivitas di sekolah atau universitas
    • Merapikan meja belajar dan memastikan ruang belajarnya bebas dari gangguan
    • Belajar atau mengerjakan tugas dalam durasi tertentu, lalu beristirahat sebentar sebelum kembali belajar atau mengerjakan tugas (misalnya, dia bisa belajar atau mengerjakan tugas selama 30 menit, lalu beristirahat selama 5 menit)
    • Membiasakan diri untuk mencatat materi
    • Memiliki sistem “pemberian hadiah” sebagai bentuk motivasi diri untuk menyelesaikan tugas dengan cepat
  5. Adakalanya seorang guru tidak menyadari bahwa metode pengajaran yang dia gunakan sejatinya kurang efektif. Oleh karena itu, dorong teman atau kerabat Anda untuk menemui gurunya, dan menjelaskan letak kesulitannya untuk memahami materi yang diajarkan. Kemungkinan, gurunya akan memberikan tugas tambahan atau merekomendasikan materi pembelajaran daring, untuk memastikan pemahaman orang terdekat Anda telah makin komprehensif. [13]
    • Orang terdekat Anda juga perlu membiasakan diri untuk berbicara di dalam kelas dan mengajukan pertanyaan jika ada materi yang sulit dia mengerti. Jika perlu, latih dia untuk mengangkat tangan dan mengajukan pertanyaan demi mempertajam pemahaman terkait materi yang diajarkan di dalam kelas.
    • Dorong dia untuk mendiskusikan hasil ujian dengan gurunya. Dengan melakukannya, niscaya dia akan mengetahui letak kesalahan maupun ketidaktahuannya akan sebuah materi. Jika perlu dan disetujui oleh gurunya, dorong pula teman atau kerabat Anda untuk melakukan sesi belajar tambahan.
    Iklan

Peringatan

  • Meski orang terdekat perlu diberi semangat agar mampu bangkit dari kegagalan, jangan mengabaikan fakta bahwa nilainya memang kurang maksimal. Ingat, dia perlu menyadari kegagalannya agar mampu bekerja lebih keras untuk mendapatkan nilai yang lebih baik di kemudian hari.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.535 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan