Unduh PDF Unduh PDF

Rancang bangunan serta ukuran dan detailnya terkadang sangat menakjubkan. Baik bernuansa historis, modern, terbengkalai, tinggi atau pendek, bangunan menceritakan sesuatu tentang sebuah tempat dan orang-orang di tempat tersebut. Memotret bangunan secara artistik dan dramatis bisa membantu Anda membagikan pandangan Anda akan seni arsitektur ke orang lain.

Bagian 1
Bagian 1 dari 7:

Memilih Bangunan

Unduh PDF
  1. Bangunan-bangunan lama dan baru semuanya memiliki cerita yang berbeda dan bisa menjadi subyek fotografi yang keren. Selain itu, bangunan-bangunan besar dan kecil bisa menjadi materi yang dramatis dalam dunia seni fotografi arsitektur. Anda mungkin ingin memotret bangunan-bangunan yang paling sering difoto di dunia, seperti Louvre atau Empire State Building. Akan tetapi, sebenarnya banyak jenis bangunan lainnya yang juga tidak kalah menarik. Potretlah rumah terkecil di kota Anda, atau sebuah bangunan dengan rancangan yang tidak biasa dan berbeda.
  2. Sadari batasan yang mungkin ada dalam memotret bangunan yang Anda inginkan. Memotret di tempat umum (contohnya dari trotoar) biasanya bebas dilakukan. Akan tetapi, masuk ke rumah atau properti pribadi seseorang biasanya memiliki batasan-batasan tertentu. Anda mungkin perlu meminta izin untuk memotret jika Anda berada di properti pribadi, walaupun area pribadi tersebut terbuka untuk umum, Anda bisa menganggapnya bebas untuk dipotret. Ketahuilah bahwa hak-hak ini mungkin tidak sama jika Anda memotret di luar Amerika Serikat, jadi pastikan Anda memahami hukum saat Anda ingin memotret di tempat lain. [1] [2]
    • Saat memotret bangunan-bangunan federal di AS, tenaga keamanan di sana mungkin akan meminta Anda tidak melakukannya. Akan tetapi, ketahuilah bahwa Anda berhak memotret jika Anda melakukannya dari tempat-tempat umum, termasuk trotoar, plaza, taman, dan jalan. [3]
    • Jika Anda memotret tempat ibadah, seperti gereja, sinagoge atau masjid, hormati kebiasaan dan prosedur di tempat tersebut.
  3. Jika bangunan tersebut merupakan tonggak sejarah atau budaya, maka seharusnya ada staf yang dapat menceritakan sejarah bangunan lebih jauh. Mereka juga mungkin bisa menunjukkan fitur-fitur bangunan yang menakjubkan dan signifikan. Jika bangunan tersebut sudah terbengkalai, gunakan fotografi untuk menangkap nuansa bangunan dan membantu orang yang melihat foto Anda memahami kebesaran bangunan tersebut di masa lampau. [4] [5]
    • Saat memotret bangunan yang terbengkalai, bersikaplah peka terhadap usaha konservasi serta keamanan diri sendiri. Mungkin ada kelompok-kelompok tertentu yang ingin melestarikan sebagian atau seluruh bangunannya, jadi pastikan bahwa Anda tetap membiarkan papan-papan yang longgar, material dan elemen-elemen lainnya tetap berada di tempat yang sama. Ketahui juga bahwa bangunan-bangunan yang terbengkalai bisa berbahaya karena cat yang mengelupas, sistem kabel kelistrikan yang tidak tertutup, atau lantai yang lapuk. Perhatikan risiko-risiko keamanan ini.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 7:

Menyusun Peralatan

Unduh PDF
    • Gunakan kamera biasa (kamera bidik dan jepret) atau kamera ponsel. Kamera biasa praktis tetapi juga terbatas dalam hal menghasilkan karya fotografi yang serbaguna. Kamera biasa ini juga lebih murah (walaupun saat ini harga kamera DSLR sudah lebih masuk akal). Kamera biasa juga lebih ringan dan mudah dibawa. Kamera ini memiliki lensa yang tetap, jadi Anda tidak perlu khawatir menentukan lensa mana yang harus digunakan atau membawa lensa ekstra. Semua foto yang Anda potret dengan kamera ini akan terfokus. Anda juga mungkin kesulitan menangkap cahaya, terutama jika memotret di malam hari. [6]
    • Gunakan kamera DSLR yang lebih canggih. Kamera DSLR ( digital single lens reflex ) akan memberikan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang lebih baik saat memotret bangunan. Anda bisa memanipulasi titik fokal dan aturan pencahayaannya. Kamera ini memiliki lensa yang dapat diganti dan bisa memotret dengan lebih cepat. Kamera ini juga lebih kokoh dan dirancang untuk tahan akan berbagai kondisi cuaca (Anda bisa memotret dalam cuaca dingin, panas, keadaan berdebu, dsb.), dan akan bertahan lebih lama daripada kamera biasa. Kamera-kamera dengan jenis ini memiliki harga yang sangat bervariasi. Kamera DSLR yang lebih murah berharga sekitar Rp2.400.000-Rp6.000.000 dan yang lebih mahal bisa menghabiskan Rp12.000.000 atau lebih. [7]
    • Cobalah menggunakan kamera film 35mm. Walaupun kamera film 35mm ini semakin jarang ditemukan di zaman sekarang, para fotografer yang sangat menyukai seni fotografi terkadang masih menggunakannya. Kamera film memiliki kemampuan kontrol yang lebih baik atas pencahayaan, dengan warna serta cahaya yang dihasilkan akan tercampur dengan lebih baik. Hasil fotonya juga mungkin sedikit bertekstur, yang membuat foto Anda terlihat lebih alami. [8] Salah satu kekurangan kamera ini adalah pengeluaran tambahannya: Anda harus membeli film, terutama dengan 24 atau 36 kali pengambilan gambar per rolnya, dan Anda harus mencetak film ini.
    • Gunakan lensa sudut lebar. Lensa ini memiliki titik fokus yang pendek dan pandangan yang lebih lebar, yang lebih serupa dengan pandangan mata manusia. Sebuah lensa dengan sudut yang lebar bisa menangkap berbagai bangunan dan lanskap dalam selembar foto. Akan tetapi, biasanya hasilnya kabur dengan garis-garis vertikal yang sedikit bengkok demi memastikan semua benda yang ada tercetak dalam satu bingkai foto. [9] [10]
    • Gunakan lensa fisheye . Lensa fisheye memberikan pandangan yang lebar, dengan sudut bervariasi antara 180 hingga 220 derajat. Hasilnya adalah gambaran yang ekstrim akan subjek foto Anda. Lensa jenis ini tidak menggambarkan sebuah bangunan dengan akurat tetapi memberikan tampilan yang dramatis dan artistik, terutama dalam foto-foto dengan bangunan yang memiliki garis-garis simetris (setengah bagian foto dicerminkan dengan sempurna dalam setengah bagian lainnya). [11]
    • Gunakan lensa telefoto. Lensa telefoto memungkinkan Anda memotret dari jarak jauh. Lensa ini berguna saat Anda ingin memotret bangunan, karena Anda bisa berada dalam posisi jauh untuk melihat keseluruhan bangunannya, tetapi lalu Anda bisa melakukan zoom untuk memastikan bangunan tersebut berada dalam bingkai foto. Lensa jenis ini juga bisa meminimalisir getaran dan lekukan garis-garis lurus. [12] Lensa telefoto sangat peka terhadap gerakan, sehingga menggunakan tripod untuk menstabilkan kamera sangat diperlukan. [13]
    • Cobalah lensa tilt-shift . Lensa ini memungkinkan seorang fotografer untuk memanipulasi kedalaman ruang dan perspektif. Lensa ini memindahkan titik pusat perspektifnya menjauh dari titik pusat perspektif yang sesungguhnya. Hal ini menghasilkan foto yang lebih lebar, seperti foto dengan mode panorama, dan meluruskan garis-garis vertikal yang biasanya kabur dalam foto-foto subjek tinggi seperti gedung bertingkat. Lensa tilt-shift juga bisa membuat efek-efek miniatur yang menarik. Lensa ini biasanya sangat mahal (Rp24.000.000-Rp36.000.000), dan efek yang serupa sebenarnya bisa Anda hasilkan dengan menggunakan beberapa program perangkat lunak untuk penyuntingan foto. [14] [15]
  1. Ini akan memastikan gambar Anda tidak goyang atau kabur. Tripod sangat berguna saat Anda memotret dalam keadaan kurang cahaya atau di malam hari. Jika Anda tidak punya tripod, stabilkan diri Anda dengan bersandar pada sebuah pohon atau tiang lampu, atau tempatkan kamera Anda di atas sebuah langkan untuk membuatnya tetap stabil.
  2. Bersiaplah dengan berbagai peralatan yang mungkin akan Anda perlukan. Tergantung pada lokasi, Anda mungkin harus menyiapkan beberapa hal untuk menghasilkan foto yang baik. Contohnya, jika Anda memotret sebuah bangunan yang terbengkalai, bawalah senter. Sebuah tas punggung juga akan berguna untuk membantu menjaga agar peralatan Anda tetap terorganisir dan mudah diambil. Tas ini juga akan membuat tangan Anda tetap bebas untuk memegang kamera.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 7:

Mengatur Waktu Memotret

Unduh PDF
  1. Arah sinar matahari akan memengaruhi kualitas foto Anda. Contohnya, sinar matahari yang menyilaukan di tengah hari tidak akan berguna untuk menekankan sudut atau ruang yang diperlukan untuk menghasilkan foto yang menarik. Lebih baik Anda memotret di pagi hari saat cahayanya alami dan jernih, atau di awal sore hari saat suasananya hangat dan menenangkan. Pada kedua waktu tersebut, cahaya datang dari samping sehingga bisa menekankan kekuatan suatu bangunan. Awal pagi hari juga mungkin ideal dengan alasan bahwa lebih sedikit orang yang berjalan di sekitar Anda. [16] Pelajari peta udara bangunannya untuk memastikan waktu matahari menyinari bangunan tersebut. Apakah matahari akan menutupi bangunan dengan bayangan dari bangunan lainnya? [17]
  2. Seringkali, beberapa bangunan menakjubkan dinyalakan di malam hari (seperti pohon Natal), dan terlihat bisa menjadi subjek foto yang menarik. Akan tetapi, berhati-hatilah saat membiarkan pengaturan kamera Anda pada mode otomatis - cahaya yang rendah dan tingkat kontras yang tinggi bisa mengacaukan hasil pemotretan Anda. Cahaya yang terang akan menjadi lingkaran halo, sementara bagian-bagian yang gelap akan menjadi berwarna hitam seperti langit di malam hari. Sesuaikan pengaturan ISO Anda ke mode malam hari. Siapkan waktu eksposur yang cukup untuk memastikan kamera menangkap lebih banyak cahaya (Anda bisa menggunakan penanda waktu kamera atau tali pemotret untuk mengurangi getaran atau kekaburan foto). Semua jenis cahaya akan terlihat lebih nyata dan terang dalam waktu eksposur yang lebih panjang, jadi berlatihlah hingga Anda bisa menentukan pengaturan yang tepat.
  3. Memotret pada berbagai waktu yang berbeda dalam setahun bisa menghasilkan foto bangunan yang berbeda. Bangunan mungkin tertutup salju di musim dingin atau dikelilingi pepohonan yang penuh daun di musim panas. Begitu juga, bagian puncak sebuah bangunan akan sulit dipotret di saat hari berkabut atau hujan, walaupun mungkin saja memang ini efek yang ingin Anda tampilkan.
  4. Apakah bangunan tersebut sedang dibangun atau direnovasi? Adakah acara besar yang akan dilaksanakan pada hari Anda akan mengunjunginya? Hal-hal seperti ini bisa menjadi momen yang mengganggu untuk sesi fotografi Anda, tetapi juga bisa berpotensi membawa dimensi spesial bagi karya fotografi Anda; Anda mungkin bisa memotret sejarah unik bangunan tersebut, yang biasanya tidak ditampilkan dalam foto umumnya.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 7:

Memilih Komposisi

Unduh PDF
  1. Luangkan waktu untuk mencari sudut-sudut yang unik dan detail yang diperlukan sebelum Anda memutuskan mencari fokus fotografi Anda.
  2. Saat memotret bangunan-bangunan yang tinggi, Anda mungkin mengarahkan kamera ke atas untuk memastikan seluruh bangunan dapat ditampilkan di dalam bingkai. Hal ini bisa menghasilkan foto yang kacau dan menyebabkan bangunan terlihat seolah-olah akan runtuh. Koreksi hal ini dengan memotret dari jarak yang lebih jauh, menggunakan lensa kamera seperti lensa sudut lebar, atau membetulkan distorsinya dengan perangkat lunak untuk penyuntingan foto. Sebagai alternatif, arahkan fokus foto Anda pada sebuah elemen yang berbeda dari bangunan tersebut; seni fotografi yang dramatis dan kreatif tidak selalu berarti bahwa Anda harus memotret keseluruhan bangunannya. [18] [19]
  3. Lihat sekeliling bangunan: langit, bangunan-bangunan lainnya, pepohonan, atau air. Mungkin juga ada mobil-mobil yang diparkir, tempat sampah, sampah, burung-burung, atau pejalan kaki. Tentukan apakah hal-hal akan sesuai untuk ditambahkan atau harus disingkirkan berdasarkan nuansa umum yang ingin Anda tampilkan. Bersabarlah dan tunggu hingga pejalan kaki pergi jika Anda tidak menginginkan mereka berada di dalam foto Anda.
  4. Gunakan elemen-elemen sekitar untuk membuat bingkai yang menarik perhatian ke subjek foto utama Anda: bangunan itu sendiri. Pembingkaian bisa menambahkan tingkat kedalaman dan konteks terhadap seni fotografi Anda. Beberapa elemen yang bisa Anda gunakan untuk membuat bingkai meliputi jendela, lorong, pagar, titik tengah sebuah tangga, cabang pohon, atau orang. [20]
  5. Tingkat kedalaman merupakan area foto Anda yang akan terfokus. Tingkat kedalaman yang dangkal berarti bahwa objek-objek di latar depan akan mendapat fokus sementara latar belakangnya akan kabur. Sebaliknya, tingkat kedalaman yang dalam berarti kedua aspek tersebut (latar depan dan latar belakang) akan terfokus. Tingkat kedalaman ini dikontrol oleh lubang lensa kamera Anda. Atur kamera Anda ke mode AV. Mode ini akan mengizinkan Anda mengontrol aperture (banyaknya cahaya yang boleh masuk ke dalam lensa) sementara kamera otomatis menyesuaikan kontrol-kontrol lainnya. Tingkat kedalaman yang lebih besar – atau fokus yang lebih jauh akan suatu hal yang menjadi objek utama seni fotografi Anda – bisa memperindah tampilan struktur arsitektur atau sebuah foto. Atur aperture dalam posisi kecil (f/16 atau lebih) untuk memastikan latar depan dan latar belakang terfokus dengan tajam. [21] [22]
  6. Ambil foto penuh detail-detail yang ada seperti patung gargoyle , pola-pola menarik pada dinding bangunan, atau fitur-fitur unik bangunan lainnya. Detail-detail ini bisa memperkuat karakter bangunan dalam cara yang tidak bisa dilakukan oleh pemotretan lebar.
  7. Penekanan pada garis-garis yang mencerminkan satu sama lain bisa memperkuat keunikan dan rancangan arsitektur suatu bangunan.
  8. Jika Anda memotret di dekat air, pertimbangkanlah untuk memotret bayangan bangunan yang tercermin dalam air. Air yang tenang akan menghasilkan bayangan yang lebih tajam.
    Iklan
Bagian 5
Bagian 5 dari 7:

Memastikan Pencahayaan yang Baik

Unduh PDF
  1. Gunakan cahaya matahari alami untuk menerangi bangunan Anda. Pemotretan di awal pagi hari atau akhir sore hari menyingkirkan efek buruk sinar matahari di tengah hari dan menghasilkan pencahayaan yang lebih lembut untuk memperindah detail-detail suatu bangunan.
  2. Pemeriksaan ini merupakan suatu cara untuk mencegah kontras warna yang mati. Kamera-kamera biasanya menghasilkan warna putih dengan sedikit nuansa hijau, biru, atau jingga. Kamera DSLR biasanya memiliki fungsi white balance pada kontrolnya; periksa buku manual kamera Anda untuk menemukan dan menggunakan fungsi ini. White balance juga biasanya bisa dikoreksi dengan perangkat lunak penyuntingan foto. [23]
  3. Panjang titik ini akan menentukan seberapa terang atau gelap hasil foto Anda. Menyesuaikan cahaya bisa memperbaiki masalah overexposure (terlalu banyak cahaya dalam sebuah foto, yang menghasilkan tampilan yang menyilaukan) atau underexposure (cahaya yang ada tidak cukup, sehingga hasil foto terlalu gelap). Kamera DSLR biasanya memiliki fungsi pengukuran cahaya yang akan membantu memperbaiki masalah ini. Arahkan kamera Anda ke subjek foto utama Anda dan pastikan pengukur cahaya berada di angka 0. Jika alat pengukur ini berada di sebelah kiri angka 0, maka foto Anda akan mengalami kondisi underexposure . Sebaliknya, jika alat pengukur menunjuk di sebelah kanan angka 0, maka foto Anda akan mengalami overexposure .
  4. Histogram merupakan fitur pada kamera DSLR yang menampilkan grafik matematis akan tingkat eksposur suatu foto. Histogram menampilkan semua piksel dan tingkat keterangannya serta berguna untuk menentukan jika beberapa area foto terlalu terang atau gelap. Histogram sangat berguna saat Anda memotret sebuah bangunan berwarna putih.[6]
    Iklan
Bagian 6
Bagian 6 dari 7:

Melakukan Pemotretan

Unduh PDF
  1. Tunggu hingga burung-burung atau para pejalan kaki meninggalkan bingkai sebelum Anda memotret. Pastikan Anda telah memiliki pengaturan aperture , fokus, dan eksposur yang benar. Tarik napas dalam-dalam dan tekan tombol kamera.
  2. Lihat pada layar LCD kamera untuk melakukannya. Sesuaikan pengaturan, pencahayaan, dan pembingkaiannya, lalu ambil lagi beberapa foto sembari melakukan penyesuaian yang diperlukan di setiap langkahnya.
  3. Tuliskan pengaturan kamera dan kondisi pencahayaan dalam sebuah buku catatan kecil agar Anda bisa melihat bagaimana pengaturan yang berbeda menghasilkan efek yang berbeda pula.
  4. Sebagian foto paling menakjubkan yang pernah diambil merupakan hasil kebetulan.
    Iklan
Bagian 7
Bagian 7 dari 7:

Menyunting Foto Anda

Unduh PDF
  1. Singkirkan rasa tidak tega, pilih hanya foto-foto terbaik Anda dan masukkan sisanya ke dalam folder lain di dalam komputer Anda. Pilih foto-foto yang menceritakan cerita-cerita yang paling menarik, memiliki komposisi serta pencahayaan yang terbaik, serta menyatakan sesuatu yang penting akan bangunan yang dipotret.
  2. Gunakan perangkat lunak penyuntingan foto untuk memperbaiki ketidaksempurnaan dalam foto Anda, seperti untuk menghapus seorang pejalan kaki yang tidak sengaja tertangkap di kamera atau alat konstruksi berat di latar belakang yang tidak bisa disingkirkan. Distorsi yang tidak perlu juga bisa diperbaiki hingga batas tertentu dengan program penyuntingan foto. Program ini bisa membantu meluruskan beberapa garis yang melengkung dengan meluruskan foto untuk menghasilkan garis-garis vertikal atau horizontal yang lebih benar. Walaupun PhotoShop merupakan perangkat lunak penyuntingan foto yang standar dan paling terkenal, harganya mahal. Ada beberapa opsi lain yang lebih murah – bahkan gratis – untuk menyesuaikan gambar secara digital. Carilah di internet dengan kata kunci seperti “free photo editing software/program edit foto gratis” untuk mendapatkan sejumlah opsi dan rekomendasi.
  3. Mintalah para fotografer lain untuk mengkritik foto Anda. Anda bahkan bisa meminta pendapat orang biasa (bukan fotografer) untuk mendapatkan masukan mengenai elemen-elemen yang paling menarik perhatian atau menyentuh dari sebuah foto.
    Iklan

Tips

  • Cobalah memotret bangunan favorit Anda pada berbagai waktu yang berbeda dalam satu hari untuk melihat bagaimana suasana bangunan berubah dalam 24 jam. Hal ini bisa menghasikan kolase esai foto yang brilian saat dibingkai.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 10.424 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan