Unduh PDF
Unduh PDF
Kerenggangan hubungan dengan anak yang sudah dewasa memang sangat menyakitkan. Hubungan bisa diperbaiki, tetapi butuh waktu dan kesabaran. Sebagai orang tua, sadari bahwa langkah pertama memperbaiki hubungan jatuh pada Anda, dengan berusaha memulai kontak walaupun seandainya Anda tidak yakin telah melakukan kesalahan yang membuat dia menjauh. Hargai batasannya dan jangan memaksa untuk masuk. Anda juga perlu membuat batasan sendiri. Belajarlah menerima anak apa adanya, dan akui kebebasan dan kemampuannya untuk menentukan pilihan sendiri.
Langkah
-
Ketahui apa yang salah. Sebelum menghubungi anak, mungkin sebaiknya Anda mencari tahu mengapa dia sakit hati atau marah kepada Anda. Informasi tersebut bisa didapatkan langsung darinya atau dari orang lain yang mengetahui situasi ini. Supaya dapat memperbaiki hubungan, Anda harus mengetahui masalahnya lebih dahulu. [1] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber
- Setelah mendapat gambaran, pikirkan langkah berikutnya dan apa yang ingin Anda komunikasikan dengan anak.
- Hubungi dia dan tanyakan. Anda bisa mengatakan, “Reni, ibu tahu kamu enggak mau bicara sama ibu sekarang, tapi ibu ingin tahu apa kesalahan ibu. Maukah kamu memberi tahu? Kalau kamu enggak mau bicara, enggak apa-apa, tapi ibu harap kamu mau menulis pesan. Ibu enggak bisa memperbaiki masalah kalau enggak tahu apa masalahnya.”
- Jika Anda tidak mendapat respons, tanyakan kepada anggota keluarga yang lain atau teman yang mungkin mengetahui apa yang terjadi. Misalnya, “Jo, kamu pernah mengobrol sama adikmu baru-baru ini? Dia enggak mau bicara sama ibu, dan ibu enggak tahu apa masalahnya. Kamu tahu apa yang terjadi?”
- Walaupun Anda sudah berusaha optimal mencari alasan di balik merenggangnya hubungan, sadari bahwa Anda mungkin tetap tidak bisa mengetahui apa yang terjadi. Akan tetapi, jangan biarkan hal itu menghentikan niat Anda untuk memperbaiki hubungan dengan anak.
-
Cobalah merenung. Pikirkan alasan apa kiranya yang membuat anak menjauh. Apakah dia dipicu oleh sesuatu dari masa lalu? Apakah baru-baru ini ada perubahan besar dalam hidup yang menyebabkan keretakan (seperti kematian dalam keluarga, atau kelahiran anak)? Mungkin Anda pernah menolak untuk berkomunikasi dengan anak selama beberapa waktu, dan sekarang dia yang tidak mau berkomunikasi dengan Anda.
- Ingat bahwa anak yang sudah dewasa menjadi asing dengan orang tua yang bercerai. Anak dari pernikahan yang gagal merasa bahwa orang tuanya lebih memprioritaskan kebahagiaan mereka sendiri daripada anak (walaupun perceraian merupakan pilihan terbaik). Biasanya, dalam perceraian, salah satu orang tua menjelek-jelekkan orang tua satunya, tidak sadar bahwa anak menyerap apa pun yang diucapkan. Situasi seperti ini berdampak negatif pada hubungan anak dan orang tua ke depannya, terutama jika salah satu orang tua hanya sedikit berhubungan atau tidak ada sama sekali saat anak tumbuh besar. Anak yang orang tuanya bercerai mungkin sakit hati karena merasa tidak diprioritaskan. [2] X Teliti sumber
-
Ambil langkah lebih dahulu. Siapa pun yang salah, orang tua yang umumnya harus mengambil langkah pertama dalam usaha berbaikan dengan anak. Abaikan ketidakadilan situasi ini dan tanggalkan ego. Jika Anda ingin berhubungan lagi dengan anak, sadari bahwa Anda yang harus mengulurkan tangan, dan tidak pernah menariknya lagi. [3] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber
- Berapa pun usia anak, 14 atau 40 tahun, dia tetap ingin tahu bahwa dia dicintai dan dihargai oleh orang tuanya. Salah satu cara untuk menunjukkan bahwa Anda mencintai dan menghargai anak adalah mau berjuang untuk mengembalikan hubungan yang harmonis seperti dahulu. Ingatlah hal ini jika Anda merasa tidak adil karena beban untuk berbaikan ada pada Anda.
-
Hubungi anak. Meskipun Anda ingin segera bertemu, mungkin anak akan merasa lebih nyaman jika Anda menghubungi via telepon, pesan, atau surat. Hargai kebutuhannya akan jarak dan beri dia kesempatan untuk merespons pada waktu yang dipilihnya sendiri. Bersabarlah dan tunggu tanggapannya beberapa hari.
- Latih apa yang ingin Anda katakan sebelum menelepon. Selain itu, bersiaplah meninggalkan pesan suara. Anda bisa mengatakan, “Tomi, ayah ingin bertemu untuk membicarakan apa yang kamu rasakan. Maukah kamu bertemu ayah kapan-kapan?”
- Kirim pesan teks atau surel. Anda bisa menulis seperti ini, “Ibu paham kamu kecewa sekali, dan ibu minta maaf karena sudah menyakitimu. Kalau kamu siap, ibu harap kamu mau bertemu untuk membicarakannya. Tolong kasih tahu bila kamu siap. Ibu menyayangi dan merindukanmu.”
-
Tulis surat . Ada kemungkinan anak enggan bertemu. Jika itu kasusnya, Anda bisa menulis surat. Sampaikan bahwa Anda minta maaf karena telah menyakitinya, dan katakan bahwa Anda mengerti kenapa dia merasa seperti ini.
- Menulis surat juga bersifat terapeutik bagi Anda. Apa yang ditulis mengklarifikasi perasaan dan membantu Anda mengatur emosi. Selain itu, Anda dapat merangkai kata selama yang dibutuhkan agar hasilnya persis seperti yang diinginkan. [4] X Teliti sumber
- Sarankan untuk bertemu ketika anak siap. Anda bisa menulis, “Ayah tahu kamu marah sekarang, tapi ayah harap, suatu hari nanti, kita bisa bertemu dan bicara. Pintu ayah selalu terbuka.”
-
Terima batasan yang dia buat. Anak mungkin terbuka untuk berkomunikasi, tetapi tidak siap bertemu secara langsung (dan mungkin tidak pernah siap). Dia mungkin hanya mau mengirim surel atau berbicara di telepon. Jangan membuat dia merasa bersalah saat Anda sedang berusaha membuka kesempatan untuk bisa bertemu suatu hari nanti.
- Jika akhirnya Anda hanya berhubungan dengan anak melalu surel, Anda bisa menulis, “Ayah senang sekarang kita bisa berkomunikasi lewat surel. Ayah harap nanti kita sampai di titik yang nyaman untuk bertemu langsung, tapi tidak ada tekanan untuk itu.”
Iklan
-
Atur pertemuan. Jika anak Anda mau bicara secara langsung, sarankan untuk makan bersama di tempat umum. Pemilihan tempat umum merupakan ide bagus karena Anda berdua sama-sama akan menahan emosi, dan makan bersama juga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan hubungan. [5] X Teliti sumber
- Pastikan Anda hanya berdua. Jangan membawa pasangan atau pendukung lain. Jika ada orang lain, anak mungkin akan merasa dikeroyok.
-
Biarkan dia memimpin percakapan. Dengarkan keluhannya tanpa mendebat atau membela diri. Dia mungkin datang mengharapkan permintaan maaf. Jika Anda merasa demikian, jangan enggan mengutarakan maaf. [6] X Teliti sumber
- Meminta maaf di awal pertemuan mungkin akan membantu agar dia tahu bahwa Anda sadar telah menyakitinya, dan menciptakan “permainan yang seimbang”. Setelah minta maaf, Anda bisa meminta dia membicarakan apa yang dirasakannya.
-
Dengarkan anak Anda tanpa menghakimi. Ingat bahwa pandangannya valid meskipun Anda tidak setuju. Pemulihan bisa terjadi ketika dia merasa didengarkan dan dipahami, dan bahwa Anda terbuka pada sudut pandangnya. [7] X Teliti sumber
- Kemauan mendengarkan tanpa menghakimi dan membela diri akan mendorong anak untuk jujur. Apa yang Anda dengar mungkin sangat menyakitkan, tetapi pahami bahwa dia perlu mengutarakan dan mengeluarkan perasaannya.
- Anda bisa mengatakan, “Ayah menyesal sudah membuat kamu merasa seperti itu, dan ayah ingin memahaminya. Bisa kamu lanjutkan?”
-
Akui kesalahan. Pahami bahwa Anda tidak bisa berbaikan sepenuhnya jika tidak mengakui bahwa Anda pun berkontribusi menimbulkan masalah. Anak yang sudah dewasa ingin orang tuanya bertanggung jawab atas tindakan mereka. Jadi, tunjukkan bahwa Anda mau bertanggung jawab, terlepas dari apakah Anda yakin telah melakukan kesalahan atau tidak. [8] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber
- Meskipun Anda tidak mengerti mengapa anak marah, akui bahwa dia marah. Jangan berusaha membenarkan perilaku Anda. Sebaliknya, dengarkan dan minta maaf karena membuat dia terluka. [9] X Teliti sumber
- Cobalah memahami pandangannya. Empati bukan berarti setuju, tetapi menunjukkan bahwa Anda memahami pandangannya. Memahami sudut pandang orang lain merupakan bagian penting dalam usaha menyelesaikan konflik. [10] X Teliti sumber
- Anda bisa mengatakan, “Ayah sadar sudah mendorongmu terlalu keras waktu kecil sampai beranjak dewasa. Ayah cuma ingin kamu sukses. Ayah bisa paham kalau kamu beranggapan ayah tidak pernah puas. Bukan itu maksudnya, sama sekali tidak. Sekarang ayah bisa melihat mengapa kamu merasa seperti itu.”
-
Tahan dorongan untuk membahas perasaan Anda sendiri. Meskipun sepertinya tidak adil, sekarang bukan waktu yang tepat untuk membawa-bawa kesedihan dan kepedihan Anda karena tidak bisa berkomunikasi dengan anak sendiri. Sadari bahwa dia membutuhkan waktu untuk mengolah emosi dan menata segala sesuatunya. Membicarakan kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan Anda akan membuat anak berpikir bahwa Anda ingin membuat dia merasa bersalah, dan akhirnya enggan memperbaiki hubungan. [11] X Teliti sumber
- Anda bisa mengatakan, “Ibu kangen mengobrol sama kamu, tapi ibu tahu kadang kamu butuh waktu untuk sendiri.”
- Jangan menyatakan keluhan seperti, “Ibu depresi karena kamu enggak pernah menelepon” atau “Apa kamu tahu siksaan yang ibu rasakan karena tidak mendengar kabar apa-apa dari kamu?”
-
Katakan bahwa Anda minta maaf . Permintaan maaf yang baik harus menyatakan apa kesalahan Anda (sehingga dia tahu bahwa Anda mengerti), mengekspresikan penyesalan, dan menawarkan cara untuk memperbaiki. Ucapkan maaf tulus yang mengakui luka hatinya. Ingat, Anda tetap harus minta maaf meskipun yakin tindakan Anda benar. Intinya sekarang adalah memulihkan luka hati anak, bukan mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. [12] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber
- Anda bisa mengatakan, “Tina, ayah minta maaf karena sudah menyakitimu. Ayah tahu kamu harus menghadapi banyak masalah waktu ayah masih suka minum. Ayah sangat menyesal telah membuat begitu banyak kesalahan di masa kanak-kanakmu. Ayah paham kamu ingin menjaga jarak, tapi ayah harap kita bisa memperbaikinya."
- Jangan berusaha membenarkan tindakan Anda ketika meminta maaf, bahkan seandainya Anda merasa punya alasan yang benar di balik tindakan tersebut. Sebagai contoh, “Ayah minta maaf karena menamparmu lima tahun lalu, tapi itu karena kamu melawan,” bukanlah permintaan maaf dan justru membuat anak makin defensif.
- Ingat bahwa permintaan maaf yang tulus dan efektif didasarkan pada tindakan Anda, bukan reaksi orang lain. Misalnya, katakan “Maaf, tingkah laku ibu melukaimu.” Akan tetapi, “Maaf kalau hatimu terluka,” bukanlah permintaan maaf. Jangan pernah menggunakan “kalau”. [13] X Teliti sumber
-
Pertimbangkan terapi keluarga. Jika anak bersedia, Anda bisa menjalani terapi keluarga bersamanya untuk mendiskusikan perasaan di hadapan ahli profesional. Terapis perkawinan dan keluarga akan memandu anggota keluarga untuk mengidentifikasi disfungsi tingkah laku dan merancang solusi untuk suatu masalah. Terapi keluarga juga berusaha mengakui dan memperkuat ikatan keluarga dengan satu sama lain. [14] X Teliti sumber
- Terapi keluarga umumnya berjangka pendek dan berfokus pada satu masalah yang mengganggu keluarga. Anda atau anak mungkin disarankan untuk menemui terapis terpisah untuk berfokus pada keluhan individu.
- Untuk menemukan terapis perkawinan atau keluarga, mintalah rekomendasi dari dokter, tanyakan pada pusat layanan masyarakat atau departemen kesehatan, atau cari terapis terdekat di internet.
Iklan
-
Mulailah dengan perlahan. Tahan dorongan untuk berhubungan seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Dalam sebagian besar kasus, hubungan yang rusak tidak dapat diperbaiki hanya dalam semalam. Butuh hitungan minggu, bulan, atau bahkan tahun agar hubungan bisa kembali “normal”, tergantung parah tidaknya akar penyebab kerenggangan itu sendiri. [15] X Teliti sumber
- Ingat bahwa Anda mungkin harus melalui beberapa pembicaraan sulit selagi kedua pihak memproses perasaan. Hampir tidak mungkin masalah bisa selesai dan segalanya kembali seperti sediakala hanya dengan satu pembicaraan.
- Tambah kontak secara bertahap. Pada awalnya, temui anak di tempat umum. Jangan mengundangnya ke acara keluarga yang ramai, seperti pesta ulang tahun, kecuali jika dia tampaknya siap dan mau datang.
- Anda bisa mengatakan, “Kami bakal senang kalau kamu mau datang ke arisan keluarga, tapi ibu paham kalau kamu tidak mau. Tidak apa-apa, ibu tahu kamu butuh waktu.”
-
Sadari bahwa anak Anda sudah dewasa. Sekarang, dia adalah orang dewasa yang mampu mengambil keputusan sendiri. Anda mungkin tidak menyetujui beberapa keputusannya, tetapi biarkan dia mandiri dan menjalani hidupnya sendiri. Mencampuri hidup anak yang sudah dewasa mungkin justru membuat dia menjaga jarak. [16] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber
- Jangan menawarkan saran yang tidak diminta. Tahan dorongan untuk mengoreksi kehidupan anak, dan biarkan dia melakukan kesalahan.
-
Jangan memberi nasihat tentang pengasuhan, jika dia sudah memiliki anak sendiri. Orang tua kadang tidak mudah menerima saran pengasuhan dari luar meskipun maksudnya baik. Jadi, jangan menawarkan pendapat Anda, kecuali jika diminta. Anda sudah membesarkan anak sendiri, sekarang beri kesempatan pada generasi berikutnya untuk membesarkan anak mereka. [17] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber
- Sampaikan bahwa Anda menghargai dan menghormati prinsip dan harapannya dalam pengasuhan anak. Misalnya, jika waktu cucu Anda untuk menonton TV dibatasi, katakan kepada orang tuanya bahwa Anda juga akan menerapkan peraturan tersebut di rumah Anda, atau tanyakan lebih dahulu jika aturan harus dilanggar untuk sementara.
-
Cari konseling untuk diri Anda sendiri. Usaha untuk berbaikan dengan anak merupakan bagian hidup yang sulit dan menyakitkan. Mungkin Anda perlu minta bantuan ahli kesehatan mental profesional untuk mengatur emosi, serta mengembangkan komunikasi yang efektif dan strategi untuk menyelesaikan masalah. [18] X Teliti sumber
- Anda mungkin perlu menemui terapis yang berspesialisasi dalam masalah keluarga. Namun, ingat bahwa terapis individu mungkin akan memberi rujukan pada terapis lain jika Anda ingin bekerja sama dengan anak untuk menyelesaikan masalah dengan kehadiran konselor. Itu diperlukan agar konselor tetap objektif.
- Anda juga dapat mencari bantuan dari forum dukungan kelompok di internet. Anda bisa menemukan orang lain yang menghadapi masalah serupa, dan membicarakan masalah serta berbagi cerita sukses.
-
Usahakan dengan tekun, tetapi jangan memaksa. Jika anak tidak merespons usaha Anda untuk berkomunikasi, teruslah mencoba. Kirim kartu ucapan, tulis surat, atau tinggalkan pesan suara, untuk menyampaikan bahwa Anda memikirkan dia dan ingin bicara. [19] X Teliti sumber
- Pastikan Anda memberi dia ruang, dan hargai jarak dan privasi yang dia butuhkan. Hubungi dia tidak lebih dari sekali seminggu, dan kurangi kontak jika Anda tahu bahwa usaha Anda sudah mengganggunya. Akan tetapi, jangan dihentikan.
- Anda bisa mengatakan, “Halo Marisa, ibu cuma mau menyapa dan mengatakan bahwa ibu memikirkanmu. Ibu harap kamu baik-baik saja. Ibu kangen. Kamu bisa menghubungi ibu kapan saja kamu mau bicara. Ibu sayang kamu, nak.”
- Jangan mencoba mengunjunginya. Hargai batasan dan teruskan kontak yang tidak begitu mengganggu.
-
Ikhlaskan, jika lebih baik begitu. Anak yang sudah dewasa mungkin menganggap usaha Anda untuk menghubunginya sudah melewati batas dan terlalu berlebihan, bahkan seandainya Anda tidak pernah memaksa. Dia mungkin tetap tidak ingin Anda masuk lagi ke dalam hidupnya walaupun Anda sudah meminta maaf dan menyesal. Dalam kasus itu, mungkin sebaiknya Anda merelakannya demi kesehatan mental Anda sendiri, dan mundur. [20] X Teliti sumber
- Serahkan tindakan terakhir kepadanya. Kirim pesan atau tinggalkan pesan suara yang isinya bernada seperti ini, “Pras, ayah tahu kamu ingin ayah berhenti menghubungimu. Walau sedih, ayah akan menghargainya dan tidak akan menghubungi lagi setelah ini. Kalau suatu saat kamu ingin menghubungi ayah, ayah ada di sini. Ayah menyayangimu.”
- Ingat bahwa rekonsiliasi mungkin sulit dalam kasus-kasus yang melibatkan penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, penyakit mental, atau hubungan yang tidak sehat dalam pernikahan anak (misalnya, anak Anda menikah dengan orang yang terlalu mengatur). Kerenggangan hubungan mungkin hanya akibat dari permasalahan tersebut, tetapi Anda mungkin tidak bisa melakukan apa-apa sampai anak menyelesaikan akar masalahnya. [21] X Teliti sumber
- Jika anak meminta untuk tidak berhubungan sama sekali, pertimbangkan untuk mencari terapis yang membantu Anda mengatasi kesedihan itu. Penolakan dari anak sangat sulit dihadapi, dan Anda mungkin membutuhkan dukungan tambahan.
Iklan
-
Terima bahwa anak melihat hidup dari sudut pandang berbeda. Anda mungkin pernah tinggal di rumah yang sama dan melewatkan banyak waktu bersama, tetapi persepsi seseorang tetap saja sangat berbeda dengan orang lainnya. Akui bahwa memori atau perspektif anak sama validnya dengan Anda. [22] X Teliti sumber
- Pandangan seseorang sangat berbeda tergantung usia, dinamika kekuatan, atau kedekatan hubungan. Misalnya, pindah kota mungkin bagus untuk Anda, tetapi anak mengalami kesulitan karena dia tidak punya pilihan selain mengikuti. [23] X Teliti sumber
- Kenyataan terpisah adalah bagian dari kehidupan keluarga. Misalnya, saat Anda masih kecil, orang tua Anda mengajak Anda ke museum. Memori mereka tentang masa-masa itu mungkin merupakan pameran menarik dan acara keluarga yang mengasyikkan. Apa yang Anda ingat mungkin kepanasan dalam balutan jaket dan bahwa tulang dinosaurus membuat Anda takut. Ingatan Anda dan orang tua sama-sama valid, yang berbeda hanya sudut pandangnya. [24] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber
-
Terima perbedaan satu sama lain. Hubungan mungkin merenggang karena salah satu atau kedua pihak tidak menyetujui pilihan hidup yang lain. Walaupun mungkin Anda tidak bisa mengubah sikap anak, tunjukkan bahwa Anda menerima dia apa adanya, tak peduli apa yang terjadi. [25] X Teliti sumber
- Ambil langkah untuk menunjukkan bahwa Anda sudah berubah. Misalnya, jika Anda tadinya tidak setuju dia menjadi seniman, cobalah mempelajari keindahan seni dan mengikuti kelas seni untuk Anda sendiri.
- Anda juga bisa mengatakan bahwa Anda sedang membaca buku tertentu untuk mencoba memahami sudut pandangnya.
- Jika anak menjauh karena tidak setuju dengan pilihan hidup Anda, itu akan lebih sulit. Anda harus tegas dan yakin, tetapi tetap menunjukkan bahwa Anda mencintainya. Usahakan yang terbaik untuk terus berkomunikasi dan cari kesempatan untuk bertemu dengannya.
-
Hargai haknya untuk tidak setuju dengan Anda. Anda tidak perlu mengubah pendapat atau keyakinan, tetapi jangan pernah menunjukkan Anda tidak menghargainya. Anda tetap bisa menghargai dan mencintai seseorang meskipun tidak setuju dengan pilihannya. Pendapat tidak harus selalu sama. [26] X Teliti sumber
- Hargai perbedaan pandangannya sebisa mungkin. Jika Anda religius dan anak tidak, Anda mungkin bisa memilih untuk tidak ke gereja pada akhir pekan dia berkunjung.
- Cari topik pembicaraan selain masalah yang bisa menimbulkan perdebatan. Jika anak mulai membicarakan topik yang dahulu melahirkan perselisihan, Anda bisa mengatakan, “Win, lebih baik kita tidak membahas soal itu sekarang. Ayah rasa tiap kali kita membicarakannya, yang ada hanya bersitegang.”
Iklan
Referensi
- ↑ http://greatergood.berkeley.edu/article/item/how_parents_can_start_to_reconcile_with_their_kids
- ↑ https://www.bu.edu/fsao/2012/07/13/when-your-adult-child-doesn%E2%80%99t-want-you/
- ↑ http://greatergood.berkeley.edu/article/item/how_parents_can_start_to_reconcile_with_their_kids
- ↑ http://theweek.com/articles/611124/unexpected-benefits-writing-letters
- ↑ http://www.deseretnews.com/article/865606087/Defusing-the-family-feud-Steps-to-repairing-strained-or-broken-relationships.html
- ↑ http://www.deseretnews.com/article/865606087/Defusing-the-family-feud-Steps-to-repairing-strained-or-broken-relationships.html
- ↑ http://www.deseretnews.com/article/865606087/Defusing-the-family-feud-Steps-to-repairing-strained-or-broken-relationships.html
- ↑ http://greatergood.berkeley.edu/article/item/how_parents_can_start_to_reconcile_with_their_kids
- ↑ http://www.today.com/parents/parental-estrangement-silent-epidemic-cut-kids-1C9163139
- ↑ http://www.deseretnews.com/article/865606087/Defusing-the-family-feud-Steps-to-repairing-strained-or-broken-relationships.html
- ↑ https://www.bu.edu/fsao/2012/07/13/when-your-adult-child-doesn%E2%80%99t-want-you/
- ↑ http://greatergood.berkeley.edu/article/item/what_an_apology_must_do/
- ↑ http://www.slate.com/blogs/lexicon_valley/2014/11/20/sorry_not_sorry_non_apology_fauxpology_unpology_and_other_names_for_hollow.html
- ↑ http://www.goodtherapy.org/learn-about-therapy/modes/family-therapy
- ↑ http://well.blogs.nytimes.com/2010/05/03/when-the-ties-that-bind-unravel/?login=email&_r=0
- ↑ http://greatergood.berkeley.edu/article/item/how_parents_can_start_to_reconcile_with_their_kids
- ↑ http://greatergood.berkeley.edu/article/item/growing_pains/
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/karl-a-pillemer-phd/parents-estranged-children_b_7297294.html
- ↑ http://well.blogs.nytimes.com/2010/05/03/when-the-ties-that-bind-unravel/?login=email&_r=0
- ↑ https://www.bu.edu/fsao/2012/07/13/when-your-adult-child-doesn%E2%80%99t-want-you/
- ↑ https://www.bu.edu/fsao/2012/07/13/when-your-adult-child-doesn%E2%80%99t-want-you/
- ↑ https://www.bu.edu/fsao/2012/07/13/when-your-adult-child-doesn%E2%80%99t-want-you/
- ↑ http://www.deseretnews.com/article/865606087/Defusing-the-family-feud-Steps-to-repairing-strained-or-broken-relationships.html
- ↑ http://greatergood.berkeley.edu/article/item/growing_pains/
- ↑ http://www.deseretnews.com/article/865606087/Defusing-the-family-feud-Steps-to-repairing-strained-or-broken-relationships.html
- ↑ http://www.deseretnews.com/article/865606087/Defusing-the-family-feud-Steps-to-repairing-strained-or-broken-relationships.html
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 11.365 kali.
Iklan