PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Kemampuan berinteraksi adalah faktor penting untuk menjalani hidup yang sehat, bahagia, dan menyenangkan. Studi menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara kemampuan berinteraksi dan kesehatan mental. [1] Artikel ini menyediakan saran tentang cara memperbaiki kemampuan Anda dalam berinteraksi

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Memperbaiki Komunikasi Verbal

PDF download Unduh PDF
  1. Jangan bicara terlalu pelan atau terlalu keras. Bicaralah pada volume yang dapat didengar dan tunjukkan kepercayaan diri, tetapi jangan pernah menyerang.
    • Ingatlah untuk menyesuaikan volume suara dengan lingkungan sekitar.
    • Jika memungkinkan, bicaralah dengan volume dan nada yang sama dengan orang yang ada di dekat Anda.
  2. Anda bisa mulai dengan mengatakan sesuatu yang benar secara umum atau universal, bukan sesuatu yang personal karena bagi beberapa orang itu akan terkesan menghina atau ofensif. Misalnya, komentari cuaca atau peristiwa terbaru yang Anda dengar di berita. Anda juga dapat memuji apa yang dipakai lawan bicara atau caranya menata rambut. [2] Obrolan basa-basi juga tidak selalu mudah karena Anda mungkin sulit memikirkan apa yang harus dikatakan. Berikut contohnya:
    • "Topi bagus, beli di mana?"
    • "Kenapa cuaca sekarang kacau begini ya?"
    • "Aku suka pemandangan dari sini."
    • "Kelasnya Pak Joni asyik ‘kan?"
  3. Setelah membicarakan topik umum seperti peristiwa terbaru, cobalah mengangkat topik yang lebih dekat atau berkaitan. Ajukan pertanyaan yang sedikit lebih dalam dari permukaan. Misalnya, pertanyaan sopan tentang keluarga, pekerjaan, atau hobi dapat mengembangkan obrolan dan menjadikannya lebih bermakna. Ingat bahwa obrolan berjalan dua arah. Jadi, jangan bicara terlalu sedikit atau terlalu banyak. Usahakan mengajukan pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang dimulai dengan "Bagaimana", "Mengapa", atau "Apa", bukan pertanyaan yang sudah bisa dijawab hanya dengan "Ya" atau "Tidak". Itu tidak mendorong orang lain untuk bicara lebih banyak. Berikut beberapa cara untuk mengembangkan dan memperdalam obrolan:
    • "Jadi, apa pekerjaanmu?"
    • "Coba ceritakan lagi tentang keluargamu?"
    • "Bagaimana Anda kenal dengan tuan rumah pesta ini?"
    • "Sudah berapa lama kamu latihan/jadi anggota pusat kebugaran ini?"
    • "Ada rencana akhir pekan ini?"
  4. Ketika berinteraksi dengan orang yang belum dikenal baik, ada beberapa topik yang harus dihindari. Secara umum, topik tersebut meliputi subjek kontroversial seperti agama, politik, atau etnis/ras seseorang. Contoh:
    • Meskipun tampaknya pantas saja bertanya tentang pemilihan yang akan datang, menanyakan siapa yang akan dipilih lawan bicara mungkin saja ofensif.
    • Meskipun sepertinya pertanyaan umum tentang agama sah-sah saja, bertanya tentang pandangan gereja tentang seksualitas tertentu mungkin merupakan ide buruk.
  5. Jangan mengakhiri obrolan dengan tiba-tiba dan langsung pergi, tetapi pertahankan sikap sopan. Katakan dengan cara yang manis dan tidak menyinggung bahwa Anda harus pergi dan berikan kesan bahwa Anda menikmati interaksi dengan lawan bicara. [3] Cobalah menutup percakapan dengan pernyataan seperti berikut:
    • "Aku harus pergi dulu, tapi kuharap kita ketemu lagi secepatnya."
    • "Saya punya janji dengan bank hari ini, senang mengobrol dengan Anda."
    • "Sebaiknya aku pergi saja karena aku bisa lihat kamu sibuk. Senang mengobrol sama kamu."
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Memperbaiki Komunikasi Nonverbal

PDF download Unduh PDF
  1. Gestur sering kali menyampaikan pesan lebih kuat daripada kata-kata. [4] Ingat bahwa bahasa tubuh memainkan peran penting dalam interaksi sosial. Perhatikan dan pikirkan pesan yang Anda sampaikan melalui postur, kontak mata, dan ekspresi wajah.
    • Jika Anda menghindari kontak mata, berdiri berjauhan, atau menyilangkan lengan, Anda sepertinya menyatakan keengganan untuk berinteraksi. [5]
    • Tampilkan pose percaya diri, lebih sering tersenyum, lakukan kontak mata dengan lawan bicara, berdiri dengan tegap dan jangan menyilangkan lengan. Dengan begini, Anda akan menciptakan kesan baik di mata lawan bicara.
  2. Perhatikan bahasa tubuh mereka dan pikirkan mengapa interaksi mereka lebih baik. Amati postur, gestur, dan ekspresi wajah mereka, serta cara mereka melakukan kontak mata. Pertimbangkan bagaimana Anda bisa meniru atau memperbaiki bahasa tubuh ketika berbicara dengan orang lain.
    • Tentukan seberapa baik orang-orang yang Anda amati mengenal satu sama lain. Ini penting karena bahasa tubuh antara dua teman dekat yang sedang mengobrol sangat berbeda dengan bahasa tubuh antara dua orang asing walaupun mereka ada dalam situasi biasa.
    • Ingat apa yang Anda lihat dan amati. Catatan mental ini akan memandu dan membantu Anda untuk lebih menyadari bahasa tubuh.
  3. Biasanya, rumah adalah tempat terbaik untuk mempelajari sesuatu yang baru karena Anda tidak akan kikuk di lingkungan yang familier. Anda dapat merekam obrolan dengan keluarga, kemudian memikirkan cara memperbaiki bahasa tubuh. Anda juga dapat melatih gestur nonverbal di depan cermin. Mintalah bantuan anggota keluarga atau teman dekat sebagai salah satu pendekatan efektif karena mereka dapat memberi umpan balik berguna yang mungkin tidak akan diberikan orang lain. Kiat lainnya adalah menarik bahu ke belakang, meluruskan tulang punggung, dan mengangkat dagu hingga sejajar dengan lantai.
    • Bagian terbaik dari latihan di rumah adalah faktor privat dan rendah tekanan.
    • Jangan malu. Anda hanya berhadapan dengan cermin. Cobalah berbagai bahasa tubuh, isyarat, dan gestur.
  4. Senyuman adalah bahasa universal untuk menunjukkan bahwa Anda terbuka kepada orang lain dan untuk membuat orang lain santai. Tersenyum ketika bertemu orang lain akan membuat segala sesuatunya lebih mudah. [6]
  5. Usahakan lebih sering menjalin kontak mata begitu Anda merasa nyaman. Jangan menatap orang lain tepat di matanya, khususnya jika Anda belum nyaman karena itu akan terkesan menjengkelkan. Setiap kali Anda ingin menjalin kontak mata, pandanglah mata seseorang hanya selama 3–5 detik. Makin lama, Anda akan makin mudah melakukannya dengan wajar.
    • Jika posisi Anda betul-betul dekat, pandanglah daun telinga atau titik di antara kedua mata lawan bicara. Ini memang trik pura-pura, tetapi orang tidak dapat membedakannya.
    • Jika Anda gugup melakukan kontak mata, beberapa psikolog sosial menyarankan untuk berlatih dengan orang di TV. Cari acara berita dan cobalah memandang mata pembawa berita tersebut. [7]
  6. Anda akan lebih percaya diri dengan penampilan. Waktu ekstra untuk memastikan Anda tampak dan merasa percaya diri akan membuat situasi sosial lebih mudah dijalani. Perawatan tubuh, pakaian atau sepatu baru yang disukai, dan penampilan terbaik tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan diri, tetapi juga membuat Anda lebih natural saat berinteraksi.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menerapkan di Dunia Nyata

PDF download Unduh PDF
  1. Mengawali obrolan dengan orang tidak dikenal sepertinya tidak terlalu berisiko dan lebih mudah diterima oleh semua orang di lingkungan seperti itu. Ada beberapa situasi yang lebih mudah untuk memulai interaksi sosial. Toko swalayan atau bank adalah tempat terburuk untuk memulai percakapan dengan orang asing (mereka hanya ingin membereskan urusan di sana). Namun, kedai kopi, acara olahraga, dan pusat komunitas merupakan tempat yang bagus untuk mengobrol dengan orang baru.
    • Untuk bertemu orang baru, cobalah bergabung dengan kelompok seperti klub olahraga amatir atau klub buku. Pusat kebugaran juga merupakan ide bagus.
  2. Tanyakan kabar barista . Ucapkan terima kasih kepada tukang pos yang lewat, atau tanyakan bagaimana akhir pekan rekan kerja. Anda tidak perlu langsung masuk dalam obrolan dalam, invasif, dan melelahkan. Mulailah dari obrolan kecil. Ingat, tidak ada kerugian menyapa orang. Anda mungkin tidak akan pernah bertemu mereka lagi, dan basa-basi seperti ini adalah latihan terbaik untuk memulai. [8]
  3. Dekati dia dengan bahasa tubuh terbuka dan ketertarikan untuk mengenalnya. Biasanya, ini akan menciptakan kesempatan bagus untuk memulai obrolan bermakna.
    • Tampilkan kepercayaan diri ketika mendekati seseorang. Jika Anda terlalu gugup, calon lawan bicara mungkin akan ikut gugup.
    • Ingatlah untuk menyingkirkan ponsel. Mengecek ponsel saat mengobrol akan membuat lawan bicara jengkel, dan membuat dia berpikir bahwa Anda lebih tertarik dengan ponsel daripada mengobrol dengannya.
  4. Jika interaksi berlangsung dengan baik, ingat apa yang sudah Anda lakukan dan ulangi pada kesempatan lain. Jika interaksi tidak berjalan dengan baik, evaluasi situasi tersebut untuk menentukan tindakan atau kata-kata Anda yang tidak membuat lawan bicara terkesan.
    • Apakah Anda mendekati orang yang tampaknya sedang sibuk atau yang menunjukkan bahasa tubuh tertutup?
    • Apakah bahasa tubuh Anda terbuka dan mengundang?
    • Apakah Anda mengawali percakapan dengan topik yang pantas?
  5. Kemampuan Anda dalam berinteraksi akan lebih baik dengan latihan. Makin sering Anda berkomunikasi dan berinteraksi, makin bagus kemampuan Anda.
    • Jangan berkecil hati dengan interaksi negatif. Biasanya, insiden seperti itu bukan salah Anda.
  6. Kelompok dukungan merupakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk belajar bercakap-cakap dengan orang lain. Anda bukan satu-satunya orang yang ingin memperbaiki kepandaian dalam berinteraksi dan bercakap-cakap. Mengapa tidak berlatih dengan orang lain yang memiliki masalah yang sama? Fakta bahwa Anda ingin memperbaiki kemampuan berinteraksi membuktikan bahwa Anda adalah orang baik dan terbuka yang ingin memperbaiki diri. Libatkan diri dengan sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama untuk membantu Anda berkembang. [9]
    Iklan

Tips

  • Untuk orang-orang yang menderita kecemasan sosial dan masalah kesehatan mental lain yang menyulitkan mereka bicara dengan orang lain, studi terbaru menunjukkan bahwa terapi kelompok yang difokuskan pada latihan interaksi sosial dapat memberi dampak positif. [10]
  • Jika Anda didiagnosis menderita kecemasan sosial, pertimbangkan untuk mencari terapi kelompok. [11]
  • Usahakan untuk tampak memperhatikan sambil mempertahankan sikap hormat dan sopan. Seulas senyum juga tidak ada ruginya.
  • Ajak orang lain untuk mengobrol dengan Anda dalam kelompok. Orang akan melihat perubahan dalam sikap Anda dan mulai menghargai Anda.
  • Pertahankan kesopanan selalu, dan percayalah bahwa interaksi yang penuh respek dapat mengajarkan banyak hal bila Anda berusaha jadi contoh bagi orang lain.
  • Jangan pernah lupa bahwa pengalaman adalah guru terbaik!
Iklan

Peringatan

  • Minum alkohol atau mengonsumsi narkoba mungkin dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam jangka pendek, tetapi tidak akan memperbaiki kemampuan berinteraksi dalam jangka panjang.
  • Hati-hati dengan kontak fisik dalam interaksi sosial. Ada beberapa orang yang terbuka dengan sentuhan dan kontak fisik. Akan tetapi, banyak yang menganggapnya tidak pantas atau bahkan ofensif. Jalin keakraban terlebih dahulu, dan setelah itu baru Anda bisa menepuk bahunya atau melakukan high five .
  • Interaksi sangat tergantung budaya. Ingat bahwa apa yang pantas di masyarakat barat mungkin tidak diterima di belahan dunia lain, khususnya di negara berkembang yang masyarakatnya cenderung konservatif dan memiliki norma berbeda.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 4.488 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan