Unduh PDF Unduh PDF

Kehidupan ini penuh dengan rintangan dan masalah sering kali membuat Anda lelah. Walaupun kita tidak bisa mengendalikan apa yang akan terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kita mampu mengendalikan cara menanggapinya. Anda bisa menjadi pribadi yang berpandangan positif! Dengan melakukan refleksi diri dan mengubah diri sendiri, Anda bisa belajar memberikan tanggapan positif dan memperbaiki pandangan Anda tentang kehidupan.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mengubah Pandangan Anda tentang Diri Sendiri

Unduh PDF
  1. Mungkin secara tidak sadar, selama ini Anda menyabot diri sendiri dengan berpikir negatif. Mulailah menyadari pikiran negatif dan apa pengaruhnya terhadap kehidupan Anda. Pikiran negatif biasanya muncul dalam beberapa kategori berikut:
    • Menyaring: mengabaikan aspek positif dan memperhatikan aspek negatif.
    • Polarisasi: selalu menilai baik dan buruk tanpa melihat kemungkinan lain di antara keduanya.
    • Membesar-besarkan masalah: membayangkan skenario terburuk. [1]
  2. Anda bisa mengubah pola pikir dengan sedikit berlatih. Mulailah dengan menerapkan satu aturan mudah: Jangan mengatakan apa pun kepada diri sendiri yang tidak akan Anda katakan tentang teman Anda. Bersikaplah baik kepada diri sendiri. Berikan semangat kepada diri sendiri seperti Anda menyemangati teman baik. [2]
  3. Pandangan yang mengatakan bahwa “ada orang-orang yang mampu berpikir positif dengan sendirinya dan orang yang lainnya bersikap negatif karena sifat inheren” ternyata keliru. Sesungguhnya, Anda perlu berlatih agar bisa bersikap optimis. Biasakan melihat sisi baik dalam hal apa pun. Alih-alih berpikir, “Aku belum pernah melakukan kegiatan ini”, katakan kepada diri sendiri, “Ini adalah kesempatan mempelajari hal-hal baru.” [3]
  4. Suara hati kita terkadang mengkritik atau meragukan diri sendiri. Suara ini mengatakan bahwa kita tidak cukup baik, kurang berbakat, atau tidak layak dicintai. Pikiran tersebut bertujuan melindungi Anda dari kegagalan atau sakit hati, tetapi pada kenyataannya, semuanya tidak bermanfaat selain menghalangi Anda. [4] Ketika Anda mulai mengkritik diri sendiri, ajukan pertanyaan berikut:
    • Apakah pikiran ini benar?
    • Mungkinkah pikiran ini ternyata tidak benar? Mampukah aku mengakui bahwa pikiran ini mungkin tidak benar?
    • Bisakah aku membayangkan kemungkinan bahwa aku cukup baik, cukup berbakat, dan layak dicintai?
  5. Jika rasa bersalah, penderitaan, atau kekecewaan karena kejadian di masa lalu membuat Anda merasa putus asa, berusahalah melepaskan emosi tersebut.
    • Ambillah keputusan untuk mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. Tulislah dan/atau ucapkan keras-keras apa yang Anda tulis.
    • Ekspresikan penderitaan Anda dan putuskan untuk bertanggung jawab atas pengalaman Anda. Jika Anda ingin mengatakan sesuatu kepada seseorang, katakan, meskipun Anda hanya ingin mengatakan, “Aku minta maaf.”
    • Maafkan diri sendiri dan orang lain . Ingatlah bahwa tidak ada orang yang sempurna. Setiap orang bisa berbuat salah dan layak mendapat kesempatan untuk memperbaikinya (termasuk Anda). [5]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengubah Pandangan

Unduh PDF
  1. Kehidupan ini tidak sempurna. Menuntut kesempurnaan berarti Anda akan selalu gagal. Untuk mengatasi sikap perfeksionis, mulailah dengan menyesuaikan standar. Apakah Anda menggunakan standar yang lebih tinggi untuk diri sendiri daripada standar yang Anda gunakan untuk orang lain? Apa yang Anda inginkan dari orang lain jika ia berada di posisi Anda? Jika Anda senang dengan cara seseorang menyelesaikan tugas, berikan pengakuan positif juga kepada diri sendiri. [6]
  2. Pilihlah aktivitas yang bukan keahlian Anda, misalnya memanjat tebing, bermain pingpong, atau melukis . Berikan kesempatan kepada diri sendiri untuk melakukan kegiatan tersebut dengan hasil yang buruk. Temukan kesenangan melalui aktivitas yang bukan keterampilan atau bakat Anda agar membuka peluang baru, membebaskan Anda dari sikap perfeksionis, dan memperbaiki pandangan Anda tentang kehidupan. [7]
  3. Berikan waktu kepada diri sendiri untuk bernapas. Jangan memaksakan diri. Berfokuslah pada apa yang sedang Anda alami, bukan pada apa yang orang lain pikirkan. Nikmati makanan yang sedang Anda santap. Lihatlah pemandangan di luar melalui jendela. Ketika kita mau menjalani hidup di saat ini , kita akan mengalami momen yang semakin indah. [8]
  4. Mungkin hidup Anda banyak diatur oleh apa yang “sebaiknya” dan “seharusnya”. Aturan ini bisa menimbulkan rasa bersalah, cemas, atau dinilai. Apabila aturan ini Anda terapkan untuk diri sendiri, Anda menutup diri dari hal-hal yang menyenangkan. Jika diterapkan kepada orang lain, Anda akan menjadi perundung atau pecundang. Lupakan saja aturan yang tidak bermanfaat untuk Anda. [9]
  5. Berikan kesempatan kepada diri sendiri untuk tertawa dan bersenang-senang. Agar bisa mengatasi setiap masalah, jangan bersikap terlalu serius menghadapi apa pun. Humor membuat momen menyenangkan terasa lebih baik atau membuat Anda lebih kuat menanggung kesedihan yang menimbulkan stres. [10]
    • Ceritakan lelucon.
    • Carilah kesibukan.
    • Temukan hal-hal yang lucu dalam kehidupan sehari-hari.
  6. Sering kali, kita menjalani hidup untuk mencari hal-hal yang sudah kita miliki. Kita mengejar mimpi atau gengsi, padahal yang kita butuhkan hanyalah kenyamanan dan penerimaan. Alih-alih terus memikirkan apa yang Anda inginkan, sediakan waktu untuk menghargai apa yang sudah Anda miliki. Pikirkan kesehatan yang baik, keberhasilan akhir-akhir ini, atau kenyataan bahwa Anda masih diberi kesempatan hidup pagi ini. [11]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menjalin Hubungan yang Lebih Berkualitas

Unduh PDF
  1. Pastikan hanya orang-orang positif, suportif, dan bisa diandalkan yang ada dalam kehidupan Anda. [12] Jauhi orang-orang yang suka bergosip, mengeluh, atau menciptakan konflik. Carilah kesempatan bersosialisasi yang positif dalam komunitas, misalnya bergabung dalam kelas yoga atau kelompok pecinta alam.
  2. Keyakinan bahwa Anda tahu apa yang akan terjadi membuat Anda berhenti mengamati apa yang sebenarnya sedang terjadi. Akibatnya, Anda bertindak hanya berdasarkan pikiran Anda sendiri, bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya. Keyakinan bahwa Anda tahu apa yang orang lain pikirkan membuat Anda berhenti mendengarkannya. Hal ini menimbulkan banyak penderitaan dan pertengkaran yang tidak semestinya. Alih-alih langsung menilai, berusahalah mendengarkan secara aktif dan melakukan observasi. [13]
  3. Sering kali, kita melakukan tindakan yang membuat perasaan kita kebal untuk menghindari kesedihan. Namun, kesedihan bisa membuat kita merasa lebih hidup. Bahkan, kesedihan membawa efek pemulihan yang dalam sehingga kita lebih mampu merasakan kebahagiaan. [14] Perhatikan perasaan negatif yang muncul lalu belajarlah menerima perasaan ini melalui tulisan atau berbicara dengan seseorang.
  4. Ada pepatah Polandia yang mengatakan, “Bukan monyetku, bukan sirkusku”. Pepatah ini mengingatkan kita agar tidak melibatkan diri dalam masalah orang lain. Masalah dan konflik bisa sangat merusak suasana hati Anda.
    • Jangan ikut campur dalam konflik orang lain.
    • Hindari gosip! Jangan membicarakan keburukan orang lain di belakangnya. [15]
    • Jangan biarkan orang lain mengajak Anda bertengkar atau menekan Anda agar berpihak.
  5. Hargailah orang lain dan lakukan interaksi positif yang menyenangkan. Selain membuat Anda merasa lebih baik, cara ini membantu Anda menarik orang-orang positif. Para ilmuwan sudah membuktikan bahwa ketika kita berusaha bersikap positif (walaupun sedang merasa tidak senang), kita akan langsung merasa senang. [16]
    Iklan

Tips

  • Jagalah kesehatan tubuh Anda. Tubuh yang sehat membantu Anda mengatasi stres dengan baik sehingga Anda memiliki pikiran yang sehat! [17]
  • Libatkan diri dalam komunitas, misalnya di gereja, kelompok yoga, atau dengan para penjahit. Carilah peluang di sekolah atau di lingkungan terdekat agar Anda bisa berteman dengan banyak orang.
  • Jika Anda cenderung mengalami depresi, berkonsultasilah dengan konselor atau dokter agar mendapatkan terapi yang tepat.
Iklan

Peringatan

  • Bunuh diri bukanlah solusi.
  • Jangan bertengkar dengan orang-orang yang bersikap buruk kepada Anda. Jauhi mereka atau hadapi mereka dengan tenang dan bersikap dewasa.
  • Jika Anda mengalami stres berat sehingga sulit dikendalikan, teleponlah seseorang yang bisa membantu, misalnya petugasan layanan konsultasi di gereja atau kelompok pendukung.
  • Jika Anda mengalami kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual, segera minta bantuan! Anda berhak berbicara dan tidak seorang pun boleh melakukan kekerasan.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.349 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan