PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Jika salah satu orang terdekat baru saja mengalami peristiwa yang berat dan menyedihkan, pahamilah bahwa satu-satunya hal yang perlu Anda lakukan adalah menemaninya tanpa menambah bebannya. Artikel ini mengajarkan berbagai kiat untuk merangkul seseorang yang sedang bersedih, menjadi pendengar yang baik, dan membantunya mengalihkan pikiran dari hal-hal yang negatif serta melanjutkan hidup ke arah yang lebih baik.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mendekatinya

PDF download Unduh PDF
  1. Ingat, orang yang sedang berduka perlu memproses kesedihannya dengan cara dan temponya sendiri. Terkadang, orang-orang hanya membutuhkan bahu untuk bersandar dan telinga untuk mendengarkan. Lagi pula, kemungkinan besar dia perlu memproses banyak hal tanpa diganggu oleh siapa pun, tergantung peristiwa apa yang membuatnya kesal. Jika teman Anda membutuhkan ruang dan waktu untuk menyendiri, sediakan itu dan jangan membuatnya merasa sedang diburu oleh waktu.
    • Setelah beberapa saat, kembalilah menghubunginya. Tidak perlu memulainya dengan berkata, “ Aduh , aku baru dengar apa yang terjadi! Aku ke sana sekarang, ya." Alih-alih, cukup katakan, “Aku turut bersedih, ya." [1]
    • Jangan membebani teman Anda. Cukup tunjukkan bahwa Anda akan selalu ada kapan pun dia ingin bercerita atau membutuhkan bantuan.
  2. Jika teman Anda sulit dihubungi atau kurang komunikatif, cobalah memberikan hadiah sederhana untuk menunjukkan rasa simpati Anda dan mendorongnya untuk lebih membuka diri.
    • Sebelum mencoba berbicara dengannya atau mencari tahu masalah yang menimpanya, tidak ada salahnya mengirimkan kartu ucapan, sebuket bunga, atau “hadiah” sederhana lain untuk menunjukkan rasa simpati Anda. Selain itu, Anda pun bisa memberikan sekerat bir atau satu buah CD berisi lagu-lagu favoritnya, lho !
    • Bantu teman Anda, sesederhana apa pun itu. Sekadar membelikan minuman bersoda, menyediakan tisu, atau memberikan ruang untuk duduk dengan nyaman pun dapat memberikan dampak positif yang signifikan, lho !
  3. Ketika seseorang merasa kesal, sering kali dia merasa enggan meminta pertolongan orang lain, terutama jika penyebab kekesalannya tergolong serius. Jika orang terdekat Anda baru saja mengalami peristiwa yang menyedihkan, seperti putus cinta atau kematian orang tersayangnya, kemungkinan besar Anda akan kesulitan menghubunginya. Meski situasinya demikian, tetaplah berusaha sekeras dan sekreatif mungkin untuk mendorongnya bercerita.
    • Cobalah mengiriminya pesan teks, jika dia tidak bersedia mengangkat telepon Anda. Selain lebih mudah direspons, teman Anda tidak perlu merasa terbebani karena tidak harus melakukan komunikasi tatap muka dengan Anda.
    • Meski hal-hal yang membuatnya kesal sangat sederhana, seperti kakinya tergores atau klub olahraga kesayangannya kalah, dia tetap mungkin mengasingkan dirinya dari orang lain. Oleh karena itu, tetaplah merangkulnya.
  4. Terkadang, satu-satunya hal yang perlu Anda lakukan untuk orang terdekat yang sedang berduka adalah berada di sisinya. Percayalah, menderita sendirian dapat menjadi bagian yang paling menyulitkan dari proses menyikapi kedukaan. Oleh karena itu, tunjukkan bahwa Anda akan selalu ada jika dia sudah siap untuk bercerita dan membuka diri.
    • Dalam beberapa kasus, kontak fisik sederhana dapat bermakna jauh lebih besar daripada obrolan yang hangat. Oleh karena itu, jangan ragu mengelus punggungnya, memeluknya, atau sekadar menggenggam tangannya agar dia merasa lebih nyaman.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mendengarkannya dengan Baik

PDF download Unduh PDF
  1. Ajukan beberapa pertanyaan untuk mendorong teman Anda bercerita dan membuka diri mengenai peristiwa yang terjadi. Jika Anda sudah mengetahui masalahnya, tidak ada salahnya mengajukan pertanyaan yang lebih spesifik. Namun jika tidak, cukup tanyakan, “Mau cerita, nggak ?" atau "Memangnya ada apa, sih?"
    • Jangan memaksanya. Terkadang, sekadar duduk di sampingnya dalam diam pun ampuh mendorong teman Anda untuk bercerita jika sudah merasa siap. Jika teman Anda merasa belum siap, jangan memaksanya!
    • Beberapa hari setelahnya, cobalah kembali menghubunginya. Misalnya, Anda bisa mengajaknya makan siang dan kembali bertanya, “Bagaimana kabarmu?" Seharusnya, dia akan merasa lebih nyaman untuk membuka diri pada tahap itu.
  2. Dengarkan ceritanya baik-baik . Jika dia mulai bercerita, berhentilah berbicara dan fokuskan perhatian sepenuhnya kepadanya. Dengan kata lain, jangan mengatakan apa pun, jangan menyela kata-katanya, jangan mencoba bersimpati, dan jangan pula menceritakan pengalaman pribadi Anda yang berhubungan dengan kedukaannya. Cukup duduklah dalam diam di sampingnya, dan biarkan dia bercerita. Percayalah, itulah yang paling dia butuhkan ketika sedang berduka.
    • Lakukan kontak mata dengannya. Berikan tatapan yang penuh simpati, jauhkan ponsel Anda, matikan televisi yang ada di hadapan Anda berdua, dan abaikan hal lain yang ada di dalam ruangan. Berfokuslah sepenuhnya pada kata-katanya.
    • Anggukkan kepala untuk mengafirmasi kata-katanya, dan gunakan bahasa tubuh nonverbal lain untuk menunjukkan bahwa Anda mendengarkannya dengan baik. Embuskan napas pada bagian yang menyedihkan, tersenyumlah pada bagian yang konyol atau menyenangkan. Jadilah pendengar yang baik.
  3. Jika tempo bicara teman Anda mulai melambat, salah satu cara untuk membuatnya tetap berbicara adalah dengan merangkum kata-katanya dengan bahasa Anda sendiri. Terkadang, mendengarkan masalahnya dari mulut orang lain dapat mempercepat proses pemulihan seseorang, lho ! Jika teman Anda baru saja mengakhiri hubungan dengan pasangannya dan terus-menerus menyinggung kesalahan mantan pasangan, cobalah berkata, “Sepertinya dia memang nggak terlalu berkomitmen deh , sejak awal." Bantu dia mengisi informasi yang masih kosong untuk mempercepat proses pemulihannya.
    • Anda juga bisa melakukannya jika kurang memahami maksud kata-katanya. Misalnya, cobalah berkata, " Coba aku ulangi, ya: kamu marah sama adikmu karena dia meminjam buku astronomimu tanpa izin?"
    • Jangan pernah meremehkan masalahnya, sesederhana apa pun kelihatannya. Percayalah, masalah yang dia alami dapat jauh lebih besar dari yang Anda bayangkan.
    • Jangan berpura-pura memahami perasaannya jika Anda tidak pernah berada di posisinya.
  4. Banyak orang, terutama pria, melakukan kesalahan dengan mencoba memberikan solusi alih-alih sekadar menjadi pendengar yang baik. Jika teman Anda tidak memberikan permintaan yang spesifik seperti, “Menurutmu aku harus ngapain ?” jangan pernah mencoba memberikan solusi. Ingat, tidak ada solusi yang mudah untuk mengatasi kedukaan. Oleh karena itu, jangan mencoba memberikannya. Alih-alih, cukup temani dia dan dengarkan ceritanya. [2]
    • Metode ini terutama harus Anda ingat jika sedang berbicara dengan seorang teman yang melakukan kesalahan. Percayalah, teman Anda tidak perlu diingatkan bahwa dia seharusnya belajar alih-alih bermain gim sebelum ujian!
    • Jika ingin memberikan nasihat, bertanyalah terlebih dahulu, “Kamu cuma kepingin didengar atau butuh nasihat?" Hargai apa pun responsnya.
  5. Setelah beberapa saat berlalu, dorong dia untuk mengubah arah pembicaraan, terutama ketika dia mulai terdengar mengulangi topik yang sama. Dorong dia agar menemukan sisi yang positif dari hal-hal yang dialaminya, atau cobalah mengalihkan topik agar fokusnya pun teralihkan.
    • Misalnya, cobalah menceritakan kegiatan yang akan Anda lakukan setelah ini. Secara bertahap, ajak dia membicarakan topik yang baru. Jika Anda berdua sedang membicarakan pengalaman putus cintanya di luar gedung sekolah, cobalah bertanya, “Kamu lapar, nggak ? Mau makan siang di mana, nih ?"
    • Cepat atau lambat, teman Anda akan mulai kehabisan topik. Jika topiknya mulai terasa tidak produktif, jangan membiarkannya terus-menerus berputar di topik yang sama. Alih-alih, dorong dia untuk menceritakan dan memfokuskan energinya pada hal yang lain.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Membuatnya Tetap Sibuk

PDF download Unduh PDF
  1. Hentikan kemarahan atau kedukaannya dengan mengajaknya melakukan berbagai aktivitas yang menghibur! Ingat, yang terpenting bukanlah jenis aktivitasnya, melainkan seberapa besar efektivitas aktivitas tersebut untuk membuat teman Anda tetap sibuk.
    • Misalnya, ajak dia berjalan-jalan mengitari mal dan/atau berbelanja, atau sekadar berjalan kaki mengelilingi kompleks untuk menghirup udara segar dan memanjakan mata dengan pemandangan yang baru.
    • Ajak dia membuang energi yang negatif. Namun, pastikan Anda tidak menggunakan cara-cara yang negatif seperti mengonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol, atau merokok, ya! Jika ingin menggiring teman Anda ke arah yang lebih baik, bertindaklah dengan logis dan beralasan.
  2. Sejatinya, olahraga ampuh melepaskan hormon endorfin ke otak yang mampu menenangkan dan mengembalikan kewarasan pikiran seseorang. [3] Jika bisa mengajaknya melakukan olahraga fisik, jangan ragu melakukannya untuk memperbaiki suasana hatinya dengan cara yang positif dan menyehatkan.
    • Cobalah mengajaknya melakukan olahraga meditatif seperti peregangan ringan atau bahkan yoga.
    • Untuk mengalihkan pikirannya, lakukan olahraga yang menghibur seperti bermain di pekarangan rumah, bersepeda, atau berjalan-jalan sore.
    • Jika teman Anda merasa marah atau frustrasi, cobalah mengajaknya melakukan olahraga fisik yang berintensitas tinggi, seperti mengangkat beban atau memukul samsak di pusat kebugaran terdekat.
  3. Jika teman Anda terus-menerus dirundung kedukaan, bawa dia ke arah yang berlawanan! Misalnya, Anda bisa mengajaknya berbelanja di mal atau berenang lalu menyantap es krim nan segar setelahnya. Anda berdua menggemari film-film Disney? Mengapa tidak mengajaknya menonton film Disney secara maraton sambil menyantap semangkuk berondong jagung dan menceritakan sosok idaman satu sama lain? Ajak dia melakukan kegiatan yang ringan, menghibur, dan mampu mengalihkan perhatiannya dari hal-hal yang menyedihkan. [4]
    • Jika ingin, Anda juga bisa mengajaknya menonton film yang konyol atau pertunjukan komedi tunggal untuk mengembalikan kepositifan pikirannya. [5]
  4. Ketika suasana hati orang terdekat sedang sangat buruk, cobalah mengajaknya makan es krim atau bersantap di restoran favorit Anda. Terkadang, kedukaan dapat membuat seseorang kehilangan nafsu makan dan lupa menyantap sesuatu. Alhasil, gula darahnya akan menurun dan kondisinya pun akan semakin memburuk. Percayalah, cemilan seringan apa pun pasti mampu sedikit memperbaiki suasana hatinya!
    • Jika ingin, Anda juga bisa mengirimkan makanan ke rumahnya. Misalnya, masak sepanci sup dan antarkan ke rumahnya sehingga dia tidak perlu kerepotan mencari makanan untuk disantap. [6]
  5. Jika teman Anda baru saja mengalami peristiwa yang sangat buruk, mungkinkah dia bisa tetap berkonsentrasi saat melakukan presentasi di kantor atau menyimak materi di dalam kelas? Oleh karena itu, jika diperlukan, mintalah dia beristirahat selama beberapa hari untuk menjernihkan pikiran, alih-alih memaksakan tubuhnya untuk menjalani rutinitas seperti biasa.
    • Dalam beberapa kasus, ada pula orang-orang yang lebih suka menyibukkan diri dengan pekerjaan atau rutinitas sehari-hari lain demi mempercepat pemulihannya. Tunjukkan bahwa dia memiliki pilihan, tetapi tegaskan bahwa keputusan terakhir akan tetap berada di tangannya.
    Iklan

Tips

  • Jika dia terlihat menyakiti dirinya atau ingin mengakhiri hidupnya, mintalah dia mencari bantuan dengan menghubungi hotline atau layanan darurat khusus yang mengakomodasi masyarakat dengan keinginan bunuh diri. [7]
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 2.333 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan