PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Melakukan percakapan yang tidak canggung dengan sang pujaan hati tentunya bisa dilakukan dan menyenangkan. Saking menyenangkannya, percakapan yang dilakukan memungkinkanmu untuk berjalan-jalan atau berkencan dengannya. Pelajari cara berbicara dengan sang pujaan hati seperti ketika kamu berbicara dengan sahabatmu, membuat komentar menyenangkan, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana dan tak terduga yang mendorong munculnya hubungan yang mengasyikkan. Meskipun rasa canggung tiba-tiba muncul, obrolan yang menyenangkan bisa membuatnya ingin lebih sering atau banyak mengobrol denganmu.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mempersiapkan Diri Sebelum Memulai Percakapan

PDF download Unduh PDF
  1. Rasa canggung dapat dihindari jika kamu bisa menemukan waktu yang tepat untuk berbicara kepada sang pujaan hati. Waktu yang tepat untuk memulai percakapan, di antaranya, adalah sebelum kelas berlangsung, jam istirahat makan siang, jam pulang sekolah atau seusai acara tertentu. Manfaatkan waktu-waktu tersebut untuk memulai percakapan dengannya. Beberapa tempat yang tepat untuk memulai percakapan dengannya, di antaranya, adalah halte bis, tempat transit bis atau kendaraan umum lainnya, kantin sekolah, pesta atau acara dansa, atau acara perkumpulan.
    • Pastikan kamu memiliki cukup waktu untuk mengobrol (minimal beberapa menit). Ada beberapa waktu yang dianggap terlalu singkat untuk mengobrol. Salah satu contoh waktu yang kurang tepat untuk mengobrol dengan seseorang adalah menjelang kelas dimulai. Waktu tersebut mungkin bukan waktu yang tepat untuk mencoba memulai percakapan karena ucapanmu akan terpotong dan kamu akan merasa konyol karena memulai percakapan pada momen tersebut.
    • Cobalah untuk tidak memulai percakapan ketika mengantre atau berpapasan.
    • Pikirkan cara agar jadwalmu bisa berbarengan dengan jadwalnya. Rencanakan untuk memulai percakapan ketika kamu berdua sedang memiliki waktu luang.
    • Apakah ada acara yang akan diadakan? Cari tahu apakah ada acara dansa, pesta, atau acara sekolah yang akan diadakan agar kamu bisa mengunjunginya dan memulai percakapan dengan sang pujaan hati di acara tersebut.
  2. Obrolan akan terasa canggung jika seseorang bersikap sangat kaku kepada lawan bicaranya, seolah-olah ia memperlakukan lawan bicaranya seperti orang asing. Sebaliknya, perlakukan ia seolah-olah kamu telah mengenalnya dengan baik. Meskipun kamu memang belum mengenalnya dengan baik, kamu perlu berbicara kepadanya dengan nada bicara yang ramah dan hangat. [1] Kamu juga bisa memulai percakapan dengan perkenalan sambil menggunakan nada suara yang ramah dan hangat dengan mengatakan (misalnya), “Hai! Aku tidak tahu kalau kita sebenarnya pernah bertemu. Namaku Tarra. Apa kabar?”
    • Ketika mengobrol dengan teman-teman, cobalah perhatikan nada bicaramu, gestur tangan yang ditunjukkan, dan ekspresi wajah yang digunakan. Ketika berbicara dengan si pujaan hati, cobalah bersikap senyaman dan senatural mungkin seperti ketika kamu berbicara dengan teman-temanmu.
    • Jangan bersikap sok kenal kepadanya, seolah-olah kamu sudah mengenalnya atau mengetahui berbagai hal tentangnya. Sebagai contoh, jangan katakan, “Hei! Bagaimana kejadiannya?”
  3. Jika kamu mengetahui hal-hal yang ia minati, kehidupannya, teman-temannya, hal-hal kesukaannya, dan lain-lain, gunakan pengetahuanmu sebagai keuntungan. Kamu tidak harus berfokus secara khusus kepada hal-hal tersebut ketika mengobrol dengannya, tetapi kamu bisa membicarakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal yang ia minati. Sebagai contoh, jika kamu tahu bahwa ia menyukai pantai, kamu bisa mengobrol tentang kegiatan berselancar yang sempat kamu lakukan. Kamu juga tidak perlu menyebutkan bahwa kamu tahu ia menyukai pantai. Cukup bicarakan tentang pantai seperti halnya ketika kamu mengobrol dengan temanmu yang menyukai pantai.
    • Percakapan bisa terasa canggung ketika kamu berpura-pura mengetahui lebih dalam mengenainya daripada yang sebenarnya. Rasa canggung juga bisa muncul ketika kamu bersikap seolah-olah tidak mengetahui apa pun tentangnya (meskipun pada kenyataannya kamu mengetahui beberapa hal tentangnya).
  4. Ini dapat menjadi cara yang mudah untuk merasa percaya diri dan mencegah rasa canggung. Belilah satu bungkus permen karet tanpa gula yang mengandung xylitol untuk dibawa ke sekolah atau ke mana pun kamu akan bertemu dengannya. Permen karet tanpa gula akan mendorong mulut untuk memproduksi ludah sehingga napasmu menjadi lebih segar. Kamu pun akan lebih mudah untuk berbicara. Kunyah permen karet selama lima menit setelah makan dan beberapa menit sebelum kamu berbicara dengannya. [2]
    • Jika kamu akan pergi berdansa atau ke acara lainnya yang memungkinkanmu untuk berada sangat dekat dengannya, kamu bisa menggunakan obat kumur setelah menggosok gigi untuk menyegarkan napasmu.
    • Hindari konsumsi makanan yang dapat membuat napasmu bau, seperti bawang bombai dan bawang putih.
    • Minumlah air. Dengan begini, sisa makanan dan bakteri yang menyebabkan bau napas dapat terangkat dari mulut. [3]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Memulai dan Menjalani Percakapan

PDF download Unduh PDF
  1. Gunakan komentar sebagai pemecah kekakuan untuk memulai percakapan. Lihat dan perhatikan apa yang ada di sekitarmu. Apakah ada hal lucu atau menarik yang kamu perhatikan? Sebagai contoh, jika waktu makan siang telah tiba sementara kantin sekolah belum buka, kamu bisa mengatakan, “Apakah mereka akan memberikan kita air minum sambil menunggu kantin buka, atau justru membiarkan kita mati kelaparan?” Jika kamu ingin mengatakan hal yang sederhana, cobalah buat agar ucapanmu terdengar lucu. Bahkan ketika kamu merasa tidak menjadi sosok yang lucu, kamu tetap bisa menjadi sosok yang mengasyikkan. Karakter seperti itu dipandang sangat menarik, baik bagi pria maupun perempuan. [4] Selain itu, karakter mengasyikkan seperti itu akan membuat percakapan terasa menyenangkan dan menjaga agar suasana hati tetap ceria.
    • Jangan khawatir. Komentar-komentar pertama yang kamu katakan kepada si pujaat hati tidak akan langsung membuat percakapan terasa mulus (tetapi juga tidak merusaknya). Hal yang penting untuk dilakukan adalah memulai percakapan. Oleh karena itu, jangan khawatir jika percakapan belum terasa mulus, dan cobalah fokuskan diri untuk tetap melanjutkan percakapan dengannya.
  2. Setelah kamu mengucapkan kalimat pembuka percakapan, beralihlah ke hal-hal yang bisa dibicarakan lebih lanjut. Kamu bisa menanyakan kabarnya jika kamu sudah mengenalnya sebelumnya, atau jika kamu mengambil kelas yang sama dengannya. Ada baiknya kamu mengenali satu sama lain dengan berbicara mengenai hal-hal yang sama-sama diminati. Dengan begini, percakapan tidak akan terasa canggung. Selain itu, kamu juga bisa lebih memahaminya melalui hal yang sama-sama kamu sukai/jalani. Sebagai contoh, jika kamu mengambil kelas yang sama dengannya (atau satu kelas dengannya), kamu bisa mengatakan, “Bagaimana persiapanmu menghadapi ujian tengah semester?”
    • Kamu tidak perlu mengatakan bahwa kamu mengambil kelas yang sama dengannya, kecuali kamu tidak yakin bahwa ia mengetahuinya (atau menyadarinya). Jika kamu ingin mengingatkannya, lakukan tanpa mengatakannya secara terang-terangan. Kamu bisa mengatakan (misalnya), “Untuk mata kuliah bahasa Inggris, apa persiapanmu untuk menghadapi ujian tengah semester?” Bukan hal yang aneh jika kamu mengetahui bahwa kamu mengikuti kelas yang sama dengannya. Jika ia tidak tahu (atau menyadari) bahwa kamu berada di kelas yang sama dengannya, ia akan terkejut ketika kamu mengatakan “mata kuliah bahasa Inggris” dan mungkin meminta maaf karena tidak mengetahui/menyadari bahwa kamu pun mengikuti kelas yang sama.
  3. Topik pembicaraan bisa berakhir dengan mudah sehingga ada baiknya kamu menyiapkan pertanyaan sederhana dan terbuka untuk sang pujaan hati. Kamu bisa menceritakan tentang hal yang kamu lakukan atau ketahui, kemudian meminta pendapatnya tentang hal tersebut. Pertanyaan yang diajukan juga bisa berkaitan dengan tempatmu berada saat ini atau apa yang kamu lakukan. Sebagai contoh, jika kamu sedang menikmati apel pada jam makan siang, kamu bisa berkata, “Menurutku, apel Granny Smith adalah apel paling enak di dunia. Bagaimana denganmu? Apa jenis apel yang paling enak?” [5] Sekali lagi, bersikap menyenangkan merupakan cara yang tepat untuk membuat percakapan menjadi tidak canggung dan mengasyikkan, terutama ketika kamu mengobrol tentang hal-hal sederhana dan baru memulai percakapan.
    • Jangan tanyakan hal-hal yang terlalu kontroversial. Jauhi topik-topik panas seperti politik atau agama. [6]
  4. Cobalah buat hubungan unik antara topik obrolan dengan lawan bicaramu. [7] Kamu bisa mengajukan pertanyaan yang tidak biasa, tetapi tetap menarik. Sebagai contoh, kamu bisa bertanya, “Apakah ada selebritas yang orang lain atau kamu rasa mirip denganmu?” Pertanyaan seperti ini biasa membuatnya tertawa. Setelah ia memberi tahu selebritas yang menurutnya atau orang lain mirip dengannya, kamu bisa menyetujui jawaban tersebut atau tidak. Kamu juga bisa memberitahunya selebritas yang menurutmu mirip dengannya (dan kamu juga bisa berbohong sebagai lelucon).
    • Hindari basa-basi atau pertanyaan-pertanyaan yang secara gamblang diajukan untuk mengetahui tentang kehidupannya. Ada baiknya kamu tidak mengajukan pertanyaan seperti “Dari mana asalmu?” karena kamu akan mendapatkan jawabanya ia sudah ia katakan sejak lama.
    • Percakapan santai dan mengasyikkan seperti ini membantu kamu berdua untuk merasa lebih nyaman dengan satu sama lain.
  5. Jika kamu tidak memiliki banyak kesempatan untuk berbicara dengan sang pujaan hati dan kamu tiba-tiba mendapatkannya (meskipun kamu belum mempersiapkan diri), ambil kesempatan tersebut untuk berbicara kepadanya dengan langsung mengutarakan kalimat pembuka percakapan. [8] Salah satu bagian dari memiliki rasa suka terhadap seseorang adalah munculnya rasa canggung (dan terkadang hal inilah yang membuatnya terasa mengasyikkan). Jangan terlalu banyak berpikir! Segera dekati dan mulailah percakapan dengannya.
    • Langsung mengutarakan kalimat pembuka percakapan adalah hal yang baik karena kamu bisa melalui pembatasan interaksi pertama. Ingatlah bahwa caramu memulai percakapan dengannya bukanlah hal yang paling penting; yang terpenting adalah kamu bisa tetap melanjutkan percakapan.
    • Terkadang dengan menunjukkan nyali, kamu bisa merasa percaya diri.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menjaga Jalannya Percakapan

PDF download Unduh PDF
  1. Setelah kamu membangun hubungan yang baik dengannya, cobalah kenali ia lebih dekat. Mulailah dengan menanyakan hal-hal yang sebelumnya ia katakan atau kamu perhatikan dalam interaksimu dengannya. Sebagai contoh, “Kulihat kamu membawa beberapa buku. Apa yang sedang kamu baca?” Pertanyaan ringan seperti ini menunjukkan kepadanya bahwa kamu tertarik kepadanya. Setelah itu, kamu bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.
    • Sebagai contoh, jika ia tampak tertarik untuk membicarakan tentang buku, ajukan lebih banyak pertanyaan/angkat topik yang berhubungan dengan buku. Kamu bisa mengatakan, misalnya, “Wah, kamu ternyata senang membaca buku itu. Buku kesukaanku dari penulis itu adalah (sebutkan judul buku kesukaanmu dari penulis tersebut).”
    • Atau, jika ia tidak begitu tertarik dengan bukunya, kamu bisa mengarahkan obrolan ke topik yang lebih terbuka. Kamu bisa mengatakan, misalnya, “Jadi, apa saja rencanamu minggu ini?”
    • Jangan angkat topik percakapan yang menunjukkan bahwa kamu sudah mengetahui hal-hal yang ia minati karena hal tersebut bisa membuatmu merasa canggung. Sebagai contoh, jika kamu tahu bahwa ia senang bermain sepak bola, jangan langsung mengangkat topik tentang sepak bola. Jangan katakan, “Coba ceritakan tentang minatmu dalam bidang sepak bola.” Sebaliknya, biarkan percakapan berjalan ke arah topik tersebut secara alami.
  2. Pujaan hatimu akan merasa lebih nyaman untuk mengobrol denganmu ketika kamu bisa menjadi pendengar yang baik. Setelah kamu memulai percakapan, kamu harus duduk atau berdiri menghadap ke arahnya atau menunjukkan posisi sebagai pendengar agar kamu bisa mendengar dan melihat wajahnya dengan mudah. Aspek lain yang perlu diperhatikan untuk menjadi pendengar yang baik adalah menunjukkan kontak mata secara konsisten (tetapi tidak konstan) selama percakapan berlangsung.
    • Hindari hal-hal yang mengalihkan perhatian. Jangan kirimkan pesan singkat atau melihat ke arah ponselmu ketika ia berbicara. Hal tersebut membuatmu terkesan tidak tertarik dan kesulitan untuk benar-benar mendengarkan apa yang pujaan hatimu katakan. [9]
    • Ulangi maksud atau pesan utama yang ia katakan. Dengan begini, ia tahu bahwa kamu mendengarkannya dan ia bisa mengklarifikasi sesuatu. Ulangi ucapan-ucapan penting yang ia katakan. Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, “Jadi, kamu baru mulai mendalami kegiatan menggambar, tetapi kamu merasa seperti sudah melakukannya sejak lama, ya?” Dengan begini, ia akan merasa terhubung denganmu karena kamu menunjukkan pemahamanmu terhadap hal-hal penting tentangnya.
    • Jangan memotongnya ketika mengobrol. Sering kali, kita terlalu asyik untuk mengatakan sesuatu sampai memotongnya ketika ia sedang berbicara. Tahan godaan untuk berbicara dan tunggulah hingga ia selesai berbicara. Setelah itu, tunjukkan antusiasmemu mengenai ucapannya.
    • Tunjukkan empati. Jika pujaan hatimu membicarakan tentang kesulitan yang ia hadapi, pastikan kamu tidak meremehkan perasaannya. Kamu bisa menanggapi ceritanya tentang ujian yang gagal ia lalui dengan mengatakan, “Aku mengerti mengapa kamu merasa kesal karena harus mengikuti ujian ulang.”
  3. Salah satu cara untuk menjaga agar obrolan tetap terasa hangat dan natural adalah menunjukkan kenyamananmu ketika mengobrol dengannya. Kamu bisa menunjukkannya dengan membuat kontak mata, sering tersenyum, tertawa, sedikit mencondongkan tubuhmu ke arahnya ketika kamu berbicara, dan menggunakan bahasa tubuh yang terbuka. Gunakan gestur yang alami ketika kamu berbicara, dan pastikan lenganmu tetap terbuka, tidak terlipat di depan dada.
    • Memiringkan kepala ke satu sisi juga dapat menjadi cara yang tepat untuk menunjukkan kerahaman/keceriaan ketika kamu sedang berbicara atau merayunya. [10]
  4. [11] Jika segala sesuatunya berjalan lancar, tanyakan kepadanya apakah ia ingin bertemu lagi denganmu atau mintalah nomor teleponnya. Ini tepat dilakukan setelah percakapan berjalan selama ¾-nya (sebelum berakhir). Ada baiknya kamu mengajaknya bertemu kembali atau meminta nomor teleponnya setelah kamu membangun hubungan yang kuat dan sebelum percakapan terasa membosankan. Pikirkan beberapa aktivitas yang cocok untuk dilakukan oleh kamu berdua sebelum kamu memulai percakapan. Katakan, misalnya, “Kamu orang yang mengasyikkan! Apakah kamu mau bertemu lagi nanti?” Setelah itu, sarankan beberapa hal yang bisa dilakukan bersama dan mintalah nomor teleponnya.
    • Atau, jika kamu ingin bermain aman, kamu bisa bertanya, “Oh ya, boleh aku minta nomor teleponmu? Aku benar-benar senang mengobrol denganmu.”
    • Jika kamu merasa percakapan yang dilakukan sudah baik, tetapi masih belum membuatmu benar-benar nyaman, lakukan kembali beberapa kali sesi percakapan melalui pesan singkat atau secara langsung sebelum kamu mengajaknya pergi atau berjalan-jalan.
  5. Kamu mungkin ingin mengobrol dengannya tentang sesuatu yang pernah ia katakan di awal percakapan. Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, “Jadi, menurutmu berapa lama persiapan yang dibutuhkan untuk ujian tengah semester?” Setelah itu, jalani sisa percakapan dengan membicarakan poin-poin percakapan yang diangkat di awal percakapan.
    • Kamu juga bisa menyisipkan lelucon atau humor “genit” mengenai apa yang dibicarakan. Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, “Akhirnya, setelah kita melalui bencana kelaparan, kantin pun You buka. Kurasa setelah ini kita bisa melalui rintangan dalam hidup bersama.”
    • Sisipan lelucon “genit” atau gombal dapat memperkuat hubungan yang kamu buat. Selain itu, lelucon gombal juga dapat membuat hubungan tetap berjalan setelah percakapan pertama dilakukan.
  6. Ketika kamu merasa nyaman dan baru saja menertawakan tentang sesuatu, kamu bisa mengakhiri percakapan dengan sopan agar ia mendapatkan kesan yang baik. Pastikan kamu memberitahunya bahwa kamu senang mengobrol dengannya.
    • Kamu bisa mengakhiri obrolan dengan santai. Cobalah katakan, misalnya, “Kurasa aku harus pulang sekarang, tetapi aku senang bisa mengobrol denganmu.”
    • Jika kamu akan bertemu lagi dengannya di kemudian hari, katakan sesuatu tentang pertemuan tersebut. Cobalah katakan, misalnya, “Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu di kelas dan mendengar kabar tentang tugas/ujianmu.”
    • Kirimkan pesan lanjutan beberapa hari setelahnya untuk menyapa dan mengetahui kabarnya mengenai hal-hal yang sebelumnya dibicarakan.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.599 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan