Unduh PDF Unduh PDF

Adakah seseorang yang akhir-akhir ini menarik perhatian Anda dan entah kenapa, sepertinya akan menyenangkan jika Anda bisa berteman dengannya? Jika iya, wujudkan keinginan tersebut dengan memberanikan diri untuk mengajaknya berinteraksi! Jangan khawatir; sejatinya, memulai percakapan dengan teman baru tidaklah sesulit itu. Baca terus artikel ini untuk mengetahui cara menginisiasi percakapan dengan orang baru, menjaga kemenarikan percakapan, dan melakukan percakapan dengan tulus untuk memastikan hubungan baru Anda bisa berjalan dengan lancar!

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menginisiasi Percakapan

Unduh PDF
  1. Dekati orang yang menarik perhatian Anda dan sapa dia tanpa ragu; sebutkan nama Anda dan tanyakan namanya. Merasa canggung karena harus menginisiasi percakapan tanpa alasan yang jelas? Jangan khawatir; faktanya, semua orang tidak akan merasa keberatan jika dihampiri, didekati, atau diajak berkenalan dengan cara yang sopan dan bersahabat. [1]
    • Jika di sekitar Anda ada beberapa orang tetapi hanya satu orang yang menarik perhatian Anda, jangan terburu-buru menyapa orang tersebut atau mengajaknya mengobrol. Alih-alih, luangkan waktu untuk sekadar duduk, mendengarkan percakapan yang terjadi di sekitar Anda berdua, dan menikmati keberadaan satu sama lain.
    • Cari waktu yang tepat untuk memperkenalkan diri. Ingat, diam juga merupakan salah satu bentuk komunikasi. Dalam sebuah situasi sosial sekalipun, sikap diam yang alamiah dan tidak dipaksakan justru akan menunjukkan bahwa Anda merasa nyaman dan percaya diri pada saat itu. Alhasil, orang lain pun mampu merespons sikap Anda secara positif.
    • Dalam situasi percakapan kelompok, jangan ragu menanyakan nama orang-orang yang baru Anda kenal. Tunjukkan sikap yang bersahabat agar orang lain mampu memandang Anda sebagai sosok yang mudah didekati dan pandai bersosialisasi.
  2. Faktanya, semua orang suka membicarakan hal-hal yang menarik minat mereka. Oleh karena itu, cobalah mengawali pembicaraan dengan mengajukan berbagai pertanyaan terkait topik tersebut. Selain itu, bahas pula hal-hal yang juga menarik minat Anda agar percakapan dapat berlangsung dua arah. Beberapa opsi pertanyaan yang bisa Anda ajukan: [2]
    • Tanyakan aktivitas yang kerap dia lakukan ketika senggang. Selain mampu menginisiasi percakapan, pertanyaan ini juga menunjukkan keingintahuan Anda terhadap hal-hal yang menarik minatnya berikut aktivitasnya di kala senggang.
    • Tanyakan rutinitas hariannya dengan kalimat yang tidak terlalu spesifik. Misalnya, cobalah bertanya, “Sehari-hari kamu ngapain , sih ?” Pola pertanyaan seperti itu akan memberikan ruang seluas-luasnya kepada lawan bicara untuk memberikan respons.
    • Ingin mengajukan pertanyaan yang lebih kreatif dan menarik? Cobalah menanyakan kutipan yang mampu mengubah cara pandang mereka terhadap dunia dan seisinya.
  3. Misalnya, jangan membicarakan keyakinan politis atau religius radikal Anda kepada lawan bicara yang baru saja Anda kenal. Hindari pula topik atau informasi yang bersifat terlalu personal. [3]
    • Ingin berbagi perspektif atau sudut pandang terkait sebuah isu kepadanya? Silakan lakukan itu tanpa perlu menegaskan keyakinan personal Anda secara eksplisit.
    • Sebaiknya, jangan mengangkat topik yang terlalu serius dan sensitif seperti soal keyakinan religiusnya atau pandangannya mengenai berbagai isu global. Simpan topik-topik semacam itu untuk pertemuan-pertemuan berikutnya.
  4. Pilih diksi Anda dengan bijaksana. Selain itu, berhati-hatilah dalam berbicara dan berusahalah memahami selera humornya sebelum mencoba menyampaikan lelucon; pahami pula topik seperti apa yang dianggapnya sensitif dan sebaiknya tidak Anda angkat. Berikut ini adalah beberapa etika dasar dalam berkomunikasi yang patut Anda ingat. [4]
    • Jangan pernah menyela kata-kata orang lain. Berfokuslah pada apa yang disampaikan oleh lawan bicara, bukan kepada respons yang harus Anda berikan setelahnya. Agar lebih terbiasa untuk memfokuskan tubuh dan pikiran pada situasi yang sedang terjadi saat itu, cobalah melatih kesadaran diri Anda. Rasakan baik-baik sensasi ketika kaki Anda sedang memijak tanah pada momen tersebut.
    • Jangan berbicara terlalu keras. Meski itu umumnya merupakan respons otomatis seseorang terhadap sesuatu yang menarik perhatiannya, selalu ingat bahwa tindakan tersebut dapat mengintimidasi orang lain. Selain itu, sikap terlalu bersemangat atau antusias terkadang juga dianggap mengganggu atau menyebalkan oleh orang-orang di sekitar Anda.
    • Lafalkan kata-kata Anda dengan jelas. Pastikan lawan bicara mampu mencerna maksud Anda dengan mudah dan tidak akan menyalahpahaminya.
    • Ingat, Anda sedang berbagi – bukan berebut – kesempatan untuk berbicara dengan lawan bicara!
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menjaga Kemenarikan Percakapan

Unduh PDF
  1. Jika lawan bicara menanyakan sesuatu, pastikan Anda memberikan jawaban yang mendetail. Jika tidak yakin harus memberikan respons seperti apa, mintalah mereka mengelaborasi pertanyaannya. Berikan respons yang tulus dan jujur agar lawan bicara tahu bahwa Anda menghargai lawan bicara dan situasi percakapan yang berlangsung. [5]
    • Elaborasikan jawaban Anda. Jika lawan bicara menanyakan momen terfavorit Anda di sebuah film, jangan hanya menjawab, “Aku suka bagian akhirnya!” Alih-alih, jelaskan pula mengapa Anda menyukainya dan situasi seperti apa yang menurut Anda akan terjadi setelahnya.
    • Sampaikan apa yang Anda pikirkan, bukan apa yang menurut Anda ingin dia dengar. Berusahalah untuk tidak mengasumsikan ekspektasi orang lain!
  2. Salah satu langkah terpenting untuk menjadi komunikator, komunikan, dan teman yang baik adalah dengan menjadi pendengar aktif . Sederhananya, kemampuan mendengar secara aktif tak ubahnya menyimak seluruh kata-kata lawan bicara. Secara khusus, Anda juga harus memberikan ruang dan waktu kepada lawan bicara untuk menyampaikan maksudnya secara menyeluruh, mempelajari lawan bicara secara aktif, dan bersedia benar-benar mendengarkan serta memahami kata-kata yang akan diucapkannya. [6]
    • Lakukan kontak mata di sepanjang percakapan, tetapi jangan terus-menerus menatap matanya tanpa memahami ucapannya.
    • Faktanya, banyak orang sekadar menunggu giliran untuk berbicara dan tidak benar-benar mendengarkan lawan bicaranya.
    • Ketika lawan bicara sedang menceritakan sesuatu, buang jauh-jauh hal-hal tidak relevan yang melintasi benak Anda. Fokuskan pikiran pada hal-hal yang diutarakannya, dan berikan jeda sesaat setelahnya untuk memastikan kalimatnya sudah benar-benar selesai dan bola percakapan sudah kembali dilempar kembali ke arah Anda.
  3. Beberapa di antaranya adalah “ um ,” “ kayak ”, dan “tahu, kan?". [7] Sejatinya, tidak ada yang melarang Anda untuk menggunakan kata, frasa, atau bunyi tersebut sesekali. Namun, jika terlalu sering dilakukan, Anda justru akan terlihat kurang tertarik atau kurang berfokus untuk melanjutkan percakapan.
  4. Bahkan, orang-orang yang menurut Anda cocok untuk dijadikan teman atau sejak pertemuan pertama berhasil meninggalkan kesan positif di benak Anda pun dapat memiliki perspektif yang berbeda. Jangan khawatir; perbedaan pendapat adalah faktor yang justru akan memperkaya sebuah hubungan persahabatan dan dapat membantu seluruh pihak di dalamnya untuk bertumbuh dewasa. [8]
    • Jika Anda tidak menyetujui pendapat seseorang dan ingin menyampaikannya, pastikan penolakan Anda beralasan dan disampaikan dengan sopan .
    • Jika perdebatan terjadi karena hal yang sangat minor, mengapa tidak mencoba melupakannya saja?
  5. Percayalah, mengakhiri percakapan dengan cara yang menyenangkan dan bersahabat akan meninggalkan kesan yang positif dan harapan untuk bertemu kembali di benak kedua belah pihak. Salah satu cara yang layak untuk menutup percakapan adalah dengan mengulang kembali topik yang relevan bagi kedua belah pihak. Sejatinya, opsi yang Anda miliki tidak terbatas; yang terpenting, pastikan kalimat penutup Anda bernada positif! [9]
    • Ucapkan kalimat cerdas dan bermakna yang sebelumnya sudah terpikirkan, tetapi lupa Anda sampaikan.
    • Ajukan pertanyaan mengenai rencana teman Anda di sepanjang sisa hari. Misalnya, Anda bisa berkata, “Setelah ini, aku masih harus bekerja, nih . Kamu sendiri ada rencana apa?”
    • Gunakan humor. Goda dia dengan menegaskan betapa Anda tidak ingin mengakhiri percakapan tersebut, sekaligus menyampaikan harapan Anda untuk bertemu kembali dengannya di kemudian hari. Cobalah berkata, “Senang sekali bisa mengobrol denganmu! Sepertinya obrolan kita kurang lama, ya? Sayangnya aku harus pergi sebentar lagi.”
    • Manfaatkan peluang tersebut untuk mengajaknya kembali bertemu di kesempatan berikutnya secara implisit. Misalnya, Anda bisa bertanya, “Kira-kira kita bisa ketemu lagi kapan, ya?”
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengobrol dengan Teman Baru

Unduh PDF
  1. Tertarik menghabiskan lebih banyak waktu dengannya? Jangan ragu melakukannya! Dalam banyak kasus, umumnya pertemuan kedua pasti akan terjadi secara alami. Namun, jika situasinya tidak mendukung, Anda pun boleh berinisatif untuk merencanakannya. [10]
    • Salah satu cara termudah dan teraman untuk kembali bertemu dengannya adalah dengan mengajaknya bepergian bersama teman-teman Anda dalam waktu dekat.
    • Jika Anda berencana menghadiri sebuah acara pada waktu dan lokasi yang spesifik, dan jika teman-teman Anda tidak keberatan, cobalah mengajaknya.
  2. Jika Anda baru saja berkenalan dengan seseorang yang menyenangkan dan sudah merencanakan pertemuan kedua dengannya, cobalah menyiapkan topik sejak jauh-jauh hari. Kesulitan menemukannya? Terapkan berbagai kiat berikut ini! [11]
    • Pikirkan topik yang relevan dengan kegiatan yang akan Anda berdua lakukan. Misalnya, jika Anda berdua akan menghadiri pertandingan olahraga, baca berbagai berita terbaru terkait kedua tim yang akan bertanding.
    • Pikirkan peristiwa lokal maupun global yang baru saja terjadi. Dalam banyak kasus, cara pandang yang berbeda sejatinya justru mampu memperkaya interpretasi satu sama lain terhadap peristiwa yang terjadi, lho !
    • Pikirkan topik yang relevan dengan waktu berlangsungnya percakapan. Jika sebentar lagi Halloween akan tiba, cobalah menanyakan rencana kostumnya atau memintanya menceritakan kostum Halloween terbaiknya sejauh ini.
    • Cobalah mengajukan pertanyaan klasik seperti, “Setelah ini kamu kepingin ngapain ?” Pastikan Anda juga mengajukan pertanyaan lanjutan seperti, “Memangnya apa yang bakal kamu lakukan di situ?"
    • Bahas orang-orang yang Anda berdua kenal, seperti keluarganya atau teman bersama Anda berdua.
  3. Kemungkinan besar, rasa kagum atau nyaman muncul karena Anda mampu menemukan karakteristik individual yang positif di dalam dirinya. Namun, seiring berjalannya waktu, mungkin saja Anda akan menemukan berbagai karakteristik lain yang tidak sesuai dengan ekspektasi Anda. Jika situasinya demikian, berusahalah untuk tetap menghargai dan menerimanya! Toh sejatinya, ketidaktahuan tersebut adalah bagian yang menyenangkan dalam proses mengenal seseorang secara lebih mendalam. [12]
    • Sadarilah bahwa setiap orang baru yang Anda temui akan membentuk cara pandang Anda terhadap manusia dan keberagamannya. Faktanya, tidak ada seorang pun yang terlahir sama atau harus menjadi serupa dengan yang lainnya!
    • Jangan membandingkannya dengan teman-teman lama Anda. Berfokuslah pada kualitas yang dimiliki oleh masing-masing individu, dan sadarilah bahwa kualitas itulah yang membentuk mereka. Hargai kontribusi setiap individu terhadap cara Anda memandang dunia dan seisinya!
  4. Percayalah, lawan bicara akan terkesan jika Anda mampu mengingat topik percakapan yang berlangsung sebelumnya dan mampu melanjutkan komunikasi yang sempat terputus dengannya, baik secara literal maupun metaforis.
    • Jika menyadari bahwa komunikasi yang terjalin masih akan berlanjut, berusahalah mengingat topik yang Anda berdua bicarakan. Pada kesempatan berikutnya, angkat kembali topik tersebut. [13]
    • Jika perlu, luangkan waktu untuk mengenal hal-hal yang dia bicarakan (misalnya, grup musik tertentu) secara lebih mendalam. Pikirkan pula respons atau komentar seperti apa yang relevan dengan topik tersebut dan bisa Anda sampaikan pada obrolan berikutnya. Saat kembali bertemu dengannya, pastikan Anda membahasnya! Tunjukkan bahwa Anda mampu menepati janji dan menyimpan ketertarikan yang tulus untuknya.
    • Cobalah membahas berbagai momen menarik yang terjadi pada percakapan sebelumnya untuk menunjukkan rasa bahagia Anda karena bisa kembali mengobrol dengannya.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 23.644 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan