Unduh PDF
Unduh PDF
Menulis sebuah cerita pendek bukanlah sesuatu yang mudah, dan menulis pembukaannya bisa dibilang adalah bagian yang paling sulit. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Setelah mengerti komponen-komponen sebuah cerita pendek dan mencoba beberapa versi pembukaan untuk cerita Anda, Anda pasti bisa menemukan sesuatu yang cocok. Teruslah membaca untuk mengetahui kiat-kiat memulai cerita Anda dengan baik.
Langkah
-
Baca sebanyak mungkin cerita pendek. Meskipun bisa menulis cerita pendek kapan saja Anda mau, akan lebih efektif kalau Anda sudah membaca beragam cerita pendek, mulai dari yang klasik sampai yang kontemporer. Setelah membaca cukup banyak cerita pendek, Anda akan lebih memahami elemen-elemen dalam cerita pendek dan apa yang lebih menarik untuk pembaca. Baca ulang cerita-cerita favorit Anda dan perhatikan bagaimana cerita-cerita tersebut dimulai. Pahami mana teknik yang efektif dan tidak efektif dalam bagian pembukaan cerita-cerita yang sudah Anda baca.
- Baca cerita pendek dari penulis-penulis klasik, seperti Edgar Allan Poe, Anton Chekhov, dan Guy de Maupassant.
- Baca cerita pendek dari penulis-penulis di awal abad ke-20, seperti Isaac Babel, Ernest Hemingway, Flannery O'Connor, atau Jorge Luis Borges.
- Baca cerita pendek dari para pakar yang lebih kontemporer, seperti Alice Munro, Raymond Carver, dan Jhumpa Lahiri.
- Ikuti lokakarya penulisan kreatif, baik di sekolah atau pun di komunitas Anda, dan bacalah karya-karya dari penulis-penulis lain yang juga masih belajar. Terkadang, karya-karya para ahli bisa menjadi sedikit mengintimidasi. Membaca karya-karya penulis pemula bisa membuat Anda merasa bahwa sebenarnya menulis tidaklah sesulit itu.
-
Pahami komponen-komponen cerita pendek. Meskipun bagian pembuka cerita Anda sudah sangat bagus, itu akan sia-sia jika Anda tidak tahu bagaimana meneruskannya dengan bagian tengah dan akhir yang juga sama kuatnya. Meskipun cerita pendek memang bisa berbeda-beda dalam hal narasi dan subjek yang dibahas, dan beberapa cerita pendek disusun dengan cara yang lebih tradisional sementara yang lainnya lebih eksperimental, Anda tetap harus memahami aspek-aspek kunci dari sebuah cerita pendek yang baik:
- Plot. Plot adalah “apa yang terjadi” dalam suatu cerita. Cerita yang bergantung pada plot sangat mementingkan apa yang terjadi berikutnya, contohnya cerita-cerita detektif karangan Poe. Beberapa cerita pendek mengikuti pola yang dimulai dengan tahap peningkatan konflik, tahap krisis, dan tahap peleraian atau penyelesaian. Ada juga cerita yang mulai di tengah-tengah suatu krisis, atau berakhir dengan suatu krisis tanpa memberi tahu pembaca apa yang terjadi setelahnya.
- Plot Anda tidak harus mempunyai struktur seperti cerita detektif, tetapi Anda harus selalu memberi kesan kalau ada sesuatu yang dipertaruhkan, baik itu bahwa seorang karakter harus menyadari bahwa suaminya tidaklah setia, atau bahwa seorang karakter harus memenangkan suatu lomba untuk menyenangkan ayahnya.
- Karakter. Cerita Anda harus punya setidaknya satu karakter yang bisa disukai dan didukung oleh pembaca Anda. Umumnya, karakter Anda harus bisa mengundang simpati sehingga pembaca Anda bisa lebih memahami motif mereka, tetapi jika karakter Anda unik, direalisasikan dengan baik, dan menarik, pembaca Anda juga akan menikmati cerita tentang mereka meskipun mungkin mereka tidak mengundang simpati.
- Dialog. Dialog bisa dianggap sebagai puisi dalam prosa, dan sebaiknya tidak digunakan terlalu sering untuk menyuarakan seorang karakter. Meskipun begitu, ada beberapa penulis, seperti Hemingway atau Carver, yang bisa menulis cerita-cerita yang sangat bagus meskipun mengandung dialog yang sangat banyak.
- Sudut pandang. Sudut pandang adalah perspektif yang digunakan untuk menyampaikan cerita. Suatu cerita bisa disampaikan dalam sudut pandang orang pertama, orang kedua, atau orang ketiga. Sudut pandang orang pertama berarti bahwa cerita itu disampaikan langsung dari perspektif si karakter, sudut pandang orang kedua menyapa pembaca secara langsung dengan kata “kau”, sementara sudut pandang orang ketiga menciptakan jarak antara narator dengan karakter.
- Latar adalah kapan dan di mana cerita tersebut berlangsung. Latar bisa menjadi sangat penting dalam suatu cerita, seperti latar daerah Selatan Amerika di karya-karya William Faulkner. Dalam cerita-cerita yang lain, latar bisa juga memainkan peranan yang tidak terlalu penting.
- Plot. Plot adalah “apa yang terjadi” dalam suatu cerita. Cerita yang bergantung pada plot sangat mementingkan apa yang terjadi berikutnya, contohnya cerita-cerita detektif karangan Poe. Beberapa cerita pendek mengikuti pola yang dimulai dengan tahap peningkatan konflik, tahap krisis, dan tahap peleraian atau penyelesaian. Ada juga cerita yang mulai di tengah-tengah suatu krisis, atau berakhir dengan suatu krisis tanpa memberi tahu pembaca apa yang terjadi setelahnya.
-
Pikirkan cerita yang Anda ingin tulis. Meskipun ada banyak cara untuk menulis, meluangkan waktu untuk memikirkan terlebih dahulu cerita yang ada di bayangan Anda bisa sangat membantu Anda. Mungkin Anda terinspirasi oleh sesuatu yang Anda lihat, atau Anda tertarik dengan sebuah cerita aneh tentang masa kecil kakek Anda. Apa pun alasan Anda menulis cerita Anda, ini bisa membantu Anda menjawab beberapa pertanyaan berikut sebelum Anda memulai:
- Apakah cerita ini lebih baik disampaikan dari sudut pandang orang pertama, kedua, atau ketiga? Meskipun Anda bisa mencobai perspektif-perspektif yang berbeda setelah Anda mulai menulis, mempertimbangkan sudut pandang mana yang lebih cocok sebelumnya akan bisa membantu Anda mulai menulis dengan baik.
- Kapan dan di mana cerita ini berlangsung? Jika cerita Anda berlangsung di sebuah kota yang tidak familiar untuk Anda, atau sebuah periode yang tidak banyak Anda ketahui, Anda harus melakukan riset terlebih dahulu sebelum Anda bisa mulai menulis dengan percaya diri.
- Ada berapa banyak karakter dalam cerita Anda? Setelah menentukan jumlah pemain dalam cerita Anda, Anda akan lebih memahami seberapa panjang dan mendetail cerita Anda sebaiknya.
- Jangan meremehkan kekuatan menulis tanpa rencana. Jika Anda sedang terinspirasi, ambil saja pena dan kertas, dan lihat apa yang terjadi. Jika mencoba untuk merencanakan suatu carita sebelum memulainya malah membuat Anda merasa kesulitan, Anda bisa langsung memulai saja, dan baru memikirkan detailnya seraya Anda menulis.
Iklan
-
Mulailah dengan suatu intuisi. Santai saja, dan tuliskan hal pertama yang terlintas di pikiran Anda. Anda tidak perlu memusingkan karakter apa atau bentuk narasi apa yang akan Anda gunakan. Menulislah saja tanpa berhenti selama beberapa menit, dan lihat apa yang terjadi.
- Menulislah selama paling tidak sepuluh menit tanpa henti. Setelah selesai, Anda harus membaca ulang apa yang sudah dituliskan untuk melihat apakah pembukaan Anda sudah terdengar bagus, atau apakah Anda bisa memulai ceritanya di bagian lain saja.
- Jangan berhenti untuk memperbaiki tata bahasa atau penggunaan tanda baca Anda. Ini akan memperlambat Anda dan bahkan membuat Anda meragukan ide-ide Anda. Anda bisa memperbaiki tulisan Anda nanti.
-
Mulai dengan kilas balik yang menarik. Meskipun kilas balik bisa menjadi terlalu sentimental atau membingungkan pembaca, kilas balik juga bisa menarik pembaca ke dalam cerita Anda, dan membuat mereka bertanya-tanya bagaimana cerita ini berlanjut dari masa lalu ke masa kini.
- Pilih satu momen yang berkesan bagi seorang karakter. Momen ini bisa jadi sesuatu yang sangat dramatis dalam hidup si karakter, atau suatu memori yang akan dikembangkan nanti dalam cerita Anda.
- Jika Anda memilih untuk memulai dengan suatu kilas balik, pastikan pembaca Anda tahu ketika Anda sudah berpindah ke masa kini, supaya mereka tidak kebingungan atau kehilangan minat.
- Mulai dengan suatu momen ketika si karakter melakukan tindakan yang tidak terduga. Lalu, berpindahlah ke masa kini, dan biarkan para pembaca bertanya-tanya mengapa si karakter bertindak seperti itu.
-
Mulai dengan pernyataan deklaratif yang kuat. Jangan takut untuk memulai cerita Anda dengan suara yang tegas yang bisa menggambarkan karakter utama Anda dengan baik dan memberi tahu para pembaca apa yang bisa mereka harapkan dari cerita Anda. Bagian pembuka suatu cerita menentukan gambaran besar cerita tersebut dan membantu pembaca memahami kejadian-kejadian yang berlangsung. Jadi, suatu pernyataan yang jelas dan tegas bisa membantu menarik pembaca Anda.
- Novel Melville yang berjudul Moby Dick dimulai dengan suatu pernyataan sederhana, yaitu "Call me Ishmael" (“Panggil aku Ismael”). Dari situ, si narator mulai bercerita tentang kecintaannya kepada pelayaran di laut, dan seberapa berartinya samudera-samudera baginya. Pernyataan ini menarik si pembaca ke dalam cerita tersebut dan membuatnya merasa nyaman dengan si karakter utama. Meskipun ini adalah pembukaan suatu novel, teknik ini juga bisa digunakan untuk cerita pendek.
- Cerita karangan Amy Bloom yang berjudul The Story dibuka dengan kalimat, "You wouldn't have known me a year ago" (“Kau tak akan mengenalku setahun yang lalu”). Pembukaan yang sederhana tetapi tanpa basa-basi ini menarik para pembaca dan membuat mereka ingin tahu lebih banyak tentang si karakter dan mengapa dirinya telah berubah.
- Karya Chekhov yang berjudul Lady With a Little Dog dimulai dengan pernyataan, "It was said that a new person had appeared on the sea front: a lady with a little dog" (“Katanya seorang baru telah muncul di pesisir: seorang wanita dengan seekor anjing kecil”). Cerita ini kemudian mendiskusikan Gurov, tamu lain di pesisir, yang tertarik kepada wanita ini dan akhirnya terlibat dalam hubungan percintaan yang penuh gairah. Pernyataan ini sederhana namun efektif, dan membuat para pembaca ingin tahu lebih banyak tentang wanita ini.
- Dialog yang tepat juga bisa menarik perhatian pembaca Anda dan memberi gambaran tentang karakter yang berdialog, tetapi Anda harus berhati-hati, memulai suatu cerita dengan dialog tidaklah sesederhana itu.
-
Mulai dengan karakterisasi. Karakter Anda tidak harus langsung berbicara kepada pembaca. Anda bisa juga membiarkan para pembaca menyaksikan karakter Anda ketika dia sedang beraksi, untuk menunjukkan orang seperti apa karakter Anda ini dan apa yang dia pertaruhkan di cerita ini. Berikut ini adalah beberapa cara memulai dengan karakterisasi:
- Mulai dengan keanehan karakter Anda. Mungkin karakter Anda suka makan dengan dua garpu, atau mandi dengan memakai sepatu. Tunjukkan kepada para pembaca apa yang membuat karakter Anda unik.
- Tunjukkan apa yang sedang dipikirkan oleh karakter Anda. Undang para pembaca ke dalam kepala karakter Anda untuk menunjukkan kepada mereka apakah si karakter sedang menebak-nebak jenis kelamin bayi di kandungannya, atau mengkhawatirkan kepikunan ibunya.
- Tunjukkan interaksi karakter Anda dengan karakter-karakter lain. Membiarkan pembaca melihat bagaimana karakter Anda berinteraksi dengan ibunya, atau dengan teman lama yang dia jumpai di jalanan, bisa memberi gambaran tentang siapa dirinya dan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
- Deskripsikan penampilan karakter Anda. Penampilan karakter Anda bisa memberi banyak informasi tentang siapa dia. Jangan membuat pembaca Anda bosan dengan detail-detail yang umum. Tunjukkan saja bagaimana karakter Anda terlihat di mata orang-orang lain, atau deskripsikan satu aspek penampilan karakter Anda yang biasanya diabaikan oleh kebanyakan orang.
- Cerita pendek biasanya hanya terdiri dari 15-25 halaman. Jadi, Anda tidak perlu repot-repot mengembangkan sepuluh karakter yang terlihat realistis. Berfokuslah pada membangun seorang protagonis yang memikat, dan beberapa karakter lain yang juga menarik, tetapi ingatlah bahwa tidak semua karakter minor harus terlihat mendetail dan tidak datar.
-
Beri tahu apa yang dipertaruhkan di cerita Anda. Katakan kepada pembaca Anda apa yang dipertaruhkan dalam cerita Anda mulai dari kalimat atau paragraf pertama cerita Anda. Dalam suatu cerita pendek, Anda hanya punya waktu yang terbatas untuk mengembangkan ide Anda. Dengan demikian, jika mulai dengan ketegangan yang dramatis di cerita, Anda bisa bergerak mundur untuk menjelaskan mengapa hal ini penting setelah itu. Berikut ini adalah beberapa cara untuk melakukannya:
- Katakan suatu rahasia kepada pembaca Anda. Katakan, “Mary telah tidur dengan suami kakaknya selama tiga bulan terakhir ini.” Ketika Anda menceritakan lebih lanjut tentang situasi ini dan bagaimana Mary menghadapinya, pembaca Anda akan merasa lebih terlibat di dalam drama yang berlangsung dan menunggu-nunggu bagaimana peleraiannya.
- Berikan suatu konflik. Katakan, “Bobby belum pernah bertemu Sam kakaknya selama lebih dari dua puluh tahun. Sekarang ia bertanya-tanya apakah kakaknya akan muncul di pemakaman ayah mereka.” Dua kalimat ini sudah mulai membangun konflik utama untuk para pembaca: bahwa Bobby dan kakaknya tidak lagi akrab karena suatu alasan tertentu, dan bahwa Bobby mungkin harus berhadapan dengannya sebentar lagi. Ketika ceritanya berlanjut, para pembaca akan bertanya-tanya mengapa kakak beradik itu tidak lagi akrab.
- Berikan petunjuk tentang sesuatu yang penting dari masa lalu si karakter. Katakan, “Kali kedua Anna meninggalkan suaminya adalah sebelum ulang tahunnya yang kedelapan belas.” Tanpa membocorkan ceritanya, Anda bisa memberi tahu para pembaca bahwa cerita ini menggambarkan mengapa Anna meninggalkan suaminya lagi, dan mengapa dia melakukannya di kali pertama.
-
Kembangkan latar Anda. Cara lain untuk memulai cerita Anda adalah dengan mengembangkan latar Anda. Jika kota atau rumah tempat cerita Anda berlangsung itu penting, Anda bisa memberi tahu para pembaca tentang latar tersebut—bagaimana latar tersebut terlihat, tercium, dan terdengar—sebelum Anda mengembangkan karakter atau plot Anda. Berikut ini cara melakukannya:
- Berfokus pada detail panca indra. Beri tahu pembaca Anda bagaimana suatu tempat terlihat, terdengar, tercium, dan bahkan terasa ketika disentuh. Apakah cuaca di cerita itu sedang dingin menusuk, ataukah cerita itu berlangsung saat musim panas yang paling panas dalam rekor?
- Tempatkan pembaca Anda. Tanpa menjadi terlalu blak-blakan, beri tahukan kepada mereka tempat cerita itu berlangsung. Meskipun Anda tidak harus mengumumkan lokasi dan tahun cerita Anda, berikan cukup banyak informasi supaya pembaca Anda bisa menebaknya.
- Tunjukkan arti latar ini bagi karakter Anda. Anggap saja Anda adalah kamera yang bergerak dari sudut pandang seekor burung mendekati rumah si karakter. Mulai dari melihat kotanya secara keseluruhan, kemudian berfokos pada daerah tempat tinggal si karakter, lalu tunjukkan bagaimana lingkungan ini memengaruhi dan membentuk si karakter.
- Jangan membuat pembaca Anda bosan. Meskipun mendeskripsikan latar dengan detail yang cukup bisa membantu menarik perhatian pembaca, jika Anda adalah penulis pemula, ini mungkin bukan trik yang cocok untuk Anda. Pembaca Anda bisa menjadi tidak sabar dan langsung ingin tahu tentang siapa atau tentang apa cerita Anda ini sebenarnya, bukan hanya tentang latar ceritanya.
-
Hindari hal-hal yang biasanya menggagalkan pembukaan suatu cerita. Ketika Anda memilih pembukaan cerita Anda, Anda harus berhati-hati supaya tidak terjebak dengan memulai pembukaan Anda dengan cara yang terlalu bisa ditebak, membingungkan, klise, atau berlebihan. Berikut ini hal-hal yang harus Anda hindari:
- Hindari klise. Jangan memulai cerita Anda dengan imaji yang basi atau ungkapan-ungkapan yang terlalu sering dipakai, seperti, “Hati Sarah hancur berkeping-keping.” Ini akan membuat para pembaca mengira kalau sisa ceritanya juga basi seperti ini.
- Jangan memberikan terlalu banyak informasi. Anda tidak perlu memberi tahu semua tentang di mana ceritanya berlangsung, konflik apa yang dipertaruhkan, dan bagaimana penampilan karakter Anda langsung di dua halaman pertama cerita Anda. Anggaplah proses menulis sebagai proses membantu pembaca Anda mendaki sebuah gunung. Anda harus memberi cukup informasi supaya mereka bisa cukup maju, tetapi jika Anda memberikan terlalu banyak informasi, mereka akan kewalahan dan malah terjatuh.
- Jangan memulai cerita Anda dengan banyak pertanyaan dan tanda seru. Biarkan tulisan Anda bercerita sendiri, alih-alih berusaha terlalu keras untuk menyampaikan keseruannya.
- Jangan membuat pembaca Anda bingung dengan bahasa yang rumit. Yang paling penting adalah bahwa Anda harus memastikan para pembaca memahami apa yang sedang terjadi dalam cerita Anda. Anda bisa mengorbankan beberapa kalimat penggambaran yang indah atau dialog-dialog yang terlalu pintar, supaya para pembaca lebih memahami apa yang sedang terjadi.
Iklan
-
Pikirkan kembali apa yang sudah Anda tulis. Sekarang setelah Anda menulis bagian pembuka cerita Anda dan juga satu atau dua draf cerita Anda, Anda harus memikirkan kembali cerita Anda secara keseluruhan untuk menentukan apakah pembukaan Anda masih sesuai dengan ceritanya. Anda harus memastikan bahwa pembukaan Anda bisa menarik pembaca, memberi gambaran suasana yang sesuai dengan sisa ceritanya, dan memosisikan pembaca di tempat yang tepat. Berikut ini apa yang harus Anda lakukan:
- Baca cerita Anda dua kali. Pertama, baca untuk diri Anda sendiri tanpa menandai apa pun, lalu baca lagi dengan menandai bagian-bagian yang Anda ingin potong, atau bagian-bagian di mana Anda perlu menambahkan informasi supaya ceritanya lebih jelas dan padu. Setelah Anda melakukan ini, Anda akan lebih memahami apakah pembukaan Anda sudah sesuai atau belum.
- Pertimbangkan apakah Anda bisa memulai ceritanya di bagian yang lebih mendekati akhir cerita. Beberapa halaman awal dari draf kasar sebuah cerita sering kali hanyalah pemanasan bagi si penulis sebelum dia bisa benar-benar memulai menceritakan inti ceritanya. Anda mungkin akan menyadari bahwa bagian pembuka cerita Anda mengandung terlalu banyak detail yang tidak diperlukan, dan bahwa lebih baik Anda memulai cerita Anda dari halaman 2—atau bahkan halaman 10.
- Baca cerita Anda keras-keras. Ketika Anda membaca cerita Anda keras-keras, Anda bisa menyadari hal-hal yang tidak akan Anda sadari ketika Anda hanya membacanya dalam diam. Anda bisa melihat apakah cerita Anda sudah mengalir dengan halus, dan apakah dialognya sudah menarik dan terdengar alami dari awal.
-
Cari opini pihak lain. Setelah Anda merasa cukup percaya diri dengan draf kasar cerita Anda, Anda siap untuk mencari umpan balik. Ingatlah bahwa mencari umpan balik di tahap penulisan yang terlalu awal, sebelum Anda paham betul apa yang ingin Anda tulis, bisa membuat Anda kecil hati dan tidak percaya diri dalam mengembangkan ide-ide Anda. Mendapatkan umpan balik yang tepat bisa membantu Anda merevisi bagian pembuka Anda, dan juga keseluruhan cerita Anda. Katakan pada pembaca Anda kalau Anda ingin berfokus pada bagian pembuka, tetapi juga membutuhkan opini umum. Berikut ini beberapa pihak yang bisa Anda mintai umpan balik:
- Minta teman Anda yang suka membaca cerita pendek dan mampu memberi umpan balik yang konstruktif.
- Minta teman Anda yang juga adalah penulis.
- Ikutkan cerita Anda ke lokakarya penulisan kreatif, dan perhatikan umpan balik yang Anda dapatkan, terutama tentang bagian pembukanya. Ingatlah bahwa bagian pembuka ini tidak akan efektif jika sisa ceritanya tidak ditulis dengan baik.
- Setelah Anda merasa yakin dengan cerita Anda dan ingin mencoba menerbitkannya, coba kirimkan ke beberapa jurnal sastra. Jika cerita Anda tidak diterima, paling tidak Anda bisa mendapatkan umpan balik yang berharga dari para editor.
Iklan
Tips
- Jangan hapus ceritanya ketika Anda merasa frustrasi. Anda bisa istirahat selama beberapa minggu dan kembali mengerjakannya nanti.
- Mulailah beberapa cerita sekaligus jika Anda tidak bisa memilih satu ide saja. Anda bahkan bisa mulai menggabungkan beberapa ide tersebut nanti dalam proses revisi.
- Ingatlah bahwa menulis adalah seni yang butuh seumur hidup untuk disempurnakan. Anda mungkin harus menulis dua puluh draf cerita pendek sebelum semuanya bisa menjadi bagus, atau bisa saja Anda perlu menulis dua puluh cerita pendek sebelum ada satu yang benar-benar Anda sukai.
Iklan
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 15.212 kali.
Iklan