PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Apakah Anda baru saja mengajukan surat pengunduran diri kepada atasan di kantor, lalu tiba-tiba berubah pikiran karena satu dan lain hal? Sayangnya, surat yang telanjur diserahkan tidak akan bisa menghilang begitu saja. Lantas apa yang sebaiknya dilakukan dalam situasi semacam itu? Satu-satunya langkah yang bijaksana untuk diambil adalah menyusun surat penarikan pengunduran diri. Setelah itu, agendakan rapat internal dengan atasan dan/atau perwakilan departemen SDM di kantor untuk mendiskusikan langkah selanjutnya. Meski mereka belum tentu bersedia menarik Anda kembali, setidaknya kemungkinan tersebut akan meningkat jika Anda mampu menunjukkan sikap yang profesional di dalam prosesnya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menulis Surat Penarikan Pengunduran Diri

PDF download Unduh PDF
  1. Secara umum, format surat sebaiknya diatur sebagaimana dokumen bisnis yang menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12 pt, lalu tujukan surat kepada pihak yang menerima surat pengunduran diri Anda, seperti atasan langsung atau departemen SDM. [1]
    • Ingat, format awal paragraf di surat bisnis tidak menjorok ke dalam. Alih-alih, paragraf yang berbeda harus dipisahkan oleh satu baris kosong.
  2. Dengan kata lain, keinginan Anda untuk kembali bekerja di perusahaan tersebut harus tercermin dengan sangat jelas pada paragraf pertama. Jangan lupa mencantumkan tanggal penyerahan surat pengunduran diri Anda, ya!
    • Misalnya, Anda bisa menulis, “Surat ini merupakan pernyataan resmi saya untuk menarik surat pengunduran diri yang telah Bapak/Ibu terima pada tanggal 22 Mei 2017.” [2]
  3. Pada paragraf kedua, jelaskan alasan di balik keinginan Anda untuk tetap bekerja di sana secara lebih mendetail. Hati-hati, jangan mengakui bahwa Anda mengalami kegagalan ketika mencoba melamar ke tempat lain. Alih-alih, berikan penjelasan umum mengenai manfaat pekerjaan tersebut untuk Anda. Tidak perlu berbicara terlalu panjang di dalam surat, terutama karena penjelasan yang lebih lengkap bisa Anda berikan ketika berhadapan langsung dengan atasan nantinya.
    • Misalnya, Anda bisa menulis, “Pekerjaan ini telah memberikan banyak peluang bagi saya untuk memperkaya pengetahuan dan kemampuan praktis. Oleh karenanya, saya yakin perusahaan akan diuntungkan jika bersedia menerima saya kembali.”
    • Kemungkinan, Anda juga ingin kembali bekerja di sana karena atasan bersedia memberikan tawaran yang lebih menguntungkan, seperti gaji yang lebih besar atau tanggung jawab yang lebih berat. Jika situasinya demikian, jangan lupa mencantumkan detail tersebut di badan surat dan menyatakan kesediaan Anda untuk menerimanya.
  4. Pada paragraf ketiga sekaligus yang terakhir, berusahalah untuk semakin mengambil hati atasan dengan menuliskan hal-hal yang positif terkait perusahaan Anda. Jangan lupa berterima kasih untuk segala pengalaman dan pelajaran yang telah Anda terima selama bekerja di sana.
    • Misalnya, Anda bisa menulis, “Saya berharap bisa diberi kesempatan untuk terus bekerja di Acme Consulting . Mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk segala ketidaknyamanan yang telah saya timbulkan, dan terima kasih banyak untuk pengertiannya.” [3]
    • Cantumkan salam penutup bernada formal seperti “Hormat saya,” yang kemudian diikuti dengan nama terang dan tanda tangan Anda.
  5. Ingat, surat penarikan pengunduran diri harus segera diterima oleh atasan, idealnya tidak lebih dari dua hari setelah surat pengunduran diri Anda serahkan kepadanya. Jangan lupa pula untuk menyimpan salinan surat, ya!
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Berkomunikasi dengan Atasan

PDF download Unduh PDF
  1. Segeralah mengomunikasikan keinginan Anda untuk kembali bekerja di sana setelah menyerahkan surat pengunduran diri. Jika sistem yang berlaku di kantor Anda cenderung kasual, datanglah ke kantor dan ajak atasan Anda untuk mengobrol empat mata. Jika sistem yang berlaku lebih formal, hubungi sekretaris atasan untuk mengajukan agenda rapat internal, dan jangan lupa menyebutkan bahwa situasi ini sangat darurat untuk Anda.
    • Ketika bertemu dengan atasan, bawa salinan surat pengunduran diri Anda untuk berjaga-jaga jika atasan tidak menyimpannya atau sulit menemukannya.
  2. Merasakan berbagai luapan emosi dalam situasi semacam ini adalah hal yang wajar. Untungnya, tidak banyak yang perlu dikatakan karena Anda hanya perlu menyatakan keinginan untuk kembali bekerja di sana dan menarik surat pengunduran diri yang telah diterima oleh atasan.
  3. Ingat, atasan mungkin sudah mengiklankan atau menawarkan posisi tersebut kepada orang lain. Atau, dia bahkan sudah meminta bawahan Anda untuk mengisi kekosongan tersebut. Dengan berubah pikiran, sejatinya Anda telah mengacaukan rencana banyak orang. Itulah mengapa, meminta maaf dengan tulus adalah hal yang harus dilakukan!
    • Misalnya, Anda bisa berkata, “Saya tahu situasi ini mungkin akan terasa kurang nyaman untuk Bapak/Ibu, tapi saya tertarik untuk terus bekerja di sini.”
  4. Jika surat pengunduran diri diajukan dengan sangat tiba-tiba, kemungkinan besar Anda tidak memiliki waktu untuk benar-benar menjelaskan alasan di baliknya kepada atasan maupun rekan kerja yang lain. Itulah mengapa, wajar jika pertanyaan seputar itulah yang akan pertama kali diajukan oleh atasan. [4] Meski setiap orang memiliki situasi yang berbeda, cobalah mempraktikkan kiat yang bersifat umum berikut ini:
    • Tegaskan hal-hal yang mudah untuk diperbaiki terlebih dahulu. Misalnya, Anda mungkin ingin mengundurkan diri karena merasa kurang berkembang secara profesional di sana. Jika selama ini performa Anda teruji, kemungkinan besar atasan tidak akan keberatan untuk mengakomodasi keluhan tersebut.
    • Tetaplah jujur tanpa mengorbankan profesionalitas. Jika keinginan untuk mengundurkan diri muncul karena Anda mengalami masalah dengan rekan kerja atau atasan, akui alasan tersebut melalui tata bahasa yang bijaksana. Misalnya, Anda bisa berkata, “Saya dan Janine memiliki gaya berkomunikasi yang berbeda, dan perbedaan itu semakin terasa dalam enam bulan belakangan” alih-alih sekadar berkata, “Saya tidak suka bekerja di bawah pengawasan Janine.”
  5. Kemungkinan, Anda ingin kembali bekerja di sana karena tidak diterima di perusahaan incaran. Tentunya fakta tersebut tidak perlu diketahui oleh atasan, [5] terutama karena dia pasti berpikir bahwa keinginan Anda untuk kembali bekerja di sana tidak benar-benar tulus. Oleh karena itu, sebaiknya simpan informasi semacam itu untuk diri Anda sendiri.
    • Jika atasan menanyakan ada atau tidaknya tawaran pekerjaan untuk Anda dari perusahaan lain, jangan ragu menjawab “tidak” jika Anda memang tidak diterima di tempat lain. Toh Anda tidak sedang berbohong, bukan?
  6. Tegaskan hal-hal yang Anda sukai dari pekerjaan tersebut, dan tunjukkan kesadaran mengenai betapa menariknya profesi tersebut untuk Anda. Jika surat pengunduran diri Anda serahkan secara impulsif, jelaskan bahwa Anda telah meluangkan waktu untuk menjernihkan pikiran dan menyadari bahwa ini adalah pekerjaan terbaik yang bisa Anda miliki.
    • Misalnya, cobalah berkata, “Maaf, Pak/Bu, waktu itu saya mengundurkan diri karena merasa kesal kepada Janine. Sekarang, saya sudah sadar bahwa masalah tersebut bisa diselesaikan dengan mudah dan bahwa perusahaan ini adalah satu-satunya tempat bagi saya untuk bertumbuh secara maksimal.”
  7. Idealnya, atasan akan langsung mengizinkan Anda untuk kembali bekerja di sana. Namun, tetaplah menyiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan! Tunjukkan seberapa besar dedikasi yang Anda miliki, dan berusahalah menjelaskan manfaat yang bisa Anda berikan kepada perusahaan. [6]
    • Misalnya, Anda bisa berkata, “Saya tahu bahwa perusahaan sedang mengalami masa-masa yang kritis sekarang, dan sulit sekali untuk melatih orang baru dalam situasi semacam ini. Itulah mengapa, saya mau bertahan untuk membantu perusahaan melewati masa transisi dengan lebih mudah.”
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menyikapi Situasi Selanjutnya

PDF download Unduh PDF
  1. Kemungkinan besar, atasan Anda akan memerlukan waktu untuk membuat keputusan. Selain itu, kantor Anda mungkin memiliki kebijakan yang mengharuskan karyawan untuk menyerahkan surat pengunduran diri dalam waktu minimal dua minggu sebelum yang bersangkutan benar-benar mengundurkan diri. Selama periode tersebut berlangsung, bekerjalah sebaik yang Anda bisa! Datanglah ke kantor lebih awal dan selesaikan seluruh tanggung jawab Anda sebelum tenggat yang diminta.
    • Tawarkan diri untuk membantu karyawan lain. Dengan kata lain, tunjukkan kepada atasan bahwa Anda berdedikasi penuh untuk mengerjakan tanggung jawab yang telah diberikan.
  2. Jika beruntung, atasan mungkin akan mengizinkan Anda untuk kembali bekerja di sana. Jangan lupa menunjukkan rasa terima kasih Anda dan memberikan performa yang terbaik setelahnya, ya! Jika keinginan untuk mengundurkan diri muncul karena Anda mengalami masalah dengan rekan kerja atau atasan, berusahalah sebaik mungkin untuk memperbaiki relasi tersebut.
  3. Sebagian besar orang di kantor mungkin sudah tahu bahwa Anda sempat mengundurkan diri tetapi berubah pikiran setelahnya. Dalam situasi tersebut, jangan menuangkan air ke atas api yang telah berkobar, ya! Salah satu caranya adalah dengan memberikan jawaban yang tidak lugas terhadap setiap pertanyaan yang diajukan oleh rekan kerja Anda. Percayalah, cepat atau lambat mereka pasti akan menemukan topik lain yang lebih seru untuk digosipkan.
  4. Ingat, atasan tidak memiliki kewajiban untuk mempertahankan Anda setelah menerima surat pengunduran diri tersebut. [7] Jika situasinya demikian, berusahalah untuk tidak menanggapi penolakan tersebut secara personal. Kemungkinan, ada jeda yang cukup lama di antara surat pengunduran diri dan surat penarikan pengunduran diri Anda. Dalam situasi tersebut, wajar saja jika atasan sudah menawarkan posisi Anda kepada orang lain. Alhasil, dia pun akan merasa canggung untuk menerima Anda kembali.
    • Jangan menggosipkan atasan atau rekan kerja Anda yang lain! Alih-alih, selalu ceritakan hal-hal yang positif terkait pengalaman bekerja Anda di sana.
  5. [8] Jika kondisi finansial Anda sedang kurang baik selama menganggur, tingkatkan kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan baru dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia, seperti layanan penempatan tenaga kerja yang disediakan oleh pemerintah.
    • Awali prosesnya dengan membarui resume serta menanyakan lowongan pekerjaan kepada orang-orang terdekat.
    • Jika memungkinkan, mintalah kesediaan atasan atau rekan kerja di kantor yang lama untuk memberikan rekomendasinya sebelum Anda mengundurkan diri.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 17.230 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan