Unduh PDF
Unduh PDF
Penulis fiksi, puisi, naskah TV dan film, lirik lagu, bahkan iklan, menggantungkan diri pada kemampuan mereka untuk menelurkan ide dan mewujudkannya dalam bentuk kata-kata. Mencetuskan ide secara konsisten untuk menulis kreatif memang sulit, tetapi selalu ada cara untuk merangsang kreativitas dan mengindari kebuntuan menulis. Cobalah beberapa cara di bawah ini untuk membuat ide kreatif tetap mengalir.
Langkah
-
Banyak-banyaklah membaca. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Dengan begitu, Anda bisa mengikuti tren dalam bidang tulisan yang ditekuni, bisa melihat contoh gaya tulisan penulis lain, sekaligus bisa menemukan ide cerita dari bahan yang Anda baca; baik itu di koran, majalan, buku, atau di internet.
- Karya-karya fiksi lain juga bisa dijadikan inspirasi untuk cerita. Kaum intelektual telah mengungkap pengaruh legenda Amleth dari Scandinavia dan kisah Romawi Brutus pada “Hamlet.” [1] X Teliti sumber
- Anda juga bisa mengambil dasar ide tulisan kreatif dari kutipan. Ada sebuah episode “Star Trek” klasik yang berjudul The Conscience of the King (Nurani Sang Raja). Kisahnya tentang mantan diktator yang ingin menebus dosa masa lalu dengan memimpin sebuah kelompok akting. Ternyata judul episode ini diambil dari dialog di dalam “Hamlet”: The play's the thing wherein I'll catch the conscience of the king (Drama itulah yang akan menyadarkan nurani sang Raja). [2] X Teliti sumber
-
Perhatikan peristiwa yang sedang hangat. Jika pembaca menyadari kaitan antara kisah yang Anda tulis dengan peristiwa pada kehidupan sehari-hari, kemungkinan mereka akan lebih berempati dengan karakter yang Anda buat dan lebih menghargai ceritanya.
- Membaca koran, majalah baru, atau situs web baru secara teratur akan memberi Anda ide cerita yang terus mengalir dalam bentuk berita utama. Banyak episode serial Law and Order yang didasarkan pada berita utama kontemporer. [3] X Teliti sumber Sejumlah cendikiawan Inggris dan ahli sejarah berpendapat bahwa “Hamlet” karya Shakespeare terinspirasi dari kehidupan Raja James I. [4] X Teliti sumber Anda harus mengubah beberapa elemen di dalam kisah nyata untuk membuat versi fiksinya, agar tidak mempermalukan pelaku sesungguhnya.
-
Tonton film atau TV. Kalau Anda menulis untuk pembaca populer, tontonlah apa yang sedang populer di layar lebar atau layar televisi. Pikirkan topik bergenre sama sebagai film atau acara populer yang seperti itu.
-
Dengarkan musik. [5] X Teliti sumber Musisi biasanya menulis dari pengalaman sehari-hari atau dari tema klasik. Bangunlah cerita dari lagu favorit Anda. Dengarkanlah lagu Tupac dan tulis tentang kekerasan geng. Dengarkanlah lagu Joni Mitchell dan tulis tentang masalah lingkungan. Dengarkan saja segala jenis musik walaupun itu bukan genre yang Anda sukai.
-
Lakukan riset. Kalau Anda tertarik untuk menulis sebuah subjek, pelajari subjek tersebut lebih jauh. Anda mungkin akan menemukan detail menarik yang bisa membentuk inti dari seluruh tulisan kreatif itu. [6] X Teliti sumber
- Bukalah kamus, ensiklopedia, bahkan tesaurus. Bisa jadi Anda terantuk dengan sebuah kata, ide, atau peristiwa yang bisa melecutkan imajinasi. [7] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumber
Iklan
-
Tanyalah "bagaimana jika". [8] X Teliti sumber Pilih hal yang terjadi pada Anda atau seseorang yang Anda kenal, dan pikirkan apa yang akan terjadi jika keadaannya berbeda.
- Misalnya, kalau Anda mengajak ibu mampir ke swalayan setelah melihat ada awan ominous dalam perjalanan pulang sekolah, bayangkan bagaimana jadinya hidup Anda jika ibu benar-benar pergi ke swalayan dan swalayannya hancur oleh tornado.
-
Amati orang. Pergilah ke area publik tempat Anda bisa mengamati orang datang dan pergi, seperti mal, kafe, atau taman. Saat mengamati mereka, ajukan pertanyaan ala wartawan mengenai mereka kepada diri sendiri. Mereka mau pergi ke mana? Apa yang mereka lakukan? Dari mana mereka berasal? Apakah mereka memiliki keluarga? Apa yang mereka sukai? Apa yang mereka benci? [9] X Teliti sumber
-
Catat pengalaman. Entah Anda menyebutnya catatan, jurnal, atau buku harian, menulis pengalaman sehari-hari dengan orang lain, tempat baru, peristiwa tertentu, akan memberi Anda sumber tertulis sebagai bahan cerita untuk kapan-kapan. [10] X Teliti sumber Semakin banyak detail yang Anda masukkan ke dalam jurnal, semakin banyak pula detail yang bisa Anda ambil dan masukkan ke dalam cerita. Dengan begitu, ceritanya akan lebih menyakinkan.
-
Berkumpul bersama penulis lain. [11] X Teliti sumber Meluangkan waktu bersama penulis lain, baik dengan berpartisipasi dalam kelompok menulis maupun dengan mengambil kelas menulis kreatif, akan memberi Anda kesempatan untuk memperoleh ide dan dukungan dari mereka. Sudut pandang orang lain mungkin bisa menyemangati Anda untuk mengeksekusi ide yang sudah berputar-putar di dalam kepala, dan mulai menulisnya. Atau Anda bisa saling bertukar ide cerita dengan sesama rekan penulis. Tukarlah ide yang tidak bisa Anda kembangkan dengan ide yang tidak bisa mereka kembangkan. Siapa tahu Anda justru bisa menggarapnya. [12] X Teliti sumberIklan
-
Manfaatkan pengantar cerita. Dalam beberapa kasus, Anda tidak perlu membuat kerangka dari awal. Orang lain telah membuat daftar kisah-kisah yang hebat untuk dikembangkan. [13] X Teliti sumber Pengantar cerita atau petunjuk cerita adalah skenario atau frasa pratulis yang bisa Anda gunakan sebagai titik awal untuk memulai cerita. Anda bisa menemukannya dalam bentuk latihan di kelas-kelas menulis, di laporan berkala kelompok menulis, atau di internet.
-
Gunakan asosiasi kata. Pilihlah sebuah kata (contoh: perkebunan, presiden, kapur, lapar, anak, dll.). Apa pun kata yang Anda pilih, tidak jadi masalah. Lalu tulis sebanyak mungkin kata yang berhubungan dengan kata pertama yang Anda pilih. [14] X Teliti sumber
- Selama jangka waktu tertentu, set pengatur waktu selama 5 hingga 15 menit, lalu cari sebanyak mungkin ide cerita yang bisa Anda pikirkan sebelum alarm berbunyi.
- Tantang diri untuk menuliskan ide sebanyak-banyaknya, misalnya 50 sampai 100. Teruslah menulis ide cerita hingga mencapai target. Anda juga bisa menantang diri untuk menuliskan ide-ide tersebut selama jangka waktu tertentu. Tentukan waktu yang masuk akal untuk melakukannya. Pastikan waktunya memadai dan berusahalah sebaik mungkin untuk mencetuskan ide dengan jumlah yang cukup. Pada mayoritas sesi curah pendapat, sebagian besar ide biasanya tidak akan layak untuk direalisasikan. Tapi tidak apa-apa.
- Apa pun metode curah pendapat yang Anda gunakan, jangan berhenti di tengah jalan untuk mengevaluasi ide yang sudah tercetus. Anda hanya boleh berhenti jika tenggat waktu sudah berakhir atau target sudah tercapai. Pada titik ini, barulah Anda boleh meninjau daftar yang sudah dibuat dan memilih yang terbaik. Dan pada saat ini pula, Anda bisa mengidentifikasi ide lain yang masih berkaitan, lalu pertimbangkan apakah ide tersebut bisa ditambahkan ke ide cerita inti.
- Misalnya, Anda bisa memulai dengan kata “badai.” Lalu daftarlah kata-kata yang berhubungan dengan “badai” seperti: angin, air, kerusakan, awan, bahaya, dll. Kemudian pasangkan salah satu kata tersebut dengan kata pertama dan cobalah menuturkan sebuah cerita dengan keduanya.
-
Bangun cerita dari elemen yang dipilih secara acak. Ambil nama seseorang atau sebuah tempat dari koran, buku telepon, atau dari mana pun; kemudian bayangkan bagaimana rupa dia.
- Bangun cerita latar belakang. Untuk seorang tokoh, cerita latarnya ini termasuk informasi tentang jenis pekerjaan dia, teman-teman, keluarga, cita-cita, dan rasa takutnya. Untuk tempat, Anda bisa membahas area geografisnya, sejarah lokal, populasi, dan satwa liar yang ada di sana. Kemudian, tambahkan elemen konflik, masalah yang menimpa si tokoh atau yang terjadi di tempat yang Anda buat. Bangun cerita tentang apa yang terjadi pada akhirnya. [15] X Teliti sumber
- Menulis terbalik. Sebagai alternatif, Anda mungkin sudah tahu akhir ceritanya. Sekarang buatlah alasan yang masuk akal, kenapa si tokoh merasa sangat marah. Pilih kemungkinan yang paling menarik dan kupaslah. Gambarkan kejadian yang memicu kemurkaan dan peristiwa sebelumnya yang mengarah ke sana. Tambahkan detail pada setiap tahap sampai semua elemen cerita komplet.
-
Berpura-pura seolah sedang mengisahkan cerita kepada orang lain. Alih-alih berusaha menulis cerita dengan buru-buru, berpura-puralah seolah Anda sedang bercerita kepada orang lain. Entah dengan membuat percakapan di dalam pikiran atau dengan berbicara di depan alat perekam. Pikirkan pertanyaan apa yang mungkin akan diajukan oleh orang lain tentang ide atau cerita Anda. Tulis hasil percakapannya.
-
Pikirkan pembaca Anda. Anda menulis cerita ini untuk siapa? Anda tentu akan memilih topik yang berbeda untuk orang dewasa dan untuk anak, untuk kaum terpelajar dan orang awam, atau untuk pria dan wanita. Pikirkan preferensi pembaca Anda, dan mulailah dari sana. [16] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumber
-
Ketahui tujuan Anda menulis. Apakah Anda mencoba untuk menghibur? Apakah Anda ingin memberikan informasi? Jika Anda bisa mengidentifikasi kenapa Anda menulis hal itu, Anda bisa mengembangkan inspirasi awal tersebut menjadi sebuah cerita. [17] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumberIklan
-
Cobalah menulis dua karya yang berbeda. Jika Anda kesulitan mencari ide untuk cerita tertentu, cobalah mengerjakan kisah yang lain, menggarap bagian cerita yang berbeda, atau bahkan menulis jenis naskah yang sama sekali beda. Siapa tahu beban Anda akan terlepas jika berhenti berkutat dengan tulisan yang itu-itu saja. Dengan begitu, Anda nanti bisa kembali mencari ide untuk cerita tersebut.
- Jika Anda sedang menggarap ide cerita pendek, berhentilah dan tulis sebuah puisi, tulis tinjauan mengenai sebuah acara televisi, atau tulis saja daftar kata. Lebih baik Anda terus berusaha mengalirkan ide dan menulis apa saja, daripada merasa frustrasi dengan diri sendiri.
-
Beristirahatlah dari menulis selama beberapa lama. Anda tahu kapan inspirasi akan datang. Menjauhlah dari kertas atau papan ketik. Otak Anda akan terus memutar ide atau mencari inspirasi dari segala hal. Walaupun Isaac Asimov menulis selama 10 jam per hari, 7 hari seminggu, dia masih meluangkan waktu untuk menghadiri konvensi fiksi ilmiah, terus berkorespondensi dengan teman-temannya, bahkan berkencan.
-
Berolahraga. Jika Anda merasa mentok saat mencari ide, habiskan beberapa menit untuk melakukan kegiatan fisik barang sebentar, entah berolahraga ataupun melakukan pekerjaan rumah tangga yang membutuhkan tenaga. Setelah itu, Anda akan merasa lebih siaga dan ide akan datang dengan lebih mudah.
-
Tidur siang. Jika berolahraga hanya akan membuat badan lelah, mungkin lebih baik Anda tidur siang. Tidur singkat selama 30 menit atau kurang, sudah cukup untuk mengistirahatkan tubuh dan mungkin cukup untuk membuat ide kembali berdatangan. Sedangkan terlelap hingga 90 menit akan membuat Anda memasuki kondisi tidur REM dan memungkinkan Anda memimpikan ide cerita.
- Manfaatkan mimpi. Jika Anda baru saja bermimpi dan masih mengingatnya, tulislah ide dari mimpi tersebut pada selembar kertas dan campur-adukkan dengan apa pun yang Anda inginkan atau apa pun yang menurut Anda cocok. Dengan begitu, Anda akan memiliki ide untuk sebuah cerita nanti.
- Edgar Allen Poe mencari inspirasi dari mimpi buruk untuk sebagian besar puisinya. [18] X Teliti sumber
- Ahli kimia Friedrich August Kekule membuat sebuah pengakuan pada peringatan ke 25 dari publikasi naskahnya tahun 1865 tentang struktur benzena yang seperti cincin. Dia menyebutkan bahwa dia bermimpi melihat ular menggigit ekornya. Mimpi ini menginspirasi Kekule untuk menginterpretasikan risetnya seperti yang telah dia lakukan. [19] X Teliti sumber
Iklan
Tips
- Tetaplah bersikap positif meskipun Anda sedang kesulitan mencari ide cerita. Kebuntuan menulis akan menjadi rintangan abadi hanya kalau Anda membiarkannya.
- Tetaplah rajin. Mencetuskan ide untuk menulis kreatif memang membutuhkan waktu dan usaha.
Iklan
Referensi
- ↑ http://internetshakespeare.uvic.ca/Library/SLT/history/prehistory/amleth.html
- ↑ http://en.memory-alpha.org/wiki/The_Conscience_of_the_King_(episode)
- ↑ http://www.businessinsider.com/real-crimes-that-inspired-law-and-order-episodes-2012-3
- ↑ http://www.sourcetext.com/sourcebook/library/winstanley/hamlet/3.htm
- ↑ http://www.build-creative-writing-ideas.com/free-creative-writing-prompts-music.html
- ↑ http://www.dailywritingtips.com/5-brainstorming-strategies-for-writers/
- ↑ http://writingcenter.unc.edu/handouts/brainstorming/
- ↑ http://www.sparringmind.com/creative-thinking/
- ↑ http://www.creative-writing-now.com/writing-journal.html
- ↑ http://www.creative-writing-now.com/writing-journal.html
- ↑ http://www.writers-network.com
- ↑ http://www.creative-writing-now.com
- ↑ http://www.creative-writing-now.com/story-starters.html
- ↑ http://www.dailywritingtips.com/5-brainstorming-strategies-for-writers/
- ↑ https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/754/01/
- ↑ http://writingcenter.unc.edu/handouts/brainstorming/
- ↑ http://writingcenter.unc.edu/handouts/brainstorming/
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/2013/11/16/famous-ideas-from-dreams_n_4276838.html
- ↑ http://www.britannica.com/EBchecked/topic/314308/August-Kekule-von-Stradonitz
Iklan