Salah satu penyebab utama kematian akibat kecelakaan tak disengaja adalah berenang, meskipun hal ini tidak selalu dipublikasikan dengan baik. Di Amerika Serikat saja, kecelakaan ini memakan 10 jiwa setiap hari. [1] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber Tragisnya, insiden ini sering kali terjadi di dekat rumah. Di tahun 2012, 73% kasus kematian anak-anak di bawah 14 tahun akibat tenggelam terjadi di tempat tinggal sendiri. Untungnya, beragam situasi yang memicu tenggelamnya seseorang bisa dihindari dengan mengamati standar keamanan dasar di dalam air. Pengetahuan ini layak Anda miliki, baik saat Anda berenang sendiri, mengawasi orang lain, atau menjaga keselamatan kolam renang bagi keluarga.
Langkah
-
Pilih tempat yang berada dalam pengawasan petugas penyelamat untuk berenang. Opsi paling saman saat Anda memilih tempat untuk berenang adalah kawasan atau tempat yang dijaga oleh petugas penyelamat atau pengawas. Penyelamat bersertifikat adalah teman terbaik saat Anda berenang. Kehadirannya di tempat atau kolam renang menunjukkan adanya langkah pencegahan tenggelam yang serius.
- Manajemen kolam renang atau pantai yang dikelola dengan baik dan diawasi oleh petugas keamanan biasanya menerapkan langkah-langkah peringatan bahaya awal. Sebagai contoh, beberapa penanda dipasang untuk menunjukkan arus bawah yang berbahaya. Di pantai atau kolam renang pun mungkin ada petugas yang menegur para remaja yang bermain-main atau melakukan tindakan yang berbahaya.
- Petugas penyelamat dilatih untuk mengenali atau melihat para perenang yang akan tenggelam dan bertindak cepat untuk menyelamatkan nyawa mereka.
- Petugas penyelamat bersertifikat juga harus mengetahui cara memberikan CPR. Ini artinya para petugas dapat menyelamatkan nyawa perenang dalam situasi berbahaya, bahkan jika perenang tersebut sudah kehilangan kesadarannya di dalam air.
- Namun, Anda perlu memandang petugas penyelamat seperti anggota pemadam kebakaran—kritis saat diperlukan, tetapi setiap orang harus berusaha agar tidak harus sampai membutuhkan bantuannya. Oleh karena itu, ikuti semua langkah keselamatan yang diperlukan, bahkan jika tidak ada penyelamat yang bertugas. [2] X Teliti sumber
-
Pelajari keahlian-keahlian renang dasar. Untuk alasan yang sudah jelas, mengetahui cara berenang dapat mengurangi risiko tenggelam secara signifikan . Bagi para pemula, kemampuan seperti gaya bebas dan mengayuh atau berjalan di dalam air memungkinkan Anda untuk bergerak dan mengambang dengan mudah di dalam air sehingga Anda akan merasa lebih yakin dan aman saat berenang. Jangan sepenuhnya mengandalkan “gaya anjing” untuk mencegah diri agar tidak tenggelam. Teknik ini tidak seefektif gaya renang yang sebenarnya (dan menguras lebih banyak tenaga). Meskipun demikian, gaya ini lebih baik dibandingkan saat Anda tidak bisa berenang sama sekali.
- Jika Anda kurang percaya diri dengan kemampuan berenang, ikuti kursus renang. Kursus atau kelas seperti ini diperkirakan dapat mengurangi risiko tenggelam hingga 88% pada anak-anak. Namun, kursus atau kelas renang juga bisa memberikan pengetahuan yang dapat menyelamatkan jiwa bagi orang dewasa.
- Perenang (yang sudah mahir) pun tetap dapat tenggelam. Hanya karena Anda bisa berenang, tidak berarti Anda tidak akan pernah tenggelam. Pernyataan ini tidak bermaksud menghancurkan keberanian atau niat siapa pun untuk belajar berenang. Namun, ingatlah bahwa kepercayaan diri secara berlebihan sama berbahayanya dengan tidak bisa berenang sama sekali. Tidak ada istilah "kebal terhadap tenggelam".
-
Kenakan pelampung bersertifikat. Baju pelampung dan peralatan pengapungan lainnya membantu penggunanya agar tetap mengambang di dalam air, meskipun ia sedang pingsan atau tidak bisa berenang. Oleh karena itu, keduanya merupakan barang “berharga” untuk dimiliki dan digunakan saat Anda berada di dalam air atau sekitar wilayah perairan. [3] X Teliti sumber Dalam situasi tertentu, Anda mungkin diwajibkan secara hukum mengenakan pelampung. Di Amerika Serikat, misalnya, beberapa negara bagian mewajibkan para penumpang atau pengguna kapal untuk mengenakan jaket pelampung yang pas (atau setidaknya memiliki satu jaket untuk setiap orang). Biasanya, jaket pelampung ini perlu mendapatkan sertifikat dari pihak Penjaga Pantai Amerika Serikat ( US Coast Guard ) agar dianggap layak guna. [4] X Teliti sumber
- Jangan mengandalkan pelampung lengan, foam noodle , dan mainan renang lainnya untuk mengambang di air. Benda-benda tersebut tidak didesain untuk mencegah seseorang agar tidak tenggelam, baik yang bukan perenang maupun perenang yang sedang “lemah”.
- Meskipun Anda adalah seorang perenang yang kuat, kenakan jaket pelampung saat menaiki perahu atau kapal. Saat sewaktu-waktu kapal tenggelam, jika Anda kehilangan kesadaran, penyelamat masih bisa menyelamatkan Anda.
-
Kendali dan hindari arus yang kencang. Jika Anda selama ini berenang di kolam renang buatan, Anda mungkin lupa bahwa arus alami (dan perubahannya) bisa terjadi di perairan alami. Jika cukup kencang, arus tersebut dapat menimbulkan bahaya serius, terutama untuk perenang yang kurang kuat (atau tidak berpengalaman). Salah satu arus yang berbahaya adalah arus pecah. Arus cepat dan kuat ini terbentuk di dekat pantai dan bisa menarik para perenang ke tengah laut. Jika Anda berada di pantai, bersiaplah untuk mengenali tanda-tanda peringatan adanya arus pecah: [5] X Teliti sumber
- Arus terpecah-pecah di terusan yang sempit.
- Warna air berbeda dari warna air di sekitarnya
- Pola gelombang tidak beraturan
- Ada benda atau rumput laut yang bergerak secara tetap ke arah laut
-
Jangan panik saat Anda terjebak dalam arus yang kencang. Jika sewaktu-waktu (dan semoga saja tidak terjadi) Anda terjebak dalam arus yang kencang, ketahui secara cerdas reaksi yang perlu ditunjukkan agar Anda selamat. Meskipun situasi sangat mengerikan, berusahalah untuk tidak panik. Dalam kondisi seperti ini, mengikuti naluri bukanlah pilihan yang bijak. Alih-alih mencoba melawan arus, berputarlah sejauh 90 derajat dan berenanglah dalam arah sejajar ke tepian sebisa mungkin. Arus pecah biasanya hanya aktif di terusan yang relatif sempit sehingga pada akhirnya Anda akan keluar dari arus tersebut dan terbawa ke perairan yang lebih tenang.
-
Berjalanlah di air atau apungkan diri jika Anda mulai kehilangan kendali. Sebagian orang secara naluriah akan berusaha sekeras mungkin untuk bergerak agar kepalanya tetap berada di atas air saat mulai tenggelam. [6] X Teliti sumber Sayangnya, ini merupakan salah satu langkah terburuk yang dilakukan saat Anda mulai tenggelam. Langkah ini justru menghabiskan energi, membuat Anda kelelahan, dan pada akhirnya menyulitkan Anda untuk memberikan sinyal bantuan. Akan lebih baik jika Anda berjalan di air atau menggunakan teknik mengapung untuk menghemat energi agar Anda bisa berusaha bergerak ke tepian atau memberikan tanda untuk mencari bantuan.
- Untuk berjalan di dalam air, tegakkan tubuh dan buat gerakan “menyapu” ke arah dalam dan luar dengan lengan agar tubuh bagian atas stabil. Sambil melakukannya, gerakan kaki seperti saat Anda mengayuh sepeda agar Anda tetap mengambang atau mengapung.
- Saat benar-benar kehabisan energi, gunakan teknik mengapung ( survival float ) agar Anda bisa beristirahat di dalam air. Tengkuraplah (wajah menghadap ke air) dan rentangkan kedua lengan dan kaki. Gunakan gerakan secara minimal agar Anda tetap mengapung. Angka kepala saat Anda perlu bernapas.
- Perlu diingat bahwa Anda hanya perlu memosisikan mulut sedikit di atas permukaan air agar bisa bernapas. Berusaha menaikkan seluruh kepala di atas permukaan air sering kali hanya membuang-buang energi.
-
Jangan konsumsi obat-obatan atau minuman beralkohol. Ketidakseimbangan tubuh dalam air tentunya memancing bahaya. Mengonsumsi minuman beralkohol merupakan pilihan yang sangat berbahaya. Selain menurunkan kualitas pikiran dan kemampuan motorik, alkohol juga membuat Anda lebih rentan terhadap hipotermia (luka atau kematian akibat tubuh yang kedinginan). [7] X Teliti sumber Namun, beberapa obat pun memiliki efek samping yang sama buruknya (atau bahkan lebih buruk) sehingga ada baiknya Anda tidak berenang saat masih berada dalam pengaruh zat-zat psikoaktif apa pun . Pastikan Anda tetap sadar dan tubuh berada dalam kondisi fit saat berenang.
-
Pelajari resusitasi jantung paru-paru atau CPR . CPR ( cardiopulmonary resuscitation atau resusitasi jantung paru-paru) adalah teknik penyelamatan jiwa yang sangat penting bagi siapa pun yang sering beraktivitas di dekat/dalam air. Teknik ini memungkinkan penyelamat untuk mengalirkan darah korban tenggelam ke seluruh tubuhnya dan, terkadang, membuat korban bisa kembali bernapas. Meskipun teknik ini sendiri dapat menyelamatkan jiwa korban tenggelam, CPR juga bisa “menunda” kematian hingga layanan darurat tiba. Biasanya, pelatihan CPR diadakan secara singkat dan dewasa ini, beberapa kelas diselenggarakan dalam jaringan sehingga lebih mudah bagi Anda untuk memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelamatkan jiwa seseorang. [8] X Teliti sumber
- Jika Anda tidak mengetahui cara melakukan CPR, sebagian besar sumber menyarankan pemberian kompresi pada dada saja, dan bukan penggunaan teknik pengosongan saluran pernapasan yang lebih rumit atau pernapasan buatan. [9] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber Untuk melakukan kompresi pada dada, berlututlah di samping korban (yang tidak sadarkan diri) dan pastikan korban direbahkan di atas permukaan yang keras. Tempatkan kedua tangan secara bertumpuk di atas dadanya. Manfaatkan berat tubuh bagian atas (tidak hanya mengandalkan kekuatan lengan) untuk menekan dadanya sejauh sekitar 5 sentimeter. Tekan dadanya sebanyak sekitar kali per menit hingga tenaga medis tiba atau korban mendapatkan kesadaran.
-
Tugaskan seorang penyelamat atau pengawas. Hal terpenting yang Anda perlu lakukan untuk menjaga keamanan kolam renang atau perairan adalah memastikan selalu ada seseorang yang mengawasi para perenang dan siap turun saat diperlukan. Petugas penyelamat terlatih tentu saja merupakan pengawas terbaik, tetapi perenang biasa yang tangguh atau kuat pun bisa menjadi pilihan dalam kondisi darurat.
- Jika para pengawas takut tidak bisa ikut bersenang-senang, coba adakan giliran tugas. Jangan biarkan orang yang mabuk atau kehilangan keseimbangannya menjadi pengawas! Penyelamatan orang yang tenggelam membutuhkan kecepatan sehingga jangan pilih siapa pun yang lamban untuk menjadi petugas penyelamat atau pengawas.
-
Kenali siapa saja yang paling berisiko tenggelam. Pada tingkat individual, risiko tenggelam ditentukan oleh kemampuan renang seseorang dan kondisinya pada saat berenang. Namun, saat Anda menghadapi banyak orang, Anda bisa mengamati tren demografi tertentu terkait kemungkinan atau risiko tenggelam. Pada dasarnya, ada beberapa kelompok orang yang memiliki kemungkinan tenggelam lebih besar dibandingkan kelompok-kelompok lainnya. Di bawah ini adalah beberapa kelompok orang yang secara statistik lebih berisiko tenggelam dibandingkan rata-rata terendahnya: [10] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
- Anak-anak: Anak yang masih sangat kecil (usia 1-5 tahun) lebih berisiko tenggelam. Pada kenyataannya, penyebab utama kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun adalah tenggelam.
- Pria: Lebih dari 80% korban tewas akibat tenggelam adalah pria. Namun, penyebab besarnya persentase ini masih belum jelas (mis. preferensi yang lebih besar untuk mengambil perilaku yang berisiko, kemampuan biologis, atau preferensi yang lebih besar untuk berenang).
- Kelompok kurang mampu/minoritas: Di Amerika Serikat, beberapa kelompok sosioekonomi tertentu memiliki risiko kematian akibat tenggelam yang tinggi (dan jomplang jika dibandingkan kelompok-kelompok lainnya). Ini terjadi karena kurangnya akses ke kolam renang, serta aktivitas rekreasi berbasis air. Sebagai contoh, jumlah anak keturunan Afrika-Amerika Serikat berusia 5-19 tahun yang tewas tenggelam di kolam renang hampir mencapai enam kali lebih banyak dibandingkan jumlah anak berkulit putih.
-
Waspadalah terhadap kondisi medis perenang. Jika seseorang memiliki kondisi medis yang menurunkan fungsi motoriknya atau mengganggu keseimbangan tubuhnya saat berada di dalam air, informasi medis tersebut perlu diberi tahukan kepada petugas penyelamat atau pengawas sebelum ia berenang. Sebagai contoh, kondisi medis seperti epilepsi bisa membuat seseorang tidak berdaya di dalam air saat ia mengalami kejang-kejang sehingga pengawas atau petugas penyelamat harus mengawasi orang tersebut secara lebih saksama. Selain itu, jika terdapat perlengkapan atau obat yang dibutuhkan untuk menyelamatkan jiwa seseorang dengan cepat pada kondisi tertentu (mis. EpiPen untuk orang-orang yang memiliki alergi parah), pastikan obat atau perlengkapan tersebut selalu tersedia jika sewaktu-waktu terjadi kondisi terburuk.
-
Perlu diingat bahwa tenggelam sering kali terjadi secara “diam-diam”. Tenggelam sering kali tidak terjadi seperti yang digambarkan dalam film-film (mis. orang yang berusaha keras untuk naik ke permukaan dan berteriak nyaring). Beberapa orang yang sedang tenggelam justru kesulitan menjaga kepalanya agar tetap berada di atas permukaan air dalam waktu lama sehingga tidak bisa meminta bantuan. Oleh karena itu, biasanya Anda tidak bisa mendengar suara peringatan yang menunjukkan bahwa seseorang sedang tenggelam. Korban bisa saja tenggelam dan seseorang di samping atau dekatnya tidak menyadarinya hingga semuanya sudah terlambat. Karena alasan ini, sangat penting bagi pengawas atau penyelamat untuk tidak mengalihkan pandangannya dari para perenang yang harus dijaga. Kenali tanda-tanda peringatan berikut yang menunjukkan bahwa seseorang sedang tenggelam “diam-diam”: [11] X Teliti sumber
- Tubuh korban tegak dan kaku, dengan kedua lengan yang mendorong ke arah bawah atau air (korban tidak melambaikan tangan atau memberi sinyal)
- Korban kesulitan berbicara (korban berfokus pada pernapasan)
- Korban beberapa kali berusaha keras untuk bertahan di permukaan air, diikuti masuknya tubuh ke dalam air dengan napas yang ditahan
- Korban tidak bisa menjaga mulutnya agar tetap berada di atas permukaan air secara konsisten
Mencegah Risiko Tenggelam pada Anak-Anak yang Berusia di Bawah 5 Tahun
-
Perlu diingat bahwa tidak ada istilah “antitenggelam” atau “pasti aman” bagi anak-anak. Hanya karena anak-anak dapat berenang dengan baik, tidak berarti ia (atau orang dewasa sekali pun) tidak akan bisa tenggelam. Selain itu, mempelajari prosedur keselamatan di kelas renang pun tidak menjamin keamanannya di hari yang sama. Beri anak-anak Anda kesempatan untuk mempelajari aturan keselamatan dasar dalam air dan ulas aturan tersebut setiap kali ia perlu masuk ke bak rendam atau kolam renang.
-
Jangan biarkan anak-anak berenang di luar pengawasan. Siapa pun sebaiknya memang tidak boleh berenang sendirian, tetapi bagi anak-anak, aturan ini harus diikuti dengan tegas. Jangan pernah membiarkan si kecil berenang di luar pengawasan orang dewasa, terlepas dari tempatnya (mis. pantai, kolam renang pribadi, kolam renang umum, atau rumah teman). [12] X Teliti sumber Anak-anak yang masih kecil dan sudah mendapatkan pelajaran renang pun tetap bisa tenggelam dibandingkan anak-anak yang sudah lebih besar, tetapi belum mengikuti kelas/kursus renang. Oleh karena itu, pengawasan adalah kunci untuk menjaga keselamatan si kecil hingga ia menjadi perenang dewasa yang bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
- Saat Anda mengawasi anak-anak, Anda harus melihat mereka tanpa terganggu oleh pengalih perhatian, termasuk ponsel, tablet, buku, dan semacamnya. Walau Anda masih sempat untuk mengirimkan pesan singkat, jika Anda terlalu sibuk menatap perangkat, Anda tidak akan bisa memberikan pengawasan penuh pada anak-anak.
- Pastikan Anda dan si kecil hanya berjarak sekitar satu lengan ketika ia berada di dalam air, bahkan saat ia mengenakan alat pelampung. Alat pelampung tidak seaman jaket pelampung dan bisa memberikan rasa aman yang “palsu” bagi anak-anak dan bahkan orang dewasa.
- Jika Anda meninggalkan si kecil di bawah pengawasan pengasuh anak atau remaja, pastikan mereka mengetahui aturan keselamatan yang Anda terapkan. Pastikan pula Anda mengingatkan mereka bahwa insiden tenggelam sering kali tidak ditandai oleh peringatan dalam bentuk suara sehingga pengawasan visual wajib dilakukan.
-
Amankan area kolam renang dan tutup akses ke kolam renang saat tidak dipakai. Adanya pembatas fisik (mis. pagar) antara si kecil dan kolam renang biasanya sudah cukup untuk menjauhkannya dari kolam renang saat Anda tidak bisa mengawasinya. Anak-anak (terutama yang usianya masih kecil) biasanya tertarik pada kolam renang, tanpa mengetahui bahaya yang ada. Namun, di bawah ini terdapat beberapa kiat dasar untuk mengamankan kolam renang bagi si kecil:
- Untuk kolam renang yang digali (atau berada di permukaan tanah), keliling kolam dengan pagar setinggi sekitar 1,2 meter. Anda bisa menggunakan play pen (pagar untuk bayi), pagar besi, pagar berantai, atau bahkan jaring sebagai pembatas di sekeliling kolam.
- Gunakan pagar yang dapat tertutup dan terkunci secara otomatis. Jika Anda tidak memiliki pagar seperti ini, pastikan Anda mengunci pintu pagar setelah selesai berenang.
- Lepas tangga untuk kolam renang yang berada di atas tanah (mis. kolam plastik). Jika si kecil terlalu pendek untuk masuk ke kolam tanpa tangga, cukup singkirkan tangga tersebut agar ia tidak dapat mengakses kolam.
- Jika memungkinkan, pasang penutup pada kolam. Beberapa kolam renang dan bak rendam air panas dilengkapi penutup keras atau pelindung berbahan plastik. Keduanya biasanya digunakan untuk melindungi kolam atau bak dari cuaca saat tidak digunakan. Namun, keduanya juga bisa dimanfaatkan untuk menghalangi anak-anak (selama materialnya cukup kuat atau kokoh).
- Pastikan penutup bak rendam dan kolam berfungsi dengan baik, dan permukaan papan loncat, tangga, dan dek tidak licin. Ganti atau perbaiki perlengkapan tersebut jika sudah usang.
- Untuk menghindari cedera di dalam kolam, tutupi semua sudut yang tajam dan permukaan keras yang ditinggikan.
- Jauhkan semua perangkat listrik dari bak rendam atau kolam renang untuk mencegah kejutan listrik. Selalu pastikan kabel-kabel terawat dengan baik dan dipasang secara profesional.
- Jangan kunjungi kolam renang pada cuaca buruk (mis. angin kencang atau hujan badai).
-
Segera pergi ke bak rendam air panas atau kolam renang terlebih dahulu jika Anda tidak bisa menemukan si kecil di rumah karena waktu yang ada sangat berharga!
- Anda bisa memasang alarm dalam air (atau permukaan air) yang bisa mengeluarkan suara atau sinyal saat seseorang masuk ke dalam kolam.
- Anda juga bisa memasang lonceng atau alarm pada pagar untuk memberi tahu semua orang di rumah saat seseorang membuka pintu pagar menuju kolam renang.
- Jauhkan meja, kursi, dan objek lain yang bisa dipanjat agar si kecil tidak dapat menaikinya dan melompat ke kolam renang.
-
Sediakan kit keselamatan untuk bak rendam air panas atau kolam renang. Perlengkapan ini berisi:
- Perlengkapan pengapungan atau pelampung
- Telepon portabel (untuk kondisi darurat)
- Gunting
- Perlengkapan P3K
-
Jangan biarkan mainan berserakan di dekat kolam renang. Biasanya, anak-anak tidak mau berenang di luar pengawasan orang dewasa jika tidak tergoda oleh mainan berwarna cerah. Setelah pulang dari pantai atau berenang di kolam renang, segera simpan dan amankan mainan. Dengan demikian, si kecil tidak akan tertarik untuk berenang. Selain itu, mainan pun menjadi awet lebih lama dan tidak akan membuat anak-anak tersandung dan membahayakan mereka.
-
Coba kuras kolam renang . Salah satu langkah ampun untuk mencegah anak-anak agar tidak tenggelam di kolam renang adalah menguras airnya. Jika kolam Anda kosong, anak-anak pun enggan masuk ke dalamnya tanpa pengawasan Anda dan jika mereka sampai masuk, mereka tidak akan tenggelam. Proses pengurasan kolam renang mungkin cukup rumit sehingga jika Anda tidak mengetahui caranya, hubungi tukang leding atau layanan perawatan kolam renang profesional.
- Perlu diingat bahwa beberapa jenis pengurasan kolam dan paparan dari cahaya matahari langsung dapat merusak plester di dasar atau lantai kolam.
-
Ingatlah bahwa anak-anak yang masih sangat kecil tetap bisa tenggelam di perairan yang sangat dangkal. Bayi dan balita bisa tenggelam, bahkan dalam kolam atau perairan yang dalamnya hanya 2,5 senti. Yang dirasa tragis adalah tidak semua orang tua dan pengasuh sadar dengan bahaya ini. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mengawasi anak-anak saat bermain atau berada di kolam atau perairan dengan kedalaman berapa pun, termasuk saat si kecil sedang berada di dalam bak rendam atau sekitar ember (yang terisi air). Jika Anda harus pergi, bawa si kecil bersama Anda. Waktu yang Anda butuhkan untuk pergi ke ruang tamu dan membuka pintu sudah cukup bagi bayi Anda untuk tenggelam.
- Jangan bergantung pada dudukan bak rendam untuk menjaga keselamatan si kecil. Dudukan ini bisa saja gagal menjaga keselamatan anak Anda. Sebagai contoh, cangkir isap di bagian bawah dudukan atau kursi bisa saja terlepas dari lantai bak dan si kecil pun merangkak keluar dari kursinya.
- Barang-barang yang menampung atau mengandung air di rumah pun berisiko membuat anak-anak tenggelam. Beberapa barang umum yang berisiko mencakup ember atau bagian atas penutup kolam yang menampung air hujan. Kematian akibat tenggelam juga terkadang terjadi di atau melibatkan benda-benda lain, termasuk kolam ikan, wastafel, dan akuarium.
Referensi
- ↑ http://www.cdc.gov/homeandrecreationalsafety/water-safety/waterinjuries-factsheet.html
- ↑ http://www.personal.psu.edu/msp5018/blogs/english_202c/How%20to%20Perform%20CPR.pdf
- ↑ http://www.redcross.org/prepare/disaster/water-safety/swim-safety
- ↑ http://www.rei.com/learn/expert-advice/personal-flotation-device.html
- ↑ http://ripcurrents.noaa.gov/overview.shtml
- ↑ http://www.sutcliffe.ca/joel/nls/drowning.pdf
- ↑ https://www.drinkaware.co.uk/check-the-facts/effects-on-your-safety/drinking-alcohol-in-cold-weather
- ↑ http://www.redcross.org/take-a-class
- ↑ http://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-cpr/basics/art-20056600