PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Pelecehan seksual dapat merujuk pada kontak fisik yang tidak diinginkan. Selain itu, pelecehan seksual juga mencakup, di antaranya, menunjukkan bagian tubuh, meminta sesuatu yang bersifat seksual, menunjukkan foto-foto yang tidak senonoh, dan melemparkan komentar atau lelucon yang berbau seks. Di lingkungan tempat kerja, manajer atau atasan perlu membangun lingkungan kerja yang aman dari pelecehan seksual bagi para pekerjanya dengan menetapkan aturan yang jelas, memberikan latihan yang cukup dan penguatan yang gigih. Sementara itu, di lingkungan sekolah, pengurus sekolah perlu menetapkan atau memberikan aturan yang sama untuk para siswa dan staf.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Aman dari Pelecehan

PDF download Unduh PDF
  1. Sebagai atasan, Anda bertanggung jawab atas diskriminasi seksual yang terjadi di tempat kerja. Dalam UU nomor 13 tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan, disebutkan bahwa tenaga kerja (termasuk buruh atau pegawai) berhak memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. [1] Oleh karena itu, cara terbaik untuk melindungi para pegawai dari pelecehan seksual dan mencegah agar Anda tidak harus menanggung risiko dari pelecehan yang mungkin terjadi adalah dengan pencegahan sejak dini.
    • Adakan pertemuan dengan dewan sumber daya manusia dan para pimpinan pegawai, dan tulislah kebijakan tegas mengenai larangan terhadap pelecehan seksual. Tegaskan bahwa manajemen sendiri bertanggung jawab untuk mencegah pelecehan seksual di lingkungan tempat kerja atau kantor.
    • Jelaskan definisi pelecehan seksual secara luas. Buatlah larangan terkait diskriminasi seksual secara ilegal, rayuan atau bujukan seksual yang tidak diinginkan, permintaan yang berbau seks, dan tingkah laku atau tindakan seksual (baik yang bersifat verbal, visual, atau fisik) di tempat kerja.
    • Buatlah larangan terkait adanya kewajiban untuk menerima tindakan seksual sebagai syarat atau ketentuan penerimaan tenaga kerja, atau sebagai dasar penentuan penerimaan tenaga kerja.
    • Laranglah semua perilaku yang bertujuan atau berdampak pada terganggunya performa kerja pegawai, termasuk perilaku yang menciptakan lingkungan kerja yang mengintimidasi, tidak ramah, atau mengganggu pegawai.
    • Cantumkan contoh-contoh pelecehan seksual, namun tegaskan bahwa definisi pelecehan seksual tidak hanya berupa contoh-contoh yang disebutkan tersebut.
    • Tinjau kembali UU nomor 13 tahun 2013 dan aturan di kota Anda untuk memastikan bahwa aturan yang dibuat mencakup semua hukum yang berlaku.
  2. Dalam kebijakan antipelecehan seksual yang dibuat, cantumkan langkah-langkah yang jelas untuk melaporkan pelecehan seksual. Kebijakan yang dibuat harus bisa mendorong korban untuk melaporkan pelecehan yang ia alami. Siapkan tim atau dewan khusus yang berwenang untuk menerima keluhan atau laporan terkait adanya pelecehan seksual. [2]
    • Pastikan ada beberapa ‘pilihan’ petugas yang dapat dihubungi atau didatangi oleh korban ketika ingin melaporkan adanya pelecehan seksual. Ini dilakukan untuk, misalnya, mencegah korban melaporkan pelecehan yang ia alami/saksikan kepada pelaku pelecehan atau teman dekat pelaku.
  3. Berikan setiap pegawai salinan kebijakan yang dibuat. Kebijakan pencegahan pelecehan seksual harus dicantumkan dalam buku pedoman pegawai, dikirimkan pada pegawai melalui surel, dan ditinjau atau diulas dalam latihan-latihan antidiskriminasi yang dilakukan setiap tahun.
    • Berikan latihan secara berkala. Latihlah pengawas dan para pegawai dari semua tingkatan manajemen untuk mencari, mencegah, dan memberikan hukuman atas pelecehan dan diskriminasi seksual. Selain itu, latihlah para pegawai untuk melaporkan pelecehan seksual dalam langkah-langkah yang tepat.
    • Ikutilah persyaratan atau aturan yang berlaku di negara atau kota Anda. Perlu diingat bahwa setiap negara atau kota mungkin memiliki aturan atau kebijakan yang beragam terkait pelecehan seksual. [3]
  4. Mereka perlu memahami bentuk pencarian atau perilaku seksual, serta perilaku-perilaku yang bersifat seksis atau transfobik dapat dianggap sebagai diskriminasi seksual dan jika ada pegawai yang menunjukkan perilaku tersebut, ia dapat dikenakan pemecatan. Tunjukkan pada para pegawai bahwa, misalnya, pegawai pria bertanggung jawab dan bersalah jika ia melecehkan pegawai pria lain, tidak hanya pegawai wanita saja. Selain pegawai pria, pegawai wanita pun bersalah jika melecehkan pegawai pria atau wanita yang lain. Jelaskan juga bahwa hal sepele seperti pujian dapat dianggap seperti bentuk pelecehan jika ditunjukkan atau diucapkan dalam cara yang salah.
    • Di Amerika Serikat, manajemen tempat kerja atau kantor yang mengharuskan para pegawai untuk memenuhi norma-norma gender dianggap melakukan pelecehan seksual, sesuai dengan aturan yang dicantumkan dalam Title VII. [4] Sementara itu di Indonesia, aturan untuk memenuhi norma-norma gender masih berlaku dan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma tersebut dianggap tabu. Sebagai contoh, di Indonesia pegawai pria harus berpakaian atau berpenampilan yang sesuai dengan jenis kelaminnya (mis. pegawai pria dilarang mengenakan rok atau berdandan seperti wanita). Hal ini memang menyulitkan beberapa pihak (terutama kaum transgender) dan terkadang, inilah yang membuat pihak-pihak tersebut kesulitan mendapatkan pekerjaan.
    • Oleh karena itu, di beberapa negara (mis. Amerika Serikat) para pegawai dilarang untuk memperingatkan seorang pegawai wanita yang tampak tidak bersikap atau berperilaku secara feminin (atau jika seorang pegawai pria tidak bersikap cukup jantan). Selain itu, para pegawai dilarang memberi tahu pegawai transgender bahwa penampilan atau penggunaan pronomina untuknya tidak dapat diterima. Di Indonesia sendiri, memang tidak ada larangan terkait mengingatkan pegawai lain mengenai perilakunya yang—mungkin—tidak sesuai dengan norma gender yang berlaku.
    • Jelaskan pada para pegawai Anda bahwa sebagai atasan, Anda bertanggung jawab jika ada klien atau penjual yang melakukan pelecehan seksual pada mereka.
    • Beri tahu mereka bahwa ketika mereka merasa ragu, mereka harus berbicara pada petugas sumber daya manusia (SDM) atau Anda.
  5. Carilah tanda-tanda adanya pelecehan seksual (dalam semua tingkatan) di perusahaan Anda. Hilangkan dan hapuskan lelucon, tanda-tanda, atau coretan-coretan diskriminatif yang Anda lihat. Segera tindak pegawai yang menunjukkan perilaku yang tidak pantas. Jika Anda merasa bahwa rekan kerja Anda mengalami pelecehan, doronglah ia untuk mau bicara mengenai apa yang ia alami dan segera ambil tindakan untuk menghentikan pelecehan yang terjadi. [5]
    • Jika Anda melihat adanya pelecehan seksual atau berada dalam situasi yang berpotensi memicu terjadinya pelecehan seksual, segera ambil langkah-langkah untuk menangani pelecehan yang terjadi atau bantulah korban menindak si pelaku.
  6. Ketika ada keluhan, atau Anda melihat adanya pelecehan, segera investigasi dan tangani situasi tersebut. Tertibkan dan tindak anggota perusahaan yang melecehkan pegawai lain. Selain itu, lindungi dan berikan semangat bagi pada pegawai yang mengalami pelecehan. [6]
    • Anda perlu membuat kebijakan yang tidak menoleransi para pelaku yang telah berulang kali melakukan pelecehan seksual, atau kasus-kasus pelecehan atau penyerangan seksual yang sudah sangat serius.
    • Jelaskan bahwa semua tingkatan manajemen wajib mengikuti peraturan atau kebijakan yang berlaku.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menanggapi Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

PDF download Unduh PDF
  1. Di Amerika Serikat, pelecehan seksual dibagi ke dalam dua kategori berdasarkan Title VII , yaitu pelecehan yang bersifat quid pro quo dan pelecehan dalam bentuk hostile environment . Bentuk pelecehan yang pertama terjadi ketika Anda diharuskan untuk ‘menoleransi’ pelecehan yang dialami sebagai ‘balasan’ atas kenaikan pangkat, pemberian posisi, atau sebatas kesempatan untuk dapat tetap bekerja. Sering kali pelecehan seperti ini dilakukan oleh atasan, namun pelecehan ini juga dapat dilakukan oleh pegawai lain yang memiliki posisi atau didukung oleh pihak lain yang memiliki posisi tinggi. [7]
    • Lingkungan kerja yang ‘tidak ramah’ memang tidak memengaruhi kestabilan pekerjaan Anda, baik secara eksplisit maupun implisit, tetapi tetap dapat memengaruhi performa kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang menekan, dingin, atau membuat Anda merasa terhina.
    • Secara umum, insiden peleecehan hanya perlu terjadi satu kali agar dapat dianggap sebagai bentuk pelecehan quid pro quo . Akan tetapi, bentuk pelecehan yang lain ( hostile environment ) perlu terjadi beberapa kali agar dapat dianggap sebagai bentuk pelecehan, kecuali jika perilaku-perilaku yang ada tampak sangat jelas (mis. adanya penyerangan seksual atau sentuhan fisik yang tidak diinginkan).
    • Kedua bentuk pelecehan tersebut dapat terjadi pada satu atau beberapa orang, dan bisa dilakukan oleh satu atau beberapa orang. Pelecehan dapat dilakukan oleh rekan kerja atau pengawas, pria atau wanita, dan secara verbal, fisik, atau keduanya.
    • Pelecehan (dalam bentuk apa pun) tetap melanggar hukum.
  2. Catat dan simpanlah catatan kejadian pelecehan seksual yang terjadi. Tuliskan pula waktu dan tempat kejadian, apa yang dikatakan oleh setiap pihak yang terlibat, dan siapa yang melihat atau menyaksikan kejadian tersebut. Selain itu, simpanlah bukti pelecehan seksual yang terjadi. Jika Anda menerima surel atau catatan yang tidak senonoh, simpanlah keduanya sebagai barang bukti. [8]
    • Tinjau kembali kebijakan terkait pelecehan seksual yang berlaku di tempat kerja. Ikutilah kebijakan tersebut, kecuali tempat kerja Anda tidak memiliki kebijakan mengenai pelecehan seksual.
  3. Jika Anda merasa aman untuk bicara langsung dengan pelaku pelecehan, lakukanlah secara langsung. Jelaskan padanya bahwa perhatian atau perilaku yang ia tunjukkan mengganggu Anda. Beri tahu dan jelaskan apa yang ia lakukan pada Anda. Setelah itu, mintalah ia untuk berhenti bersikap atau berperilaku seperti itu. [9]
    • Anda dapat mengatakan, misalnya, “Saya merasa tidak nyaman dengan perilaku Anda sejak Anda mencoba mengajak saya berkencan. Saya sudah menolak dan tetap bersikap baik karena kita adalah rekan kerja, namun nyatanya Anda terus menunjukkan tanda-tanda bahwa Anda ingin tetap berkencan dengan saya dan itu membuat saya tertekan. Saya ingin Anda berhenti bersikap seperti itu.”
    • Atau, Anda dapat mengatakan “Saya ingin Anda mengerti bahwa lelucon tentang pakaian dan orientasi seksual saya harus dihentikan. Saya benci dengan lelucon itu. Saya tidak mau siapa pun berspekulasi mengenai kehidupan pribadi saya, dan saya tidak ingin Anda menjadikan saya bahan lelucon. Mengerti?”
    • Jika Anda merasa tidak aman untuk berbicara langsung pada pelaku, temui dan bicaralah pada pengawas atau petugas bidang sumber daya manusia.
  4. Jika Anda menghadapi dan berbicara langsung dengan pelaku, beri tahu pengawas tempat kerja mengenai perilaku yang pelaku tunjukkan dan bahwa Anda telah berbicara secara langsung dengannya. Jika Anda tidak berbicara dengan pelaku secara langsung, bicaralah pada pengawas atau petugas bidang sumber daya manusia di tempat kerja. Beri tahu mereka bahwa Anda merasa tidak aman untuk berbicara dan menindak langsung pelaku pelecehan, dan jelaskan pula alasannya. [10]
    • Pastikan Anda segera memberi tahu pengawas kerja setelah Anda berbicara dengan pelaku pelecehan untuk berjaga-jaga jika pelaku ingin mencoba membalas dendam.
  5. Di Amerika Serikat, jika Anda memiliki gugatan atas aspek yang tercantum dalam Title VII , cobalah ajukan keluhan diskriminasi melalui Komisi Kesetaraan Kesempatan Kerja dalam 180 hari setelah pelecehan terjadi. Anda tidak membutuhkan pengacara untuk mengajukan keluhan atau gugatan. [11] Setelah Anda mengajukan keluhan/gugatan, pihak komisi akan memberi tahu atasan Anda dan mulai melakukan investigasi. [12]
    • Pihak komisi akan mencoba menyelesaikan gugatan melalui mediator, membebaskan gugatan (dan menghentikan investigasi), atau mengajukan gugatan ke pengadilan.
    • Jika pihak komisi tidak dapat memberikan hukuman atau menyelesaikan masalah yang ada, mereka akan memberikan Anda surat hak gugatan. Anda dapat meminta surat tersebut jika Anda tetap ingin mengajukan gugatan sebelum investigasi yang dilakukan selesai.
    • Di bawah naungan Title VII , Anda secara hukum dilindungi dari tindak balas dendam setelah Anda mengajukan gugatan/tuntutan, bersaksi, atau berpartisipasi dalam investigasi, proses, atau pengadilan perkara. [13]
    • Ada baiknya Anda mencari tahu mengenai perlindungan yang diberikan oleh pihak daerah atau negara. Beberapa kota atau negara dapat memberikan perlindungan yang lebih kuat daripada Title VII (atau UU di Indonesia).
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mencegah Pelecehan Seksual di Berbagai Tempat

PDF download Unduh PDF
  1. Latihlah para guru untuk menangani komentar-komentar tidak senonoh yang dilontarkan oleh para siswa. Di Indonesia, Anda dapat menggunakan sumber-sumber dan mengacu pada UU atau peraturan sekolah untuk melatih para pegawai sekolah dan menyebarkan informasi pada mereka. Bersama para guru dan pengawas/guru BK (atau pengurus Title IV jika Anda tinggal di Amerika Serikat), buatlah peraturan agar para murid dapat mengenali dan melaporkan pelecehan seksual yang terjadi di sekolah.
    • Cantumkan peraturan tersebut di buku pedoman siswa dan undanglah pembicara tamu ke kelas.
    • Libatkan orang tua siswa. Adakan rapat seusai sekolah untuk mengajarkan pada orang tua mengenai pelecehan seksual dan efek berbahaya dari pelecehan tersebut.
    • Berikan hadiah atau penghargaan atas ketegasan siswa. Doronglah siswa untuk berani berbicara atau melaporkan pelecehan seksual yang ia alami atau lihat. Tanggapi keluhan dari siswa secara serius.
    • Tanggapi keluhan mengenai guru yang melakukan pelecehan seksual pada siswa secara serius.
  2. Selain mengambil tindakan yang disarankan untuk mencegah pelecehan seksual di lingkungan tempat kerja atau sekolah menengah atas, para siswa juga perlu dididik mengenai hak-haknya. Mereka perlu mengajukan keluhan melalui Komnas HAM jika keluhan mengenai pelecehan yang mereka alami tidak ditanggapi dengan serius oleh pengurus sekolah, atau jika mereka dipaksa untuk menanda tangani perjanjian kerahasiaan agar dapat melaporkan pelecehan yang terjadi. [14] [15]
  3. Pelecehan seksual merupakan perilaku atau diskriminasi seksual yang tidak diinginkan. Selain itu, perlu diingat bahwa pelecehan tidak hanya terjadi di tempat kerja saja. [16] Pelecehan seksual dapat dilakukan oleh teman, pasangan, bahkan mantan kekasih. Jika ada teman yang melontarkan komentar berbau seksual atau bernada seksis pada Anda atau teman yang lain, tegaskan padanya untuk tidak melontarkan komentar seperti itu lagi.
    • Jelaskan apa yang Anda rasakan pada teman yang lain. Dengarkan pula apa yang ia rasakan.
    • Jika teman Anda tetap tidak bisa menghargai atau menghormati Anda, tolaklah ajakan untuk bermain atau berjalan-jalan bersamanya.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 10.164 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan