Unduh PDF
Unduh PDF
Mengobrol dengan orang yang selalu menganggap dirinya benar memang sulit dan sangat membuat frustrasi. Berikut ini ada beberapa langkah yang bisa Anda gunakan untuk membantu mengendalikan situasi saat berurusan dengan orang yang senang berdebat.
Langkah
-
Tetaplah tenang. Marah dan bicara dengan emosi tinggi tidak akan menguntungkan Anda maupun dia. Bisa-bisa malah terucap sesuatu yang akhirnya akan sangat Anda sesali.
-
Renungkan apa sebenarnya yang Anda perdebatkan. Apakah hal tersebut memang layak diperdebatkan? Jika Anda memperdebatkan sesuatu seperti “apa taburan piza terbaik”, mungkin sebaiknya Anda mengalah saja.
- Apakah Anda benar-benar mengetahui perihal topik yang diperdebatkan? Jika tidak, tidak ada gunanya berdebat.
-
Katakan hal yang benar-benar Anda ketahui saja. Kecuali topik tersebut memang Anda ketahui dengan baik dan mendalam, memperdebatkan sesuatu tanpa fakta yang benar hanya akan membuat kedua belah pihak naik darah dan memosisikan Anda di pihak yang bisa menjadi pecundang. Sadarilah bahwa jika salah satu pernyataan Anda ternyata tidak akurat, hal itu akan menggugurkan kevalidan semua yang sudah Anda katakan sebelumnya. Untuk menjaga diskusi yang valid dan dengan kepala dingin, berpegangteguhlah pada fakta.Iklan
-
Pertimbangkan hubungan Anda dengan orang tersebut. Hubungan yang berbeda memiliki cara penanganan yang berbeda pula.
- Kalau dia adalah teman dekat, keluarga, atau pasangan, jujurlah kepada mereka. Beri tahulah bahwa Anda sulit untuk berkomunikasi dengan mereka kalau mereka selalu merasa dirinya benar. Bisa saja mereka tidak sadar akan perilaku tersebut. Jika kejadiannya terulang lagi, beri tahu mereka dengan lemah lembut.
- Jika dia adalah rekan kerja—atau lebih buruk lagi, bos Anda—tangani situasi ini dengan lebih hati-hati. Dengan sikap yang ramah tetapi tegas, jelaskan kepadanya bahwa Anda merasa dia tidak menghormati pikiran dan pendapat Anda. Tunjukkan bahwa Anda menghargai opini dia dan ingin dia juga melakukan hal yang sama.
- Jika orang itu hanyalah kenalan jauh atau bahkan orang asing, lebih baik hindari perdebatan sama sekali. Mundurlah dari situasi tersebut dengan penuh hormat.
-
Sadarilah bahwa di luar sana ada orang-orang yang selalu merasa dirinya benar. Jika ini kasusnya, Anda hanya akan berdebat kusir dan lebih baik mengganti topik pembicaraan atau menutup percakapan. Ini bukan tentang mengalah kepada orang yang tidak mau kalah atau keras kepala; tetapi tentang menghargai bahwa waktu dan kewarasan mental Anda jauh lebih penting daripada berusaha membuktikan bahwa dia salah. Sejauh pengetahuan dia, dia tidak pernah salah. Jadi, Anda hanya akan membuang-buang waktu belaka.
- Jenis orang yang harus Anda waspadai antara lain: orang-orang yang memiliki kecenderungan narsistik atau sosiopat, dan orang-orang yang otoriter. Jika Anda melihat ada kemungkinan sifat ini pada orang tersebut, lakukan riset. Temukan cara lain untuk berhadapan dengan dia. Carilah kriteria diagnosisnya agar Anda bisa mengetahui apakah mereka benar-benar memiliki Gangguan Kepribadian Narsistik (GKN) atau gangguan kepribadian lainnya. Dengan mengetahui bahwa dia memiliki GKN atau gangguan kepribadian lainnya, tentu akan membuat Anda merasa lebih baik—Anda akan menyadari bahwa ternyata Anda sama sekali tidak “salah”! Orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan diri kadang ingin selalu benar. Dalam setiap kasus, perasaan kurang percaya diri atau murni kepala batu, sering kali menjadi sumber kengototan untuk terus melanjutkan perdebatan.
Iklan
-
Gunakan bahasa yang produktif. Amarah tidak akan memperbaiki keadaan, menggunakan cacian juga tidak akan membantu. Membalas perdebatan dengan sesuatu seperti: “Bodoh sekali,” tidak akan membawa Anda ke mana-mana dan kemungkinan hanya akan membuat dia defensif.
-
Perhatikan dengan baik. Dengarkan dia dengan sungguh-sungguh. Mungkin dia memang memiliki argumen yang valid. Jika tidak, setidaknya Anda bisa memahami apa yang dia katakan dan bisa membantah dengan lebih baik.
-
Benarkan opininya dengan kata-kata seperti “Aku paham” atau “Aku mengerti alasanmu”. Setelah itu, Anda bisa mengajukan argumen bantahan dengan rasa hormat.
-
Perhatikan pernyataan-pernyataan yang terdengar samar. Kemungkinan besar, orang yang tersinggung tidak akan bisa menjelaskan pernyataannya dengan jelas. Manfaatkan keraguan yang muncul ini.
-
Jangan buang-buang energi. Kalau Anda tidak memahami topik tertentu, hindarilah topik tersebut sama sekali. Tidak ada gunanya menjelaskan sesuatu yang Anda sendiri tidak yakin.Iklan
-
Alihkan topik pembicaraan. Jika Anda harus sering berhadapan dengan orang yang ingin selalu benar, jadilah orang yang jago mengalihkan topik percakapan. Ubahlah subjek untuk melumpuhkan dia, atau arahkan diskusi ke wilayah yang lebih netral. Carilah topik yang sama-sama kalian sukai, supaya kalian berdua bisa sama-sama benar.
-
Sadarilah ketika keadaan mulai di luar kendali. Ada perbedaan antara perdebatan ramah tamah dan pertarungan sengit, yaitu ketika orang-orang mulai marah dan terluka. Pada titik tersebut, lebih baik akhiri diskusi agar Anda berdua bisa kembali menenangkan diri. Bersikaplah realistis. Beberapa perdebatan tidak layak diperjuangkan jika akhirnya Anda harus membayar mahal untuk menanggung akibatnya.Iklan
Tips
- Jika Anda tahu betul bahwa Anda akan berhadapan dengan orang yang senang berdebat, buatlah rencana terlebih dulu dan persiapkan dengan detail apa yang akan dikatakan.
- Jangan memalsukan fakta hanya untuk memenangkan perdebatan karena ini nanti bisa menjadi senjata makan tuan.
- Pertahankan pendapat Anda dengan teguh seperti dia mempertahankan pendapatnya.
- Bersikap tegaslah dalam mempertahankan pendapat, tetapi tetap kedepankan rasa hormat.
- Jika bisa, ubahlah topik percakapan. Kalau dia terus mengajukan fakta yang belum tentu benar, cobalah sarankan topik yang berbeda, misalnya olahraga.
- Pastikan apakah dia tahu atau sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang topik yang Anda angkat. Ini akan membantu Anda memutuskan apa yang harus dikatakan.
- Pertimbangkan lingkungan Anda, apakah hanya Anda versus dia, atau apakah dia atau Anda memiliki pendukung berupa orang maupun lingkungan?
- Kalau memang pendapat tersebut penting—dan bukan soal bagaimana dia memperlakukan Anda ketika berdebat—biarkan orang lain yang berdebat untuk Anda jika memang pernyataan mereka mendukung kebenaran pendapat Anda, atau jika orang tersebut lebih kredibel dan bisa dipercayai. Kadang-kadang orang akan lebih memercayai sesuatu jika datang dari sumber yang berbeda atau yang lebih tepercaya.
- Anda harus bisa menunjukkan jika dia mengatakan sesuatu yang tidak benar atau bohong. Jika dia mengutip fakta yang tidak dapat dipercaya atau statistik yang salah, periksalah kebenarannya agar Anda bisa membantahnya. Tidak cukup hanya dengan marah atau mengklaim bahwa itu tidak benar.
- Mendebat orang akan lebih mudah jika dia levelnya sama dengan Anda. Jika orang tersebut adalah pihak yang berwenang, orang lain akan lebih memercayai kata-katanya daripada kata-kata Anda. Namun sebaliknya, jika Anda memang telah menjadi korban penindasan atau kekerasan, orang lain tidak akan meragukan pernyataan Anda. Jika Anda mendebat pihak yang lebih kuat, keselamatan Anda bisa saja terancam. Jika orang itu lebih berwenang daripada Anda, kemungkinan besar dia tidak akan berubah sikap dan perilakunya ini jelas akan didukung oleh rekan-rekan sejawatnya. Jika posisi orang itu lebih lemah daripada Anda, sikap defensif Anda bisa saja malah dianggap sebagai bentuk perundungan ( bullying ), pelecehan, atau fanatisme dan intoleransi.
Iklan
Peringatan
- Jika si pendebat mulai melontarkan makian kasar, akhiri percakapan dengan segera. Carilah bantuan dari pihak ketiga, seperti teman, konselor, atau pihak SDM jika Anda berada di lingkungan kerja.
Iklan
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 4.064 kali.
Iklan