Unduh PDF Unduh PDF

Ketika seseorang mendengarkan musik, biasanya musik tersebut diputar untuk menemani pendengar sambil mengerjakan aktivitas lain seperti pekerjaan kantor/sekolah atau pekerjaan rumah tangga. Ini artinya, kita tidak “mendengarkan” musik secara aktif. Sebenarnya, musik dapat menjadi penenang dan penyembuh yang hebat untuk “melarikan diri” dari berbagai tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk benar-benar menikmati musik dari berbagai genre dan mendapatkan efek menenangkan, kita harus benar-benar mendengarkan musik yang diputar. Jika langkah-langkah dalam artikel ini diikuti dengan tepat, Anda akan mengalami peningkatan pengalaman dalam mendengarkan musik. Dengan begini, musik yang didengarkan menjadi lebih “berwarna”.

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Mencari Musik Baru

Unduh PDF
  1. Jika Anda tidak tahu harus mulai mendengarkan dari mana, mintalah teman-teman atau anggota keluarga yang dipercaya untuk merekomendasikan musik untuk Anda. Jika Anda bukan penggemar berat musik, genre dan gaya musik yang sangat beragam tentunya bisa membuat Anda kewalahan. Oleh karena itu, daripada menyelami genre atau gaya musik yang ada secara acak, mintalah bantuan dari teman dengan selera musik yang Anda kagumi untuk memberikan informasi mengenai genre musik yang bisa Anda coba dengarkan. Setiap orang memiliki selera yang berbeda. Akan tetapi, orang-orang yang begitu mengenal Anda bisa membantu mencari atau menemukan beberapa musisi yang karyanya bisa Anda coba dengarkan. [1]
    • Ajukan pertanyaan ketika Anda mendegar lagu yang disukai. Carilah judul dan nama penyanyinya untuk mulai membentuk preferensi musik pribadi.
    • Tanyakan pada diri sendiri jenis musik apa yang disukai. Jika Anda bisa memberi tahu teman-teman beberapa lagu atau musisi yang Anda sukai, tentunya akan lebih mudah bagi mereka untuk merekomendasikan musisi yang sejenis.
  2. Sebagai contoh, Pandora memungkinkan Anda untuk membuat stasiun radio unik berdasarkan preferensi musik Anda. Google Music dapat mencari lagu berdasarkan suasana hati atau aktivitas yang penggunanya jalani. Sementara itu, Spotify menawarkan beragam rekomendasi lagu berdasarkan riwayat pemutaran lagu sebelumnya. Jumlah kode yang ditulis untuk membantu orang-orang mencari musik baru memang sudah banyak sekali. Hal inilah yang memudahkan orang untuk menemukan rekomendasi lagu baru. Anda hanya perlu menambahkan beberapa judul lagu, nama musisi, atau genre yang disukai ke aplikasi untuk mendapatkan rekomendasi.
    • Banyak juga program-program pemutar musik lain yang menawarkan layanan rekomendasi musik, seperti iTunes. Pada iTunes, layanan ini dapat digunakan melalui pengaturan “ Genius ”. [2]
  3. Tontonlah penampilan band atau musisi secara langsung, dan cobalah cari tahu dan dengarkan musik-musik yang dibawakan oleh band pembuka. Acara musik yang ditampilkan secara langsung sering kali menjadi ajang terbaik bagi para musisi yang belum terkenal untuk mendapatkan penggemar baru. Tentunya datang ke pertunjukan-pertunjukan langsung seperti itu dapat menjadi cara yang mengasyikkan untuk memperluas pustaka dan pengetahuan musik Anda. Selain itu, Anda juga biasanya bisa bertemu dengan musisi atau membeli barang-barang (semacam memorabilia) yang berkaitan dengan musisi tersebut. Dengan menonton pertunjukan musik, Anda bisa merasakan musik tersebut secara langsung, serta mengenal musisi-musisi hebat yang sedang naik daun dengan informasi atau karya yang (mungkin) sangat sulit untuk dicari di internet.
  4. Dewasa ini, banyak sumber yang bisa dikunjungi untuk mendapatkan musik secara gratis, tentunya selama Anda mengetahui sumber atau tempat tersebut. Sebagai contoh, aplikasi dan situs seperti Spotify, Pandora, YouTube, SoundCloud, dan beberapa situs lainnya menawarkan pilihan gratis dan memungkinkan Anda untuk mendengarkan musik tanpa harus membayar (biasanya diselingi dengan iklan). Para penikmat musik yang mahir menggunakan teknologi bisa mencoba mengunjungi situs-situs torrent untuk mengunduh musik , selama risiko hukumnya diketahui dan dipahami. [3]
    • Jika Anda tidak memiliki koneksi internet atau perangkat yang memadai, cobalah berkunjung ke perpustakaan daerah (atau badan radio nasional seperti RRI) dan dengarkan koleksi musik yang tersedia di sana.
    • Bertukar musik dengan teman, baik melalui Dropbox, CD musik campuran, atau diska keras eksternal, semakin mudah dilakukan di era digital seperti ini. Anda hanya perlu menyalin berkas lagu ke dalam direktori “ My Music ” → " Automatically Add to iTunes ", atau direktori serupa untuk program yang digunakan. [4]
  5. Cobalah dengarkan musik bergenre opera ringan (atau show tune ) yang diiringi oleh orkestra atau hanya piano. Jangan pikirkan hal-hal lain. Inilah waktunya bagi Anda untuk mendengarkan, menikmati musik, dan bersantai. Dengan begini, Anda bisa mencoba memetakan musik, dan pemetaan tersebut akan meluas ke berbagai genre musik yang ada.
    • Semua genre musik saling memiliki elemen-elemen dari genre yang berbeda. Anda akan terkejut ketika mengetahui betapa banyaknya pengaruh-pengaruh dari genre-genre berbeda yang saling berpadu dalam satu genre, mulai dari rok opera dan ketukan sampel klasik hip-hop hingga reggae atau punk lovechild (dikenal sebagai musik ska ).
  6. Musik bersifat subjektif. Jika Anda menyukai sebuah lagu, itu sudah lebih dari cukup. Sering kali, orang-orang merasa “tidak nyaman” ketika mereka tidak mendengarkan lagu atau musisi tertentu, atau mencoba mengikuti band yang (sebenarnya) tidak mereka sukai. Cobalah untuk tetap mengikuti selera pribadi; jika Anda menyukai musisi yang memang Anda sukai, tetap dengarkan lagu-lagunya. [5]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Mendengarkan dan Mendiskusikan Musik dengan Cermat

Unduh PDF
  1. Pada lagu, bagian atau elemen baru sangat sering muncul menjelang akhir lagu. Temukan bagian yang Anda anggap menarik. Tentukan apakah bagian tersebut merupakan pengulangan, variasi, atau bagian baru dalam lagu. Jika bagian tersebut merupakan bentuk variasi, bisakah Anda mencari tahu elemen apa yang divariasikan? Yang terpenting, mengapa ada bagian yang mengalami pengulangan? Apakah bagian tersebut diulangi karena melodinya yang indah, atau untuk menonjolkan lirik lagu?
    • Melodi merupakan serangkaian not yang dimainkan, seperti alunan piano pada permulaan lagu “Tetap Dalam Jiwa” atau notasi vokal yang diulang pada bagian refrain. Melodi yang menarik perhatian biasanya menjadi kunci yang menentukan apakah lagu tersebut menarik atau tidak.
    • Harmoni merupakan kumpulan not yang dimainkan secara bersamaan. Beberapa orang memvisualisasikan susunan harmoni secara vertikal, dan susunan melodi secara horizontal. Perhatikan bagaimana suara-suara, instrumen-instrumen, dan not-not yang beragam bersatu padu membentuk harmoni, atau saling menonjol di antara satu sama lain. [6]
  2. Perasaan seperti apa yang dimunculkan oleh lagu? Atau, agar Anda bisa memikirkannya dengan lebih mudah, tanyakan pada diri sendiri apakah lagu tersebut merupakan lagu yang ceria atau sedih. Apakah instrumen yang dimainkan terdengar ceria dan bersemangat, atau sendu dan mendalam? Bayangkan seperti apa suasana atau latar yang tergambarkan oleh lagu (mis. suasana hujan, cerah, ceria, perasaan mendalam, patah hati, dan lain-lain). Ada beberapa istilah yang perlu Anda ingat:
    • Warna: Melihat warna dalam musik atau suara mungkin bukan hal yang mudah dilakukan, tetapi cobalah tutup mata Anda. Bayangkan lagu tersebut dimainkan dalam sebuah adegan film. Pikirkan suasana atau warna dominan yang ditampilkan dalam adegan tersebut.
    • Keseimbangan: Pikirkan berapa banyak instrumen yang dimainkan secara bersamaan. Apakah aransemen musik yang didengar terdengar ringan (dengan jumlah instrumen yang sedikit), seperti bagian pembuka lagu “Semua Tentang Kita”? Atau justru aransemennya terdengar berat, tebal, dan nyaring, seperti pada bagian refrain dan akhir lagu “Laskar Cinta”?
    • Tekstur: Alunan gitar dapat terdengar “kasar” atau “lembut”. Sebagai contoh lain, suara terompet pada bagian solo terompet dapat terdengar “halus” atau nyaring dan “abrasif”. Biasanya, tekstur pada musik didapatkan dari ritmenya. Pikirkan apakah not-not ritme yang dimainkan cukup panjang, ditahan, dan dimainkan dengan lembut, atau justru singkat, terpotong, dan terdistorsi. [7]
  3. Cobalah dengarkan instrumen tertentu dan perhatikan bagaimana setiap instrumen dimainkan secara bersamaan dan berpadu membentuk musik. Perhatikan elemen bas yang tampak “hidup”, kaya akan makna, atau sekadar terdengar keren. Perhatikan juga perubahan-perubahan yang terjadi pada bagian lagu yang Anda sukai. Apakah melodi pada bagian tersebut naik ke aksen yang berbeda? Apakah ritme baru yang muncul menambah ketajaman musik? Apakah elemen “kejutan” ( buzz ) baru yang muncul tiba-tiba pecah menjadi kebisingan dan kemeriahan?
  4. Apakah akhir lagu terdengar sama atau serupa dengan bagian awalnya? Atau, apakah lagu tersebut menceritakan sebuah kisah dan mengalami pergerakan atau “perubahan” sehingga penyanyinya ikut mengalami perubahan dari awal lagu hingga ke akhir? Kedua faktor tersebut memang banyak dilibatkan dalam proses penulisan lagu, tetapi keduanya menceritakan kisah yang berbeda. Jika ada perubahan pada lagu, tanyakan pada diri sendiri bagaimana “argumen” pada lagu diceritakan oleh penyanyi atau musisi. Tanyakan juga pada bagian apa perubahan keseluruhan ide atau nuansa musik terjadi.
    • Sebagai contoh, perubahan kunci atau nada dasar pada lagu “Persahabatan” yang dibawakan oleh Sherina merupakan salah satu pergerakan atau perubahan yang paling penting dan terkenal dalam dunia musik pop, terutama musik pop anak-anak. Dalam sekejap, suasana lagu tersebut berubah, dari suasana mendayu dan “kontemplatif” menjadi suasana ceria dan meriah.
  5. Setiap lagu tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya “alasan” yang melatarbelakangi penulisan lagu. Terkadang, ketika kita masuk ke dalam konteks lagu, kita akan memahami makna atau pesan yang disampaikan oleh lagu tersebut. Sebagai contoh: [8]
    • Lagu “Usah Kau Lara Sendiri” yang dibawakan oleh Katon Bagaskara dan Ruth Sahanaya akan terasa lebih kuat dan mendalam ketika Anda mengetahui bahwa lagu tersebut pada awalnya ditulis untuk orang-orang yang mengidap HIV/AIDS.
    • Lagu “Tini dan Yanti” yang dibawakan oleh Banda Neira merupakan lagu yang pada awalnya ditulis oleh mantan tawanan politik tahun 1965 untuk anak dan istrinya. Jika Anda tidak memahami latar belakang lagu tersebut, ada kemungkinan lagu tersebut akan terkesan asing atau sulit dipahami. [9]
  6. Mendengarkan karya-karya jaz, klasik, rok progresif, atau genre dan bentuk musik lainnya dengan durasi di atas 10 menit tentunya terdengar menakutkan. Akan tetapi, jangan khawatir jika pada awalnya perhatian Anda teralihkan atau Anda merasa bosan; hal tersebut wajar terjadi. Cobalah dorong diri sendiri untuk berfokus pada setiap bagian ketika Anda mendengarkan lagu secara berulang. Ingatlah bahwa penggubahan karya seperti ini dilakukan dengan serius. Penggubahnya ingin mengisi setiap waktu dengan musik dan membawa Anda untuk menikmati setiap detik karya yang digubahnya. Meskipun karya-karya panjang seperti itu tidak selalu berhasil membuat Anda tertarik, cobalah berfokus untuk mendengarkan seluruh lagu. Mungkin saja Anda akan terkejut dengan elemen-elemen kecil nan menarik atau keseluruhan karya yang Anda dengarkan. [10]
    • Tidak banyak lagu pop Indonesia yang memiliki durasi di atas 10 menit. Akan tetapi, jika Anda mau cobalah dengarkan lagu-lagu pop barat atau klasik dengan durasi yang panjang. Jika Anda menyukai genre rok dan punk, cobalah dengarkan lagu “Jesus of Suburbia” yang dibawakan oleh Green Day. Atau, jika Anda penggemar musik klasik, coba dengarkan “Piano Concerto in E Minor Opus 11” karya Frédéric Chopin. Karya tersebut memiliki nuansa yang bersifat dinamis, serta beberapa tema dan melodi yang mengalami pengulangan dan variasi.
    Iklan

Tips

  • Jangan menyamakan video musik dengan musik. Beberapa orang berpendapat bahwa musik terbaik biasanya tidak “membutuhkan” asosiasi verbal atau visual agar terdengar lebih baik. Akan tetapi, cobalah tutup mata Anda (sambil mendengarkan musik) dan bayangkan warna-warna yang menemani musik tersebut. Atau, cobalah padukan musik tersebut dengan gambaran kehidupan Anda (tentunya dengan situasi yang sesuai). Gunakan tafsiran emosional Anda untuk memahami apa yang ingin diungkapkan oleh penulis lagu dan cobalah untuk terhubung dengan realita penulis tersebut.
  • Dengarkan musik secara emosional. Dalam hal ini, biarkan perasaan dan suasana hati Anda berubah mengikuti perubahan bunyi yang Anda dengar.
  • Dengarkan “Four Seasons” karya Antonio Vivladi tanpa melihat judulnya terlebih dahulu (karya ini terdiri dari empat pergerakan atau movement ). Setelah itu, cobalah tebak musim yang digambarkan oleh setiap pergerakan. Anda akan terkejut ketika mengetahui bahwa musik itu sendiri dapat membentuk gambaran atau imaji di pikiran Anda, tanpa menggunakan kata-kata.
  • Gunakan headphone jika Anda sedang bersama atau di dekat orang-orang yang tidak boleh diganggu (atau jika Anda mendengarkan musik di malam hari). Jangan gunakan headphone ketika Anda sedang mengemudi!
  • Semua musik (tanpa pengecualian) digubah berdasarkan pengulangan, variasi, dan melodi baru. Meskipun Anda tidak benar-benar menikmati musik yang didengarkan, Anda bisa selalu mencoba melihat penerapan prinsip tersebut. Dengan begini, musik yang didengarkan mungkin terasa “cocok” di telinga.
  • Cobalah dengarkan musik mikrotonal. Mikrotonalitas mengacu pada penggunaan notasi yang berjarak lebih kecil dibandingkan dengan sistem penjarakan 12 not yang biasa digunakan. Musik dengan nada dasar yang berbeda memungkinkan adanya penyampaian efek emosional unik dalam cara yang berbeda dengan musik bernada dasar standar (dalam hal ini, musik-musik yang dibuat dewasa ini). YouTube dapat menjadi sumber yang baik untuk mendengarkan musik dengan sistem notasi yang berbeda.
  • Cobalah dengarkan CD “What Makes it Great?” dari Robert Kapilow. CD tersebut dapat menjadi sumber yang bermanfaat ketika Anda ingin mendengarkan musik dengan baik.
  • Jika Anda menggunakan headphone , pastikan kualitasnya baik. Headphone berkualitas rendah membuat musik yang dimainkan terdengar lebih buruk dari kualitas sebenarnya.
  • Jangan terburu-buru. Tidak ada jaminan bahwa lagu yang baru Anda dengarkan sebentar akan menjadi lagu kesukaan Anda sepanjang masa. Dengarkan lagu tersebut lebih sering lagi, dan jika Anda mulai menyukainya, cobalah dengarkan lebih banyak lagu yang serupa. Jika Anda tidak merasakan perbedaan setelah mendengarkan lagu tersebut beberapa kali, ada kemungkinan Anda tidak menyukai lagu tersebut. Jika Anda tidak menyukainya, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan.
Iklan

Peringatan

  • Anda mungkin tidak bisa mendengarkan lagu dengan saksama pada awalnya. Akan tetapi, jangan menyerah! Pada akhirnya, Anda bisa mendengarkan ritme, melodi, dan harmoni lagu dengan baik.
  • Jangan dengarkan musik terlalu keras. Mungkin Anda tergoda untuk mendengarkan musik dalam volume yang keras dan, terkadang, Anda tertantang untuk mendengarkannya dalam volum yang rendah. Akan tetapi, mendengarkan musik terlalu keras bisa dan, pada akhirnya, akan merusak pendengaran Anda.
  • Terkadang, musik membuat orang terobsesi dengan kehidupan dan semua emosi yang ada. Musik juga terkadang menjadi gairah hidup yang sangat kuat. Oleh karena itu, waspadalah untuk tetap menyeimbangkan dan mengendalikan obsesi tersebut terhadap musik.
  • Seperti halnya bentuk seni yang lain, musik juga memiliki kualitas. Perlu diingat bahwa tidak semua musik dibuat untuk memenuhi standar yang sama.
  • Cobalah hindari stres berkepanjangan dalam hidup. Terlalu banyak stres yang dialami dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan dopamin , [11] [12] senyawa kimia dalam otak yang memicu rasa bahagia, sehingga menyebabkan terjadinya anhedonia. Dopamin merupakan saraf pemancar atau neurotransmiter yang mengatur rasa bahagia atau kepuasaan terhadap berbagai hal. Penurunan dopamin yang terjadi secara signifikan dapat mengurangi kemampuan Anda untuk merasakan emosi dari musik yang didengarkan.
Iklan
  1. https://www.brainpickings.org/2012/04/12/elliott-schwartz-music-ways-of-listening/
  2. http://www.ehow.com/how_5509830_restore-dopamine.html - "When levels of dopamine are reduced by antipsychotic drugs, excess serotonin (another neurotransmitter), chronic stress , inadequate sleep, or by some type of medical condition..."
  3. http://www.jneurosci.org/content/20/4/1568.full.pdf+html

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 22.257 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan