Unduh PDF
Unduh PDF
Bagaimana caranya mendeskripsikan warna kepada penyandang tunanetra? Anda tentu tahu bahwa faktanya, orang-orang yang bisa melihat pun kerap memiliki pemahaman yang berbeda mengenai warna. Meski sulit, mendeskripsikan warna kepada tunanetra ternyata tidak mustahil untuk dilakukan. Anda dapat mengasosiasikan warna-warna tersebut dengan aroma, rasa, suara, atau perasaan yang bisa ditangkap indra mereka dengan baik. Ingin tahu lebih lanjut? Baca terus artikel ini!
Langkah
-
Deskripsikan warna melalui sentuhan. Mintalah mereka menggenggam objek tertentu, lalu beri tahukan warna objek tersebut. Sebaiknya, berikan objek yang hanya memiliki satu warna (atau setidaknya hampir selalu berwarna sama).
- Mintalah mereka menyentuh berbagai jenis batang kayu, kulit batang pohon, atau tanah yang berserakan, kemudian jelaskan bahwa seluruh objek tersebut berwarna cokelat.
- Katakan kepada mereka, “Warna cokelat terasa seperti tanah, atau seperti bagian-bagian mati dari objek yang tumbuh di tanah”.
- Mintalah mereka menyentuh sehelai daun atau menggenggam sejumput rerumputan, lalu jelaskan bahwa daun dan rumput tersebut berwarna hijau. Hijau terasa seperti bagian yang hidup dari tanaman, terutama karena warna hijau menunjukkan bahwa sebuah tanaman masih hidup dan tumbuh dengan subur. Anda juga bisa memberikan sehelai daun kering yang berwarna kecokelatan, lalu menggunakannya untuk menjelaskan perbedaan warna hijau dan cokelat.
- Katakan kepada mereka, “Kelenturan dan kelembutan daun ini terasa seperti warna hijau; warna hijau menunjukkan bahwa daun ini masih hidup dan segar. Sebaliknya, daun yang sudah kering warnanya berubah menjadi cokelat; warna cokelat menunjukkan bahwa daun tersebut sudah mati”.
- Mintalah mereka mencelupkan tangan ke sebuah mangkuk yang berisi air dingin, lalu beri tahukan bahwa air berwarna biru. Jelaskan bahwa semakin sedikit jumlah airnya, semakin mudalah warna birunya (bahkan hampir tidak berwarna atau transparan). Sebaliknya, semakin banyak jumlah airnya (seperti di sungai atau laut), semakin pekatlah wana birunya.
- Katakan kepada mereka, “Kau tahu air basah menyegarkan yang kau rasakan ketika sedang berenang? Seperti itulah rasanya warna biru”.
- Jelaskan bahwa rasa panas – seperti yang dihasilkan oleh cahaya lilin atau api unggun – berwarna merah. Beri tahu mereka bahwa merah biasanya diasosiasikan dengan rasa panas atau terbakar.
- Katakan kepada mereka, “Jika kau terbakar matahari, kulitmu akan berubah warna menjadi merah. Jika kau merasa malu, panas yang terasa di pipimu juga akan membuat pipimu memerah”.
- Jelaskan bahwa beton – seperti yang terdapat di dinding atau trotoar – berwarna abu-abu; jelaskan pula bahwa besi juga berwarna abu-abu. Beri tahu mereka bahwa warna abu-abu biasanya akan terasa keras. Suhunya bisa dingin atau panas, tergantung pancaran sinar matahari pada saat itu.
- Katakan kepada mereka, “Warna abu-abu biasanya sangat keras dan kokoh, seperti jalanan yang kau pijak sekarang, atau dinding yang biasa kau jadikan tempat bersandar. Namun, warna itu tidak hidup dan tidak memiliki perasaan”. [1] X Teliti sumber
- Mintalah mereka menyentuh berbagai jenis batang kayu, kulit batang pohon, atau tanah yang berserakan, kemudian jelaskan bahwa seluruh objek tersebut berwarna cokelat.
-
Deskripsikan warna melalui aroma atau rasa. Aroma dan rasa juga ampuh diasosiasikan dengan warna-warna tertentu.
- Jelaskan bahwa makanan pedas (dan bahan baku utamanya yaitu cabai) biasanya berwarna merah. Makanan lain yang juga berwarna merah adalah stroberi, rasberi, dan cherry
. Jelaskan bahwa intensitas warna merah sepekat intensitas rasa manis buah-buahan tersebut.
- Katakan kepada mereka, “Selain bisa merasakan warna merah dari panas, kau juga bisa merasakannya ketika sedang menyantap sesuatu yang pedas.”
- Mintalah mereka mencicipi buah jeruk, lalu jelaskan bahwa buah jeruk berwarna oranye. Mintalah mereka berfokus pada rasa dan aromanya.
- Katakan kepada mereka, “Oranye kerap dideskripsikan sebagai warna tropis yang manis dan menyegarkan; matahari berwarna oranye dan banyak makanan berwarna oranye yang membutuhkan matahari untuk bertumbuh.”
- Lakukan hal serupa kepada lemon dan pisang, lalu jelaskan bahwa kedua jenis buah tersebut sama-sama berwarna kuning, meski memiliki rasa yang berbeda. Jelaskan pula bahwa buah-buahan berwarna kuning biasanya terasa asam dan menyegarkan, atau manis dan bergizi.
- Katakan kepada mereka, “Makanan berwarna kuning juga membutuhkan matahari untuk bertumbuh. Itulah kenapa mereka terlihat cerah dan bahagia!”.
- Mintalah mereka memegang sayuran hijau yang sering mereka makan (misalnya selada dan bayam), lalu jelaskan bahwa kedua sayuran tersebut berwarna hijau. Warna hijau memiliki aroma yang bersih, segar, dan berbeda dari aroma buah-buahan. Ditinjau dari segi rasa, makanan berwarna hijau juga memiliki rasa yang tidak semanis buah-buahan.
- Mintalah mereka mencium aroma berbagai tanaman rempah, seperti mint , lalu katakan, “Warna hijau memiliki aroma seperti ini – bersih, segar, dan menyehatkan.”
- Bagi mereka yang tidak terbiasa menciumi aroma makanan, jelaskan kembali bahwa daun dan rumput berwarna hijau, sementara air berwarna biru. Biru tercium seperti aroma air pantai, sementara pasirnya berwarna cokelat atau putih. Jelaskan bahwa bunga-bungaan memiliki berbagai macam warna. Satu jenis bunga dapat memiliki warna yang berbeda-beda, namun biasanya tidak akan berwarna hijau, cokelat, abu-abu, atau hitam. [2] X Teliti sumber
- Jelaskan bahwa makanan pedas (dan bahan baku utamanya yaitu cabai) biasanya berwarna merah. Makanan lain yang juga berwarna merah adalah stroberi, rasberi, dan cherry
. Jelaskan bahwa intensitas warna merah sepekat intensitas rasa manis buah-buahan tersebut.
-
Deskripsikan warna melalui bunyi. Bunyi-bunyian tertentu juga dapat diasosiasikan dengan warna.
- Jelaskan bahwa bunyi sirene bisa diasosiasikan dengan warna merah, terlebih karena warna merah biasanya mampu menarik perhatian banyak orang. Jelaskan pula bahwa lampu sirene truk pemadam kebakaran, mobil polisi, dan ambulans juga berwarna merah.
- Katakan kepada mereka, “Ketika mendengar bunyi sirene, orang-orang akan langsung merasa waspada karena kemungkinan mereka sedang berada dalam bahaya. Begitulah warna merah – bersifat darurat dan dapat langsung menarik perhatianmu”.
- Suara air yang mengalir, terutama suara buih atau ombak di lautan, bisa mereka asosiasikan dengan warna biru.
- Katakan kepada mereka, “Warna biru terasa menenangkan, layaknya suara air yang bisa membuatmu merasa tenang dan damai”.
- Warna hijau dapat mereka asosiasikan dengan gerisik dedaunan atau kicau burung. Jelaskan bahwa tidak semua burung berwarna hijau; namun berhubung mereka tinggal di atas pohon, maka kicauannya dapat diasosiasikan dengan warna hijau.
- Katakan kepada mereka, “Kau tahu bunyi gerisik dedaunan atau kicau burung? Seperti itulah warna hijau terdengar.”
- Asosiasikan bunyi petir dengan warna abu-abu. Warna langit berubah menjadi abu-abu ketika hujan turun dengan deras dan diwarnai petir. Akibatnya, segala hal yang berada di bawah langit pun akan terlihat lebih abu-abu.
- Katakan kepada mereka, “Petir berwarna abu-abu. Jika kau mendengar gemuruh petir dan hujan deras, tandanya bumi sedang berwarna abu-abu. Warna itu sedikit gelap dan membuat depresi karena matahari sedang tidak muncul”. [3] X Teliti sumber
- Jelaskan bahwa bunyi sirene bisa diasosiasikan dengan warna merah, terlebih karena warna merah biasanya mampu menarik perhatian banyak orang. Jelaskan pula bahwa lampu sirene truk pemadam kebakaran, mobil polisi, dan ambulans juga berwarna merah.
-
Deskripsikan bagaimana perasaan yang timbul ketika melihat warna tertentu. Sering kali, orang-orang mengasosiasikan warna dengan emosi atau kondisi psikologis tertentu. Banyak penelitian juga sudah menunjukkan adanya hubungan yang erat antara warna dan perasaan. Jelaskan pemahaman yang paling umum kepada mereka:
- Merah- melambangkan kemarahan, ketertarikan seksual, kekuatan jasmaniah, atau keagresifan
- Oranye- melambangkan kenyamanan jasmaniah, kehangatan, keamanan, dan terkadang rasa frustrasi
- Kuning- melambangkan rasa bersahabat, keceriaan, keoptimisan, kepercayaan diri, dan terkadang ketakutan
- Hijau- melambangkan keseimbangan, kesegaran, keselarasan, kesadaran lingkungan, dan kedamaian
- Biru- melambangkan kecerdasan, kesegaran, ketenangan, ketenteraman, dan kelogisan
- Ungu- melambangkan kesadaran spiritual, kemisteriusan, kemewahan, kejujuran; dan sering kali diasosiasikan dengan mimpi
- Hitam- melambangkan keanggunan dan keglamoran (dalam arti positif), atau kemalangan, penindasan, dan rasa terancam (dalam arti negatif)
- Putih- melambangkan kebersihan, kejernihan, kemurnian, dan kesederhanaan
- Cokelat- melambangkan dukungan, serta sesuatu yang membumi dan bisa diandalkan
- Abu-abu- melambangkan kenetralan; kurangnya rasa percaya diri, kurangnya energi, dan rasa depresi
- Merah muda- melambangkan pemeliharaan, kehangatan, kefemininan, dan rasa cinta [4] X Teliti sumber
Iklan
-
Tentukan sifat dasar gangguan penglihatan mereka. Sebagian besar orang yang mengalami gangguan penglihatan masih memiliki daya lihat yang berfungsi, sekalipun hanya mampu menerima rangsangan cahaya. Menurut American Foundation for the Blind , di antara semua orang yang mengalami gangguan penglihatan, hanya 18% di antaranya yang mengalami kebutaan total. Dengan demikian, 82% sisanya masih bisa membedakan cahaya terang dan gelap. [5] X Sumber Tepercaya American Foundation for the Blind Kunjungi sumber
- Kemampuan mereka untuk membedakan cahaya terang dan gelap dapat Anda manfaatkan untuk mendeskripsikan warna hitam dan putih. Jelaskan bahwa gelap diasosiasikan dengan warna hitam dan terang (yang menunjukkan adanya cahaya) diasosiasikan dengan warna putih.
-
Tanyakan apakah mereka sudah mengalami kebutaan sejak lahir. Di Amerika Serikat, hampir semua kasus kebutaan tidak terjadi sejak lahir, tetapi disebabkan oleh penyakit tertentu. Dengan demikian, penglihatan mereka pernah baik-baik saja pada satu periode tertentu. Ini berarti, Anda hanya perlu menyegarkan ingatan mereka dengan membantu mendeksripsikan hal-hal yang pernah mereka lihat sebelumnya. [6] X Sumber Tepercaya American Foundation for the Blind Kunjungi sumber
-
Terapkan metode yang berbeda jika mereka mengalami buta warna. Seseorang yang mengalami buta warna mampu melihat segala objek dengan baik, namun kesulitan menentukan warna objek-objek tersebut. Sebagian besar penyandang buta warna kesulitan membedakan warna merah, oranye, kuning, dan hijau (di mata mereka, warna-warna tersebut berada pada spektrum yang sama), begitu pula dengan warna biru dan hijau. Ketika mendeskripsikan warna kepada penyandang buta warna, cukup beri tahukan warna-warna sebenarnya dari objek-objek yang mereka lihat.
- Sebaiknya, para pengajar dan siswa yang mengalami buta warna selalu menggunakan kertas dan kapur putih guna memaksimalkan kontras warna. Mereka juga bisa memberi nama untuk setiap alat tulis dan alat warna yang mereka miliki (krayon, spidol, kertas berwarna, dsb.). [7] X Teliti sumber
Iklan
Referensi
- ↑ http://nymag.com/scienceofus/2014/07/could-you-describe-colors-to-a-blind-person.html
- ↑ http://metro.co.uk/2014/07/02/blind-man-asks-people-to-describe-colours-to-him-heres-how-they-did-it-4783717/
- ↑ http://nymag.com/scienceofus/2014/07/could-you-describe-colors-to-a-blind-person.html
- ↑ http://www.colour-affects.co.uk/psychological-properties-of-colours
- ↑ http://www.afb.org/info/living-with-vision-loss/for-job-seekers/for-employers/visual-impairment-and-your-current-workforce/learning-about-blindness/12345
- ↑ http://www.afb.org/info/living-with-vision-loss/for-job-seekers/for-employers/visual-impairment-and-your-current-workforce/learning-about-blindness/12345
- ↑ http://www.schoolkidshealthcareblog.com/2009/7-tips-for-teachers-with-colorblind-students.html
Iklan