PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Diabetes juvenil, lebih dikenal dengan nama diabetes tipe 1 atau diabetes yang bergantung pada insulin, adalah penyakit yang muncul karena pankreas berhenti memproduksi insulin. Insulin sangat penting karena merupakan hormon yang mengatur jumlah gula (glukosa) dalam darah dan membantu mentransfer glukosa ke sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi. Jika tubuh tidak memproduksi insulin, glukosa tetap berada dalam darah dan kadar gula darah pun akan meninggi. Secara teknis diabetes tipe 1 bisa menyerang segala usia, tetapi biasanya diderita oleh orang berusia di bawah 30 tahun dan merupakan jenis diabetes masa kanak-kanak yang paling umum. [1] [2] Serangan gejala diabetes juvenil biasanya cepat. [3] Diabetes juvenil harus didiagnosis sedini mungkin karena akan semakin parah dengan berlalunya waktu dan dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius, seperti gagal ginjal, koma, dan bahkan kematian. [4]

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengenali Gejala Awal atau yang Sudah Muncul

PDF download Unduh PDF
  1. Peningkatan rasa haus (polidipsia) adalah salah satu gejala diabetes juvenil yang paling umum. Rasa harus ekstrem terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan semua glukosa dalam aliran darah karena tidak dapat digunakan (tidak ada insulin yang mengantarnya ke sel). Anak selalu merasa haus atau minum jauh lebih banyak dari asupan cairannya yang biasa. [5] [6]
    • Menurut panduan standar, anak-anak harus minum antara 5–8 gelas per hari. Anak kecil (usia 5–8) minum lebih sedikit (sekitar 5 gelas) dan anak yang lebih besar minum lebih banyak (8 gelas). [7]
    • Namun ini adalah panduan ideal dan hanya Anda yang tahu berapa banyak air dan cairan lain yang diminum anak setiap harinya. Dengan demikian, penilaian meningkatnya rasa haus itu relatif, tergantung berapa banyak yang biasa dikonsumsi anak. Jika ia biasanya minum sekitar tiga gelas air dan segelas susu di malam hari, tetapi sekarang terus minta air dan minuman lain serta minum jauh lebih banyak dari 3–4 gelas asupan yang biasa, Anda patut khawatir.
    • Anak mungkin merasa haus yang tidak bisa diredakan walaupun sudah minum banyak air. Ia mungkin masih tampak dehidrasi.
  2. Peningkatan frekuensi air kencing, disebut poliuria, adalah usaha tubuh untuk memfilter glukosa dengan buang air kecil. Ini juga merupakan akibat peningkatan rasa haus. Karena anak minum lebih banyak, tubuhnya akan menghasilkan lebih banyak urine sehingga meningkatkan frekuensi buang air kecil. [8]
    • Perhatikan lebih cermat saat malam hari dan lihat apakah anak buang air kecil lebih sering dari biasa di tengah malam. [9]
    • Tidak ada angka rata-rata berapa kali anak buang air kecil dalam sehari karena ini tergantung pada asupan makanan dan air dan sebagainya, jadi apa yang normal bagi satu anak belum tentu normal bagi anak lain. Akan tetapi, Anda dapat membandingkan frekuensi buang air kecil saat ini dengan frekuensi sebelumnya. Jika secara umum anak ke kamar mandi sekitar 7 kali sehari namun sekarang menjadi 12 kali sehari, ini patut dikhawatirkan. Inilah juga mengapa sebaiknya Anda mengamati atau mengawasi anak saat malam hari. Jika ia sebelumnya tidak pernah bangun untuk kencing namun sekarang bangun dua, tiga, atau empat kali semalam, Anda harus membawanya ke dokter untuk diperiksa.
    • Selain itu, carilah tanda-tanda anak dehidrasi karena terlalu banyak buang air kecil. Anak mungkin memperlihatkan mata yang cekung, mulut kering, dan kehilangan elastisitas kulit (cobalah mencubit kulit punggung tangannya, jika tidak segera kembali seperti semula setelah dilepaskan, itu merupakan tanda dehidrasi). [10]
    • Anda juga harus benar-benar memperhatikan apakah anak mulai mengompol lagi. Ini sangat penting jika anak sudah dilatih menggunakan toilet dan tidak pernah lagi mengompol.
  3. Diabetes juvenil umumnya menyebabkan penurunan berat badan karena gangguan metabolisme dikaitkan dengan peningkatan kadar gula darah. Sering kali berat badan turun secara drastis walaupun kadang-kadang juga bisa bertahap. [11]
    • Anak bisa kehilangan berat badan dan bahkan tampak kurus kering atau kerempeng dan lemah karena diabetes juvenil. Perhatikan bahwa hilangnya massa otot juga sering kali menyertai penurunan berat badan akibat diabetes tipe 1. [12]
    • Sebagai aturan umum, penurunan berat badan yang tidak direncanakan hampir selalu harus dikonsultasikan dengan ahli medis profesional.
  4. Pemecahan otot dan lemak bersamaan dengan kekurangan kalori karena diabetes tipe 1 menyebabkan hilangnya energi dan diikuti dengan meningkatnya rasa lapar. Jadi, ada paradoks di sini. Anak bisa kehilangan berat badan walaupun ia menunjukkan peningkatan dalam selera makan. [13]
    • Polifagia, atau rasa lapar ekstrem, terjadi ketika tubuh berusaha mendapatkan glukosa yang dibutuhkan sel dari darah. Tubuh anak menginginkan lebih banyak makanan dalam usaha mendapatkan glukosa untuk menghasilkan energi, tetapi tidak ada gunanya. Tanpa insulin, berapa banyak pun anak makan, glukosa dari makanan hanya akan mengambang di aliran darah karena tidak bisa mencapai sel.
    • Perhatikan bahwa tidak ada ukuran medis atau ilmiah untuk menilai rasa lapar anak. Beberapa anak pada dasarnya makan lebih banyak daripada anak lain. Harap diingat bahwa anak-anak cenderung merasa lebih lapar dalam masa pertumbuhan. Usaha terbaik untuk mengukurnya adalah membandingkan dengan kebiasaannya yang lama, apakah ia tampak lebih lapar dari biasa. Misalnya, jika anak Anda biasanya memilih-milih makanan di piringnya setiap kali makan namun beberapa minggu terakhir makan apa saja yang disuguhkan dan bahkan meminta lebih, ini adalah pertanda. Kemungkinan peningkatan rasa lapar ini bukan karena masa pertumbuhan saja, terutama jika disertai dengan peningkatan rasa haus dan sering bolak-balik ke kamar mandi.
  5. Kehilangan kalori dan glukosa yang dibutuhkan untuk produksi energi, serta pecahnya lemak dan otot, umumnya akan mengakibatkan kelelahan dan membuat anak tidak tertarik dengan permainan dan aktivitas yang normalnya ia sukai. [14]
    • Kadang anak juga menjadi mudah marah dan suasana hatinya berubah-ubah karena kelelahan.
    • Seperti gejala lain yang disebutkan di atas, Anda perlu menilai pola tidur anak berdasarkan pola normalnya. Jika ia biasanya tidur 7 jam semalam namun sekarang tidur 10 jam dan masih mengeluh capek atau menunjukkan tanda-tanda mengantuk, lamban, atau lesu walaupun tidur semalaman, Anda harus waspada. Mungkin ia tidak hanya mengalami masa pertumbuhan atau kelelahan biasa, tetapi juga dipengaruhi diabetes.
  6. Kadar gula yang tinggi mengubah kandungan air di lensa mata dan menyebabkan lensa mata membengkak sehingga menyebabkan pandangan kabur, berkabut, atau buram. Jika anak mengeluhkan penglihatannya kabur, dan berapa kali kunjungan ke dokter mata tidak menunjukkan perbaikan, berkonsultasilah dengan dokter untuk memeriksa apakah kondisi itu disebabkan diabetes tipe 1. [15]
    • Penglihatan kabur biasanya dapat diatasi dengan penstabilan gula darah.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Melacak Gejala Selanjutnya atau yang Menyertainya

PDF download Unduh PDF
  1. Penderita diabetes memiliki kadar gula dan glukosa yang tinggi dalam darah dan cairan vaginanya. Ini adalah lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan sel-sel jamur yang normalnya menyebabkan infeksi jamur. Sebagai akibatnya, anak mungkin sering mengalami infeksi jamur di kulit. [16]
    • Perhatikan jika anak tampak merasa gatal di area kelamin. Untuk anak perempuan, Anda mungkin memperhatikan ia mengalami infeksi jamur di vagina berulang-ulang, ditandai dengan gatal dan rasa tidak nyaman, serta keluarnya cairan berwarna putih hingga kekuningan berbau tidak sedap. [17]
    • Tipe infeksi jamur lain yang merupakan akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh karena diabetes juvenil adalah kutu air, yang menyebabkan keluarnya cairan putih dan kulit mengelupas di sela-sela jari kaki dan telapak kaki. [18]
  2. Refleks yang memungkinkan tubuh melawan infeksi dalam keadaan normal terhambat oleh diabetes karena penyakit ini menyebabkan disfungsi kekebalan. Selain itu, peningkatan glukosa di dalam darah menyebabkan pertumbuhan bakteri merugikan yang sering kali mengakibatkan infeksi bakteri di kulit seperti bisul atau abses, borok, dan nanah. [19]
    • Aspek lain dari infeksi kulit yang sering terjadi adalah lambatnya pemulihan luka. Masa pemulihan sayatan, goresan, dan luka kecil karena trauma kecil saja bisa memerlukan waktu lama. Perhatikan apa pun yang tidak seperti biasanya. [20]
  3. Vitiligo adalah gangguan autoimun yang menyebabkan penurunan kadar pigmen kulit melanin. Melanin adalah pigmen yang memberikan warna pada rambut, kulit, dan mata manusia. Dalam kondisi diabetes tipe 1, tubuh mengembangkan antibodi otomatis yang menghancurkan melanin. Ini menimbulkan bercak putih pada kulit. [21]
    • Walaupun vitiligo muncul pada tahap selanjutnya dalam kasus diabetes tipe 1 dan tidak begitu lazim, sebaiknya Anda memeriksakan kemungkinan diabetes jika muncul bercak putih di kulit anak.
  4. Gejala ini dapat menyertai perkembangan diabetes. Jika Anda memperhatikan anak muntah atau bernapas terlalu dalam, ini merupakan tanda berbahaya dan Anda harus membawanya ke rumah sakit segera untuk mendapatkan perawatan.
    • Gejala-gejala tersebut mungkin merupakan tanda diabetes ketoasidosis (DKA) yang berpotensi mengakibatkan koma fatal. Gejala ini datang dengan cepat, kadang dalam 24 jam. Jika tidak ditangani, DKA bisa berakibat fatal. [22]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengunjungi Dokter

PDF download Unduh PDF
  1. Dalam kebanyakan kasus, diabetes tipe 1 pertama kali didiagnosis dalam ruang IGD saat anak dibawa dalam kondisi koma karena diabetes atau diabetes ketoasidosis (DKA). Walaupun dapat dirawat dengan cairan dan insulin, pencegahan tetap lebih baik melalui konsultasi secepatnya dengan dokter jika Anda menduga anak menderita diabetes. Jangan menunggu anak tak sadarkan diri karena DKA baru kemudian mengonfirmasi dugaan tersebut. Periksakan anak Anda segera! [23] [24]
    • Gejala-gejala yang membutuhkan pertolongan medis segera antara lain kehilangan selera makan, mual atau muntah, suhu tubuh tinggi, sakit perut, napas berbau manis yang tidak enak (ia tidak dapat menciumnya namun orang lain bisa). [25]
  2. Jika Anda menduga anak mungkin menderita diabetes tipe 1, periksakan secepatnya. Untuk mendiagnosis diabetes, dokter perlu menjalankan tes darah untuk menilai berapa banyak gula dalam darah anak. Ada dua tes yang mungkin dilakukan, yaitu tes hemoglobin dan tes gula darah acak atau puasa. [26]
    • Tes Glycated hemoglobin (A1C) . Tes ini menyediakan informasi tentang kadar gula darah anak selama dua hingga tiga bulan terakhir dengan mengukur persentase gula darah yang terikat pada hemoglobin. Hemoglobin adalah protein yang membawa oksigen dalam sel-sel darah merah. Semakin tinggi kadar gula darah anak, semakin kuat ikatan gula pada hemoglobin. Kadar 6,5% atau lebih tinggi dalam dua kali tes merupakan indikasi diabetes. Tes ini adalah tes standar untuk penilaian, penanganan, dan penelitian diabetes. [27]
    • Tes gula darah . Dalam tes ini, dokter mengambil sampel darah secara acak. Terlepas dari apakah anak baru makan atau tidak, kadar gula darah acak 200 miligram per desilitier (mg/dL) adalah indikasi diabetes khususnya jika dipertimbangkan dalam hubungannya dengan gejala di atas. Dokter juga dapat mempertimbangkan tes darah setelah meminta anak puasa semalaman. Dalam tes ini, kadar gula darah dari 100 hingga 125 mg/dL mengindikasikan pradiabetes, sementara kadar gula darah 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih tinggi dalam dua kali tes menunjukkan anak menderita diabetes. [28]
    • Mungkin dokter juga akan melakukan tes urine untuk mengonfirmasi diabetes tipe 1. Adanya keton dalam urine, yang muncul dari pemecahan lemak di tubuh, merupakan indikasi diabetes tipe 1, berkebalikan dengan tipe 2. [29] [30]
  3. Setelah tes selesai dilakukan, dokter akan menggunakan hasilnya dan kriteria medis untuk mendiagnosis diabetes. Setelah diabetes, anak membutuhkan tindak lanjut medis yang ketat sampai gula darahnya stabil. Dokter akan menentukan tipe insulin yang tepat untuk anak Anda serta dosis yang benar. Kemungkinan Anda harus berkonsultasi dengan ahli endokrinologi, spesialis kelainan hormon, untuk mengoordinasikan perawatan anak. [31]
    • Begitu rencana perawatan insulin untuk menangani diabetes tipe 1 anak ditetapkan, Anda harus menjadwalkan pemeriksaan untuk anak setiap beberapa bulan untuk mengulang tes yang sama seperti di atas guna memastikan kadar gula darahnya memuaskan.
    • Anak juga harus menjalani pemeriksaan kaki dan mata secara teratur karena gejala penanganan diabetes yang tidak memadai biasanya pertama-tama terlihat pada keduanya. [32]
    • Walaupun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan diabetes, teknologi dan perawatan telah dikembangkan cukup jauh sehingga kebanyakan anak penderita diabetes tipe 1 dapat hidup bahagia dan sehat begitu mengetahui cara menanganinya.
    Iklan

Tips

  • Harap diingat bahwa diabetes tipe 1 atau apa yang sebelumnya dikenal dengan nama diabetes juvenil tidak ada kaitannya dengan diet dan berat badan.
  • Jika anggota keluarga kandung (seperti kakak, adik, ayah, ibu) menderita diabetes, anak yang bersangkutan harus dibawa ke dokter paling tidak sekali setahun dari usia 5–10 tahun untuk mengonfirmasi bahwa ia tidak menderita diabetes.
Iklan

Peringatan

  • Karena banyak dari gejala diabetes tipe 1 (lesu, haus, lapar) relatif dari anak ke anak, kita biasanya melewatkannya begitu saja. Jika Anda merasa anak menunjukkan gejala atau kombinasi dari beberapa gejala tersebut, bawalah ia ke dokter segera.
  • Diagnosis dini, perawatan, dan penanganan diabetes tipe 1 sangat penting dalam rangka mengurangi kemungkinan komplikasi serius, seperti penyakit jantung, kerusakan saraf, kebutaan, kerusakan ginjal, dan bahkan kematian. [33]
Iklan
  1. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003281.htm
  2. http://www.idf.org/sites/default/files/Diabetes-in-Childhood-and-Adolescence-Guidelines.pdf
  3. http://www.nhs.uk/Conditions/Diabetes-type1/Pages/Symptoms.aspx
  4. www.besthealthmag.ca › Get Healthy › Diabetes‎
  5. http://www.nhs.uk/Conditions/Diabetes-type1/Pages/Symptoms.aspx
  6. http://www.diabetes.co.uk/symptoms/blurred-vision.html
  7. Harrison's textbook on internal medicine 18th edition, chapter titled diabetes mellitus Mode of presentation of diabetes, D V Hamilton, SS Mundia and J Lister, British medical journal, 1976 July 24.
  8. http://www.nhs.uk/Conditions/Diabetes-type1/Pages/Symptoms.aspx
  9. http://www.medicinenet.com/athletes_foot/article.htm
  10. 5. http://www.patient.info/health/type-1-diabetes
  11. http://www.nhs.uk/Conditions/Diabetes-type1/Pages/Symptoms.aspx
  12. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24623500
  13. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-ketoacidosis/basics/symptoms/con-20026470
  14. Elise Bismuth Lori Laffel. Can we prevent Diabetric DKA in Children Pediatric Diabetes Volume 8 supp a6 pages 22-33 Oct 2007
  15. https://www.diabetes.org.uk/Guide-to-diabetes/What-is-diabetes/Diabetes-Symptoms/
  16. http://www.nhs.uk/Conditions/Diabetes-type1/Pages/Symptoms.aspx
  17. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-1-diabetes/basics/preparing-for-your-appointment/con-20019573
  18. http://diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/A1CTest/
  19. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-1-diabetes/basics/preparing-for-your-appointment/con-20019573
  20. http://www.webmd.com/diabetes/guide/type-1-diabetes-exams-and-tests
  21. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-1-diabetes/basics/preparing-for-your-appointment/con-20019573
  22. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-1-diabetes/basics/preparing-for-your-appointment/con-20019573
  23. http://www.diabetes.co.uk/diabetes-checks.html
  24. https://www.diabetes.org.uk/Guide-to-diabetes/What-is-diabetes/Diabetes-Symptoms/

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 4.688 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan