PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Apakah sikap pasangan atau teman wanita Anda yang lain terlihat berbeda? Apakah Anda merasa diperlakukan dengan tidak bersahabat atau menerima sinyal lain yang membuat Anda merasa kurang nyaman? Alih-alih mengabaikannya, cobalah mengidentifikasi akar masalahnya untuk memastikan bahwa dia memang benar-benar marah, dan pemikiran Anda sejatinya tidaklah berlebihan. Untuk mendeteksi kemarahan wanita, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah membaca bahasa tubuh serta sinyal komunikasinya. Selain itu, Anda juga bisa mencari informasi dari orang-orang terdekatnya, lalu mengajaknya berbicara empat mata untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Membaca Bahasa Tubuh dan Sinyal Komunikasinya

PDF download Unduh PDF
  1. Waspadai bahasa tubuh yang tertutup. Ingat, tidak semua orang mengekspresikan kemarahannya secara verbal. Oleh karena itu, Anda juga harus mengamati berbagai sinyal nonverbal yang mengindikasikan kemarahannya, seperti tubuh yang bergetar dan berkeringat, atau wajah yang memerah. [1] Sayangnya, tidak semua pertanda bisa terlihat dengan jelas. Oleh karena itu, Anda juga harus waspada jika dia terlihat: [2]
    • Mengepalkan tangannya erat-erat atau menegangkan rahangnya
    • Menghindari tatapan Anda
    • Memosisikan tubuhnya agar tidak menghadap Anda
    • Menyilangkan tangannya di depan dada
    • Mengernyit, memutar mata, atau memberikan ekspresi lain yang tak kalah dinginnya
  2. Jika nada bicaranya terdengar mengejek atau tertahan, seakan-akan giginya sedang terkatup rapat, kemungkinan besar dia memang sedang merasa kesal kepada Anda. Kemungkinan lainnya, dia akan menggunakan nada bicara yang sarkastis atau terkesan mencemooh ketika Anda sedang mengajaknya berkomunikasi dengan serius. [3] Waspadalah pula ketika dia mulai:
    • Berteriak
    • Membentak Anda
    • Meninggikan volume suaranya
    • Berbicara dengan nada marah kepada Anda
  3. Sebagian besar wanita mengekspresikan kemarahannya dengan memutuskan jalinan komunikasi melalui pesan teks maupun telepon. Dengan kata lain, dia akan mengabaikan telepon Anda dan/atau pesan teks yang Anda kirimkan. Atau, dia mungkin akan memberikan respons dalam waktu yang lebih lama daripada biasanya. [4]
    • Jika dia membalas pesan Anda, cobalah mengidentifikasi kemarahan yang bersifat pasif-agresif, seperti dalam bentuk balasan yang singkat atau sarkastis. Misalnya, waspadalah jika dia memberikan balasan seperti, “Menurutmu?” ketika Anda menanyakan kabarnya. [5]
    • Jika dia tiba-tiba mengakhiri pesan teksnya dengan tanda “titik”, kemungkinan besar dia memang sedang menyimpan kekesalan kepada Anda. [6]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Berkomunikasi dengan Orang Terdekatnya

PDF download Unduh PDF
  1. Jika wanita tersebut benar-benar memutuskan jalur komunikasi dengan Anda, cobalah menghubungi teman-teman dekatnya untuk mengetahui alasan kemarahannya. Anda bisa bertanya, “Akhir-akhir ini kamu sempat mengobrol dengan si A, nggak ?” dan “Dia lagi marah sama aku, ya?” Kemungkinan, teman-temannya akan memberikan respons yang afirmatif dan bahkan membantu menghubungi wanita tersebut untuk menjawab pertanyaan Anda.
    • Pilih orang yang masih berkomunikasi secara rutin dengan wanita tersebut, seperti teman sekolahnya.
    • Hargai orang tersebut dan jangan memaksanya untuk membagikan informasi apa pun kepada Anda.
    • Jika dia meminta Anda untuk berkomunikasi secara langsung dengan wanita yang bersangkutan, hargai pendapatnya dan jangan membuatnya merasa bersalah karena menolak menjelaskan situasi yang sedang terjadi.
  2. Jika ingin, Anda juga bisa mencari informasi dari keluarganya, terutama jika dia memang dekat dan sering berbagi cerita dengan mereka. Misalnya, cobalah menghubungi salah satu kerabat yang dekat dengannya dan juga mengenal Anda. kemudian, tanyakan alasan kemarahan wanita tersebut dengan sopan kepadanya.
    • Jika ingin, Anda juga bisa menghubungi orang tuanya, terutama jika Anda telah menjalin hubungan yang baik dengan mereka.
  3. Jika Anda berdua memiliki teman yang sama, cobalah mengorek informasi mengenai kondisi wanita tersebut kepada mereka. Misalnya, tanyakan apakah dia terlihat bersikap agresif atau kesal kepada Anda, dan apakah akhir-akhir ini dia pernah menyinggung hal-hal negatif mengenai Anda. Dengan melakukannya, niscaya Anda akan terbantu untuk mengukur kadar kemarahannya.
    • Jika teman bersama Anda berdua juga terlihat kesal kepada Anda, kemungkinan besar wanita tersebut sudah menceritakan masalahnya kepada mereka. Tanyakan apa yang sesungguhnya sedang terjadi.
    • Jika mereka menolak menceritakan masalahnya, cobalah bertanya kepada teman yang lain. Jika respons mereka masih sama, artinya Anda harus memikirkan taktik yang lain.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mengobrol Empat Mata Dengannya

PDF download Unduh PDF
  1. Misalnya, ajak dia bertemu di apartemen Anda, taman kota, atau tempat favorit Anda berdua di kampus. Meski sulit, menginisiasi percakapan yang jujur dan serius dapat membantu Anda untuk meredakan kemarahannya, memahami alasan di balik kekesalannya, dan mengatasi masalah yang terjadi. [7]
    • Izinkan dia memilih lokasinya. Dengan demikian, dia akan lebih mudah bersuara karena merasa memiliki kontrol terhadap situasi tersebut.
  2. Tidak ada salahnya menawarkan gencatan senjata dengan memberikan objek yang sederhana dan bermakna baginya, seperti barang atau makanan favoritnya, terutama jika kesalahan memang terletak di pihak Anda. Atau, berikan bunga untuk menunjukkan bahwa Anda berhasil “menangkap” sinyal kekesalannya dan menyesali kesalahan Anda.
    • Metode ini juga akan mempermudah proses komunikasi Anda berdua setelahnya, terutama karena objek yang bermakna tersebut sejatinya telah bertindak sebagai “jembatan” menuju proses diskusi yang lebih positif.
    • Jangan menunjukkan aksi yang berlebihan, terutama jika Anda berdua sedang berada di tempat umum. Percayalah, dia tidak akan mau menjadi sorotan publik jika sedang marah kepada Anda.
  3. Jika belum mengetahui kesalahan Anda, cobalah mengawali percakapan dengan menanyakan hal tersebut secara langsung. Misalnya, Anda bisa berkata, “Aku tahu kamu sedang marah, tapi aku nggak tahu kenapa. Boleh tahu alasannya, nggak ?” [8]
    • Jangan menanyakan ini jika Anda sudah menduga alasannya. Percayalah, melakukannya hanya akan membuatnya semakin marah!
  4. Jika sudah menyadari kesalahan Anda, utarakan permintaan maaf dengan tulus dan jujur. Awalilah dengan mengakui kesalahan yang Anda perbuat, dan sampaikan permintaan maaf dengan jujur dan lugas. Misalnya, Anda bisa berkata, “Kamu marah kan, karena aku lupa hari ulang tahunmu minggu lalu. Maaf ya, waktu itu pekerjaanku sedang sangat banyak sampai-sampai aku lupa kalau kamu sedang berulang tahun. Aku benar-benar meminta maaf dan berjanji nggak akan mengulanginya lagi.” [9]
    • Setelah meminta maaf, segeralah bertanya, “Kamu mau memaafkanku, nggak ?” Jika dia bersedia melakukannya, jangan lupa menunjukkan rasa terima kasih Anda!
    • Perbaiki kesalahan Anda melalui tindakan yang nyata. Misalnya, jika Anda melupakan hari ulang tahunnya, cobalah memperbaiki kesalahan tersebut dengan mengajaknya makan malam di tempat yang spesial dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di tahun berikutnya.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.474 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan