PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Hampir semua orang di seluruh dunia percaya bahwa Tuhan itu ada. Mendiskusikan eksistensi Tuhan bisa jadi merupakan tindakan yang sangat menantang. Namun, bukti ilmiah, sejarah, filosofi, dan budaya semuanya dapat digunakan saat mengembangkan argumen meyakinkan bahwa Tuhan itu tidak ada. Apa pun pendekatan yang Anda ambil, pastikan Anda tetap sopan dan penuh pertimbangan saat mendiskusikan eksistensi Tuhan.

Sebelum memulai diskusi, perhatikan lawan bicara Anda. Ingatlah bahwa agama adalah topik yang sensitif untuk didiskusikan bagi sebagian orang. Hormati keyakinan orang lain meskipun Anda tidak sependapat dengan mereka.

Jika topik artikel ini tidak sesuai dengan keyakinan Anda atau membuat Anda merasa tidak nyaman, mohon untuk tidak melanjutkan membaca.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Menggunakan Sains

PDF download Unduh PDF
  1. Argumentasi desain buruk menyatakan bahwa jika Tuhan itu sempurna, mengapa Dia menciptakan manusia dan banyak makhluk hidup lainnya dengan buruk? Misalnya, kita rentan terhadap banyak penyakit, tulang kita mudah patah, dan seiring bertambahnya usia, pikiran dan tubuh kita semakin memburuk. Anda juga bisa menyebutkan tulang belakang manusia yang dirancang dengan buruk, lutut yang tidak lentur, dan tulang panggul yang membuat persalinan menjadi sulit dan menyakitkan bagi wanita. [1] Kesemuanya, bukti biologis ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak ada (atau bahwa Dia tidak menciptakan kita dengan baik, yang dalam hal ini, tidak ada alasan untuk menyembahnya).
    • Orang-orang beriman mungkin akan melawan argumen ini dengan menyatakan bahwa jika Tuhan itu sempurna, maka Dia menciptakan kita sebaik yang mungkin diharapkan. Mereka juga mungkin berpendapat bahwa apa yang kita lihat sebagai ketidaksempurnaan sebenarnya memiliki tujuan tertentu dalam rancangan desain yang lebih besar dari Tuhan. Tunjukkan langsung kesalahan logis dalam hal ini. Kita tidak bisa menjalani hidup dengan harapan bahwa suatu hari nanti penjelasan mengapa mata atau bahu kita dirancang dengan sangat buruk akan muncul. Ambillah referensi dari filsuf Voltaire, yang menulis novel tentang orang-orang yang mencari makna setelah gempa dahsyat melanda Paris. Kita adalah binatang yang mencari pola. Jadi secara alami kita mencari dan berharap pada pola yang tidak bisa ditemukan.
  2. [2] Argumen "God of the Gaps" atau Tuhan dalam celah-celah sains ini lazim digunakan ketika orang berpendapat bahwa Tuhan itu ada. Argumen ini berpendapat bahwa meskipun sains modern bisa menjelaskan banyak hal, sains tidak bisa menjelaskan hal-hal yang lain. Anda dapat melawannya dengan mengatakan bahwa hal-hal yang tidak kita pahami semakin berkurang setiap tahun, dan bahwa sementara penjelasan alamiah telah menggantikan penjelasan teistik, penjelasan supernatural atau teistik tidak pernah menggantikan penjelasan ilmiah.
    • Misalnya, Anda bisa mengutip contoh evolusi sebagai salah satu bidang di mana sains telah merevisi penjelasan sebelumnya yang berpusat pada Tuhan atas keragaman spesies di dunia ini.
    • Diskusikan bahwa agama sering kali digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang tidak dapat dijelaskan. Orang-orang Yunani menggunakan Poseidon untuk menjelaskan bagaimana gempa terjadi, yang sekarang kita tahu bahwa hal itu terjadi karena pergerakan lempeng tektonik untuk melepaskan tekanan.
  3. Kreasionisme adalah kepercayaan bahwa Tuhan menciptakan dunia ini, biasanya dalam kerangka waktu yang relatif baru seperti 5.000 - 6.000 tahun yang lalu. Manfaatkan banyaknya bukti masuk akal yang menyangkal hal ini, seperti data evolusioner, fosil, penanggalan radiokarbon, dan inti es untuk menyatakan bahwa Tuhan tidak ada. [3]
    • Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Kita terus menemukan batu yang usianya jutaan atau bahkan miliaran tahun. Bukankah ini membuktikan bahwa Tuhan tidak ada?"
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Memanfaatkan Bukti Kebudayaan

PDF download Unduh PDF
  1. Ada beberapa variasi dalam gagasan ini. Anda bisa menjelaskan bahwa di negara-negara yang relatif miskin, hampir semua orang percaya kepada Tuhan, sementara di negara-negara yang relatif maju dan kaya, hanya sedikit orang yang percaya kepada Tuhan. [4] Anda juga bisa menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung menjadi ateis daripada mereka yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Kesemuanya, fakta-fakta ini semakin menguatkan bahwa Tuhan hanyalah produk budaya dan kepercayaan kepada Tuhan bergantung pada kondisi sosial seseorang.
    • Anda juga bisa menunjukkan bahwa orang-orang yang dibesarkan dalam satu agama tertentu cenderung bertahan dengan agama itu sepanjang hidup mereka. Sebaliknya, mereka yang tidak dibesarkan di rumah tangga yang religius, jarang menjadi religius di kemudian hari. [5]
  2. [6] Salah satu alasan umum untuk percaya kepada Tuhan adalah bahwa sebagian besar orang memercayainya. Argumentasi "persetujuan bersama" ini mungkin juga menunjukkan bahwa karena kepercayaan pada Tuhan begitu tinggi, kepercayaan semacam itu pasti alamiah. Namun, Anda bisa membantah gagasan ini dengan menyatakan bahwa hanya karena banyak orang memercayai sesuatu, bukan berarti sesuatu itu benar. Misalnya, Anda bisa menyatakan, sebagian besar orang percaya bahwa perbudakan dapat diterima pada suatu waktu.
    • Nyatakan bahwa jika orang-orang tidak terpapar agama atau gagasan tentang Tuhan, mereka tidak akan percaya kepada Tuhan.
  3. [7] Identitas dan karakteristik tuhan Kristen, Hindu, dan Buddha sangat berbeda. Oleh karena itu, Anda bisa berpendapat bahwa walaupun Tuhan itu ada, tidak ada cara untuk mengetahui Tuhan mana yang harus disembah.
    • Argumentasi ini secara formal dikenal sebagai argumentasi wahyu yang tidak konsisten.
  4. Sebagian besar agama menawarkan teks suci mereka sebagai produk dan bukti atas Tuhan mereka. Jika Anda dapat menunjukkan bahwa sebuah teks suci tidak konsisten atau cacat, Anda akan memberikan pembenaran yang kuat atas ketiadaan Tuhan.
    • Misalnya, jika Tuhan digambarkan dalam satu bagian teks suci sebagai pemaaf, tetapi kemudian meratakan seluruh desa atau negara dengan tanah, Anda dapat menggunakan kontradiksi nyata ini untuk menunjukkan bahwa Tuhan tidak ada (atau bahwa teks suci merupakan kebohongan).
    • Dalam hal Alkitab, sering kali seluruh ayat, kisah, dan cerita singkat dipalsukan atau diubah pada titik tertentu. Misalnya, Markus 9:29 dan Yohanes 7:53 sampai 8:11 berisi bagian-bagian yang disalin dari sumber lain. [8] Jelaskan bahwa hal ini menunjukkan bahwa teks suci hanyalah tiruan gagasan kreatif yang dihasilkan oleh orang, bukan kitab yang diilhami secara ilahiah.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Menggunakan Argumen Filosofis

PDF download Unduh PDF
  1. Argumen ini menyatakan bahwa jika ateisme ada, Tuhan akan turun atau campur tangan langsung di dunia ini untuk mengungkapkan diri kepada orang-orang ateis. [9] Namun, kenyataan bahwa banyak sekali orang ateis, dan Tuhan tidak berusaha membujuk mereka melalui campur tangan ilahi, berarti bahwa Tuhan tidak ada.
    • Orang-orang beriman mungkin akan melawan klaim ini dengan menyatakan bahwa Tuhan mengizinkan adanya kehendak bebas, dan oleh karena itu, ketidakpercayaan adalah hasil yang tak terelakkan dari sifat ini. Mereka mungkin akan mengutip beberapa contoh spesifik dalam teks suci mereka tentang kejadian ketika Tuhan mereka mengungkapkan diri kepada orang-orang yang masih menolak untuk percaya.
  2. Jika keyakinan orang beriman didasarkan pada gagasan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta karena "Segala sesuatu memiliki awal dan akhir," Anda bisa tanyakan, "Jika begitu, lalu apa yang menciptakan Tuhan?" [10] Ini akan memberi penekanan kepada orang lain bahwa mereka secara tidak adil menyimpulkan bahwa Tuhan ada padahal sebenarnya, premis dasar yang sama (bahwa segala sesuatu memiliki permulaan) dapat menghasilkan dua kesimpulan yang berbeda.
    • Orang-orang yang percaya kepada Tuhan mungkin akan membantah bahwa Tuhan—karena mahakuasa—melampaui ruang dan waktu, dan karena itu merupakan pengecualian dari peraturan bahwa segala sesuatu memiliki awal dan akhir. Jika mereka membantah dengan cara ini, Anda harus mengarahkan argumen tersebut terhadap kontradiksi dalam gagasan tentang kemahakuasaan.
  3. [11] Masalah kejahatan mempertanyakan bagaimana Tuhan bisa ada jika ada kejahatan. Dengan kata lain, jika Tuhan ada dan dia baik, dia seharusnya menghilangkan semua kejahatan. Anda bisa membantah, "Jika Tuhan benar-benar peduli dengan kita, tidak akan ada perang."
    • Lawan bicara Anda mungkin akan menjawab "Pengaturan oleh manusia itu kacau dan tidak sempurna. Manusialah, bukan Tuhan, yang menyebabkan kejahatan." Dalam hal ini, lawan bicara Anda mungkin akan kembali menggunakan gagasan kehendak bebas untuk melawan gagasan bahwa Tuhan bertanggung jawab atas semua kejahatan di dunia.
    • Anda juga bisa melangkah lebih jauh dan berpendapat bahwa jika ada tuhan jahat yang membiarkan kejahatan, dia tidak pantas disembah.
  4. [12] Banyak orang percaya bahwa tanpa agama, planet ini akan menjadi kacau balau. Namun, Anda dapat menjelaskan bahwa perilaku Anda sendiri (atau ateis lainnya) sedikit saja berbeda daripada orang-orang beriman. Akui bahwa meskipun Anda tidak sempurna, tidak ada yang sempurna, dan percaya kepada Tuhan tidak mendorong orang untuk selalu lebih bermoral dan benar daripada orang lain.
    • Anda juga bisa membalikkan proposisi ini dengan berpendapat bahwa agama tidak hanya mengarahkan pada kebaikan, tetapi juga mengarahkan pada kejahatan karena banyak umat beragama melakukan tindakan tidak bermoral atas nama Tuhan mereka. Misalnya, Anda bisa mengambil contoh Inkuisisi Spanyol atau terorisme agama di seluruh dunia.
    • Selain itu, hewan yang tidak mampu memahami konsep manusiawi kita tentang agama menunjukkan bukti yang nyata akan pemahaman naluriah dalam hal perilaku moral dan membedakan antara yang benar dan yang salah.
  5. Banyak orang percaya bahwa hanya dengan Tuhan seseorang bisa menjalani kehidupan yang kaya, bahagia, dan memuaskan. [13] Namun, Anda dapat menunjukkan bahwa banyak orang yang tidak percaya lebih bahagia dan lebih sukses daripada orang-orang yang beragama.
    • Misalnya, Anda mungkin bisa mengambil contoh Richard Dawkins atau Christopher Hitchens sebagai individu yang sangat sukses meskipun mereka tidak percaya kepada Tuhan.
  6. Kemahatahuan, kemampuan untuk mengetahui segalanya, tampaknya bertentangan dalam sebagian besar dogma agama. Kehendak bebas mengacu pada gagasan bahwa Anda bertanggung jawab atas tindakan Anda sendiri. Sebagian besar agama percaya pada kedua konsep tersebut, tetapi keduanya tidak sesuai.
    • Katakan kepada lawan bicara Anda, "Jika Tuhan mengetahui segala sesuatu yang telah terjadi dan akan terjadi, dan juga setiap pemikiran yang kita ciptakan sebelum memikirkannya, masa depan Anda adalah sebuah kepastian yang sudah diramalkan. Kalau begitu, bagaimana bisa Tuhan menilai kita atas apa yang kita lakukan?”
    • Orang yang percaya kepada Tuhan mungkin akan menjawab bahwa walaupun Tuhan sudah mengetahui keputusan individu sebelumnya, tindakan individual tetap merupakan pilihan bebas setiap orang. [14]
  7. [15] Kemahakuasaan adalah kemampuan untuk melakukan apa pun. Namun, jika Tuhan bisa melakukan apa saja, dia harus bisa, misalnya, menggambar lingkaran persegi. Namun, karena hal ini secara logis tidak koheren, tidak masuk akal untuk percaya bahwa Tuhan itu mahakuasa.
    • Hal lain yang secara logis mustahil yang Anda bisa nyatakan Tuhan tidak dapat melakukannya adalah mengetahui dan tidak mengetahui sesuatu pada saat bersamaan.
    • Anda juga bisa berpendapat bahwa jika Tuhan itu mahakuasa, mengapa dia membiarkan terjadinya bencana alam, pembantaian, dan perang?
  8. Pada kenyataannya, mustahil untuk membuktikan bahwa ada sesuatu itu tidak ada. Apa pun bisa ada, tapi agar suatu keyakinan menjadi valid dan patut mendapat perhatian, perlu bukti kuat untuk mendukungnya. [16] Nyatakan bahwa daripada membuktikan bahwa Tuhan tidak ada, orang beriman perlu memberikan bukti bahwa Tuhan memang ada.
    • Misalnya, Anda bisa menanyakan apa yang terjadi setelah kematian. Banyak orang yang percaya kepada Tuhan juga percaya pada kehidupan setelah kematian. Mintalah bukti kehidupan akhirat ini.
    • Entitas spiritual seperti dewa, setan, surga, neraka, malaikat, setan, dan lain-lain tidak pernah (dan tidak dapat) diteliti secara ilmiah. Tegaskan bahwa fitur-fitur spiritual ini tidak dapat dibuktikan keberadaannya.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Bersiap Mendiskusikan Agama

PDF download Unduh PDF
  1. [17] Bersiaplah untuk mendiskusikan keberadaan Tuhan dengan membiasakan diri dengan argumen dan gagasan utama ateis terkenal. Misalnya, membaca God is not Great karya Christopher Hitchens, merupakan langkah tepat untuk memulainya. The God Delusion karya Richard Dawkins merupakan sumber argumen rasional lain yang sangat bagus terhadap keberadaan sosok tuhan dalam agama.
    • Selain meneliti pendapat yang mendukung ateisme, telitilah bantahan atau pembenaran dari perspektif agama.
    • Biasakan diri dengan isu atau keyakinan yang mungkin mengundang kritikan lawan, dan pastikan Anda benar-benar bisa membela keyakinan Anda sendiri.
  2. [18] Jika argumen Anda tidak disajikan dengan cara yang mudah dimengerti, pesan Anda tidak akan sampai pada lawan bicara Anda. Misalnya, ketika menjelaskan bagaimana agama seseorang ditentukan secara budaya, Anda harus membuat orang lain setuju dengan setiap premis (fakta dasar yang mengarah pada kesimpulan) Anda.
    • Anda bisa mengatakan, "Meksiko dihuni oleh sebuah negara Katolik, bukan?"
    • Ketika mereka menjawab ya, lanjutkan ke premis berikutnya, seperti "Sebagian besar orang di Meksiko adalah orang Katolik, bukan?"
    • Ketika mereka menjawab ya, lanjutkan pada kesimpulan Anda dengan mengatakan, misalnya, "Alasan mengapa sebagian besar orang percaya kepada Tuhan di Meksiko adalah sejarah kebudayaan agama di sana."
  3. Keyakinan kepada Tuhan adalah topik yang sensitif. Dekati perdebatan sebagai percakapan di mana Anda dan lawan bicara Anda memiliki pendapat yang valid. Berbicaralah dengan ramah kepada lawan bicara Anda. Tanyakan alasan mengapa mereka sangat yakin dengan keimanan mereka. Dengarkan dengan sabar alasan mereka dan sesuaikan tanggapan Anda dengan tepat dan penuh perhatian pada apa yang mereka katakan. [19]
    • Tanyakan kepada lawan bicara Anda sumber-sumber (buku atau situs web) yang dapat Anda gunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang perspektif dan kepercayaan mereka.
    • Keimanan kepada Tuhan itu sangat rumit, dan pernyataan tentang eksistensi Tuhan—baik mendukung ataupun menentang—tidak dapat dianggap sebagai fakta.
  4. Eksistensi Tuhan bisa menjadi topik yang sangat emosional. Jika Anda bersemangat atau agresif selama percakapan, Anda mungkin akan menjadi tidak koheren dan/atau mengatakan sesuatu yang akan Anda sesali. [20] Tarik napas dalam-dalam agar tetap tenang. Embuskan perlahan melalui hidung selama lima detik, lalu embuskan melalui mulut selama tiga detik. Ulangi sampai Anda merasa tenang.
    • Pelankan kecepatan bicara Anda sehingga Anda memiliki lebih banyak waktu untuk memikirkan apa yang ingin Anda katakan dan hindari mengatakan sesuatu yang Anda sesali kemudian.
    • Jika Anda mulai merasa marah, katakan kepada lawan bicara Anda, "Mari kita sepakat untuk tidak sepakat," lalu berpisah dengan mereka.
    • Bersikaplah sopan saat membahas tentang Tuhan. Ingat, banyak orang sensitif dengan agama mereka. Hormatilah orang-orang yang beriman kepada Tuhan. Jangan gunakan bahasa yang menyinggung atau menuduh seperti buruk, bodoh, atau gila. Jangan menghina lawan bicara Anda.
    • Pada akhirnya, daripada mengeluarkan pendapat yang ringkas, lawan bicara Anda sering kali akan menggunakan pernyataan "Maaf, Anda akan masuk neraka". Jangan tanggapi dengan jawaban yang sama-sama pasif dan agresif.
    Iklan

Tips

  • Anda tidak selalu harus mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada kepada setiap orang beriman yang Anda temui. Teman baik tidak perlu berpendapat sama akan semua hal. Jika Anda selalu berusaha memicu pertengkaran dengan teman atau "mengubah pendirian" mereka, bersiaplah, teman-teman Anda akan berkurang.
  • Beberapa orang memilih agama untuk mengatasi pengalaman buruk dalam kehidupan mereka seperti kecanduan, atau kematian tragis. Meskipun agama dapat memberi dampak positif pada kehidupan manusia dan dapat membantu mereka pada saat membutuhkan, itu tidak berarti bahwa gagasan di balik agama itu benar adanya. Jika Anda bertemu dengan seseorang yang mengaku telah dibantu seperti ini, berhati-hatilah, karena Anda tidak ingin menyinggung perasaan mereka, tetapi Anda tidak perlu menghindari atau pura-pura berpikir seperti mereka.
Iklan

Peringatan

  • Bijaksanalah saat mendiskusikan agama.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 5.074 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan