Artikel ini disusun bersama Frank Blaney
. Frank Blaney adalah Instruktur Chikung dan Tai Chi besertifikasi dengan lebih dari 15 tahun pengalaman mengajar. Dengan semangat memudahkan lebih banyak orang mengakses Chikung, Frank menulis "Qigong: The Quick & Easy Start-Up Guide." Dia juga memegang Sabuk Hitam Tingkat 2 di Jujitsu dan melatih para eksekutif, staf perusahaan, LSM, dan komunitas untuk merawat pribadi, performa diri, dan resolusi konflik. Dia meraih gelar MA dalam Negosiasi, Resolusi Konflik, dan Perdamaian dari California State University Dominguez Hills.
Ada 10 referensi
yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.
Artikel ini telah dilihat 5.653 kali.
Menghadapi orang tersayang yang sedang marah melalui pesan singkat bukanlah hal yang mudah. Baik saat ia sedang marah kepada Anda atau sekadar perlu mengeluarkan kekesalannya, terkadang sulit mengetahui cara membantu seseorang yang Anda pedulikan saat Anda tidak bisa bertatap muka dengannya. Untungnya, ada beragam langkah efektif yang bisa diambil untuk meredakan kemarahannya melalui pesan singkat. Dari pemilihan kata yang sangat hati-hati hingga permintaan maaf yang bermakna, tetap baca artikel ini untuk mengetahui kiat-kiat yang bisa dicoba.
Langkah
-
Akan lebih mudah bagi Anda untuk menenangkannya jika mengetahui penyebab kemarahannya. Baca pesannya dengan saksama untuk memahami sudut pandangnya, dan ajukan pertanyaan jika Anda tidak yakin dengan penyebab kemarahan atau kekesalannya. Dengan demikian, Anda bisa menangani situasi setelah mengetahui penyebab kemarahannya dan membuatnya merasa lebih baik karena ia tahu bahwa Anda mau meluangkan waktu untuk mendengarkannya. [1] X Sumber Tepercaya Mind Kunjungi sumber
- Kemas pertanyaan Anda dengan hati-hati saat meminta penjelasan agar ia tahu bahwa Anda secara tulus ingin memahaminya. Anda bisa mengatakan, misalnya, “Aku ikut bersedih karena kamu merasa marah seperti ini. Bisakah kamu menceritakan lebih banyak tentang apa yang terjadi?"
- Jika ia marah kepada Anda, dan Anda tidak mengetahui secara pasti alasannya, Anda bisa mengirimkan pesan, misalnya, “Bisakah kamu memberitahuku tindakan atau ucapanku yang membuatmu marah seperti ini? Aku ingin tahu lebih banyak agar kita bisa menyelesaikan masalah ini."
Iklan
-
Berikan pernyataan yang berempati untuk menerima atau menguatkan sudut pandangnya. Sering kali, kemarahan seseorang mereda saat seseorang mengatakan bahwa perasaannya adalah hal yang wajar dan bisa diterima. Kenali dan akui perasaannya, tunjukkan empati kepadanya, dan setidaknya katakan bahwa Anda memahami situasi yang ia alami. Langkah ini biasanya bisa meredakan kemarahannya. [2] X Teliti sumber
- Katakanlah ada anggota keluarga yang sedang marah dan berkeluh kesah kepada Anda mengenai situasi yang ia alami. Untuk menanggapinya, Anda bisa mengatakan, “Aku ikut menyesal atas apa yang terjadi :( Sangat wajar jika kamu marah seperti ini.”
- Mungkin ada anggota keluarga yang kesal kepada Anda. Untuk mengakui atau menerima sudut pandangnya, Anda bisa mengatakan, “Aku paham jika kamu merasa demikian.”
-
Jika Anda melakukan kesalahan, lebih baik Anda bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan. Setiap orang pernah melakukan kesalahan, dan orang yang Anda sayangi akan merasa lebih tenang saat mengetahui bahwa Anda menyesali kesalahan yang dilakukan . Untuk memberikan permintaan maaf yang tulus, awali pernyataan dengan kata “aku” sebagai tanda bahwa Anda bertanggung jawab atas perilaku atau tindakan yang dilakukan, dan jangan berdalih atau menyalahkan lawan bicara (yang sedang marah). Ungkapkan penyesalan atas tindakan Anda dan lanjutkan dengan janji yang tulus untuk bersikap lebih baik atau tidak mengulangi kesalahan yang sama.
- Mungkin sahabat Anda merasa kesal karena Anda lupa mengajaknya berkumpul bersama teman-teman yang lain. Anda bisa mengatakan, “Aku minta maaf. Aku seharusnya mengajakmu juga dan tidak ada alasan untuk tidak mengajakmu. Aku janji aku akan mengajakmu lain kali untuk berkumpul bersama agar kamu tidak merasa ditinggalkan."
Iklan
-
Hal ini memberikan kesempatan bagi sahabat, anggota keluarga, atau pasangan untuk mengeluarkan kekesalannya. Tanyakan apa yang ia rasakan saat situasi yang memicu kemarahannya terjadi, dan seperti apa perasaannya saat ini. Anda juga bisa menanyakan apa yang ia perlukan agar situasi menjadi lebih baik, dan apakah ada sesuatu yang Anda bisa lakukan untuk membantunya. Meskipun ia marah kepada Anda, bantuan yang ditawarkan justru menunjukkan bahwa Anda peduli dan bisa meredakan kemarahannya. [3] X Teliti sumber
- Anda bisa mengirimkan pesan seperti, “Situasi tersebut sudah pasti sangat mengesalkan! Bagaimana perasaanmu sekarang?” atau “Aku ikut bersedih atas kejadian tersebut. Apakah ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk membantumu?"
-
Memberikan saran saat lawan bicara tidak siap mendengarnya sebetulnya bisa membuat kemarahannya makin menjadi. Tanyakan apakah ada sesuatu yang Anda bisa lakukan untuk membantu, tetapi tahan diri untuk tidak memberikan saran yang tak diinginkan terkait situasi yang ia hadapi. Ada kemungkinan, sahabat atau orang tersayang Anda hanya membutuhkan waktu untuk mengeluarkan keluh kesahnya dan menyuarakan kekesalannya. [4] X Teliti sumber
- Kirimkan ia pesan, misalnya, “Aku pernah mengalami hal yang sama. Apakah kamu membutuhkan saran tentang cara mengatasinya? Aku juga tidak keberatan jika kamu hanya ingin didengarkan."
- Memberikan saran sebelum pendengarnya siap bisa membuatnya berpikir bahwa Anda menyepelekan atau mengesampingkan perasaannya melalui solusi cepat.
- Jika ia mengatakan bahwa ia tidak siap atau tertarik mendengarkan saran, beri tahu ia bahwa Anda masih tetap mau memberinya saran jika sewaktu-waktu ia membutuhkannya di lain waktu.
Iklan
-
Cari tahu apakah ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk menangani situasi. Mintalah izin darinya terlebih dahulu agar ia tidak merasa bahwa Anda mengabaikan atau menyepelekan perasaannya. Setelah itu, tawarkan solusi yang cocok dengan situasi yang membuatnya kesal atau marah. Jika ia marah kepada Anda, jangan berusaha menjadi sosok yang benar atau “membalas”-nya. Sebagai gantinya, coba cari resolusi yang membuat Anda berdua bahagia. [5] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
- Mintalah izin untuk menawarkan solusi dengan mengatakan, misalnya, “Apakah ada sesuatu yang kita bisa lakukan untuk menyelesaikan masalah ini? Dengan senang hati, aku mau membantumu memperbaiki situasi yang ada."
- Jika ia sepakat, tawarkan solusi. Mungkin teman sekamar Anda kesal karena Anda sudah lama tidak membantunya membersihkan kamar atau apartemen. Anda bisa mengirimkan pesan, misalnya, “Aku bisa mulai membereskan apartemen kita. Mungkin saat aku pulang, kita bisa membuat daftar tugas untuk dikerjakan."
- Jika teman Anda marah karena Anda sudah jarang mengajaknya bertemu dan meluangkan waktu bersama, Anda bisa mengatakan, “Aku senang menghabiskan waktu denganmu dan ingin meluangkan lebih banyak waktu denganmu juga. Maukah kamu bertemu denganku setiap minggu untuk minum kopi dan mengobrol?"
- Mungkin ia belum siap mencari solusi. Beri tahu ia bahwa Anda dengan senang hati mau membantunya menyelesaikan masalah jika ia mengubah pikirannya.
-
Seseorang yang marah terkadang lebih sensitif terhadap ucapan Anda. Jangan langsung mengirimkan pendapat atau pikiran Anda, terutama jika Anda pun merasa tertekan, terkejut, atau kesal dengan pesan yang ia kirimkan. Ingatlah besarnya kepedulian Anda kepadanya dan pilih kata-kata Anda dengan bijak. Anda bisa membaca kembali pesan balasan yang Anda tulis sebelum mengirimkannya. Dengan demikian, Anda sendiri tidak akan sampai mengirimkan pesan berisi kemarahan. [6] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber
- Tulis draf pesan Anda di aplikasi catatan pada ponsel jika Anda tidak ingin ia tahu bahwa Anda sedang menulis pesan.
Iklan
-
Amati penggunaan kata, tanda baca, dan emoji. Gunakan setiap elemen untuk membuat pesan Anda terlihat lebih berempati, tenang, dan hangat. [7] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber Jangan membalas pesannya dengan satu kata atau pesan singkat yang berpotensi disalahpahami sebagai pesan pasif agresif atau sinis. [8] X Sumber Tepercaya Greater Good Magazine Kunjungi sumber
- Gunakan bahasa yang positif, berempati, dan mengandung semangat (mis. “Aku paham”, “Aku mengerti keadaanmu”, atau “Perasaanmu valid."
- Jangan mengakhiri kalimat secara tiba-tiba dengan titik. Dalam beberapa situasi, penggunaan titik memang diizinkan dan secara tata bahasa pun benar, tetapi jangan akhiri begitu saja pesan Anda dengan titik (mis. “Ya." Atau "Oke."). Pesan seperti ini bisa membuatnya menduga bahwa Anda sedang marah atau kesal. [9] X Teliti sumber
- Gunakan emoji untuk menyampaikan nada yang tenang dan positif. Jika Anda sedang menenangkan seseorang, gunakan emoji wajah tersenyum dalam pesan penyemangat. Mungkin Anda menyesal karena sudah membuat teman Anda marah. Sisipkan emoji wajah sedih untuk mencerminkan penyesalan Anda secara tulus. [10] X Teliti sumber
-
Mengikuti kemarahannya atau merasa kesal justru bisa memperburuk keadaan. Jika ia menanggapi Anda dengan kasar atau menggunakan nada pesan yang tidak sopan, pastikan pesan-pesan Anda tetap sopan dan netral. Dengan menjaga sikap yang positif dan membantu, kemarahan dapat diredakan, baik saat ia marah kepada Anda atau kesal atas sesuatu yang lain. [11] X Teliti sumber
- Cobalah berhusnuzan dan ingat betapa besar kepedulian Anda kepadanya, baik saat Anda mengirimkan pesan kepada sahabat, pasangan, atau bahkan saudara ipar. Seseorang yang berada di puncak kemarahan tidak bisa berpikir dengan jelas. Ia bisa menyesali caranya menunjukkan kemarahannya setelah ia merasa lebih tenang.
Iklan
-
Beri tahu ia bahwa Anda tidak bisa melanjutkan obrolan jika ia tidak mau menghormati Anda. Hanya karena seseorang sedang marah, ia tidak berhak memperlakukan Anda dengan buruk. Jika ia bersikap kasar, katakan bahwa ia harus berbicara kepada Anda dengan rasa hormat jika ingin tetap melanjutkan obrolan. Sebagai alternatif, jika kemarahannya sangat besar dan Anda perlu menenangkan diri, Anda bisa berhenti berkirim pesan untuk sementara. [12] X Teliti sumber
- Anda bisa mengatakan, "Aku sangat ingin membantumu, tetapi aku hanya akan melakukannya jika kamu mau memperlakukanku dengan hormat."
- Jika Anda perlu beristirahat atau tidak bisa terus berkirim pesan, Anda bisa mengatakan, “Aku minta maaf karena kamu harus mengalami kejadian tersebut. Aku harus pamit, tetapi kita bisa melanjutkan lagi obrolan kita besok."
-
Jika tidak, coba hubungi ia melalui panggilan telepon. Jika Anda tetap perlu menyelesaikan masalah dan obrolan melalui pesan singkat tidak berjalan dengan mulus, Anda mungkin perlu bertatap muka atau berbicara melalui panggilan telepon untuk menangani situasi. Katakan kepada teman, pasangan, atau anggota keluarga Anda bahwa Anda mau membahas situasi yang ada lebih jauh, tetapi tidak bisa berkomunikasi secara efektif melalui pesan singkat. [13] X Teliti sumber
- Anda bisa mengatakan, misalnya, “Aku sangat ingin membantu, tetapi kurasa lebih baik kita melanjutkan obrolan secara langsung."
- Jika Anda tidak bisa bertatap muka dengannya, Anda bisa mengatakan, “Bisakah kita membahas masalah ini lewat panggilan telepon? Aku ingin menangani masalah ini, tetapi aku tidak bisa menyampaikan perasaanku melalui pesan singkat."
Iklan
wikiHow Terkait
Referensi
- ↑ https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/anger/for-friends-and-family/
- ↑ https://au.reachout.com/articles/when-someone-is-always-angry
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/healing-together/201912/how-help-someone-you-love-calm-down
- ↑ https://au.reachout.com/articles/when-someone-is-always-angry
- ↑ https://www.helpguide.org/articles/relationships-communication/conflict-resolution-skills.htm
- ↑ https://greatergood.berkeley.edu/article/item/six_tips_for_reading_emotions_in_text_messages
- ↑ https://greatergood.berkeley.edu/article/item/six_tips_for_reading_emotions_in_text_messages
- ↑ https://greatergood.berkeley.edu/article/item/six_tips_for_reading_emotions_in_text_messages
- ↑ https://www.npr.org/2020/09/05/909969004/before-texting-your-kid-make-sure-to-double-check-your-punctuation