Artikel ini disusun bersama Jason Polk, LCSW, LAC
. Jason Polk adalah Konselor Hubungan dan Pemilik Colorado Relationship Recovery. Berpengalaman lebih dari 12 t ahun sebagai terapis, dia spesialis membantu pasangan membangun hubungan yang sehat dan penuh gairah melalui konseling. Jason meraih gelar MSW dari Newman University, Colorado Springs. Dia juga adalah terapis Level II Psychobiological Approach to Couple Therapy (PACT), terapis Healing Our Core Issues (HOCII) Certified, dan pernah mengikuti pelatihan Relational Life Therapy (RLT).
Ada 11 referensi
yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.
Artikel ini telah dilihat 2.027 kali.
Saat menjalin hubungan cinta, banyak orang pernah mempertanyakan apa benar mereka sudah menemukan pasangan ideal atau jangan-jangan… salah pilih. Bagaimana cara memastikannya? Apakah hubungan ini seperti jalan di tempat atau ada red flag (pertanda buruk) yang bisa menjadi petunjuk untuk berpisah? Kami siap membantumu menjawab pertanyaan ini, tetapi keputusan akhir ada di tanganmu. Artikel wikiHow ini memaparkan beragam alasan untuk melanjutkan hubungan cinta atau tidak. Selain itu, pertimbangkan saran pakar sebelum memutuskan berpisah sebab mungkin saja hubungan masih bisa dilanjutkan.
Hal yang Perlu Kamu Ketahui
- Tanyakan kepada diri sendiri apakah ada pertanda buruk dalam hubungan, misalnya tindak kekerasan, pudarnya rasa tertarik, tujuan hidup yang tidak sejalan, dan lain-lain.
- Sampaikan ke pacar hal-hal yang membebani pikiranmu. Kalau ia bisa memahami dan mau melakukan perubahan, hubungan mungkin akan membaik!
- Dengarkan kata hatimu, tapi jangan mengakhiri hubungan kalau kamu masih ragu.
Langkah
-
Tidak ada orang yang selalu bahagia, tapi seharusnya bukan pasangan yang menjadi pemicunya. Kabar buruknya, banyak orang bertahan dalam hubungan yang menyengsarakan hanya karena terpaksa atau tidak menyadari bahwa keadaan bisa jauh lebih baik jika mereka punya pasangan yang serasi atau tetap melajang. Tanyakan kepada diri sendiri: apakah kamu merasa bahagia dalam hubungan cinta saat ini? Tentu saja, tidak ada hubungan yang membuat hati selalu berbunga-bunga. Namun, jika hubungan ini lebih banyak susahnya ketimbang senangnya, sepertinya ada yang tidak beres di antara kalian.
- Apakah kesusahan hatimu disebabkan oleh pasangan atau karena hal yang lain? Setelah menjalin hubungan cukup lama, tidak mudah menentukan apakah pasangan yang memengaruhi suasana hatimu atau bukan. [1] X Teliti sumber
- Tentukan apakah kesusahan hatimu bisa teratasi apabila pasanganmu berubah, misalnya menjadi orang yang lebih suportif.
- Jika belum pernah, cobalah menyampaikan apa yang kamu inginkan dalam hubungan ini. Kalau ia mau mengerti dan bersikap suportif, hubungan mungkin bisa berjalan baik.
Iklan
-
Berkhayal seperti ini wajar jika hanya sesekali, tapi ada yang tidak beres kalau sering-sering. Ketika dua orang berkomitmen menjalin hubungan serius, ini berarti tidak terbuka peluang untuk berkencan dengan orang lain (kecuali kalian berdua sepakat tidak eksklusif). Jadi, wajar jika sesekali kamu bertanya-tanya apakah pilihanmu tepat atau tidak. Namun, kalau kamu sering membayangkan kencan dengan wanita lain atau betapa indahnya kehidupanmu jika kamu punya pasangan yang lain, ini bisa menunjukkan bahwa kalian bukan pasangan serasi.
- Jangan terjebak oleh pandangan bahwa kamu harus mengakhiri hubungan dengan pacar karena kamu naksir wanita lain. Punya gebetan meski sudah punya pacar adalah hal biasa. Jangan sampai hal ini membuatmu mengambil keputusan yang salah.
-
Jika dilanjutkan, hubungan akan membawa penderitaan bagi kalian berdua. Percayalah! Pada awalnya, kamu benar-benar menyukainya, bahkan jatuh hati kepadanya, tapi kalau kamu tidak mencintainya, lakukan hal yang baik untuknya dengan membiarkannya mencari pacar baru. Pesan ini berlaku juga untukmu.
- Setelah masa romantis berlalu, wajar jika kemesraan dan kebahagiaan sedikit berkurang. Namun, kalau kamu tidak tertarik atau tidak menyukainya lagi, ini bisa menunjukkan hubungan kalian sudah berakhir.
Iklan
-
Banyak pasangan bertengkar sesekali , tapi pertengkaran yang terus-menerus bisa menjadi pertanda adanya masalah dalam hubungan. Bukan hanya seberapa sering kalian bertengkar dan berapa lama baru kalian berbaikan lagi, apakah kalian langsung berkompromi dengan sikap saling menghargai atau membiarkan pertengkaran berkepanjangan tanpa solusi?
- Pertengkaran belum tentu buruk, tetapi jika pacarmu pernah melakukan tindak kekerasan emosional atau fisik, ini pertanda bahwa hubungan tidak perlu dilanjutkan. Keamanan dan kesehatanmu jauh lebih penting.
-
Hubungan dengan pacar tidak akan berhasil jika kamu tidak memercayainya. Rasa percaya adalah fondasi hubungan yang sehat . Ini hal yang klise karena memang benar adanya! Tidak ada orang yang sempurna, tetapi ada beberapa kesalahan yang sulit diabaikan, misalnya perselingkuhan, penggelapan uang, atau pengkhiatan yang membawa kehancuran. Jika pacar membuatmu sakit hati sehingga kamu tidak bisa memercayainya, pertimbangkan untuk mengakhiri hubungan. [2] X Teliti sumber
- Beberapa pasangan mau melanjutkan hubungan, tetapi kebanyakan tidak mau. Meski kalian berdua siap mencari solusi, rasa percaya sulit dipulihkan.
- Jika pacarmu menyesal setelah mengkhianatimu, mungkin kalian masih bisa berbaikan. Namun, jika ia melakukannya lagi, sudahi saja penderitaanmu. Pacar yang perilakunya seperti ini tidak layak dipertahankan.
Iklan
-
Pahami bahwa hubungan yang tidak menyenangkan bisa memicu penderitaan. Mungkin kamu pernah mendengar bahwa kemesraan bukan segalanya dalam hubungan cinta, dan ini memang benar. Meski begitu, kemesraan berperan cukup penting bagi pasangan. Hubungan akan terasa hambar jika tanpa kemesraan, kecuali kalian sama-sama sepakat menjalin hubungan tanpa bumbu seksualitas.
- Banyak hubungan cinta menjadi dingin, terutama setelah masa romantis berakhir. Memang belum saatnya melakukan hubungan seks semasa pacaran, tetapi afeksi fisik bisa membuat hubungan tetap hangat dan menyenangkan. [3] X Sumber Tepercaya Go Ask Alice Kunjungi sumber Kalau kamu memutuskan tidak mau berhubungan seks saat pacaran, kamu bisa menggunakan afeksi fisik seperti bergandengan tangan, membelai rambut, memeluk, atau lainnya sesuai kesepakatan dalam hubungan kalian.
-
Tuntutan untuk berkomitmen bisa terasa membebani. Apakah kamu merasa seperti sedang terseret arus yang sangat kuat? Kamu memang menyukainya, bahkan jatuh hati kepadanya. Sayangnya, stres dan kecemasan bisa membuatmu menjauh jika hubungan berkembang terlalu cepat.
- Ada baiknya kamu melakukan refleksi untuk menentukan ekspektasi dalam hubungan. Bisa jadi, kamu belum siap menjalin hubungan serius atau tidak mau tergesa-gesa membuat komitmen.
Iklan
-
Adakalanya, bertahan dalam hubungan yang toksik terasa lebih mudah ketimbang berpisah. Tidak ada orang yang ingin menjadi biang kerok! Berpisah tidaklah mudah sehingga banyak orang memilih menderita karena bertahan dalam hubungan yang toksik gara-gara tidak mau melukai perasaan pasangan. Namun, ini bukan solusi terbaik. Pacarmu mungkin akan merasa kecewa pada awalnya, tetapi pada akhirnya, langkah ini bisa membawa kebaikan bagi kalian berdua.
- Meskipun kalian pernah berjanji akan saling mencintai dan setia seumur hidup, sudah bertunangan, bahkan sedang merintis usaha bersama, jangan bertahan dalam hubungan yang tidak menyenangkan.
- Mungkin kamu sudah memberikan banyak waktu dan tenaga dalam hubungan ini, tetapi jangan biarkan kesalahan berpikir tentang biaya yang hilang ( sunken cost ) - misalnya pandangan keliru yang mengatakan perlunya berkomitmen dalam hal tertentu (misalnya hubungan) yang tidak bermanfaat hanya karena sudah berinvestasi besar di sini - menghalangimu mengambil keputusan yang tepat. [4] X Teliti sumber
-
Impian dan visi hari depan yang tidak sejalan bisa memicu masalah dalam hubungan. Semua terasa indah pada awalnya, tapi sekarang, kamu menyadari bahwa impian kalian tidak sejalan. Mungkin kalian berdua tumbuh dengan latar belakang keyakinan yang berbeda. Pertumbuhan adalah bagian dari kehidupan, dan apa pun situasinya, pertumbuhan tetap terjadi ketika kita mulai menjalin hubungan. Sepertinya, sudah saatnya kalian berpisah apabila kamu tidak bisa merancang hari depan bersamanya.
- Apakah prinsip hidup kalian tidak selaras? Berdebat soal politik bisa menjadi topik menarik saat kencan pertama, tapi sekarang, kamu membutuhkan seseorang yang pandangannya selaras denganmu.
- Apakah ada perbedaan mendasar yang tidak bisa disepakati? Sebagai contoh, kamu ingin segera menikah dan punya anak, tapi pacarmu memilih childfree (tidak punya anak) agar bisa fokus berkarier.
Iklan
-
Kalau kamu enggan hang out dengannya, kenapa kalian tetap bersama? Hampir semua orang perlu menyendiri sesekali, dan setiap pasangan perlu punya teman, hobi, dan kemandirian masing-masing. Namun, jika kamu enggan menghabiskan waktu bersamanya, ini bisa menjadi tanda bahwa ia bukan jodohmu.
- Mungkin kamu hanya ingin bersantai sendirian. Jika kamu merasa jenuh, ada baiknya kalian berpisah sementara waktu untuk mencari tahu apa yang dirasakan. Biasanya, hubungan makin hangat karena pasangan tidak saling bertemu.
-
Apa kamu merasa bukan prioritas dalam kesehariannya? Kapan kali terakhir kamu merasakan kedekatan dengannya? Selama ini, apa kamu yang selalu mengajaknya kencan, bermesraan, dan mengajaknya berdiskusi untuk mencari solusi atau mengeratkan hubungan? Kalau iya, sepertinya cintamu bertepuk sebelah tangan. Kepentingan yang tidak seimbang akan meredupkan api cinta. Kabar buruknya, cinta akan padam jika pihak yang mengejar merasa muak kepada sang pujaan hati.
- Jika hanya kamu yang berusaha memulihkan hubungan, jangan-jangan memang tidak ada perlunya melakukan hal ini. Bagaimanapun, bertepuk sebelah tangan tidak akan berbunyi. [5] X Teliti sumber
Iklan
-
Keputusasaan adalah fondasi yang buruk untuk menjalin hubungan. Tidak perlu malu jika kamu ingin melajang atau mencari teman kencan agar tidak kesepian. Namun, jika kamu pacaran karena takut menjadi bujang lapuk atau tidak mampu menemukan pasangan yang lain, sudah saatnya kalian berpisah. Kamu akan baik-baik saja. Percayalah! [6] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Menjalin hubungan serius dengan orang yang tidak tepat hanya karena takut melajang bisa memicu kecemasan dan kekecewaan bagi kedua belah pihak.
-
Di lubuk hati yang paling dalam, kamu tahu ada sesuatu yang tidak beres. Kata hatimu bilang apa? Meskipun tidak ada alasan untuk putus, instingmu bisa memberikan pesan ketika hubungan akan berakibat buruk bagimu sekalipun kamu tidak bisa memastikan alasannya. [7] X Teliti sumber
- Ingatlah bahwa kamu tidak harus mengakhiri hubungan hanya karena merasa ada yang tidak beres. Wajar jika seseorang memikirkan perlu tidaknya putus dengan pacar atau membayangkan apa akibatnya setelah pasangan berpisah. [8] X Teliti sumber
- Sisihkan waktu untuk melakukan refleksi dengan menulis buku harian , berkonsultasi dengan psikolog, atau berdiskusi dengan teman yang bisa dipercaya. Selain itu, pastikan kamu memperhatikan diri sendiri dengan berolahraga secara teratur , menerapkan pola makan sehat, dan berjuang meraih cita-cita. Kiat ini bisa meningkatkan kepercayaan diri dan membuatmu merasa yakin saat mengambil keputusan tentang kelanjutan hubungan kalian.
Iklan
wikiHow Terkait
Referensi
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/emotional-fitness/201808/top-10-reasons-relationship-break-ups
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/emotional-fitness/201808/top-10-reasons-relationship-break-ups
- ↑ https://goaskalice.columbia.edu/answered-questions/spice-up-sex-life/
- ↑ https://psycnet.apa.org/record/1985-20101-001
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/emotional-fitness/201808/top-10-reasons-relationship-break-ups
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24128187/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-path-passionate-happiness/201505/3-reasons-why-you-have-trust-your-gut
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-psychology-relationships/202104/dont-let-doubts-doom-your-relationship