Anda cukup beruntung untuk menjalani hubungan yang mapan dan serius dengan seseorang yang Anda kasihi? Jika iya, selamat! Kemungkinan besar, lamaran pernikahan sudah menunggu di depan mata dan akan Anda terima dalam waktu dekat. Mungkin selama ini Anda sudah memiliki konsep lamaran impian di benak Anda; mungkin pula Anda sudah memikirkan reaksi yang akan ditunjukkan jika momen itu benar-benar terjadi. Lamaran pernikahan bisa dikemas dalam bentuk kejutan, bisa juga tidak; tergantung dinamika hubungan dan situasi yang mengitari proses lamaran tersebut. Apa pun situasinya, jika Anda memang ingin menikah dan menerima lamaran dari orang terkasih, yang perlu Anda lakukan hanyalah tersenyum dan menjawab “Ya!” dengan penuh rasa syukur.
Langkah
-
Jangan merusak kejutan pasangan. Jika Anda tahu akan dilamar, berikan pasangan Anda kesempatan untuk menjalankan rencananya. Jangan membocorkan bahwa Anda mengetahui rencananya atau memburu-buru prosesnya. Jangan menunjukkan bahwa Anda mengharapkan lamaran tersebut.
- Jika Anda yakin pasangan akan melamar, ada dua pendekatan yang bisa Anda ambil. Satu, Anda bisa memberi tahu pasangan bahwa Anda menyadari rencananya atau dua, Anda bisa menunggunya melamar Anda dan berpura-pura terkejut setelahnya. Pikirkan skenario mana yang lebih sesuai dengan dinamika hubungan Anda berdua.
-
Jangan bertindak prematur. Jika Anda tahu akan dilamar, jangan membocorkan rencana tersebut kepada siapa pun. Sembunyikan kebahagiaan Anda; jangan membocorkannya kepada sahabat, orang tua, atau bahkan orang asing yang baru saja Anda jumpai. Ingat, tidak ada yang pasti di dunia ini. Anda bisa saja berakhir malu atau kecewa jika situasinya ternyata tidak berjalan sesuai harapan.
-
Pastikan segala sesuatunya sebelum menjawab “Iya”. Pikirkan hidup Anda, karier Anda, tujuan hubungan Anda, usia Anda, dan kondisi keuangan Anda pun pasangan. Tanyakan kepada diri Anda apakah menikah adalah keputusan yang tepat untuk saat ini. Jika Anda menjawab “iya”, pastikan jawaban tersebut sudah Anda pikirkan baik-baik dan Anda lontarkan tanpa keraguan. Sebelum menjawabnya, telusuri kembali keraguan-keraguan Anda (jika ada) dan tentukan sahih atau tidaknya keraguan-keraguan tersebut. [1] X Teliti sumber
- Berkontemplasilah. Pikirkan keuntungan dan kerugian yang nantinya akan Anda hadapi, tuliskan pikiran Anda di sebuah buku harian, atau berdiskusilah dengan orang-orang yang tepercaya. Jangan khawatir, berkontemplasi sebelum membuat keputusan sebesar ini adalah hal yang wajar dilakukan.
- Jika ternyata keraguan Anda lebih besar daripada keyakinan Anda, jangan merasa wajib menerima lamarannya saat itu juga. Anda selalu bisa meminta waktu untuk berpikir kepada pasangan; toh hubungan Anda dan pasangan tetap bisa berjalan meski Anda berdua tidak menikah saat itu juga, bukan? Jangan membuat keputusan yang tidak nyaman untuk Anda.
Iklan
-
Evaluasi kembali perasaan Anda saat itu. Tentunya Anda bisa memilih untuk mengabaikan kata-kata pasangan dan hanya mendengarkan suara-suara yang bergaung di kepala Anda. Namun, akan jauh lebih bijak jika Anda mau benar-benar mendengarkan dan memikirkan implikasi perkataan pasangan. Setelah dia selesai mengatakannya, pikirkan kembali perasaan Anda mengenai topik tersebut (meski mungkin Anda sudah memikirkannya sebelumnya); tanyakan kembali apakah Anda benar-benar mau menikahinya. Ingat, keputusan Anda dapat seketika berubah saat Anda benar-benar dihadapkan pada situasi tersebut. [2] X Teliti sumber
- Jangan berpikir terlalu lama. Membangun koneksi dengan perasaan Anda memang penting, namun tidak bijak rasanya jika Anda membiarkan pasangan terlalu lama menunggu.
-
Tersenyumlah dan katakan, “Iya!”. Sampaikan jawaban Anda dengan lugas dan tulus; yakinkan pasangan bahwa Anda memang menerima lamarannya tanpa ragu. Jika Anda terdengar ragu atau meresponsnya dengan lelucon, kemungkinan besar pasangan akan merasa bingung dan tersakiti. Tunjukkan kepada pasangan bahwa momen tersebut spesial untuk Anda! Ingat, reaksi yang paling autentik adalah reaksi yang tidak direncanakan sebelumnya. [3] X Teliti sumber
- Biarkan emosi Anda yang berbicara; tunjukkan sebesar apa kebahagiaan yang Anda rasakan karena akan menikahinya. Katakan “Iya! Tentu saja aku mau!” atau “Ya Tuhan, tentu saja aku akan menikahimu!”.
- Jika pasangan Anda merencanakan konsep lamaran yang spesial dan ditujukan untuk mengejutkan Anda, berikan respons yang sejalan dengan konsep tersebut. Tidak perlu merasa tertekan dan bersenang-senanglah!
- Memberikan respons pembuka yang ambigu seperti “Aduh, Sam…” dapat membuat pasangan Anda bingung dan urung melanjutkan kata-katanya. Anda bahkan mungkin perlu mengulangi jawaban Anda agar dia benar-benar memahaminya; sangat mudah bagi pasangan untuk melewatkan kata-kata Anda karena dia sedang terlampau gugup. Mengulangi jawaban juga akan menegaskan dan membuat jawaban Anda terdengar lebih serius.
-
Tunjukkan emosi Anda. Berhadapan dengan komitmen seserius ini dapat membuat Anda bersemangat, tenang, atau justru takut dan cemas. Apa pun yang Anda rasakan, jangan ragu mengekspresikannya kepada pasangan. Jika ingin berbagi hidup dengannya, jangan ragu mengekspresikan emosi Anda kepadanya! Ada kalanya Anda perlu memendam emosi, namun bukan ketika Anda sedang menerima lamaran pernikahan darinya.
-
Sentuh pasangan. Genggam tangannya dan tunjukkan rasa sayang Anda kepadanya. Isyarat tubuh sesederhana ini pun mampu semakin mendekatkan Anda berdua dan menunjukkan dukungan Anda kepadanya. Peluk pasangan, cium pasangan, atau jatuhkan diri Anda di pelukannya; buat momen tersebut seistimewa mungkin!
-
Biarkan pasangan menyelipkan cincin pertunangan di jari manis tangan kiri Anda. Menurut tradisi klasik, seorang pelamar harus berlutut dengan satu kaki, membuka kotak cincin, lalu melontarkan pertanyaan klasik seperti “Maukah kau menikah denganku?”; setelahnya, orang yang dilamar akan menjawab “Iya!” dengan penuh semangat, dan sang pelamar pun menyelipkan cincin di jari manis tangan kiri orang yang dilamar sebagai simbol penerimaan lamaran. Tentu saja Anda tidak perlu mengikuti tradisi tersebut; namun tidak ada salahnya menyiapkan tangan kiri Anda untuk mempermudah segala sesuatunya. [4] X Teliti sumber
- Jika pasangan kesulitan melakukannya, Anda boleh membantunya.
- Jika ternyata cincinnya kekecilan atau kebesaran, tidak perlu menunjukkan ketidakpuasan Anda saat itu juga. Berikan reaksi sewajar mungkin dan jangan membuat pasangan Anda malu. Ingat, Anda selalu bisa memperbaiki ukuran cincin di kemudian hari, namun momen magis tersebut hanya akan terjadi satu kali. Jangan merusaknya dan berfokuslah pada kebahagiaan Anda!
Iklan
-
Sebarkan rencana pernikahan Anda. Selamat, Anda benar-benar akan menikah! Beri tahukan rencana membahagiakan tersebut kepada sahabat dan kerabat terdekat; Anda boleh menyampaikannya secara langsung atau melalui laman media sosial. Di era digital seperti sekarang ini, media sosial dapat digunakan sebagai media penyampai pesan sangat ampuh dan efektif!
- Pertimbangkan situasi saat itu dan kenyamanan pasangan. Jika pernikahan Anda tidak direstui (misalnya karena masalah agama, ras, ketidaksetujuan orang tua, dsb.), rasanya tidak bijak jika Anda memublikasikannya sebelum masalahnya selesai. Sebaliknya, jika segala sesuatunya berjalan dengan lancar, tidak ada salahnya menunjukkan kebahagiaan Anda di laman media sosial untuk mengapresiasi pasangan.
-
Ajak pasangan mendiskusikan “makna pertunangan”. Pastikan Anda berdua memahami status tersebut. Anda telah berkomitmen untuk menikahi pasangan dan berbagi hidup selamanya dengannya; jadi, sangat penting bagi Anda dan pasangan untuk memiliki perspektif yang sama. Jika Anda memiliki keraguan atau pertimbangan yang berbeda, sampaikan dengan lugas sedari awal. Jadikan pertunangan sebagai proses yang kolaboratif agar tidak ada pihak yang tersakiti di kemudian hari. [5] X Teliti sumber
-
Rencanakan pernikahan Anda. Setelah bertunangan, langkah selanjutnya adalah menikah! Bekerja samalah dengan pasangan untuk menyiapkan segala sesuatunya, dan pastikan Anda berdua memiliki landasan berpikir yang sama. Anda berdua memiliki pilihan untuk mengadakan pesta pernikahan besar-besaran dengan mengundang seluruh orang yang dikenal, atau pesta pernikahan sederhana dan privat dengan hanya mengundang orang-orang terdekat. Tentukan tanggal pernikahan dan rencanakan konsep pesta pernikahan kalian; atau langsung saja datang ke kantor catatan sipil untuk mengesahkan status pernikahan kalian!
- Ingat, akan selalu ada keinginan orang tua, calon mertua, dan keluarga besar yang harus Anda penuhi. Tentu saja Anda tidak wajib memenuhi setiap keinginan tersebut; namun jika mereka turut membantu membiayai pernikahan Anda, kemungkinan besar Anda tidak memiliki pilihan lain.
- Jika Anda ingin mengadakan pesta pernikahan besar-besaran, sebaiknya mulailah membuat perencanaan dari jauh-jauh hari. Setidaknya, awalilah dengan menentukan tanggal atau perkiraan waktu secara umum; apakah Anda akan menikah enam bulan lagi? Atau dua tahun lagi?
Iklan
Tips
- Jika Anda tidak menyukai desain atau warna cincin yang diberikan, jangan menyampaikan ketidakpuasan Anda di depan orang banyak dan berakhir mempermalukan pasangan. Tidak ada salahnya meminta cincin itu ditukar dengan cincin lain yang lebih sesuai dengan selera Anda, namun pastikan Anda menyampaikan keinginan tersebut hanya kepada pasangan. Anda berdua bahkan dapat memilih desain yang baru bersama-sama!
Peringatan
- Jika Anda belum ingin – atau belum siap – menikah, jangan menerima lamaran tersebut! Menerima lamaran pernikahan tanpa mempertimbangkannya masak-masak dapat benar-benar menyakiti perasaan semua orang yang terlibat di dalamnya. Jika Anda memang belum siap menerimanya, jelaskan perasaan Anda sesegera mungkin dengan jujur dan lugas; hati-hati, pilih kata-kata yang tidak akan disalahpahami atau mampu menyakiti hati pasangan.
Referensi
- ↑ http://www.match.com/magazine/article/12362/
- ↑ http://www.professorshouse.com/relationships/dating/articles/accepting-a-marriage-proposal/
- ↑ http://engagementrings.lovetoknow.com/wiki/What_to_Say_to_a_Marriage_Proposal
- ↑ http://www.elegantwoman.org/marriage-proposal-etiquette.html
- ↑ http://www.theoneromance.com/the-dos-and-donts-of-accepting-a-marriage-proposal/