Artikel ini disusun bersama Shana Tibi
. Shana Tibi adalah Pengatur Perjodohan Profesional Besertifikasi, dan Pendiri Curated Connections, layanan biro jodoh bagi kaum profesional lajang. Shana ahli dalam memahami nilai inti dan preferensi personal untuk menciptakan kencan yang sukses. Dia meraih gelar BA dalam Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik dari Prescott College dan gelar MSW dalam Kerja Sosial dari California State University, Hayward. Dia adalah anggota aktif Global Love Institute dan mendapatkan sertifikasi perjodohan di sana.
Ada 15 referensi
yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.
Artikel ini telah dilihat 1.423 kali.
Anda mungkin merasa bersalah atau canggung untuk menetapkan batasan, tetapi batasan merupakan aspek penting untuk melindungi diri secara emosional dan fisik. Saat Anda mulai bertemu dengan seorang pria baru, ini adalah momen yang tepat untuk terhubung kembali dengan keinginan dan kebutuhan Anda dalam hubungan, dan memastikan bahwa ia pun berpegang pada visi dan misi yang sama! Artikel ini akan memandu Anda mengetahui cara terikat dengan batasan-batasan Anda dan menjalani obrolan yang spesifik mengenai aturan-aturan yang Anda buat dengan percaya diri dan mudah.
Langkah
-
Dengan mengetahui batasan secara jelas, Anda bisa menyampaikannya dengan percaya diri dan tegas. Tanyakan kepada diri sendiri, “Apa saja yang membuatku merasa risi?”. Jika Anda tidak yakin, pikirkan perilaku-perilaku yang Anda pernah amati dalam hubungan sebelumnya (atau hubungan orang lain) dan amati apa yang Anda rasakan dari perilaku tersebut. Dengarkan kemarahan, kekesalan, atau kebencian yang terasa karena emosi-emosi tersebut mengingatkan Anda jika seseorang sudah melewati batas. [1] X Teliti sumber
- Coba latihan lingkaran berikut: Gambar sebuah lingkaran dan tulis apa yang Anda butuhkan agar merasa aman, didukung, dan dicintai dalam hubungan. Di luar lingkaran, tulis sikap-sikap yang mengalihkan atau merusak kebutuhan Anda. [2] X Teliti sumber
- Tulis daftar atau entri jurnal mengenai “perusak” hubungan dan batasan-batasan penting.
- Tanyakan kepada diri sendiri: “Apa yang penting bagiku dalam sebuah hubungan? Apa saja nilai-nilai yang kujunjung? Aspek apa dari diriku yang aku mau bagikan kepada orang lain?” [3] X Teliti sumber
- Berlatihlah menyelaraskan diri dengan perasaan yang ada. Sepanjang hari, coba tanyakan: “Apa yang aku rasakan? Apa yang tubuhku ingin katakan kepadaku?”. [4] X Teliti sumber
Iklan
-
Tetapkan aturan terkait seberapa sering Anda berdua bisa bertemu dan berkomunikasi. Terlepas dari seberapa sering Anda ingin mengobrol dengannya, pastikan Anda berdua sepakat dengan hal tersebut. Selain itu, ada baiknya Anda juga menyisihkan waktu bagi diri sendiri, meskipun meluangkan waktu dengannya memang terasa menyenangkan dan mengasyikkan. Lihat contoh-contoh batasan berikut dan cara menjelaskan kepadanya dengan sederhana: [5] X Teliti sumber
- “Aku senang berkirim pesan denganmu, tetapi aku tidak bisa mengobrol pada hari kerja.”
- “Aku akan meluangkan waktu bersama teman-temanku setiap Rabu malam. Apakah kamu keberatan jika kita bertemu pada hari Kamis?”
- “Aku sangat lelah malam ini dan tidak bisa datang. Bisakah kita bertemu besok?”
-
Bahas pengunggahan dan pengiriman foto, serta penetapan status hubungan. Tanyakan apa pendapatnya jika Anda mengunggah foto Anda berdua di media sosial, dan beri tahu ia hal-hal yang Anda masih bisa terima. Bahas juga apakah Anda berdua merasa nyaman mengirimkan dan menerima pesan dan foto eksplisit. Apa pun itu, Anda bebas menentukan pilihan dan jangan merasa bersalah karena mengungkapkan preferensi Anda kepadanya. Ceritakan kepadanya keinginan Anda untuk mengubah status hubungan di profil media sosial, dan tanyakan pendapatnya mengenai hal tersebut. [6] X Teliti sumber
- Coba kemas batasan tersebut sebagai kesepakatan bersama: “Aku akan selalu bertanya sebelum mengunggah fotomu ke media sosial. Apakah kita sepakat untuk saling meminta izin sebelum mengunggah foto?”
- “Aku tidak nyaman untuk mengirimkan pesan-pesan seperti itu, dan aku pun merasa risi jika menerima pesan semacamnya.”
- Saat hubungan menjadi lebih serius, tetapkah batasan mengenai teknologi dan kata sandi pribadi: “Aku tidak ingin membagikan koda sandi ponselku, tetapi jika kamu ingin mengganti musik yang diputar, aku akan membuka sendiri kunci ponselku.”
Iklan
-
Berkencan tidak selayaknya membuat Anda berdua tertekan dengan kondisi keuangan! Saat kencan yang dijalani mulai memakan lebih banyak biaya, bicaralah dengannya mengenai pilihan-pilihan alternatif atau beri tahu ia sejak awal bahwa Anda sedang berhemat. Jika ia meminjam uang atau terus meminta Anda membayar semuanya, jangan ragu untuk mengatakan tidak dan memulai obrolan tentang pengamatan kondisi keuangan Anda. Meskipun obrolan seperti ini pada awalnya terasa canggung, pasangan Anda mungkin saja memiliki pandangan atau ekspektasi yang sama. [7] X Sumber Tepercaya New York State Government Kunjungi sumber
- Amati perasaan Anda. Apa pendapat Anda mengenai traktiran dan berbagi tagihan?
- Sebagai contoh: “Daripada bergantian membayar semuanya, bagaimana jika kita membayar tagihan masing-masing?” atau “Malam ini, biar aku mentraktirmu makan malam. Mau pergi pada jam tujuh?”
- Jangan ragu berbicara dan menyarankan pilihan alternatif jika sesuatu terasa terlalu mahal: “Pilihan perjalanan itu tampaknya terlalu mahal untuk dana yang kumiliki. Bisakah kita menikmati liburan satu hari saja?”
- Katakan “tidak” saat ia meminjam uang: “Aku sangat peduli kepadamu, tetapi sebagai gambaran umum, aku tidak meminjamkan uang kepada teman-teman atau orang-orang yang kukencani. Apakah ada pilihan alternatif untuk membantumu?”. [8] X Teliti sumber
-
Batasan intelektual Anda melindungi kepercayaan, pilihan, dan bahkan tujuan Anda. Batasan ini menjadikan Anda sosok yang unik, spesial, dan mandiri. Untuk menetapkan batasan intelektual, pikirkan cita-cita Anda di masa depan, pendapat, dan nilai-nilai yang dijunjung, dan berjanjilah kepada diri sendiri bahwa Anda tidak akan membiarkan pasangan Anda memengaruhi atau meyakinkan Anda agar bersikap bertentangan dengan hal-hal tersebut. [9] X Teliti sumber
- Bedakan pendapat Anda dari pendapat pasangan. Berlatihlah mengatakan, misalnya, “Aku memiliki perspektif yang berbeda mengenai hal tersebut.”
Iklan
-
Anda bisa menentukan waktu dan cara berbagi perasaan. Batasan emosional berkaitan dengan cara kita merawat diri, mengungkapkan apa yang dirasakan, dan memproses berbagai hal. [10] X Teliti sumber Sebagai contoh, Anda mungkin merasa tertekan untuk mengatakan “Aku mencintaimu” jika ia mengatakannya terlebih dahulu. Namun, Anda tidak harus mengatakannya jika memang belum siap. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang perlu diajukan kepada diri sendiri sambil membangun batasan emosional: [11] X Sumber Tepercaya New York State Government Kunjungi sumber
- “Kapan aku siap mengatakan ‘Aku mencintaimu’?”
- “Apakah aku bisa berbagi perasaan dengan mudah atau justru membutuhkan lebih banyak waktu untuk membuka diri? Bagaimana caraku mengomunikasikannya dengan pasanganku?”
- “Apakah aku ingin pasanganku ada saat aku melalui masa-masa sulit?”
-
Anda tidak bertanggung jawab berperan sebagai terapis pasangan. Ini merupakan situasi yang memang sangat sulit, tetapi penting juga bagi Anda untuk merawat diri sendiri. Jika pasangan Anda mengalami kesulitan dalam pekerjaan, kehidupan keluarganya sendiri, atau kesehatan mental, Anda tetap bisa membantunya tanpa harus mengemban beban yang sangat berat. [12] X Sumber Tepercaya New York State Government Kunjungi sumber Berempatilah kepadanya dan arahkan ia untuk mendapatkan bantuan pihak profesional. Memang mudah untuk merasa bersalah dalam situasi seperti ini, tetapi dengan mendorongnya untuk berbicara kepada konselor atau terapis, Anda bisa membantunya lebih banyak untuk jangka panjang. [13] X Teliti sumber
- “Aku ikut bersedih karena kamu bercerita tentang dirimu seperti ini. Apakah kamu mau aku menemanimu menemui konselor agar kamu bisa mendapatkan bantuan yang lebih baik untuk melewati ini?”
- “Aku ada untukmu, tetapi aku tidak yakin jika berbicara denganku saja sudah cukup. Bagaimana jika kita menemui terapis?”
Iklan
-
Beri tahu pasangan Anda hal-hal yang Anda tak keberatan lakukan dan hal-hal yang membuat Anda risi. Ingatlah bahwa Anda berdua harus meminta (dan menerima) kesepakatan verbal yang jelas sebelum melakukan kegiatan seksual apa pun. Anda tidak harus melakukan hal fisik untuk menjalani hubungan yang nyata, dan Anda tidak berhutang apa pun kepada pasangan terkait tubuh Anda. [14] X Teliti sumber
- Beri tahu ia batasan Anda sejak awal: “Aku datang untuk makan malam denganmu, tetapi aku tidak akan menginap di sini.”
- Tegakkan batasan dengan nada yang serius dan kontak mata jika ia mulai melewati batas: “Aku merasa tak nyaman dengan hal ini sekarang. Tolong berhentilah.”
- Beri tahu ia apa yang Anda inginkan: “Aku ingin kita kembali berciuman saja.”
- Anda bisa mengubah batasan kapan pun Anda mau: “Aku sedang tidak ingin berpelukan saat ini. Aku mencintaimu, tetapi aku membutuhkan sedikit ruang.”
- Batasan Anda bisa berubah tergantung pada lokasi: “Aku lebih senang kita berciuman di tempat tertutup dan tidak menampilkan kemesraan di tempat umum.”
-
Cegah situasi yang tidak diharapkan dengan mengawali hubungan dengan ekspektasi yang jelas. Sebagai contoh, salah satu batasan pertama yang Anda bisa tetapkan adalah menegaskan apa yang Anda harapkan atau inginkan dari hubungan. Namun, pembahasan tentang batasan tidak harus dilakukan satu kali saja. Lihat contoh-contoh lain berikut terkait momen untuk menetapkan batasan yang bisa mencegah munculnya masalah: [15] X Teliti sumber
- Sebelum Anda pergi ke kencan pertama (atau dalam beberapa kencan pertama), jelaskan apa yang Anda inginkan: “Aku hanya ingin berkencan santai dan bersenang-senang” atau “Aku akan jujur kepadamu. Aku mencari hubungan yang serius saat ini.”
- Sebelum memulai kedekatan fisik, jelaskan hal yang membuat Anda merasa nyaman dan tidak nyaman: “Aku ingin kita bisa... Secara umum, aku tidak nyaman dengan...”
- Meskipun lebih mudah jika Anda menetapkan batasan sejak awal, ingatlah bahwa Anda berhak membuat batasan lain setiap kali ada sesuatu yang membuat Anda merasa risi.
Iklan
-
Gunakan bahasa yang spesifik saat menjelaskan batasan yang Anda tetapkan. Berikan ia contoh perilaku atau situasi yang dikenai batasan tersebut. Mungkin terasa canggung saat Anda berbicara secara terlalu spesifik, tetapi ingatlah bahwa pasangan Anda pun ingin memahami cara memperlakukan Anda dengan baik! Kejujuran pada akhirnya akan memperkuat hubungan Anda berdua. [16] X Teliti sumber
- Bicaralah dengan bertatap muka untuk menghindari kesalahpahaman.
- Catat saat batasan yang Anda miliki berlaku: “Untuk kencan pertama, aku lebih senang pergi sendiri. Terima kasih atas tawarannya!”
- Berikan contoh perilaku yang melewati batasan: “Aku tidak suka saat orang lain mengumpat atau memakiku. Dalam situasi seperti itu, aku senang memberikan waktu bagi satu sama lain untuk menenangkan diri masing-masing.”
- Jelaskan perilaku yang Anda inginkan: “Kulihat kamu mengirimiku banyak pesan pagi ini saat aku sedang mengikuti rapat. Aku ingin mengobrol denganmu, tetapi cara terbaik menghubungiku adalah mengirimkan cukup satu pesan. Aku akan membalas pesanmu sesegera yang kumampu!” [17] X Teliti sumber
-
Pernyataan seperti ini membuat pasangan Anda tidak merasa diserang. Lagi pula, batasan-batasan tersebut ada untuk memberdayakan Anda agar bisa meminta apa yang Anda butuhkan untuk merasa aman. [18] X Teliti sumber Saat menggunakan pertanyaan seperti itu, jangan menjelaskan secara berlebihan dan cukup sebutkan apa yang Anda butuhkan. [19] X Teliti sumber Selama batasan-batasan Anda dibuat untuk melindungi diri sendiri dan tidak memenjarakan atau mendikte pasangan, apa pun yang Anda rasakan adalah sesuatu yang valid!
- “Aku senang jika…” [20] X Teliti sumber
- “Aku merasa kesal ketika…”
- “Aku lebih senang…”
- “Aku sedang tidak ingin melakukan itu saat ini. Aku mau…”
Iklan
-
Jangan merasa bersalah karena sudah menetapkan batasan. Perlakukan batasan Anda sebagai bentuk cinta dan rasa hormat kepada diri sendiri. Terkadang, mudah bagi seseorang untuk merasa takut akan konfrontasi atau penolakan saat ia mengatakan “tidak” atau membuat aturan. Namun, sadarilah bahwa keinginan dan kebutuhan Anda berarti, sama seperti keinginan dan kebutuhan pasangan Anda. [21] X Teliti sumber Kesampingkan rasa malu atau perasaan bersalah, dan bicaralah dengan tegas mengenai apa yang Anda inginkan.
- Awali dengan batasan kecil jika Anda merasa sulit berbicara. Sebagai contoh, cukup katakan “tidak” untuk satu hal: “Aku tidak ingin menikmati makanan Thailand malam ini. Aku lebih tertarik mengunjungi restoran Padang.”
-
Bahas apa yang akan terjadi jika pasangan Anda melewati batasan. Beri tahu ia bahwa Anda akan buka mulut mengenai perilakunya, meninggalkan ruangan, atau meluangkan waktu sendiri. Dengan membuat konsekuensi atas pelanggaran batasan yang dilakukan, Anda bisa memastikan orang-orang akan menghormati aturan tersebut dan tidak membiarkan orang lain memanfaatkan Anda. [22] X Teliti sumber
- Tetaplah bersikap baik, tetapi tegas untuk masalah batasan yang ringan: “Hai! Apakah kamu ingat saat aku memberi tahumu bahwa aku akan memberi tahumu jika pesan-pesan yang kamu kirimkan terlalu banyak? Aku merasa kewalahan dengan semua notifikasi ini.”
- Ambil waktu “rehat” jika pasangan Anda melewati batasan emosional: “Aku merasa kesal saat kamu mengatakan hal itu tentang keluargaku. Aku akan berjalan-jalan sejenak untuk menenangkan diri, kemudian kita akan membahas masalah ini nanti.”
- Jangan merasa bersalah untuk membela diri dalam kasus pelanggaran batasan yang lebih serius: “Aku merasa sangat tak nyaman saat kamu memaksaku melakukan hal itu. Aku akan pulang sekarang.”
Iklan
wikiHow Terkait
Referensi
- ↑ https://www.loveisrespect.org/resources/what-are-my-boundaries/
- ↑ https://www.npr.org/2021/01/25/960423678/how-to-set-boundaries-with-family-and-stick-to-them
- ↑ https://www.loveisrespect.org/resources/what-are-my-boundaries/
- ↑ https://psychcentral.com/blog/how-to-figure-out-your-boundaries
- ↑ https://www.loveisrespect.org/resources/what-are-my-boundaries/
- ↑ https://www.loveisrespect.org/resources/digital-boundaries/
- ↑ https://www.ny.gov/teen-dating-violence-awareness-and-prevention/what-does-healthy-relationship-look
- ↑ https://www.chicagotribune.com/lifestyles/sc-fam-social-graces-loan-new-relationship-1002-story.html
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/working-through-shame/201907/5-steps-better-emotional-boundaries
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/working-through-shame/201907/5-steps-better-emotional-boundaries
- ↑ https://www.ny.gov/teen-dating-violence-awareness-and-prevention/what-does-healthy-relationship-look
- ↑ https://www.ny.gov/teen-dating-violence-awareness-and-prevention/what-does-healthy-relationship-look
- ↑ https://psychcentral.com/depression/how-to-help-partner-with-depression
- ↑ https://www.plannedparenthood.org/learn/teens/relationships/all-about-communication/saying-no-sex
- ↑ https://www.loveisrespect.org/resources/physical-boundaries/
- ↑ https://www.loveisrespect.org/resources/physical-boundaries/
- ↑ https://psychcentral.com/lib/10-way-to-build-and-preserve-better-boundaries
- ↑ https://www.loveisrespect.org/resources/physical-boundaries/
- ↑ https://psychcentral.com/lib/10-way-to-build-and-preserve-better-boundaries
- ↑ https://kidshelpline.com.au/teens/issues/being-assertive-and-setting-boundaries
- ↑ https://www.uky.edu/hr/sites/www.uky.edu.hr/files/wellness/images/Conf14_Boundaries.pdf
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/couples-thrive/202011/how-set-and-respect-boundaries-your-spouse