Unduh PDF Unduh PDF

Pernahkah Anda terjebak dalam percakapan telepon yang sepertinya tidak berujung? Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mengakhiri percakapan tersebut dengan cara yang sopan? Jika pertanyaan tersebut sedang terlintas di benak Anda, cobalah membaca artikel ini untuk mengakhiri percakapan telepon dengan sopan demi menjaga relasi yang positif dengan orang-orang terdekat!

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mengurangi Intensitas Percakapan

Unduh PDF
  1. Menjelang akhir percakapan, pastikan Anda tidak “mengundang” lawan bicara untuk menceritakan hal yang lain. Misalnya, meski Anda benar-benar tertarik dengan topik yang dia angkat, jangan mengajukan pertanyaan yang mampu mengundangnya untuk terus bercerita. [1]
    • Misalnya, jika ibu Anda sedang menceritakan gosip yang sangat seru, jangan mengajukan pertanyaan terbuka seperti, “Ibu dengar dari mana, sih ?” Alih-alih, tanggapi ceritanya dengan pernyataan seperti, “Ibu nggak boleh gampang percaya kata-kata orang lain, ah.” Pernyataan bermanfaat untuk menutup percakapan dan membantu Anda untuk berpindah ke topik lain yang lebih penting untuk diperbincangkan.
    • Jika orang tersebut adalah rekan bisnis Anda dan situasinya mengharuskan Anda untuk mengembalikan percakapan ke jalur yang benar, cobalah menanggapi kata-katanya dengan pernyataan yang mengindikasikan bahwa hal-hal yang baru saja dia ucapkan juga penting untuk Anda. Kemudian, segera angkat topik yang baru. Misalnya, Anda bisa berkata, “Terima kasih karena sudah menceritakan masalah soal gaji, ya. Setelah ini, akan langsung saya sampaikan ke manajer perusahaan. Oh iya, saya ingin mendiskusikan perkembangan laporan satu kuartalmu.”
  2. Faktanya, seluruh percakapan pasti diwarnai dengan jeda. Ketika lawan bicara berhenti bercerita, manfaatkan jeda tersebut untuk menyampaikan bahwa Anda harus segera mengakhiri percakapan.
    • Pastikan Anda tidak menjadi pihak yang menyediakan jeda. Jika situasinya berbalik, dikhawatirkan orang tersebut akan mulai menceritakan kisah baru kepada Anda. Namun, jika situasinya telanjur demikian, cukup sampaikan bahwa Anda senang bisa mengobrol dengannya, dan bahwa Anda akan kembali menghubunginya tetapi harus segera mengakhiri percakapan sekarang. Jangan memperpanjang ungkapan perpisahan Anda!
  3. Meski perilaku tersebut kerap dianggap tidak sopan, faktanya Anda juga bisa lho , menyela kata-kata seseorang dengan cara yang sopan! [2]
    • Terapkan metode ini hanya jika situasinya mendesak dan tidak ada cara lain yang bisa dicoba. Setelah itu, jangan lupa menyampaikan permintaan maaf Anda! Misalnya, Anda bisa menyela kata-katanya ketika ada situasi darurat yang harus segera ditangani pada saat itu. Selain itu, Anda juga bisa menerapkan metode ini jika sudah menyampaikan batasan waktu yang spesifik sebelumnya.
    • Misalnya, Anda mungkin sedang berkomunikasi dengan rekan bisnis ketika seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan dan mengingatkan Anda untuk menghadiri rapat. Sampaikan situasi tersebut kepada lawan bicara dan jelaskan bahwa Anda akan kembali menghubunginya untuk menyelesaikan diskusi yang belum selesai.
    • Jika dihadapkan pada situasi yang darurat, cukup sampaikan, “Maaf harus menyela kata-katamu, tapi anjingku baru saja muntah dan aku harus segera memeriksa kondisinya.”
    • Jika sudah menyampaikan batasan waktu yang spesifik sebelumnya, ingatkan lawan bicara Anda dengan berkata, “Maaf harus menyelamu, tapi waktu istirahatku sudah berakhir dan aku harus kembali bekerja.”
  4. Jika batasan waktu tersebut telah disampaikan sedari awal, niscaya upaya Anda untuk mengakhiri percakapan tidak akan membuat situasinya terasa canggung atau tidak menyenangkan. Sejak awal, sampaikan bahwa Anda hanya memiliki waktu 5 atau 10 menit untuk mengobrol. Jika dia harus mengajukan pertanyaan atau menyampaikan sesuatu yang penting, mengetahui batasan tersebut dapat membantunya untuk berfokus pada topik yang benar-benar penting.
    • Selain itu, batasan waktu juga dapat menjembatani Anda untuk menuju ke topik atau pertanyaan yang terakhir. Setelah orang tersebut memberikan tanggapannya, ucapkan terima kasih dan segeralah mengakhiri percakapan.
    • Jika orang tersebut adalah rekan bisnis Anda, memberikan batasan waktu dapat membantu kedua belah pihak untuk memprioritaskan topik yang paling penting. Misalnya, Anda bisa berkata, “Saya hanya punya waktu 5 menit sebelum rapat berikutnya, tapi saya perlu menanyakan perkembangan laporan satu kuartalmu.” Setelah mendengar tanggapannya, ucapkan terima kasih dan sampaikan bahwa dia perlu menyerahkan laporan tersebut dalam waktu dekat.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengakhiri Percakapan

Unduh PDF
  1. Jika harus mengakhiri percakapan dengan tiba-tiba, pastikan Anda mengucapkan kata maaf. Jelaskan bahwa Anda pun tidak ingin mengakhiri percakapan, tetapi harus melakukannya karena ada situasi penting yang harus diatasi.
  2. Tegaskan bahwa Anda menghargai teleponnya dan merasa senang karena bisa mengobrol dengannya. Dengan cara tersebut, dia akan menyadari bahwa keberadaannya sejatinya penting untuk Anda.
  3. Jika orang tersebut adalah sahabat atau kerabat dekat Anda, menjadwalkan obrolan berikutnya dapat membantu Anda untuk mengakhiri percakapan dengan lebih cepat. Mengapa demikian? Dengan melakukannya, orang tersebut tahu bahwa topik yang ingin disinggungnya bisa diceritakannya dalam waktu dekat. Dengan kata lain, dia tidak merasa perlu menyampaikan segala sesuatunya dalam satu kesempatan.
    • Jangan menanyakan waktu yang tepat untuk menghubunginya kembali agar percakapan tidak berlangsung semakin panjang. Alih-alih, sampaikan bahwa Anda akan menghubunginya melalui surel atau pesan teks untuk menanyakan waktu luangnya.
    • Jika belum menemukan waktu yang spesifik, cobalah merekomendasikan keterangan waktu yang ambigu. Misalnya, Anda bisa berkata, “Aku hubungi lagi minggu ini atau di akhir pekan, ya!”
    • Jika Anda cukup sering mengobrol dengan orang tersebut, cobalah berkata, “Nanti kita ngobrol lagi, ya!” Melakukannya mengindikasikan bahwa relasi di antara Anda berdua tidak akan terputus tanpa harus membatasi diri di rentang waktu yang spesifik.
  4. Jika Anda kurang suka mengobrol melalui telepon, cobalah merekomendasikan jalur komunikasi yang lain, seperti Skype , pesan teks, atau surel.
    • Jika orang tersebut adalah rekan bisnis Anda, sampaikan bahwa Anda bisa memberikan tanggapan yang lebih cepat melalui surel alih-alih telepon. Cobalah menginisiasi jalur komunikasi tersebut dengan menjadi pihak pertama yang mengirimkan surel. Dalam surel tersebut, lanjutkan hal-hal yang Anda bahas di telepon dan dorong dia untuk turut memberikan tanggapan melalui surel.
    • Terkadang, percakapan telepon dapat berlangsung lebih lama karena lawan bicara merasa perlu menyampaikan seluruh informasi yang belum Anda ketahui sejak percakapan terakhir Anda berdua. Oleh karena itu, cobalah menjaga komunikasi melalui media sosial (seperti Facebook ), pesan teks, atau surel agar dia tidak merasa terbebani untuk menceritakan seluruhnya melalui telepon.
    • Sampaikan kepada orang tersebut bahwa Anda akan mengirimkan hal-hal yang diperbincangkan di telepon melalui surel atau pesan teks. Meski percakapan tidak serta-merta berakhir, setidaknya Anda bisa mengontrolnya sesuai dengan tempo yang diinginkan. Lagi pula, berkirim pesan teks maupun surel adalah metode komunikasi lanjutan yang makin populer, lho !
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menyusun Rencana yang Tepat

Unduh PDF
  1. Jika tahu bahwa orang yang akan Anda hubungi sangat gemar mengobrol, cobalah meneleponnya di antara jadwal rapat, aktivitas penting, atau kegiatan lain. Kemudian, sampaikan bahwa Anda hanya memiliki waktu 10 menit untuk mengobrol tetapi benar-benar perlu membicarakan sesuatu. Menyampaikan batasan durasi di awal percakapan dapat membantunya untuk memahami situasi Anda.
    • Sering kali, orang yang banyak bicara akan mencoba menceritakan “satu hal lain” ketika Anda mencoba mengakhiri percakapan. Jika sedari awal Anda sudah menegaskan bahwa hanya memiliki waktu 10 menit, dia pun akan terbantu untuk memprioritaskan topik yang penting terlebih dahulu.
  2. Cobalah mencari informasi mengenai rutinitas sehari-hari orang tersebut. Jika mengetahui bahwa dia akan makan pada jam tertentu sehingga memiliki waktu yang terbatas untuk mengobrol, cobalah menghubunginya pada waktu tersebut. Misalnya, Anda bisa menghubunginya pada jam makan siang atau tepat sebelum dia makan malam. Dengan demikian, beban untuk segera mengakhiri percakapan tidak lagi terletak di bahu Anda, tetapi di bahunya.
    • Tunjukkan kepedulian Anda terhadap kesibukannya. Ketika meneleponnya, cobalah berkata, “Aku tahu kamu lagi makan siang, tapi aku perlu membicarakan beberapa hal kalau kamu ada waktu.”
  3. Jika dia menelepon saat Anda tidak memiliki waktu untuk mengobrol selama berjam-jam, jangan mengangkatnya! Namun, pastikan Anda kembali menghubunginya di hari yang sama agar dia tidak merasa dihindari atau dijauhi.
    • Jelaskan dengan jujur mengapa Anda tidak bisa mengangkat teleponnya. Misalnya, Anda mungkin sedang mengerjakan proyek yang penting, sedang berolahraga di pusat kebugaran, atau sedang menyelesaikan tugas akademis. Ucapkan pula permintaan maaf Anda karena sudah melewatkan teleponnya.
    • Ketika memiliki waktu luang yang cukup banyak untuk mengobrol, hubungi dia kembali agar orang tersebut tidak salah paham. Untuk menunjukkan bahwa Anda menghargai dan memedulikan hal yang ingin diceritakannya melalui telepon, hubungi dia kembali dan untuk kali ini, berikan perhatian Anda sepenuhnya.
    • Jika menyadari bahwa Anda tidak akan memiliki waktu luang yang cukup banyak pada hari itu, jangan mengabaikan teleponnya. Pertama-tama, tanyakan alasannya menelepon Anda. Kemungkinan, ada informasi sangat penting yang harus dia sampaikan kepada Anda. Kemudian, jika dia mengaku hanya ingin mengobrol, cukup sampaikan bahwa Anda sedang sibuk mengerjakan sesuatu dan akan tetap sibuk di sepanjang hari. Lalu, tanyakan apakah Anda bisa menghubunginya kembali ketika kesibukan tersebut sudah mulai mereda.
  4. Jika harus menelepon orang yang banyak bicara untuk alasan yang spesifik, cobalah menuliskan alasan tersebut sebelumnya agar alur percakapan tidak keluar dari jalurnya.
    • Menerapkan metode ini akan mengingatkan Anda mengenai topik yang benar-benar penting kapan pun percakapan mulai keluar dari jalurnya. Jika memungkinkan, cobalah menghubungkan kata-kata lawan bicara dengan topik yang sudah Anda tulis untuk mengembalikan alurnya: “Oh, aku jadi ingat kalau mau menceritakan kejadian kemarin ke kamu!”
    Iklan

Tips

  • Bersikap jujur selalu merupakan langkah yang terbaik. Jika Anda terus-menerus memberikan alasan yang sama, lawan bicara akan merasa tidak dihargai atau bahkan merasa bersalah karena berpikir telah melakukan sesuatu yang menyinggung Anda.
  • Bersikaplah sopan dan asertif. Jika dia mengabaikan penolakan Anda untuk terus mengobrol, jangan ragu menyampaikan kembali keinginan Anda untuk mengakhiri percakapan.
Iklan

Peringatan

  • Bersikaplah lebih sensitif terhadap kebutuhan orang lain. Kemungkinan, meluangkan waktu ekstra untuk mengobrol melalui telepon dengan seseorang yang sedang membutuhkan pendengar jauh lebih penting daripada apa pun yang ingin Anda lakukan saat itu.
  • Jangan menyampaikan alasan yang tidak masuk akal (seperti, “Oh, aku harus makan pai nih , sekarang,” atau " Sori , aku harus keramas, nih ."). Alasan-alasan semacam itu hanya akan membuat lawan bicara Anda merasa kesal!
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 11.160 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan