Unduh PDF Unduh PDF

Teman palsu kadang sulit dikenali atau dipisahkan dari teman asli. Jika Anda mengenal seseorang yang hanya berteman untuk memperoleh keuntungan, ia adalah teman palsu. Teman sejati akan mendukung Anda, menyayangi Anda apa adanya, memaafkan kesalahan Anda, dan siap membela Anda. Teman sejati membuat Anda merasa harus bersikap berbeda di dekatnya. Selain itu, jika Anda merasa tidak menjadi diri sendiri, bisa jadi dia hanyalah teman palsu. Teman palsu cenderung membuat drama dan tidak bagus untuk ditemani. Untuk memutuskan hubungan dengan teman palsu, bersiaplah mengakhiri pertemanan dengannya. Untuk mengakhiri hubungan pertemanan yang tidak sehat, Anda perlu berbicara dengan teman palsu. Setelah itu, berusahalah untuk menjaga lingkaran pertemanan yang baik dan sehat bersama teman-teman yang baik.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Bersiap untuk Mengakhiri Hubungan

Unduh PDF
  1. Sebagian teman mungkin palsu, tetapi sebagian lainnya mungkin hanya malu atau mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain. Jika dia adalah teman sejati, dia harusnya memiliki karakteristik berikut ini: [1]
    • Dia mungkin tidak mengatakan hal yang menarik, tetapi mau mendengarkan Anda yang sedang kesusahan.
    • Dia akan membuat Anda nyaman menjadi diri sendiri.
    • Dia mendukung Anda.
    • Dia tetap menjaga komunikasi meskipun tidak menginginkan sesuatu.
    • Dia tetap berada di waktu sulit, tidak hanya di waktu senang.
    • Dia peduli pada keselamatan dan kesehatan Anda.
  2. Cobalah untuk menentukan apakah dia benar-benar teman palsu. Jika dia memang teman palsu, cobalah untuk mencari keuntungan apa yang dia hasilkan dari pertemanan tersebut. Teman palsu akan: [2]
    • Membicarakan Anda di belakang.
    • Memanfaatkan Anda untuk memanjat rantai sosial tertentu.
    • Memanfaatkan Anda untuk mendekati seseorang yang Anda kenal baik.
    • Menyalin pekerjaan atau memanfaatkan kepintaran Anda.
    • Mencoba mengorek informasi dari Anda.
    • Hanya bicara saat memerlukan sesuatu.
    • Mempermalukan atau membuat Anda merasa malu di depan orang banyak.
  3. Jika teman Anda sudah berubah atau hubungan kalian mulai jauh satu sama lain, hal ini bisa jadi merupakan tanda bahwa parsahabatan kalian telah memudar. [3] Sekalipun kalian pernah menjadi teman baik, manusia selalu berubah. Jangan melawan perkembangan diri Anda, cukup syukuri waktu-waktu indah yang pernah kalian lalui bersama. [4] Jika Anda merasa hubungan pertemanan kalian mulai renggang, Anda tidak perlu memutuskannya secara formal. Biarkan saja persahabatan tersebut menghilang dengan sendirinya.
    • Hal ini mungkin merupakan jalan yang paling baik jika Anda tidak bisa menemukan alasan kuat untuk mengakhiri pertemanan. Terutama jika kalian berdua mulai menyukai hal yang berbeda dan bergaul dengan lingkaran pertemanan yang tak sama.
  4. Berhenti memberi keuntungan pada teman palsu mungkin sulit bagi Anda, terutama jika Anda suka “menyenangkan orang lain”. Akan tetapi, teman palsu Anda mungkin hanya ingin memanfaatkan hal tersebut. [5] Sebagai tambahan, dia mungkin akan meninggalkan Anda setelah mendapat apa yang diinginkan.
    • Jika dia mencoba menyontek tugas, buatlah hal tersebut menjadi tidak mungkin dengan cara pindah tempat duduk atau tidak mengizinkannya menyalinnya. [6]
    • Jika Anda yakin dia hanya berteman untuk mendekati teman Anda, hubungilah orang yang dimaksud saat si teman palsu tidak ada di dekat Anda.
    • Jika dia hanya menghubungi Anda saat memerlukan sesuatu, tolaklah permintaannya. Anda juga bisa bilang bahwa permintaan tersebut sepertinya tidak bisa Anda lakukan di masa depan. Sebagai contoh, “Tasya, aku tahu selama sebulan ini aku telah memberimu tumpangan, tetapi sepertinya aku tidak bisa melakukannya lagi.”
  5. Untuk mengakhiri hubungan dengan teman palsu, sebisa mungkin jauhkanlah diri Anda darinya. [7] Tolaklah ajakan untuk main dengan halus. Katakanlah “Maaf, aku sedang sibuk”. Tujuan dari hal ini adalah untuk memberi Anda ruang dari tekanan pertemanan palsu, sambil mencari cara untuk mengakhiri hubungan Anda dengannya. [8]
    • Jangan langsung mengabaikan atau mendiamkannya. Cara tersebut sering kali dinilai sebagai tindakan tidak dewasa dan dapat memancing kemarahan dari teman palsu, serta drama dari teman baik yang Anda miliki.
  6. Bicaralah dengan keluarga, teman dekat, atau kekasih, lalu dengarkan pendapatnya mengenai situasi tersebut. [9] Mereka mungkin dapat memberikan pendapat dari sudut pandang yang berbeda atau nasihat seputar persoalan tersebut. Jika Anda tidak dekat dengan anggota keluarga sendiri, carilah bantuan ke konselor di sekolah atau psikiater.
    • Konselor di sekolah memiliki pengalaman untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan persahabatan antar siswa di sekolah yang dapat membantu Anda.
  7. [10] Mengakhiri pertemanan adalah hal besar. Sangat sulit untuk mengembalikan semuanya seperti sedia kala jika Anda menyesalinya nanti. Pertimbangkanlah opsi lainnya jika Anda saat ini sedang bertengkar atau salah paham. Jika Anda benar-benar ingin mengakhiri pertemanan, Anda harusnya bisa menemukan beberapa alasan mengapa pertemanan ini hanya membuat Anda tidak senang dan mengapa Anda akan merasa lebih bahagia tanpanya. Tulislah pro dan kontra dari keputusan yang dibuat, lalu pertimbangkan hasil akhirnya.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengakhiri Hubungan

Unduh PDF
  1. [11] Jika Anda memutuskan untuk mengakhiri pertemanan, lakukanlah hal tersebut dengan benar dan berilah perhatian yang pantas. Anda mungkin merasa sedih, tetapi cobalah untuk bangkit di atas semua emosi tersebut dan hadapi persoalan ini secara dewasa. Ingatlah bahwa Anda pernah menjadi teman baik dan kalian mungkin akan berinteraksi dengannya di masa depan. Jadi, cobalah untuk menghormatinya selama proses ini berlangsung.
    • Jangan akhiri pertemanan Anda melalui panggilan telepon. Satu-satunya alasan untuk melakukan hal ini adalah jika Anda tidak dapat melihat orang tersebut secara langsung atau jika Anda khawatir akan temperamen orang yang bersangkutan.
    • Jangan akhiri hubungan kalian melalui teks atau surel. Metode ini bisa memperburuk citra diri dan cara Anda memperlakukan seorang teman. Selain itu, hal ini bisa menambah risiko kesalahpahaman komunikasi. [12]
  2. Jadwalkan waktu dan tempat untuk bertemu dengan teman Anda dan berbicara soal mengakhiri pertemanan. [13] Sekalipun Anda berencana untuk membicarakan hal ini via telepon, tentukanlah waktu yang pas agar kalian berdua dapat berbicara tanpa ada gangguan. Jangan menunggu terlalu lama, sebab teman Anda bisa jadi merasa ada sesuatu yang tidak beres sehingga menunggu membuatnya semakin merasa khawatir.
    • Mintalah bertemu dengan cara yang simpel dan tidak berbelit-belit. Katakanlah “Hei, sepertinya kita harus bicara. Kapan kamu ada waktu?”
  3. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan saat merencanakan percakapan dengan teman Anda. Tujuannya adalah untuk memberi ruang pada percakapan agar terdengar lancar. Kiat-kiat di bawah ini mungkin bisa membantu.
    • Berbicaralah di tempat yang privat. Mengakhiri pertemanan dapat berubah menjadi situasi emosional dan hal ini harus terjadi di tempat yang tidak memancing perhatian banyak orang.
    • Pastikan Anda berdua tenang, serta pastikan Anda tidak menjadwalkan percakapan ini sebelum waktu-waktu penting seperti ujian sekolah atau evaluasi kerja di kantor.
    • Batasi waktu pertemuan Anda dan jangan bertemu di tempat yang mengharuskan Anda menghabiskan banyak waktu, misalnya tempat makan.
  4. Sebaiknya sediakanlah waktu untuk menyiapkan hal-hal apa yang perlu disampaikan saat memutuskan hubungan, terutama hubungan pertemanan. Mengatur poin-poin yang hendak disampaikan akan membuat Anda lebih tenang, teguh, dan jelas.
    • Pastikan Anda menyampaikan semuanya dengan jelas. Tidak boleh ada satu hal pun yang membuatnya ragu setelah bertemu dengan Anda.
    • Tegaslah dengan apa yang Anda mau dan tidak mau di dalam sebuah hubungan pertemanan, mulai hari ini dan seterusnya.
    • Berilah penjelasan secara mendetail dan pastikan Anda menyampaikan semua yang perlu disampaikan, serta semua yang Anda rasakan saat percakapan ini berlangsung. Merencanakan percakapan akan membantu Anda fokus agar nantinya tidak berkata “Aku harusnya mengatakan hal ini!” setelah pertemuan selesai.
    • Saat merencanakan poin-poin yang hendak disampaikan, carilah keseimbangan antara menjadi jujur dan baik. Jangan menyalahkan atau mengasari teman yang hendak dijadikan mantan teman Anda.
  5. Bagian ini bisa jadi merupakan waktu yang paling menegangkan, tetapi cobalah untuk menguatkan hati. Anda sudah melakukan persiapan dengan matang. Jadi, inilah saatnya untuk memulai percakapan yang direncanakan dan disiapkan untuknya. Jelaskan perasaan Anda dan alasan mengapa kalian sebaiknya tidak berteman lagi. Sampaikan hal ini dengan jujur dan tidak berbelit-belit, tetapi tetap tunjukkan sikap baik Anda. [14]
    • Mulailah percakapan dengan mengakui bahwa ini adalah keputusan sulit. “Hal ini sangat sulit kusampaikan dan mungkin tidak enak didengar.”
    • Bicaralah langsung ke poinnya. “Aku benar-benar tidak bahagia dengan pertemanan kita dan aku pikir sebaiknya kita tidak berteman lagi demi kebaikan bersama.”
  6. Semakin lama kalian bercakap-cakap, Anda akan sampai pada poin di mana Anda perlu mengutarakan alasan untuk mengakhiri hubungan. Jelaskan mengapa Anda merasa tidak bahagia tanpa menyalahkan sang teman. Apa pun alasannya, mulailah dengan “Aku selama ini merasa...”. Inilah beberapa contohnya:
    • Jika kekasih Anda selingkuh dengan teman tersebut, katakanlah “Aku merasa tidak bisa memercayaimu, dan aku terluka karena orang yang mengaku sebagai temanku tega melakukannya.”
    • Jika dia terus-menerus mengolok-olok atau membuat Anda merasa direndahkan, katakanlah “Aku merasa menghabiskan waktu denganmu tidak sehat untukku dan kepercayaan diriku karena hal-hal buruk yang kamu katakan.”
  7. Anda sudah mengemukakan alasan mengapa kalian harus berpisah. Kini, Anda bisa mulai mengakhiri percakapan. Anda harus menunjukkan sikap baik dan menyebutkan beberapa hal baik saat masih berteman. Cobalah untuk:
    • Jelaskan kepadanya bahwa Anda mengapresiasi momen-momen bahagia yang Anda alami bersama. [15] “Aku sangat menikmati waktu yang kuhabiskan bersamamu. Aku akan mengenangnya dalam hati. Seperti saat kita...”
    • Salahkan diri Anda juga, jika bisa. [16] “Entahlah, mungkin kita tidak cocok berteman. Mungkin aku juga bukan teman yang baik untukmu.”
  8. Anda sudah mencurahkan isi hati. Kini, berilah dia kesempatan untuk merespons perkataan Anda. Bersiaplah untuk menghadapi sisi emosional teman Anda yang mungkin berbeda dengan ekspektasi. Dia mungkin akan meminta maaf, mempertahankan diri atau marah, atau merasa sedih. Dia juga mungkin merasakan ketiga emosi tersebut sekaligus. Dengarkan apa yang dia katakan. Luruskan hal segala hal yang dapat menyebabkan kesalahpahaman atau yang bisa membuat Anda merasa tidak enak untuk mengakhiri hubungan kalian.
    • Jangan beradu argumen dengannya di titik ini. Jika dia merespons dengan kemarahan, dia biasanya akan mulai menyerang dengan kata-kata kasar atau menyalahkan Anda. Jangan ladeni dia, cukup katakan “Maaf jika kamu merasa tersinggung.”
  9. Cara mengakhiri percakapan tergantung pada reaksinya terhadap perkataan Anda. Sekali lagi, bersiaplah untuk menghadapi beragam respons. Jadi, terlepas dari situasinya, Anda dapat mengatur strategi untuk mengakhiri percakapan.
    • Jika dia merespons dengan kemarahan dan mulai meninggikan suara, jangan terpancing. Katakanlah “Aku ingin membicarakan hal ini secara dewasa, tetapi jika Anda terus berteriak aku akan pergi.”
    • Jika dia tampak sedih, teruskanlah percakapan hingga dia tenang. Lalu katakanlah “Terima kasih sudah mau berbicara denganku. Aku minta maaf jika hal ini menyakitimu.”
    • Jika dia meminta maaf, cermati perasaan Anda dan pertimbangkan apakah Anda mau mencoba memulihkan persahabatan tersebut . Jika Anda butuh waktu untuk memproses perkataannya, katakanlah “Aku perlu memikirkan apa yang baru saja kamu sampaikan. Bisakah kita lanjutkan pembicaraan ini besok?”
  10. [17] Tentukanlah interaksi seperti apa yang Anda inginkan dari orang tersebut ke depannya. Pastikan Anda sudah mantap dengan keputusan yang diambil dan mengungkapkan hal tersebut dengan jelas di akhir pembicaraan. Perjelaslah bahwa hal ini adalah keinginan Anda dan mintalah dia menghormatinya. Mengatur batasan dengan jelas akan memudahkan Anda untuk menjalaninya di masa depan.
    • Jika kalian memiliki teman yang sama, katakan bahwa Anda hanya bisa menemuinya jika sedang berkumpul bersama teman lainnya.
    • Jika Anda tidak ingin menghubunginya lagi, tak jadi masalah. Biarkan dia tahu bahwa Anda memilih untuk tidak berkomunikasi lagi untuk seterusnya.
    • Jika persahabatan Anda hanya membawa masalah, pastikan untuk mengakhiri hubungan tersebut sekali untuk selamanya. [18] [19]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menghadapi Akibat yang Ditimbulkan

Unduh PDF
  1. [20] Anda mungkin akan menyadari adanya reaksi dari pemutusan hubungan. Sang mantan teman mungin akan mencoba mengambil hati Anda lagi atau mengajak Anda berkomunikasi. Jika dia melakukan ini, ingatkan dia pada batasan yang sudah diatur dan mintalah dia menghormatinya. Orang tersebut mungkin akan marah dan mencaci maki Anda secara langsung, secara daring, atau berbicara hal buruk pada teman Anda yang lain. Orang ini hanya ingin memancing reaksi Anda atau mencari pelampiasan dari amarahnya. Jangan pernah meladeni perilaku tersebut. [21] Butuh sedikit waktu supaya dia bisa mengerti dan menerima keputusan Anda.
  2. Pahamilah bahwa hal ini tidak semudah kedengarannya. Ingatlah bahwa Anda mengakhiri persahabatan karena alasan yang sama, yaitu tidak ingin berurusan lagi dengan drama yang dia buat. Perilaku ini adalah alasannya adalah teman palsu yang harus dijauhi. Yakinlah bahwa keputusan Anda untuk mengakhiri hubungan tersebut sudah tepat. Waspadalah terhadap bentuk-bentuk perilaku seperti ini:
    • Mengirim pesan teks, menelepon, mengirim surel, atau mengirim pesan melalui media sosial secara terus menerus.
    • Dia mungkin akan mengatakan hal-hal buruk tentang Anda atau mencoba membuat teman lainnya menjauhi Anda.
    • Mengolok-olok atau membicarakan Anda di belakang.
    • Membuat Anda merasa bertanggung jawab atas pilihan atau perilakunya selama ini.
  3. Meskipun Andalah yang mengakhiri hubungan tersebut, pahamilah bahwa semua hubungan akan berakhir pada waktunya. [22] Anda mungkin akan merasakan campuran beragam emosi, mulai dari rasa lega, bebas, bersalah, sedih, marah, atau putus asa. Biarkan diri Anda menangisi akhir hubungan pertemanan tersebut, serta menghadapi beragam bentuk emosi yang muncul setelahnya. [23]
    • Salah satu cara yang baik untuk mengatasi emosi adalah menulisnya. Sediakanlah waktu untuk menulis apa yang ada di dalam pikiran Anda tentang pemutusan hubungan tersebut, serta mengapa hal tersebut dapat terjadi. Menuliskan isi hati dapat membantu mengenali apa yang Anda rasakan sekaligus membantu Anda pulih dari segala bentuk emosi dan menyalurkannya secara sehat.
  4. Jika Anda masih bersekolah, Anda mungkin memiliki teman yang sama dengan mantan teman Anda. Memutuskan tali pertemanan bisa menempatkan teman lain Anda di posisi yang canggung. [24] Dia mungkin merasa harus memihak salah satu dari kalian atau bingung untuk menentukan cara bersikap di sekitar Anda untuk menjaga perasaan teman lainnya. Bicarakan hal ini dengan terbuka bersamanya. Jangan bergosip, serta hindari untuk memberikan informasi yang terlalu detail jika bisa.
    • Katakanlah sesuatu seperti “Aku tahu kamu dan Tasya berteman, dan karena kita berdua juga berteman, Aku merasa harus memberi tahukan apa yang sebenarnya terjadi. Aku dan Tasya tidak lagi berteman. Kita sudah membicarakannya secara terbuka. Aku memberitahumu hal ini agar kamu tidak merasa canggung atau berada di tengah-tengah permasalahan.”
    Iklan

Peringatan

  • Hindari kebiasaan ghosting untuk memutuskan persahabatan Anda. [25] Ghosting mengacu pada sikap mendiamkan sesorang atau menghilang tiba-tiba dari hidupnya sampai dia sadar Anda tidak ingin melanjutkan hubungan tersebut. Cobalah untuk meletakkan diri Anda di posisinya dan akhirilah persahabatan Anda dengan cara yang dewasa.
  • Kapan pun Anda merasa kelakukan teman palsu tampak agresif, Anda harus menghubungi pihak yang berwenang. Jangan membahayakan diri hanya untuk mengakhiri hubungan kalian. Ceritakan hal ini pada orang tua, guru, atau atasan di kantor yang dapat membantu Anda mengakhiri hubungan kalian secara aman.
Iklan
  1. http://www.nytimes.com/2012/01/29/fashion/its-not-me-its-you-how-to-end-a-friendship.html?_r=0
  2. http://www.nytimes.com/2012/01/29/fashion/its-not-me-its-you-how-to-end-a-friendship.html?_r=0
  3. https://www.psychologytoday.com/articles/201101/the-thoroughly-modern-guide-breakups
  4. http://www.nytimes.com/2012/01/29/fashion/its-not-me-its-you-how-to-end-a-friendship.html?_r=0
  5. https://www.psychologytoday.com/articles/201101/the-thoroughly-modern-guide-breakups
  6. https://www.psychologytoday.com/articles/201101/the-thoroughly-modern-guide-breakups
  7. http://www.huffingtonpost.com/2013/06/03/break-up-with-a-friend-from-dr-irene-levine-marlo-thomas-mondays-with-marlo_n_3353709.html
  8. https://www.entrepreneur.com/article/243913
  9. https://www.psychologytoday.com/articles/201101/the-thoroughly-modern-guide-breakups
  10. https://selfcarehaven.wordpress.com/2014/05/30/the-smart-girls-guide-to-no-contact-and-detaching-from-toxic-relationships/
  11. http://psychcentral.com/blog/archives/2013/08/17/4-tips-for-setting-healthy-boundaries/
  12. https://selfcarehaven.wordpress.com/2014/05/30/the-smart-girls-guide-to-no-contact-and-detaching-from-toxic-relationships/
  13. http://www.huffingtonpost.com/stephanie-sprenger/teaching-our-daughters-about-friendship-breakups_b_5731584.html
  14. http://www.nytimes.com/2012/01/29/fashion/its-not-me-its-you-how-to-end-a-friendship.html?_r=0
  15. http://www.nytimes.com/2012/01/29/fashion/its-not-me-its-you-how-to-end-a-friendship.html?_r=0
  16. https://www.psychologytoday.com/blog/valley-girl-brain/201507/the-strange-psychology-ghosting

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 4.526 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan