Mengakui orientasi seksual kepada orang tua merupakan proses pendewasaan diri yang sangat emosional. Kemungkinan besar, benak Anda akan dipenuhi oleh rasa gugup, cemas, atau bahkan takut ketika harus melakukannya. Namun, jangan mundur karena sejatinya, menjadi biseksual adalah bagian yang penting dalam keutuhan identitas Anda, dan Anda sepenuhnya memiliki hak untuk membagikan informasi tersebut kepada siapa pun ketika waktunya dianggap tepat. Jika pilihan Anda adalah orang tua, pastikan Anda sudah menyiapkan diri dan menyusun rencana yang matang sebelum melakukannya. Kemudian, terapkan kiat-kiat di dalam artikel ini untuk memastikan percakapan yang berlangsung tetap konstruktif. Setelah itu, Anda dan orang tua bisa bekerja sama untuk meningkatkan kepercayaan diri Anda dalam menjalani hidup dengan identitas yang nyata.
Langkah
-
Nyamankan diri dengan orientasi seksual Anda. Ingat, yakin belum tentu nyaman. Dengan kata lain, meski Anda sudah merasa yakin dengan orientasi seksual yang dimiliki, bukan berarti Anda serta-merta Anda akan merasa nyaman dengan diri sendiri karena memilikinya. Jika benak Anda mulai dibebani rasa bersalah, malu, atau kebingungan, sebaiknya jangan langsung mengakui orientasi tersebut kepada orang tua. Dengan kata lain, terimalah diri sendiri dengan lapang dada sebelum meminta orang lain melakukannya.
- Amati pantulan diri Anda di kaca dan katakan, “Aku biseksual." Jika situasi tersebut membuat Anda merasa bahagia dan percaya diri, selamat! Jika tidak, teruslah melakukannya sampai Anda dapat merasa lebih nyaman.
- Akui orientasi seksual kepada seorang teman terlebih dahulu. Setidaknya, melakukannya akan membuat Anda terbiasa dengan identitas tersebut.
- Mengakui orientasi seksual dapat menguras emosi dan tenaga Anda. oleh karena itu, pastikan Anda sudah lebih percaya diri dengan identitas yang dimiliki sebelum mengangkat topik tersebut di depan orang lain.
-
Bangun sistem pendukung. Mengakui orientasi seksual kepada siapa pun tidaklah mudah. Rasa takut dan cemas sejatinya akan semakin kuat jika Anda tidak bisa membaca reaksi orang tua nantinya. Oleh karena itu, cobalah membangun sistem pendukung yang bisa diandalkan sebelum melakukannya. Nantinya, orang-orang yang ada di dalam sistem pendukung tersebut dapat membantu Anda untuk merasa lebih nyaman ketika menyampaikan pengakuan, serta memberikan bahu untuk bersandar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
- Jika salah satu anggota sistem pendukung tersebut adalah kerabat Anda, cobalah menjelaskan rencana Anda untuk mengaku kepada orang tua. Seharusnya, mereka dapat memberikan nasihat yang membangun agar proses diskusi dapat berlangsung dengan lebih beradab.
- Mintalah bantuan salah seorang di dalam sistem pendukung tersebut untuk menemani Anda ketika harus menyampaikan pengakuan kepada orang tua.
-
Kumpulkan saran dari lembaga dan komunitas yang relevan. Di sekitar Anda, pasti ada berbagai jenis organisasi atau lembaga yang menaungi isu-isu LGBT. Sebelum menyampaikan pengakuan kepada orang tua, tidak ada salahnya meminta saran dan pendapat dari para ahli di lembaga-lembaga tersebut mengenai cara yang tepat untuk mengakui orientasi seksual. Jangan khawatir, kiat-kiat tersebut juga bisa Anda temukan di internet atau situs web mereka.
-
Tuliskan motif Anda. Pahami alasan di balik keinginan Anda untuk mengakui orientasi seksual kepada orang tua. Misalnya, Anda mungkin sangat menyayangi mereka sehingga tidak ingin menyimpan rahasia apa pun dari mereka. Jika alasan Anda adalah untuk membuat mereka marah dan tersakiti, sebaiknya simpan pengakuan tersebut!
- Luangkan waktu sejenak untuk menuliskan alasan Anda. Beberapa alasan yang positif adalah “Aku bangga dengan diriku sendiri” atau “Aku sudah siap untuk menjalani hidup dengan lebih terbuka”.
-
Angkat topik tersebut ketika kedua orang tua Anda sedang tidak terbebani oleh hal lain. Oleh karena percakapan mengenai orientasi seksual dapat menimbulkan ketegangan dan terasa emosional, pertimbangkan situasi di rumah Anda sebelum mengangkatnya agar diskusi dapat berlangsung dengan lebih konstruktif. Apakah orang tua Anda sedang mengalami masalah finansial? Jika iya, tunda dahulu topik percakapan yang terlampau serius seperti mengenai orientasi seksual Anda. Apakah nenek Anda sedang sakit? Jika iya, sebaiknya tunggulah sampai kondisi nenek Anda stabil untuk melakukannya.
- Jika memungkinkan, pilih momen ketika suasana di rumah sedang tenang agar orang tua bisa memberikan perhatian sepenuhnya kepada Anda.
- Ajak mereka berdiskusi setelah makan malam. Jika memungkinkan, lakukan diskusi di akhir pekan ketika semua orang sedang tidak sibuk.
-
Susun rencana darurat. Perhatikan cara pandang orang tua terhadap dunia LGBT. Apakah mereka pernah memberikan komentar yang kasar atau bernada penuh kemarahan mengenai orientasi biseksual? Jika merasa orang tua akan memberikan tanggapan yang sangat negatif, pastikan Anda memiliki rencana kontingensi darurat. Dengan kata lain, pastikan Anda selalu memiliki cara untuk menjaga keamanan dan keselamatan di dalam situasi apa pun. [1] X Teliti sumber
- Jika tidak memiliki gambaran mengenai cara pandang orang tua terhadap orientasi biseksual, cobalah menonton acara televisi atau film yang mengangkat berbagai isu terkait orientasi tersebut. Kemudian, mintalah pendapat orang tua mengenai tayangan yang Anda tonton untuk mengukur reaksi mereka.
- Beri tahu rencana Anda kepada seorang teman yang tepercaya. Jika perlu, katakan kepada teman Anda, “Aku nggak yakin nih , orang tuaku bakal baik-baik saja setelah mendengar pengakuanku. Boleh nggak , aku menginap di rumahmu kalau diperlukan?”
- Miliki dana pribadi untuk berjaga-jaga jika orang tua akhirnya justru mengusir Anda dari rumah.
Iklan
-
Berbicaralah dengan jelas. Pastikan suara Anda terdengar percaya diri ketika berbicara. Oleh karena itu, bicaralah dengan suara yang tenang, jelas, dan terkontrol. Jangan terus-menerus berputar di tempat yang sama, dan sampaikan maksud Anda dengan lugas.
- Misalnya, Anda bisa berkata, “Bu, aku mau bilang kalau sebetulnya selama ini aku biseksual. Aku nyaman dengan kondisi ini. Jadi, aku harap Ibu juga begitu.”
-
Jawab pertanyaan mereka mengenai orientasi biseksual. Kemungkinan besar, orang tua Anda akan terkejut mendengar pengakuan tersebut, terutama karena mereka mungkin kurang mengenal konsep biseksual secara lebih mendalam. Oleh karena itu, bersiaplah menjawab berbagai pertanyaan yang mereka ajukan dengan jujur, tetapi jangan merasa terpaksa untuk membagikan informasi yang kurang nyaman untuk Anda berikan. Misalnya, Anda bisa berkata, “Aku nggak memilih untuk begini karena ini adalah diriku yang sebenarnya." Secara umum, bersiaplah menjawab pertanyaan seperti: [2] X Teliti sumber
- "Kamu yakin?"
- "Kenapa kamu membuat pilihan ini?"
- " Kayaknya lama-lama kamu juga bakal kembali lagi, kan?"
-
Berikan informasi yang jelas. Kemungkinan besar, orang tua Anda belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai orientasi biseksual. Misalnya, mereka mungkin berpikir bahwa gender Anda sejatinya terbagi dua, yaitu 50% pria dan 50% wanita, atau ada skala tertentu yang mengukur ketertarikan seksual Anda. Jika situasinya demikian, sangat penting bagi Anda untuk menjelaskan bahwa orientasi biseksual tidaklah hitam dan putih. Untuk menjawab pertanyaan mereka, cobalah menjelaskan bahwa ketertarikan Anda kepada setiap orang didasari oleh alasan yang berbeda. Selain itu, bantu pula orang tua Anda untuk memahami berbagai informasi tambahan yang relevan mengenai dunia LGBT. Jika perlu, Anda bisa meminta informasi yang lebih spesifik dari lembaga atau komunitas yang mengangkat isu LGBT, dan memberikan informasi tersebut kepada orang tua agar mereka dapat lebih memahami konsep biseksual secara spesifik.
- Kumpulkan pamflet dari komunitas dan lembaga sosial yang menaungi isu LGBT. Jika ingin, Anda juga bisa meminta materi ajar dari universitas.
- Berikan rekomendasi situs web yang bisa mereka baca. Percayalah, semua orang sejatinya dapat bersikap lebih suportif jika dibekali dengan informasi yang cukup.
-
Bersiaplah menerima tanggapan yang bervariasi. Oleh karena tanggapan orang tua tidak bisa diprediksi, cobalah memikirkan berbagai jenis reaksi yang mungkin akan mereka berikan, lalu memikirkan cara untuk menanggapi masing-masingnya. Ingat, reaksi otomatis orang tua belum tentu mengindikasikan perasaan mereka yang sesungguhnya. Adakalanya, mereka hanya memerlukan waktu untuk mencerna pengakuan tersebut dan menerimanya. Misalnya, mereka mungkin akan terkejut di awal, tetapi perlahan-lahan mampu menerima dan mendukung pilihan Anda seiring berjalannya waktu. Beberapa reaksi yang mungkin akan muncul adalah:
- Terkejut
- Marah
- Sedih
- Menyangkal
-
Bela diri Anda. Jika tanggapan orang tua tidak sesuai dengan keinginan Anda, atau jika mereka tidak bisa menghargai dan mendukung pilihan Anda, jangan kehilangan kepercayaan diri! Jika mereka mengucapkan hal-hal yang menyakitkan, jangan takut membela diri dan kebahagiaan Anda.
- Cobalah berkata, “Tolong jangan menghinaku. Aku nggak layak diperlakukan begitu.”
- Ingat, Anda berhak menghentikan percakapan. Misalnya, Anda bisa berkata, “Sepertinya obrolan kita harus dihentikan karena sama sekali nggak membangun.”
-
Cobalah mengakui orientasi seksual Anda kepada salah satu orang tua terlebih dahulu. Jika Anda merasa lebih dekat dengan salah satu orang tua dan lebih memercayainya, cobalah menyuarakan pengakuan kepadanya terlebih dahulu. Kemungkinan, dia bisa memberikan nasihat atau membantu Anda untuk mengakui hal yang sama kepada orang tua yang lain.Iklan
-
Terimalah tanggapan mereka. Apa pun reaksi dan tanggapan mereka, Anda harus menerimanya dengan lapang dada. Kemungkinan besar, orang tua Anda akan terkejut dan merasa emosional. Alih-alih mendebat atau melawan tanggapan mereka, cobalah menerimanya. Ingat, setiap orang, termasuk orang tua Anda, pasti membutuhkan waktu untuk memproses pikiran dan perasaan yang muncul. [3] X Teliti sumber
- Anda bisa berkata, “Maaf kalau Ayah dan Ibu merasa begitu. Aku memang tidak bisa memaksakan apa pun, tapi aku harap Ayah dan Ibu bisa berubah pikiran suatu hari nanti.”
-
Rencanakan diskusi lanjutan. Oleh karena topik tersebut dapat terasa sangat emosional bagi Anda maupun orang tua, jangan ragu menghentikan percakapan jika kesimpulan yang positif tak kunjung dibuat. Setelah itu, Anda bisa merekomendasikan waktu lain untuk melakukan diskusi lanjutan.
- Cobalah berkata, “Sepertinya kita semua sudah capek, ya. Gimana kalau obrolan ini dilanjutkan hari Sabtu saja?”
-
Bersabarlah. Jika tidak menerima tanggapan yang suportif, tetaplah berfokus pada aspek yang positif dalam hubungan Anda dan orang tua. Ingat, kesedihan dan/atau kemarahan orang tua tidak akan bertahan selamanya. Kemungkinan, mereka hanya butuh waktu untuk memproses pengakuan Anda.
- Namun, bukan berarti Anda harus berpasrah saat diperlakukan dengan buruk! Dengan kata lain, tetaplah membela diri demi mengutamakan kebahagiaan Anda.
-
Jaga diri baik-baik. Kemungkinan besar, tubuh dan pikiran Anda akan kelelahan setelah melakukan percakapan yang intens dengan orang tua. Dalam situasi tersebut, luangkan waktu lebih banyak untuk merawat diri, baik secara fisik maupun emosional. Misalnya, Anda bisa menyantap makanan favorit atau melakukan aktivitas yang menenangkan. Jika ingin, Anda bahkan bisa mengajak para sahabat untuk berjalan-jalan santai bersama. [4] X Teliti sumber
- Jangan lupa melakukan hal-hal yang membuat Anda bahagia. Kapan pun memungkinkan, luangkan waktu untuk mendengarkan musik favorit, menonton acara televisi yang lucu, dan/atau membaca buku yang menarik.
Iklan
Tips
- Tunjukkan kepercayaan diri Anda.
- Angkat topik tersebut dengan tenang.
- Akui orientasi biseksual hanya jika Anda sudah benar-benar yakin.
- Tetaplah positif meski semua orang mencemooh Anda.
- Berbanggalah kepada diri Anda sendiri.
- Jangan terburu-buru menceritakan orientasi seksual Anda kepada semua orang.
- Bersiaplah menerima reaksi yang positif pun negatif.
- Takut mengakuinya secara langsung? Cobalah menuliskan pengakuan Anda di atas secarik kertas, lalu letakkan kertas itu di tempat yang mudah dijangkau oleh orang tua. Jika ingin, tinggalkan rumah sejenak selagi menunggu surat itu dibaca oleh orang tua Anda.