PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Rasio hutang terhadap modal adalah perhitungan yang digunakan untuk mengukur struktur modal dalam bisnis. Secara sederhana, ini adalah cara mengkaji bagaimana sebuah perusahaan menggunakan berbagai sumber dana berbeda untuk mendanai biaya operasional. [1] Rasio mengukur proporsi aset yang didanai oleh hutang terhadap aset yang didanai oleh ekuitas atau modal. Rasio hutang terhadap modal juga disebut sebagai rasio risiko atau rasio solvabilitas, sebagai cara cepat menentukan solvabilitas keuangan yang digunakan oleh perusahaan. Dengan kata lain, perhitungan ini memberi bayangan seberapa banyak sebuah perusahaan menggunakan hutang untuk mendanai kegiatan operasional. [2] Perhitungan ini juga membantu memahami eksposur perusahaan terhadap peningkatan bunga atau insolvensi (tingkat kepailitan).

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Melakukan Analisa dan Perhitungan Dasar

PDF download Unduh PDF
  1. Temukan informasi yang dibutuhkan untuk membuat perhitungan ini di neraca keuangan perusahaan. Sebelumnya, Anda harus memutuskan akun neraca keuangan mana yang akan disertakan dalam perhitungan hutang.
    • Ekuitas atau modal mengacu pada dana yang diatributkan oleh pemegang saham (stockholder), plus pendapatan perusahaan. [3] Laporan neraca keuangan perusahaan harus menyertakan angka yang ditandai sebagai modal total.
    • Saat menentukan nilai hutang, sertakan hutang bunga, hutang jangka panjang seperti wesel bayar dan obligasi. Pastikan pula untuk menyertakan jumlah hutang lancar jangka panjang. Ini dapat ditemui di bagian hutang lancar dari laporan neraca keuangan. [4]
    • Para analis kerap mengecualikan hutang-hutang lancar seperti wesel bayar dan hutang akrual. [5] Item-item ini hanya memberi sedikit informasi tentang tingkat solvabilitas sebuah perusahaan. Ini karena mereka tidak mencerminkan komitmen-komitmen jangka panjang, selain operasional harian dalam berbisnis. [6]
  2. Kadang perusahaan tidak menyertakan pengeluaran dalam laporan neraca mereka, agar rasio modal-hutang mereka tampak lebih baik. [7]
    • Anda harus menyertakan sejumlah liabilitas di luar laporan neraca saat menghitung hutang. Biaya sewa operasi dan pensiun tak terbayar merupakan dua item liabilitas di luar laporan neraca yang paling umum. Biaya-biaya ini seringkali jumlahnya cukup besar untuk disertakan dalam perhitungan rasio hutang-modal. [8]
    • Hutang lain yang harus diperhatikan dapat bersumber dari usaha gabungan (joint ventures) atau kemitraan berbasis riset dan pengembangan. Pindai seluruh catatan yang ada dalam laporan keuangan dan cari kewajiban-kewajiban yang tercatat di luar laporan neraca. Sertakan semua yang bernilai di atas 10% dari total hutang bunga.
  3. Temukan nilai rasio ini dengan membagi antara total hutang dengan modal. [9] Mulailah dengan bagian yang telah diidentifikasi dalam Tahap 1 dan masukkan ke rumus berikut ini: Rasio Hutang terhadap Modal = Total Hutang ÷ Total Modal. Hasilnya adalah rasio hutang terhadap modal.
    • Sebagai contoh, misalnya sebuah perusahaan memiliki hutang bunga jangka panjang senilai Rp4.026.840.000,-. Perusahaan tersebut juga memiliki total modal sebesar Rp13.422.800.000,-. Dengan demikian, perusahaan memiliki rasio hutang terhadap modal sebesar 0,3 (4.026.840.000 / 13.422.800.000), yang berarti bahwa total hutang adalah 30% dari total modal.
  4. Setelah selesai menghitungg rasio hutang terhadap modal perusahaan, Anda dapat mulai mengembangkan gagasan perihal struktur modalnya. Berikut ini beberapa hal yang harus diingat:
    • Nilai rasio sebesar 0,3 atau kurang dianggap sehat oleh banyak analis. [10] Namun beberapa tahun belakangan, banyak yang menyimpulkan bahwa solvabilitas yang terlalu kecil sama buruknya dengan solvabilitas yang kelewat besar. Solvabilitas yang terlalu kecil menyatakan bahwa pihak manajemen tidak berani mengambil risiko.
    • Nilai rasio 1,0 menyatakan bahwa perusahaan mendanai proyek-proyeknya dengan gabungan yang seimbang antara hutang dan modal. [11]
    • Nilai rasio lebih dari 2,0 menyatakan bahwa perusahaan banyak meminjam untuk mendanai kegiatan operasional. Artinya, kreditor memiliki uang dua kali lebih banyak di perusahaan dibanding pemegang modal. [12]
    • Rasio yang lebih rendah menyatakan bahwa perusahaan memiliki lebih sedikit hutang, dan ini mengurangi risiko. [13] Perusahaan dengan lebih sedikit hutang juga lebih sedikit terpapar risiko peningkatan bunga dan perubahan kondisi kredit.
    • Beberapa perusahaan akan tetap memilih pembiayaan berdasarkan hutang meski tahu risikonya juga meningkat. Pembiayaan berdasarkan hutang memungkinkan perusahaan mendapat akses modal tanpa mengotori status kepemilikan. Kadang ini juga berujung pada pendapatan yang lebih tinggi. [14] Jika sebuah perusahaan dengan hutang banyak berubah jadi menguntungkan, sejumlah kecil pemilik akan mendapat banyak uang.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Menganalisa Lebih Dalam

PDF download Unduh PDF
  1. Sebagaimana tercatat di atas, rasio hutang terhadap modal yang tinggi (di atas 2,00) itu mencemaskan. Rasio ini memerikan leverage atau solvabilitas dalam jumlah yang membahayakan. Namun di beberapa industri, rasio hutang terhadap modal yang tinggi dianggap pantas. [15]
    • Sebagai contoh, firma konstruksi menggunakan pinjaman konstruksi untuk mendanai sebagian besar proyek mereka. Meski ini mengacu ke rasio hutang terhadap modal yang tinggi, firma tersebut tidak terkena risiko pailit. Pemilik masing-masing proyek konstruksi pada dasarnya membayar untuk melayani hutang tersebut.
    • Perusahaan-perusahaan keuangan mungkin juga memiliki rasio hutang terhadap modal yang tinggi karena mereka meminjam uang dalam bunga rendah dan meminjamkan dengan bunga tinggi. Contoh lainnya adalah industri-industri bermodal intensif seperti perusahaan pabrikan atau manufacturing. Perusahaan-perusahaan ini kerap meminjam uang untuk membeli bahan mentah untuk diproses di pabrik. [16]
    • Industri-industri yang tidak menuntut modal intensif bisa memiliki rasio hutang terhadap modal yang lebih rendah. Salah satu contohnya meliputi perusahaan penyedia perangkat lunak dan firma layanan profesional.
    • Untuk menaksir apakah rasio hutang terhadap modal sebuah perusahaan berada dalam batas yang pantas, ada baiknya membandingkan dengan perusahaan lain di industri yang sama, dan/atau dengan rasio hutang terhadap modal di periode sebelumnya.
  2. Pembelian ulang saham perbendaharaan mengurangi neraca modal pemegang modal. Ini dapat mengakibatkan peningkatan besar-besaran rasio hutang terhadap modal. [17]
    • Pembelian saham perbendaharaan mengurangi modal pemegang saham dan berkonsekuensi meningkatkan rasio hutang terhadap modal. [18] Namun, dampak keseluruhan terhadap pemegang saham mungkin bermanfaat. Ini karena pemegang saham lainnya menerima porsi pendapatan bersih dan dividen yang lebih besar, tanpa peningkatan beban hutang. [19]
    • Solvabilitas keuangan ditingkatkan oleh pembelian saham perbendaharaan. Di saat yang sama, solvabilitas operasional (rasio biaya-biaya variabel dan tetap) tidak berubah. Dengan kata lain, biaya produksi, harga dan margin keuntungan tidak terpengaruh.
  3. Ketika sebuah perusahaan memiliki rasio hutang terhadap modal yang tinggi, banyak analis keuangan beralih ke rasio cakupan pembayaran hutang. Ini menambah informasi lebih jauh tentang kemampuan perusahaan membayar hutang-hutangnya. [20]
    • Rasio cakupan pembayaran hutang membagi pendapatan operasional perusahaan dengan kemampuan pembayaran hutang. Makin besar hasilnya, makin besar kemampuan perusahaan untuk memiliki cukup pendapatan dan membayar hutang. [21]
    • Nilai rasio 1,5 atau lebih merupakan batas minimum kebayakan industri. [22] Rasio cakupan pembayaran hutang yang rendah, dikombinasikan dengan rasio hutang terhadap modal yang tinggi, harus diperhitungkan oleh setiap investor.
    • Pendapatan operasional yang tinggi memungkinkan perusahaan yang tenggelam oleh hutang untuk membayar hutang-hutangnya.
    Iklan

Tips

  • Saat menggunakan rasio hutang terhadap modal yang terdaftar di website keuangan, ada baiknya memastikan, bentuk hutang seperti apa yang disertakan. Website seperti ini kerap mengecualikan pengeluaran-pengeluaran di luar laporan neraca. Kadang ini juga meliputi hutang-hutang jangka pendek yang tidak begitu penting.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 30.106 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan