Unduh PDF
Unduh PDF
Gangguan stres akut ( Acute Stress Disorder [ASD]) adalah gangguan mental yang muncul satu bulan setelah kejadian traumatis. Jika tidak diatasi, gangguan stres akut bisa berubah menjadi gangguan stres pascatrauma ( Post-Traumatic Stress Disorder [PTSD]), yaitu masalah kesehatan mental yang berlangsung lama. Kabar baiknya, gangguan stres akut bisa disembuhkan, walaupun membutuhkan banyak usaha dan intervensi dari ahli kesehatan mental. Penderita gangguan stres akut bisa menjalani kehidupan yang normal setelah mendapatkan penanganan yang tepat.
Langkah
-
Mulailah dengan memastikan apakah Anda atau orang yang ingin Anda bantu pernah mengalami trauma berat dalam satu bulan terakhir. Seseorang didiagnosis mengalami gangguan stres akut jika ia pernah mengalami kejadian yang memicu masalah emosional yang berat sebelum muncul gejala stres. Trauma bisa terjadi karena kehilangan seseorang yang meninggal dunia, merasa takut mati, atau mengalami tindak kekerasan fisik dan emosional. [1] X Teliti sumber Anda bisa menentukan ada tidaknya gangguan stres akut setelah mengetahui apakah Anda pernah mengalami trauma. Seseorang bisa mengalami trauma karena peristiwa traumatis berikut: [2] X Teliti sumber [3] X Teliti sumber
- Penyerangan, pemerkosaan, atau melihat penembakan massal.
- Menjadi korban kriminalitas, misalnya perampokan.
- Kecelakaan lalu lintas.
- Cedera otak ringan.
- Kecelakaan kerja.
- Bencana alam.
-
Ketahui gejala gangguan stres akut. Merujuk buku manual tentang penyakit mental “Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5)” yang berlaku universal, pasien didiagnosis mengalami gangguan stres akut jika menunjukkan gejala tertentu dalam waktu 2 hari sampai 4 minggu setelah mengalami trauma. [4] X Teliti sumber
-
Amati munculnya gejala disosiasi. Disosiasi membuat seseorang terlihat menarik diri dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku tersebut merupakan mekanisme yang digunakan oleh penderita trauma berat saat menghadapi masalah. Disosiasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Seseorang akan didiagnosis mengalami gangguan stres akut jika menunjukkan tiga atau lebih gejala berikut: [5] X Teliti sumber
- Kehilangan emosi, menarik diri, tidak mampu memberikan respons emosional.
- Menurunnya kesadaran akan keadaan sekitar.
- Menolak kenyataan hidup atau merasa kehidupannya tidak nyata.
- Depersonalisasi (kehilangan rasa memiliki identitas pribadi). Hal ini membuat seseorang menganggap apa yang ia rasakan atau alami tidak pernah terjadi. Korban trauma bisa meyakinkan diri sendiri bahwa ia tidak pernah mengalami kejadian traumatis.
- Amnesia disosiatif. Penderita trauma akan memblokir ingatan atau melupakan pengalaman dan hal-hal yang terkait dengan kejadian traumatis.
-
Perhatikan apakah ingatan tentang kejadian traumatis sering muncul. Penderita gangguan stres akut sering merasakan lagi pengalaman traumatis dengan berbagai cara. Seseorang yang sedang berusaha mengatasi trauma bisa didiagnosis menderita gangguan stres akut jika mengalami beberapa gejala berikut: [6] X Teliti sumber
- Sering membayangkan atau memikirkan kejadian traumatis yang ia alami.
- Bermimpi, bermimpi buruk, atau seperti mengalami teror di malam hari karena teringat kejadian traumatis.
- Mengingat lagi kejadian yang pernah dialami secara mendetail. Ingatan tersebut bisa muncul hanya sesaat atau sangat mendetail seolah-olah kejadian traumatis sedang terulang lagi.
-
Amati adanya kecenderungan menghindar. Penderita gangguan stres akut biasanya merasa tertekan saat terekspos pada hal-hal yang mengingatkan kejadian traumatis sehingga ia akan menghindari situasi atau tempat yang memunculkan lagi memori tersebut. Kecenderungan menghindari situasi atau tempat yang ada hubungannya dengan trauma merupakan salah satu indikasi adanya gangguan stres akut. [7] X Teliti sumber
- Ingatan traumatis biasanya membuat korban trauma semakin cemas, gelisah, atau waspada berlebihan.
-
Amati apakah gejala yang dijelaskan di atas sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kriteria lain untuk mendiagnosis adanya gangguan stres akut adalah dengan mengenali apakah seseorang kesulitan menjalani kesehariannya karena mengalami gejala-gejala tersebut di atas. Lakukan evaluasi untuk menentukan apakah Anda mengalami merasa kesulitan saat melakukan rutinitas harian. [8] X Teliti sumber
- Amati apakah pekerjaan Anda terpengaruh. Apakah Anda mampu melakukan tugas sambil berkonsentrasi dan menyelesaikannya dengan baik atau Anda tidak bisa berkonsentrasi? Apakah Anda terus mengingat pengalaman traumatis selama bekerja sehingga kesulitan menyelesaikan tugas?
- Amati bagaimana kehidupan sosial Anda akhir-akhir ini. Apakah Anda merasa cemas saat memikirkan ingin keluar rumah? Apakah Anda sama sekali tidak mau bersosialisasi? Apakah Anda berusaha menghindari hal-hal yang memicu ingatan traumatis sehingga Anda memutuskan hubungan tertentu?
-
Carilah bantuan profesional. Seseorang yang memenuhi kriteria gangguan stres akut harus ditangani secara profesional. Gangguan ini bisa disembuhkan, tetapi Anda harus segera bertindak. Ahli kesehatan mampu melakukan evaluasi dan memberikan terapi yang tepat. [9] X Teliti sumber
- Cara memulainya tergantung pada kondisi Anda saat ini. Jika Anda atau orang yang ingin Anda tolong sedang dalam kondisi darurat, ingin melakukan pembunuhan atau bunuh diri, atau melakukan tindak kekerasan, segera hubungi layanan darurat 119 atau Halo Kemkes (kode lokal)500567. Jika krisis sudah bisa ditangani, Anda bisa mencari bantuan dengan mengikuti terapi psikologis.
- Jika muncul keinginan bunuh diri, segera hubungi 119 yang menyediakan pelayanan darurat di beberapa kota besar di seluruh Indonesia.
- Jika Anda atau orang yang ingin Anda tolong tidak dalam kondisi darurat, buatlah janji untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental.
Iklan
-
Ikuti terapi perilaku dari aspek kognitif ( cognitive behavioral therapy [CBT]). Saat ini, CBT dianggap paling efektif untuk mengatasi gangguan stres akut. CBT yang dilakukan sedini mungkin bisa mencegah berlanjutnya gangguan stres akut sehingga tidak berubah menjadi gangguan stres pascatrauma yang menimbulkan efek jangka panjang. [10] X Teliti sumber
- CBT untuk mengatasi gangguan stres akut mampu mengubah cara pandang pasien terhadap risiko yang ada hubungannya dengan trauma. Selain itu, CBT membantu pasien mengatasi trauma dengan melakukan desensitisasi pemicu stres yang terbentuk setelah pasien mengalami trauma. [11] X Teliti sumber
- Terapis akan mengajari Anda cara merespons pengalaman traumatis dari aspek fisik, emosi, dan psikologis sehingga Anda lebih mampu mengenali pemicu dan respons yang Anda berikan. Selain itu, terapis juga akan menjelaskan bagaimana dan mengapa Anda membutuhkan desensitisasi melalui terapi ini. [12] X Teliti sumber
- Terapis juga akan melatih Anda melakukan teknik relaksasi yang akan diterapkan selama mengikuti dan setelah terapi untuk mengatasi trauma. Anda akan diminta bercerita atau berimajinasi untuk mengungkapkan lagi kejadian yang pernah Anda alami secara verbal. [13] X Teliti sumber .
- Selain itu, terapis menggunakan CBT untuk membantu mengubah cara Anda melihat pengalaman traumatis dan mengatasi rasa bersalah jika diperlukan. [14] X Teliti sumber Contohnya, korban kecelakaan mobil yang menewaskan penumpang lainnya menderita gangguan stres akut. Akibatnya, ia selalu merasa takut mati jika harus naik mobil. Terapis akan membantu pasien mengubah pola pikir agar ia mampu melihat kecelakaan mobil tersebut dengan cara pandang yang berbeda. Jika pasien berusia 25 tahun, terapis bisa mengatakan bahwa pasien sudah naik mobil selama 25 tahun dan tetap hidup sampai sekarang. Dukungan fakta akan membantu pemulihan pasien.
-
Dapatkan nasihat psikologis secepatnya setelah mengalami trauma. Wawancara psikologis merupakan intervensi kesehatan mental yang harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi trauma, sebaiknya sebelum timbul gangguan stres akut. Pasien akan mengikuti sesi terapi secara intensif untuk membahas seluruh pengalaman traumatis secara profesional. [15] X Teliti sumber Terapi tersebut harus dilakukan secepatnya agar memberikan hasil terbaik.
- Ketahui bahwa hasil wawancara psikologis dianggap tidak konsisten. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wawancara psikologis tidak memberikan manfaat jangka panjang bagi korban trauma. [16] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber Namun, konselor bisa memberikan terapi lain jika wawancara psikologis tidak efektif. Jangan menyerah dan berusahalah mendapatkan bantuan psikologis.
-
Bergabunglah dalam grup untuk mengendalikan kecemasan. Selain mengikuti sesi konsultasi privat, mendapatkan terapi dengan bergabung dalam grup juga bermanfaat bagi penderita gangguan stres akut. Sesi pertemuan grup biasanya dipimpin oleh ahli kesehatan mental yang akan mengarahkan percakapan dan memastikan setiap anggota mendapatkan pengalaman yang positif. Grup pendukung juga mencegah timbulnya rasa kesepian dan terpisah sebab Anda akan berada di antara orang-orang yang sama-sama mengalami trauma. [17] X Teliti sumber
- Sama seperti wawancara psikologis, efektivitas terapi dalam grup untuk mengatasi gangguan stres akut masih diragukan, meskipun partisipan merasakan kebersamaan saat mengikuti sesi dalam grup.
-
Ikuti terapi eksposur. Gangguan stres akut biasanya membuat penderita merasa takut pada tempat atau situasi yang memunculkan ingatan traumatis. Hal ini bisa menimbulkan masalah besar dalam menjalani keseharian sebab ia akan berhenti bersosialisasi atau tidak mau pergi bekerja untuk menghindari munculnya ingatan traumatis. Jika tidak ditangani, rasa takut bisa berkembang menjadi gangguan stres pascatrauma. [18] X Teliti sumber
- Dengan mengikuti terapi eksposur, pasien akan terekspos secara bertahap pada stimulan yang memicu kecemasan. Dengan mengikuti terapi eksposur, pasien diharapkan mengalami desensitisasi dan lambat laun ia mampu menghadapi pemicu stres dalam kehidupan sehari-hari tanpa merasa takut lagi.
- Terapi eskposur biasanya dimulai dengan berlatih melakukan visualisasi. Terapis akan meminta pasien membayangkan hal-hal yang memicu stres sedetail mungkin. Eksposur akan ditingkatkan secara bertahap di bawah pengawasan terapis sampai pasien mampu menghadapi pemicu stres dengan skenario kehidupan sehari-hari.
- Contohnya, pasien pernah menjadi saksi mata peristiwa penembakan di perpustakaan sehingga ia tidak mau masuk perpustakaan lagi. Terapis akan memulai terapi dengan meminta pasien membayangkan ia sedang berada di perpustakaan dan menceritakan apa yang ia rasakan. Setelah itu, terapis akan mendekorasi ruangan seperti sebuah perpustakaan agar pasien merasa sedang berada di perpustakaan, tetapi ia tahu bahwa situasinya aman. Terakhir, terapis akan menemani pasien pergi ke perpustakaan.
Iklan
-
Berkonsultasilah dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun. Sama seperti obat lain yang harus diresepkan, obat untuk mengatasi gangguan stres akut berisiko menimbulkan ketergantungan. Saat ini, banyak obat stres yang dijual secara ilegal di pinggir jalan. [19] X Teliti sumber Jangan mengonsumsi obat yang tidak diresepkan oleh dokter. Jika dosisnya salah, obat bisa memperparah gejala stres, bahkan membawa kematian.
-
Mintalah saran dokter apakah Anda perlu mengonsumsi obat untuk memicu hormon serotonin ( selective serotonin reuptake inhibitors [SSRI]). SSRI dianggap obat yang paling tepat untuk menyembuhkan gangguan stres akut. [20] X Teliti sumber SSRI berfungsi mengubah kadar hormon serotonin di dalam otak yang mampu memperbaiki suasana hati dan mengurangi kecemasan. [21] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber Obat dalam kelompok SSRI paling banyak digunakan untuk mengatasi gangguan mental.
- Obat yang termasuk dalam kelompok SSRI, misalnya: sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa), dan escitalopram (Lexapro).
-
Mintalah nasihat dokter sebelum mengonsumsi antidepresan trisiklik. Amitriptyline dan imipramine terbukti mampu menyembuhkan gangguan stres akut secara efektif. [22] X Teliti sumber . Antidepresan trisiklik akan meningkatkan hormon norepinefrin dan serotonin di dalam otak. [23] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber .
-
Mintalah nasihat dokter sebelum mengonsumsi benzodiazepine . Obat dalam kelompok benzodiazepine biasanya diresepkan sebagai obat pereda kecemasan yang sangat membantu pemulihan gangguan stres akut. Selain itu, obat tersebut berfungsi sebagai obat tidur karena mampu mengatasi insomnia yang sering muncul karena gangguan stres akut. [24] X Teliti sumber
- Obat-obat dalam kelompok benzodiazepine , misalnya: clonazepam (Klonopin), diazepam (Valium), dan lorazepam (Ativan).
Iklan
-
Redakan stres dengan melakukan relaksasi. Relaksasi adalah cara yang sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan mental secara menyeluruh dengan meringankan gejala stres dan mencegah timbulnya gangguan stres akut. Relaksasi juga membantu mengatasi efek sekunder gangguan mental, misalnya: insomnia, kelelahan, dan hipertensi.
- Saat mengikuti terapi untuk mengatasi stres, terapis biasanya mengajarkan beberapa teknik relaksasi sebagai salah satu aspek dalam terapi perilaku dari aspek kognitif ( cognitive behavioral therapy [CBT]). [25] X Teliti sumber
-
Lakukan latihan bernapas dalam-dalam . Salah satu cara efektif yang banyak digunakan untuk meringankan stres adalah dengan bernapas dalam-dalam. Dengan teknik yang tepat, Anda mampu meredakan stres dan mencegah timbulnya masalah di kemudian hari. [26] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
- Tariklah napas dengan bantuan otot perut, bukan otot dada sehingga asupan oksigen ke dalam tubuh lebih banyak dan memberikan rasa rileks. Selama berlatih, letakkan telapak tangan di perut untuk memastikan naik turunnya otot perut seiring napas. Anda belum menarik napas cukup dalam jika otot perut tidak bergerak.
- Anda boleh berlatih sambil duduk dengan punggung tegak atau berbaring.
- Tariklah napas melalui hidung lalu buanglah napas melalui mulut. Hiruplah udara sebanyak mungkin sesuai kemampuan lalu embuskan napas untuk mengosongkan paru-paru.
-
Lakukan meditasi . Sama seperti bernapas dalam-dalam, meditasi membantu membebaskan tubuh dari stres dan memberikan rasa rileks. Meditasi teratur akan meredakan stres dan kecemasan sehingga memperbaiki kesehatan mental dan fisik. [27] X Teliti sumber
- Selama bermeditasi, seseorang akan mengalami ketenangan, memusatkan pikiran pada suara tertentu, dan mengalihkan pikiran dari semua masalah dan kesibukan sehari-hari.
- Carilah tempat yang tenang, duduklah dengan nyaman, jernihkan pikiran, dan berfokuslah membayangkan sebuah lilin atau mengucapkan kata “rileks” dalam hati. Lakukan meditasi 15-30 menit setiap hari.
-
Ciptakan jejaring pendukung untuk diri sendiri. Orang-orang yang mendapatkan dukungan dari jejaring suportif cenderung lebih kuat secara mental dan mencegah kambuhnya gangguan stres. Selain mendapatkan dukungan dari anggota keluarga dan teman-teman, Anda bisa mencari grup pendukung untuk meminta bantuan dan merasakan kebersamaan. [28] X Sumber Tepercaya National Alliance on Mental Illness Kunjungi sumber
- Ceritakan masalah Anda kepada orang terdekat. Jangan memendam perasaan. Untuk membangun jejaring pendukung, ceritakan apa yang Anda rasakan kepada anggota keluarga dan teman-teman. Mereka tidak bisa membantu jika tidak tahu apa yang Anda alami.
- Carilah grup pendukung di lokasi terdekat atau melalui internet. Sebaiknya Anda bergabung dalam grup yang khusus mengatasi masalah Anda.
-
Tulislah jurnal . Penelitian membuktikan bahwa menulis jurnal adalah salah satu cara meredakan stres dan kecemasan. Cara ini membantu Anda mengungkapkan semua yang Anda rasakan dan program terapi biasanya meminta Anda menulis jurnal. Mulailah menulis jurnal beberapa menit setiap hari untuk meningkatkan kesehatan mental. [29] X Sumber Tepercaya University of Rochester Medical Center Kunjungi sumber
- Selama menulis, berusahalah merefleksikan apa yang membebani Anda. Pertama, tulislah apa sebabnya Anda mengalami stres lalu tulis juga cara meresponsnya. Apa yang Anda rasakan atau pikirkan saat mulai mengalami stres? [30] X Teliti sumber
- Lakukan analisis interpretasi yang Anda berikan atas apa yang terjadi. Tentukan apakah Anda memiliki pola pikir negatif. Setelah itu, buatlah interpretasi yang objektif sehingga lebih positif dan jangan membesar-besarkan masalah.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.dsm5.org/Research/Documents/ASD%20review%20by%20Bryant%20Published.pdf
- ↑ http://psychcentral.com/disorders/acute-stress-disorder-symptoms/
- ↑ http://emedicine.medscape.com/article/2192581-overview#a6
- ↑ http://www.dsm5.org/Research/Documents/ASD%20review%20by%20Bryant%20Published.pdf
- ↑ http://www.dsm5.org/Research/Documents/ASD%20review%20by%20Bryant%20Published.pdf
- ↑ http://www.dsm5.org/Research/Documents/ASD%20review%20by%20Bryant%20Published.pdf
- ↑ http://www.dsm5.org/Research/Documents/ASD%20review%20by%20Bryant%20Published.pdf
- ↑ http://psychcentral.com/disorders/acute-stress-disorder-symptoms/
- ↑ http://www.ptsd.va.gov/public/where-to-get-help.asp
- ↑ http://www.ptsd.va.gov/professional/treatment/early/acute-stress-disorder.asp
- ↑ http://psychiatryonline.org/pb/assets/raw/sitewide/practice_guidelines/guidelines/acutestressdisorderptsd.pdf
- ↑ http://psychiatryonline.org/pb/assets/raw/sitewide/practice_guidelines/guidelines/acutestressdisorderptsd.pdf
- ↑ http://psychiatryonline.org/pb/assets/raw/sitewide/practice_guidelines/guidelines/acutestressdisorderptsd.pdf
- ↑ http://psychiatryonline.org/pb/assets/raw/sitewide/practice_guidelines/guidelines/acutestressdisorderptsd.pdf
- ↑ http://www.ptsd.va.gov/professional/treatment/early/acute-stress-disorder.asp
- ↑ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12076399
- ↑ https://www.psychologytoday.com/conditions/acute-stress-disorder
- ↑ http://www.ptsd.va.gov/public/treatment/therapy-med/prolonged-exposure-therapy.asp
- ↑ http://www.streetdrugs.org/html%20files/Benzodiazepines.html
- ↑ http://psychiatryonline.org/pb/assets/raw/sitewide/practice_guidelines/guidelines/acutestressdisorderptsd.pdf
- ↑ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/in-depth/ssris/art-20044825
- ↑ http://psychiatryonline.org/pb/assets/raw/sitewide/practice_guidelines/guidelines/acutestressdisorderptsd.pdf
- ↑ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/in-depth/antidepressants/art-20046983
- ↑ http://psychiatryonline.org/pb/assets/raw/sitewide/practice_guidelines/guidelines/acutestressdisorderptsd.pdf
- ↑ http://psychiatryonline.org/pb/assets/raw/sitewide/practice_guidelines/guidelines/acutestressdisorderptsd.pdf
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/stress/relaxation-techniques-for-stress-relief.htm
- ↑ https://www.psychologytoday.com/basics/meditation
- ↑ https://www.nami.org/Learn-More/Fact-Sheet-Library
- ↑ https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=1&ContentID=4552
- ↑ http://socialwork.buffalo.edu/content/dam/socialwork/home/self-care-kit/exercises/stress-journaling.pdf
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 6.835 kali.
Iklan