PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Halusinasi merupakan kondisi yang mengkhawatirkan bagi siapa pun yang terlibat, baik penderita maupun orang yang menyaksikan. Beberapa kasus halusinasi ringan dapat disembuhkan sendiri di rumah. Namun, kasus yang parah atau kronis selalu membutuhkan penanganan medis profesional.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menyembuhkan Diri Sendiri

PDF download Unduh PDF
  1. Halusinasi dapat memengaruhi semua pancaindera: indera untuk melihat, mendengar, merasa, mencium, ataupun meraba. Halusinasi dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, tampak sangat nyata, dan terjadi pada orang sadar.
    • Sebagian besar kasus halusinasi menyebabkan penderita mengalami disorientasi dan ketakutan meskipun beberapa halusinasi juga dapat tampak menyenangkan dan menggembirakan.
    • Mendengar suara yang tidak nyata merupakan halusinasi indra pendengar. Melihat cahaya, orang, atau benda yang sebenarnya tidak ada merupakan halusinasi indra penglihatan yang umum terjadi. Sensasi "serangga" atau makhluk lain merayap di kulit merupakan halusinasi umum indra peraba.
  2. Demam tinggi dapat menyebabkan halusinasi semua tingkat, khususnya pada anak-anak dan lansia. Bahkan meskipun Anda bukan anak-anak ataupun lansia, demam tetap dapat menyebabkan halusinasi. Jadi, ukurlah suhu tubuh.
    • Halusinasi dapat terjadi saat mengalami demam bersuhu lebih dari 38 derajat Celsius. Namun, halusinasi lebih umum terjadi saat demam lebih dari 40 derajat Celsius. Baik disertai halusinasi ataupun tidak, demam yang lebih dari 40 derajat Celsius harus segera mendapatkan penanganan medis profesional.
    • Jika mengalami demam yang dapat disembuhkan sendiri di rumah, konsumsilah obat pereda demam, seperti ibuprofen atau parasetamol. Minumlah cairan banyak-banyak dan ukur suhu tubuh secara rutin. [1]
  3. Halusinasi ringan sampai sedang dapat disebabkan oleh kondisi kurang tidur yang parah. Halusinasi parah biasanya disebabkan oleh hal lain, tetapi dapat juga terjadi akibat kurang tidur.
    • Rata-rata orang dewasa perlu tidur selama 7-9 jam setiap malam. Jika sedang sangat kurang tidur, Anda kemungkinan perlu tidur beberapa jam lebih lama daripada durasi tersebut untuk sementara waktu sampai tubuh kembali pulih.
    • Tidur di siang hari dapat merusak kebiasaan tidur rutin serta memicu insomnia dan halusinasi. Jika tidak memiliki jam tidur yang rutin, usahakan untuk menciptakan pola tidur normal.
  4. Kecemasan dapat memicu halusinasi ringan sampai sedang serta memperparah halusinasi parah yang disebabkan oleh hal lain. Oleh karena itu, mempelajari cara meredakan stres mental dan fisik dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan halusinasi. [2]
    • Kurangi stres fisik dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi serta beristirahat dengan baik. Melakukan olahraga ringan sampai sedang secara rutin juga dapat meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan serta meredakan berbagai gejala fisik akibat stres, termasuk halusinasi ringan.
  5. Jika tidak dapat membedakan antara kenyataan dan halusinasi, segera hubungi unit gawat darurat.
    • Berkonsultasilah dengan dokter jika sering mengalami halusinasi ringan karena gangguan tersebut kemungkinan disebabkan oleh suatu penyakit, khususnya jika pengobatan rumahan juga tidak mempan.
    • Jika halusinasi disertai gejala-gejala parah, misalnya bibir dan kuku berubah warna, nyeri dada, keringat dingin, bingung, kehilangan kesadaran, demam tinggi, muntah, detak jantung tidak teratur, sesak napas, cedera, kejang, nyeri perut parah, atau perilaku tidak wajar, segera hubungi unit gawat darurat.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menolong Orang Lain

PDF download Unduh PDF
  1. Penderita halusinasi kemungkinan tidak membicarakan secara terbuka halusinasi yang terjadi. Jika demikian, Anda harus mengetahui cara mengenali tanda-tanda halusinasi yang tidak begitu jelas. [3]
    • Penderita halusinasi indra pendengar kemungkinan tampak tidak menyadari situasi sekitar serta lebih banyak berbicara kepada diri sendiri. Orang tersebut kemungkinan mengisolasi diri atau terus-menerus mendengarkan lagu guna meredam suara-suara halusinasi.
    • Orang yang terpaku memandang sesuatu yang tidak dapat Anda lihat kemungkinan sedang mengalami halusinasi indra penglihatan.
    • Menggaruk atau menepis sesuatu yang tidak tampak kemungkinan merupakan tanda halusinasi indra peraba. Menjepit hidung mengindikasikan halusinasi indra pencium. Meludahkan makanan dapat merupakan indikasi halusinasi indra perasa.
  2. Saat menolong seseorang yang sedang mengalami halusinasi, penting untuk tetap tenang sepanjang waktu.
    • Halusinasi dapat menyebabkan kecemasan parah. Jadi, pasien kemungkinan sudah panik. Stres dan panik tambahan yang tidak perlu hanya akan memperparah situasi.
    • Jika seseorang yang Anda kenal sering mengalami halusinasi, diskusikan apa yang terjadi saat orang tersebut sedang tidak berhalusinasi. Tanyakan halusinasi apa yang paling sering terjadi dan bagaimana Anda dapat membantu.
  3. Jelaskan dengan tenang kepada orang yang berhalusinasi bahwa Anda tidak dapat melihat, mendengar, mencium, merasakan, ataupun menyentuh hal-hal yang digambarkan oleh orang tersebut.
    • Jelaskan dengan sikap gamblang dan tidak mencela agar tidak semakin memperparah kondisi pasien.
    • Jika pasien mengalami halusinasi ringan sampai sedang atau sudah pernah mengalami halusinasi, Anda mungkin dapat mengatakan kepada pasien bahwa sensasi yang dia rasakan tidak nyata.
    • Namun, pasien yang baru pertama kali berhalusinasi atau menderita halusinasi parah kemungkinan tidak dapat memahami bahwa sensasi yang dialami hanya halusinasi. Akibatnya, pasien dapat menjadi marah jika Anda tidak memercayainya.
  4. Tergantung pada situasi kejadian, mengalihkan perhatian pasien dengan mengganti topik percakapan atau pindah ke tempat lain mungkin dapat membantu.
    • Cara ini efektif, khususnya untuk mengatasi halusinasi ringan sampai sedang. Namun, orang yang mengalami halusinasi parah kemungkinan tidak dapat diyakinkan.
  5. Jika seseorang yang Anda kenal sering mengalami halusinasi, doronglah dia berkonsultasi dengan dokter atau psikolog.
    • Diskusikan dengan pasien saat sedang tidak berhalusinasi. Bicarakan tentang tingkat keparahan halusinasi dan semua yang Anda ketahui mengenai kemungkinan penyebab dan pengobatan. Namun, berdiskusilah dengan sikap mendukung dan mengasihi; jangan pernah menghakimi.
  6. Jika bertambah parah, halusinasi dapat mengancam keselamatan pasien maupun orang-orang di sekitar.
    • Jika keselamatan pasien ataupun orang-orang di sekitar mulai terancam, segera hubungi unit gawat darurat.
    • Jika halusinasi sangat parah hingga pasien tidak dapat membedakan antara kenyataan dan fiksi atau disertai gejala fisik parah, segera hubungi unit gawat darurat.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menggunakan Pengobatan Medis

PDF download Unduh PDF
  1. Halusinasi biasanya merupakan gejala gangguan jiwa tertentu. Namun, beberapa gangguan fisiologis juga dapat menyebabkan halusinasi. Satu-satunya cara menghilangkan halusinasi untuk jangka panjang adalah dengan mengobati penyebab utamanya. [4]
    • Gangguan jiwa yang dapat menyebabkan halusinasi antara lain skizofrenia, skizoid atau gangguan kepribadian skizotipal , depresi psikotik, gangguan stres pascatrauma, dan gangguan bipolar.
    • Gangguan fisiologis yang berdampak pada sistem saraf pusat, seperti tumor otak, delirium, demensia, epilepsi, stroke, dan penyakit Parkinson, dapat menyebabkan halusinasi.
    • Infeksi tertentu, misalnya infeksi kandung kemih atau dada, dapat memicu halusinasi. Migrain juga dapat menyebabkan halusinasi pada beberapa orang.
    • Alkohol atau narkoba juga dapat menyebabkan halusinasi, khususnya jika dikonsumsi terlalu banyak atau saat mengalami sindrom putus obat ( withdrawal syndrome ).
  2. Obat antipsikotik, atau disebut juga obat neuroleptik , dapat menyembuhkan halusinasi pada sebagian besar kasus. Obat ini dapat diresepkan untuk mengatasi halusinasi akibat gangguan psikologis ataupun fisiologis, khususnya saat pengobatan lain tidak tersedia atau tidak memadai. [5]
    • Clozapine merupakan obat neuroleptik atipikal yang biasa dikonsumsi dalam dosis 6-50 mg per hari, tergantung pada tingkat keparahan halusinasi. Peningkatan dosis harus dilakukan secara bertahap agar kelelahan tidak terjadi. Tes sel darah putih harus dilakukan secara rutin selama mengonsumsi clozapine karena obat ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih sampai ke tingkat yang membahayakan nyawa.
    • Quetiapine merupakan obat neuroleptik atipikal yang dapat digunakan untuk mengatasi halusinasi. Pada sebagian besar kasus, obat ini umumnya kurang efektif dibandingkan dengan clozapine , tetapi cukup aman digunakan untuk mengobati sebagian besar penyebab halusinasi.
    • Obat antipsikotik lain yang umum antara lain risperidone , aripiprazole , olanzapine , dan ziprasidone . Semua obat tersebut umumnya dapat digunakan oleh sebagian besar pasien, tetapi mungkin tidak aman untuk pasien penyakit Parkinson.
  3. Obat tertentu yang diresepkan untuk mengatasi penyakit lain dapat menyebabkan halusinasi pada beberapa orang. Hal ini umum terjadi, khususnya pada pasien penyakit Parkinson.
    • Bahkan meskipun Anda mencurigai obat tertentu sebagai penyebab halusinasi, jangan pernah menghentikan konsumsi obat jenis apa pun tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Menghentikan konsumsi obat secara mendadak dapat menyebabkan berbagai komplikasi lain.
    • Pada pasien penyakit Parkinson, amantadine dan obat antikolinergik yang lain biasanya merupakan obat yang pertama kali dihentikan. Jika tidak membantu, agonis dopamine dikonsumsi dalam dosis yang lebih rendah atau dihentikan sama sekali.
    • Jika mengurangi dosis atau menghentikan konsumsi berbagai obat tersebut tidak berpengaruh pada halusinasi pasien, dokter kemungkinan meresepkan obat antipsikotik. Obat antipsikotik juga diresepkan jika penurunan dosis obat menyebabkan gejala Parkinson kembali muncul atau bertambah parah.
  4. Jika Anda kecanduan alkohol atau narkoba pemicu halusinasi, ikutilah program rehabilitasi yang dapat membantu menghilangkan kecanduan Anda.
    • Kokaina, LSD, amfetamin, ganja, heroin, ketamine , PCP, dan ekstasi dapat menyebabkan halusinasi.
    • Meskipun narkoba dapat menyebabkan halusinasi, menghentikan penggunaan narkoba secara mendadak juga memicu halusinasi. Meski demikian, halusinasi akibat sindrom putus obat biasanya dapat diatasi dengan mengonsumsi obat antipsikotik.
  5. Terapi perilaku kognitif, khususnya, efektif menyembuhkan beberapa orang yang sering mengalami halusinasi, terutama yang disebabkan oleh gangguan jiwa. [6]
    • Terapi ini memeriksa serta mengawasi persepsi dan kepercayaan pasien. Dengan mengidentifikasi pemicu psikologis, psikolog dapat menyusun strategi yang memungkinkan pasien mengatasi serta mengurangi gejala.
  6. Kelompok dukungan maupun kelompok self-help mengurangi frekuensi serta tingkat keparahan halusinasi, khususnya halusinasi indra pendengar yang disebabkan oleh pemicu psikologis.
    • Kelompok dukungan menyediakan cara yang dapat membantu pasien menempatkan diri dengan kukuh di dunia nyata sehingga memungkinkan pasien membedakan antara halusinasi dan kenyataan.
    • Kelompok self-help mendorong pasien bertanggung jawab atas halusinasi yang dialami dengan cara yang memungkinkan pasien mengendalikan serta mengatasi halusinasi tersebut.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 36.921 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan