PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Pada wanita sehat, oviduk menyalurkan telur matang, yang berasal dari ovarium, ke uterus. Agar dapat hamil, setidaknya satu oviduk harus tetap terbuka. Jika mengalami penyumbatan, sperma dan telur tidak dapat bertemu di oviduk, tempat pembuahan biasa terjadi. Penyumbatan oviduk dialami oleh 40% wanita infertil. Oleh karena itu, penyumbatan oviduk harus dideteksi dan diatasi dengan efektif.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengatasi Penyumbatan Oviduk

PDF download Unduh PDF
  1. Jika penyumbatan hanya terjadi pada satu oviduk dan tidak ada gangguan kesehatan yang lain, dokter kemungkinan menganjurkan obat fertilitas, [1] misalnya "Clomid", "Serophene", "Femera", "Follistim", "Gonal-F", "Bravelle", "Fertinex", "Ovidrel", "Novarel", "Antagon", "Lupron", "Pergonal", dll. [2] Obat fertilitas memicu kelenjar pituitari melepaskan hormon perangsang folikel ( Follicle Stimulating Hormone [FSH]) dan hormon pelutein ( Luteinizing Hormone [LH]) sehingga meningkatkan kemungkinan ovulasi dan kehamilan (melalui oviduk yang tidak tersumbat).
    • Metode ini tidak dapat digunakan jika penyumbatan terjadi pada kedua oviduk. Penyumbatan pada kedua oviduk perlu diatasi dengan metode yang lebih agresif.
    • Risiko umum mengonsumsi obat fertilitas antara lain kehamilan ganda dan sindrom hiperstimulasi ovarium ( Ovarian Hyperstimulation Syndrome [OHSS]). [3] OHSS terjadi akibat ovarium terisi cairan terlalu banyak.
  2. Jika, menurut dokter, kondisi Anda perlu diatasi dengan operasi bedah, operasi laparascopy kemungkinan dianjurkan untuk menghilangkan jaringan parut serta penyumbatan di oviduk. Namun, operasi laparascopy tidak selalu berhasil, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan penyumbatan oviduk serta usia pasien.
    • Jika oviduk yang tersumbat relatif sehat, setelah dioperasi, ada kemungkinan hamil sebesar 20-40%.
    • Operasi laparascopy tidak terasa menyakitkan karena dilakukan dengan anestesi umum. Risiko operasi laparascopy antara lain infeksi kandung kencing serta iritasi kulit di area operasi. [4]
    • Operasi laparascopy tidak dapat digunakan untuk penyumbatan oviduk berjenis hydrosalpinx (ada penimbunan cairan di oviduk). Konsultasikan dengan dokter mengenai metode pengobatan yang lain.
    • Operasi laparascopy menyebabkan peningkatan risiko kehamilan ektopik. Jika pasien hamil setelah menjalani operasi laparascopy , dokter kemungkinan mengawasi perkembangan kehamilan dengan cermat guna mewaspadai tanda-tanda kehamilan ektopik.
  3. Pada operasi salpingectomy , dokter mengangkat sebagian oviduk. Operasi ini dilakukan untuk mengatasi penyumbatan oviduk berjenis hydrosalpinx . Operasi ini biasanya dilakukan sebelum mengusahakan fertilisasi in vitro . [5]
  4. Jika penyumbatan terjadi di bagian oviduk yang dekat dengan uterus, dokter kemungkinan menganjurkan prosedur kanulasi oviduk selektif. Pada prosedur ini, penyumbatan oviduk dihilangan dengan kanula, yang dimasukkan melalui serviks, uterus, dan sampai ke oviduk. [6]
    • Prosedur ini dapat dilakukan secara rawat jalan dan dengan atau tanpa anestesi umum karena merupakan prosedur dengan invasi minimum, tidak seperti operasi laparascopy .
    • Prosedur ini tidak dapat dilakukan jika ada kondisi lain, misalnya tuberkulosis genital, pernah menjalani operasi oviduk, serta jaringan parut atau kerusakan parah di oviduk. [7]
    • Risiko prosedur ini antara lain oviduk robek, peritonitis (infeksi jaringan sekitar organ tubuh), dan oviduk tidak lagi berfungsi. [8]
  5. Jika berbagai metode di atas tidak berhasil atau tidak dapat dilakukan untuk mengatasi penyumbatan oviduk yang Anda alami, kehamilan dapat diusahakan dengan berbagai cara lain, yang salah satunya yaitu fertilisasi in vitro (IVF). Pada prosedur IVF, telur dibuahi oleh sperma di luar tubuh pasien, lalu embrio yang terbentuk dimasukkan ke dalam uterus pasien. Metode ini tidak memerlukan oviduk sehingga penyumbatan pada oviduk tidak menghambat kehamilan yang dibuat dengan cara ini.
    • Keberhasilan prosedur IVF dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya usia dan penyebab infertilitas pasien. Prosedur IVF memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. [9]
    • Risiko IVF antara lain kehamilan ektopik, kehamilan ganda, kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan kurang, OHSS, keguguran, dan stres akibat beban emosional, mental, serta finansial. [10]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mendiagnosis Penyumbatan Oviduk

PDF download Unduh PDF
  1. Meskipun beberapa kasus penyumbatan oviduk berjenis tertentu menyebabkan nyeri perut atau peningkatan buangan vagina, sebagian besar kasus penyumbatan oviduk tidak menimbulkan gejala apa pun dan biasanya baru terdeteksi saat pasien berusaha hamil.
  2. Dalam bidang medis, seseorang disebut mengalami "infertilitas" jika tidak hamil setelah melakukan hubungan seksual secara rutin dan tanpa kontrasepsi selama setidaknya satu tahun. Jika Anda mengalami kondisi ini, berkonsultasilah dengan dokter umum atau spesialis kandungan sesegera mungkin.
    • Jika usia Anda sudah lebih dari 35 tahun, jangan menunggu sampai satu tahun. Berkonsultasilah dengan dokter jika kehamilan tidak terjadi setelah enam bulan melakukan hubungan seksual secara rutin dan tanpa kontrasepsi. [11]
    • "Infertilitas" tidak sama dengan "sterilitas". Pada kondisi infertilitas, kehamilan masih dapat terjadi, dengan ataupun tanpa pertolongan medis. Jangan menganggap diri Anda mustahil hamil.
  3. Dokter kemungkinan menganjurkan Anda dan pasangan menjalani pemeriksaan fertilitas lengkap. Sampel sperma dari pasangan perlu diteliti untuk memastikan jumlah dan motilitas sperma normal. Anda perlu menjalani berbagai tes untuk memastikan kadar hormon dan proses ovulasi tubuh Anda normal. Jika hasil semua tes normal, dokter kemungkinan menganjurkan pemeriksaan oviduk. [12]
  4. Dokter mungkin menganjurkan prosedur sonohysterogram . Pada prosedur ini, dokter menggunakan ultrasonografi untuk mendeteksi massa di uterus. Massa di uterus terkadang dapat menyebabkan oviduk tersumbat. [13]
  5. Pada prosedur hysterosalpingogram (HSG), dokter menginjeksikan pewarna khusus ke oviduk, melalui serviks. Selanjutnya, pemeriksaan sinar X dilakukan untuk melihat apakah oviduk tersumbat atau tidak. [14]
    • Prosedur hysterosalpingogram dilakukan tanpa anestesi. Hysterosalpingogram hanya menyebabkan nyeri atau kram ringan, yang dapat diredakan dengan mengonsumsi ibuprofen satu jam sebelum menjalani prosedur ini.
    • Prosedur hysterosalpingogram biasanya membutuhkan waktu selama 15-30 menit. Risiko prosedur ini antara lain infeksi pelvis dan kerusakan sel atau jaringan akibat paparan radiasi. [15]
    • Jika dokter mencurigai penyumbatan oviduk, prosedur hysterosalpingogram kemungkinan dilakukan dengan pewarna berbahan minyak karena minyak terkadang dapat menghilangkan sumbatan di oviduk. [16]
  6. Tergantung hasil sonohysterogram dan hysterosalpingogram , dokter mungkin menganjurkan Anda menjalani prosedur laparoscopy . Pada prosedur ini, dokter membuat irisan di dekat pusar untuk mendeteksi dan, pada beberapa kasus, menghilangkan jaringan penyumbat oviduk. [17]
    • Prosedur laparoscopy umumnya dianjurkan hanya setelah tes infertilitas yang lain dilakukan karena prosedur ini lebih berisiko; laparascopy dilakukan dengan anestesi umum sehingga memiliki berbagai risiko yang sama dengan operasi besar.
  7. Hasil berbagai pemeriksaan di atas dapat digunakan untuk memastikan apakah penyumbatan terjadi pada salah satu atau kedua oviduk. Konsultasikan dengan dokter mengenai tingkat keparahan penyumbatan oviduk. Diagnosis spesifik sangat penting untuk menentukan metode pengobatan yang tepat.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mempelajari Penyebab Penyumbatan Oviduk

PDF download Unduh PDF
  1. Mengetahui penyebab penyumbatan oviduk membantu dokter menentukan metode pengobatan yang tepat. IMS merupakan salah satu penyebab umum penyumbatan oviduk. Klamidia, gonore, dan IMS yang lain dapat menimbulkan pembentukan jaringan parut yang selanjutnya menyumbat oviduk serta mencegah kehamilan. Jaringan parut tersebut dapat tetap ada, bahkan meskipun IMS sudah diobati sampai sembuh sepenuhnya. [18]
  2. PID dapat disebabkan oleh IMS serta menimbulkan penyumbatan oviduk. Pasien yang pernah atau sedang terkena PID berisiko lebih tinggi mengalami penyumbatan oviduk serta infertilitas. [19]
  3. Pasien endometriosis mengalami pertumbuhan jaringan uterus di luar lokasi normal, misalnya menempel pada ovarium, oviduk, atau organ tubuh yang lain. Dengan kata lain, endometriosis dapat menyebabkan penyumbatan oviduk. [20]
  4. Jika pasien pernah mengalami infeksi uterus, akibat keguguran atau aborsi, jaringan parut kemungkinan terbentuk serta menyumbat salah satu atau kedua oviduk.
    • Meskipun di Amerika Serikat jarang terjadi, tuberkulosis pelvis juga dapat menyebabkan penyumbatan oviduk. [21]
  5. Kehamilan ektopik terjadi karena telur yang telah dibuahi sperma menempel di lokasi yang salah, misalnya di oviduk. Kehamilan ektopik tidak dapat tumbuh normal. Saat kehamilan ektopik pecah atau diangkat, jaringan parut dapat terbentuk serta menyebabkan penyumbatan oviduk. [22]
  6. Operasi perut, khususnya operasi pada oviduk, meningkatkan risiko penyumbatan oviduk.
    Iklan

Tips

  • Bahkan meskipun penyumbatan oviduk tidak dapat dihilangkan atau kehamilan tidak mungkin terjadi, masih ada pilihan lain. Anda dapat mengadopsi atau mengangkat anak asuh jika ingin menjadi ibu.
  • Jika penyumbatan hanya terjadi pada satu oviduk, pasien masih dapat hamil tanpa metode pengobatan apa pun. Penyebab penyumbatan oviduk serta kondisi kesehatan organ reproduksi yang lain memengaruhi apakah metode pengobatan tertentu diperlukan atau tidak. Berkonsultasilah dengan dokter.
  • Infertilitas dapat menyebabkan stres parah. Ada baiknya kondisi mental tersebut diatasi. Berkonsultasilah dengan terapis atau bergabunglah dengan kelompok dukungan jika merasa sangat terbebani. Selain itu, terapkan juga pola hidup sehat: menyantap makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.572 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan